Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purnama Satria Bakti
"ABSTRAK
Latar belakang: Tuberkulosis TB adalah penyakit yang masih merupakan masalah global dan dapat melibatkan seluruh organ, termasuk organ-organ gastrointestinal. Insidensi dan angka kesakitan dari TB abdomen terus meningkat pada dekade terakhir, namun penegakkan diagnosa TB abdominal seringkali menemui kendala.Metode: Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif potong lintang dengan menggunakkan rekam medis penderita dengan diagnosa TB abdomen yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional RSUPN Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Fatmawati periode Januari 2011 hingga Desember 2013.Hasil: Ada 48 pasien, dengan kisaran umur 1-85 tahun, dengan pasien perempuan lebih banyak rasio laki-laki banding perempuan= 1:1,4 . Mayoritas pasien berkisar antar usia 25-44 tahun 47,9 , dengan keluhan utama tersering adalah nyeri abdomen. Hanya 15 penderita 31,25 yang memiliki gambaran rontgen TB paru. Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil yang cukup beragam. Kesimpulan: Mendiagnosis TB abdominal masih sering terkendala karena tidak adanya keluhan dan gejala yang khas serta tidak ada pemeriksaan penunjang yang memiliki nilai diagnostik yang tinggi. Sehingga, kombinasi dari anamnesis, pemeriksaan fisis, serta pemeriksaan penunjang diperlukan untuk dapat menegakkan diagnosa TB abdomen.Kata kunci: TB abdomen, gambaran klinis

ABSTRACT
Introduction Abdominal Tuberculosis TB is a global burden and can infect many organs, including gastrointestinal organs. There has been an increase in the incidence and morbidity rate of abdominal TB. However, there are still some hurdles in diagnosis abdominal TB.Methods This study is a descriptive cross sectional study using medical records of patients diagnosed with abdominal TB that are hospitalized in RSUPN Cipto Mangunkusumo and RSUP Fatmawati from January 2011 to December 2013.Results There was a total of 48 patients included in this study whose age ranges from 1 85 years old, and predominantly were female male to female ratio 1 1,4 . Majority of the patients were in 25 44 years old 47,9 with the most common chief complaint was abdominal pain. Only 15 patients 31,25 had radiographical findings suggestive of pulmonary TB. Laboratory tests results were varied.Conclusion Diagnosing abdominal TB is often difficult due to the wide array of signs and symptoms, and also the unavailability of auxillary examinations with high diagnostic value. Therefore, a combination of anamnesis, physical examination, and supporting examinations are needed to diagnose abdominal TB.Keywords Abdominal TB, clinical presentation"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taqwa Rizki Fadhilah
"Latar Belakang: Nyeri tulang belakang adalah masalah umum di kalangan orang dewasa. Ini dapat mengakibatkan pembatasan aktivitas dan absensi pekerjaan. Penyakit tulang belakang lainnya seperti nyeri leher dan nyeri pinggang juga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang meningkat, terutama di kalangan remaja. Penyakit tulang belakang dapat disebabkan oleh kerusakan tulang belakang atau saraf yang menyebabkan rasa sakit dan gangguan stabilitas tulang belakang. Di Indonesia, nyeri punggung sering diabaikan atau diobati sendiri sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penanganan yang tepat. Masih kurang penelitian tentang profil operasi tulang belakang di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan sedikit data epidemiologis penyakit tulang belakang yang dipublikasikan di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif terhadap pasien bedah tulang belakang di departemen bedah saraf RSCM dari Januari 2018 hingga Desember 2022 yang bertujuan untuk menggambarkan profil demografi, presentasi klinis, dan waktu antara gejala pertama dan operasi pasien. Data akan dikumpulkan dari semua rekam medis yang tersedia dan dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistik 24.0. Data tersebut akan ditabulasikan dan disajikan secara deskriptif.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 363 pasien, dengan usia rata-rata 46,55 ± 15,732 tahun. Mayoritas pasien (41,1%) mengalami keterlambatan lebih dari 12 bulan antara onset gejala pertama dan operasi. Gejala klinis yang paling umum adalah defisit sensorik bilateral (44,6%) dan nyeri radikular (29,2%), dan penyakit tulang belakang degeneratif, terutama degenerasi lumbal (25,4%), adalah etiologi yang paling umum.
Kesimpulan: Penelitian ini menggarisbawahi prevalensi penyakit tulang belakang degeneratif dan menyoroti pentingnya diagnosis dan intervensi tepat waktu untuk meningkatkan hasil bedah untuk kondisi penytulang belakang di Indonesia.

Introduction: Back pain is a common issue among adults. It can result in activity restrictions and job absences. Other spinal diseases such as neck pain and low back pain are also becoming a rising public health concern, especially among teenagers. The number of spinal surgeries has almost doubled from 2004 to 2015. Spinal disease can be caused by damage to the spine or nerves, leading to pain and impaired spinal stability. In Indonesia, back pain is often ignored or self-treated, leading to a delay in proper treatment. There is a lack of studies on the profiles and outcomes of spinal surgeries in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) and little to no published epidemiological data of spinal diseases in Indonesia.
Method: This study is a retrospective observational study of spinal surgery patients at the department of neurosurgery RSCM from January 2018 to December 2022 that aims to describe demographic profiles, clinical presentations, and time between first symptoms and surgery of the patients. The data will be collected from all available medical records and analyzed using IBM SPSS Statistics 24.0.  The data will be tabulated and presented in a descriptive manner.
Results: The study included 363 patients, with a mean age of 46.55 ± 15.732 years. The majority of patients (41.1%) experienced delays of more than 12 months between first symptom onset and surgery. The most common clinical symptoms were bilateral sensoric deficits (44.6%) and radicular pain (29.2%). Degenerative spinal diseases, particularly lumbar degeneration (25.4%), were the most common etiology.
Conclusion: The findings underscores the prevalence of degenerative spinal diseases and highlights the importance of timely diagnosis and intervention to improve surgical outcomes for spinal conditions in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library