Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chrisma A. Albandjar-Oemardi
Abstrak :
Latar Belakang: Laringoskopi dan intubasi dapat mengakibatkan perubahan kardiovaskular yang merugikan. Pada studi ini dibandingkan keefektifan premedikasi clonidine 4 mcg/kgbb dengan fentanyl 2 mcg/kgbb untuk menekan tanggapan kardiovaskular akibat laringoskopi dan intubasi orotrakca. Metode: Sembilan puluh pasien ASA I-II yang akan menjalani pembedahan elektif dalam anestesia umum dan menjalani prosedur intubasi orotrakea secara acak tersamar ganda dibagi menjadi dua kelompok: 45 pasien mendapatkan premedikasi clonidine 4 mcg/kgbb dan 45 pasien lainnya mendapatkan fentanyl 2 mcg/kgbb. Parameter yang diamati, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik tekanan arterti rata-rata, dan laju nadi, diukur secara berkala hingga 5 menit pasca intubasi. Hasil: Clonidine secara bermakna lebih dapat menekan kenaikan tekanan darah sistolik, diastolil, dan tekanan arteri rata-rata dibandingkan fentanyl. Tidak ada perbedaan yang bermakna efek premedikasi clonidine dan fentanyl dalam menekan laju nadi. Efek samping yang didapatkan pada kelompok clonidinc adalah 1 pasien menglami hipotensi, sedangkan pada kelompok fentanyl 12 pasien mengalami depresi pemapasan. Kesimpulan: Preredikasi clonidine 4 mcg/kgbb lebih baik dalam menekan tanggapan kardiovaskular dibandingkan fentanyl 2 mcg/kgbb
Background: Laringoscopy and intubation can alter cardiovascular response. The purpose of our study was to investigate, whether premdication clonidine 4mcg/kg or fentanyl 2 mcg/kg is more efficient to attenuate stress response due-to intubation Method: This is a randomized double blind study. Ninty patients ASA I-II undergo elective surgery under general anesthesia and intubation were treated with clonidine (n=45) or fentanyl (n=45) prior to induction of anesthesia. Systolic blood pressure, diastolic blood pressure, mean arterial pressure, and heart rate were measured at predefined intervals until 5 minutes after intubation. Result: Clonidine significantly attenuated systolic, diastolyc pressure, and mean arterial pressure compared to fentanyl. There was no significant difference in heart rate. During observation there was 1 patient in clonidine group that suffered hypotension, and 12 patients in fentanyl group had respiratory depression. Conclusion: Clonidine (4 mcg/kg) is more efficient than fentanyl (2 mcg/kg) in blunting cardiovascular response due to laryngoscopy and endotracheal intubation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulung, Navy Gerard Humphrey Matasak Lolong
Abstrak :
Latar belakang : Suatu penelitian menyatakan bahwa penambahan klonidin 45 pg pada bupivakain plus fentanil intratekal menurunkan tekanan darah dan tidak menambah durasi analgesia persalinan. Penelitian lainnya menyatakan bahwa penambahan bupivakain hiperbarik segera setelah fentanil intratekal dapat meningkatkan durasi analgesia. Kami membandingkan penambahan bupivakain 2,5 mg hiperbarik dengan penambahan klonidin 45 μg pada campuran bupivakain 2,5 mg 0,1 % dan fentanil 25 μg. Metode : Sebanyak 34 ibu bersalin dengan pembukaan serviks z3 sm dirandomisasi ke dalam 2 grup. Grup pertama menerima campuran bupivakain 2,5 mg 0,1% dan fentanil 25 pg diikuti oleh bupivakain 2,5 mg 0,5% hiperbarik (grup BH, n=17). Grup kontrol menerima campuran bupivakain 2,5 mg 0,1% plus fentanil 25 μg plus klonidin 45 μg diikuti oleh NaCl 0,9% (grup K, n=17). Dari posisi duduk saat penyuntikan obat, pasien dibaringkan dengan posisi 30° sepanjang sisa persalinan. Dilakukan pencatatan durasi analgesia, skor VAPS, skor Bromage, efek samping, lama persalinan, jenis persalinan, skor APGAR dan tingkat kepuasan ibu bersalin. Hasil : Ibu bersalin dalam grup K memiliki durasi analgesia yang lebih lama (Tara-rata 168 menit, kisaran 140-240 menit) daripada ibu bersalin dalam grup BH (rata-rata 126 menit, kisaran 105-150 menit) (p<0,001). Grup BH juga memiliki lebih banyak ibu bersalin yang mengalami blok motorik (p=0,003). Efek samping lainnya seimbang di antara kedua grup, dengan catatan bahwa tidak ada kejadian mual-muntah pada kedua grup, dan hanya 1 kejadian hipotensi pada grip BH. Kesimpulan : Penambahan klonidin 45 μg pada bupivakain 2,5 mg 0,1% dan fentanil 25 μg menghasilkan durasi analgesia yang lebih lama dibandingkan penambahan bupivakain 2,5 mg 0,5% hiperbarik segera setelah bupivakain 2,5 mg 0,1% dan fentanil 25 μg.
Background : One study reported that the addition of clonidine 45 pg to intrathecal bupivacaine and fentanyl reduced blood pressure and did not increase the duration of analgesia. In another study, the addition of hyperbaric bupivacaine right after intrathecal fentanyl increased the duration of analgesia. We compared the duration of analgesia of intrathecal hyperbaric bupivacaine 2,5 mg right after intrathecal bupivacaine 2,5 mg 0,1 % and fentanyl 25 μg with that of intrathecal bupivacaine 2,5 mg 0,1% and fentanyl 25 μg and clonidine 45 μg. Method : Thirty-four parturients with a cervical dilation 3 cm were randomized into 2 groups. The first group received intrathecal bupivacaine 2,5 mg 0,1% and fentanyl 25 μg which followed immediately by hyperbaric bupivacaine 2,5 mg 0,5% (group BH, n=17). The second group received intrathecal bupivacaine 2,5 mg 0,1% and fentanyl 25 μg and clonidine 45 μg followed immediately by NaCl 0,9% 0,5 ml (group K, n=17). After the administration of the drugs, the position of the patient was changed from sifting to supine with 30° elevation of torso. We collected the data of duration of analgesia, VAPS score, Bromage score, other side effect, duration of labor, type of labor, APGAR score and the maternal satisfaction. Results : The duration of analgesia of group K (mean 168 minutes, range 140-240 minutes) is longer than group BH (mean 126 minutes, range 105-150 minutes) (p<0,001). There was more patient with motoric block in group BH than in group K (p=0,003). The other side effects are equal ini both groups. We noted that there was no nauseaNomiting in both group, and there was only one patient BH got hypotension which treated easily. Conclusion : The addition of clonidine 45 μg to intrathecal bupivacaine 2,5 mg 0,1% and fentanyl 25 pg results in longer duration of analgesia compared with the addition of hyperbaric bupivacaine 2,5 mg 0,5% right after bupivacaine 2,5 mg 0,1% and fentanyl 25 μg.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faathimah Adiibah
Abstrak :
Laporan ini membandingkan monografi bahan baku amlodipin, clonidine, dan talkum yang terdapat dalam Farmakope Indonesia VI dengan British Pharmacopeia 2022 dan European Pharmacopeia 11. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami persyaratan dan pengujian bahan obat pada ketiga farmakope tersebut. Metode yang digunakan adalah perbandingan parameter-parameter pengujian yang terdapat dalam monografi bahan obat di ketiga farmakope menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dalam persyaratan dan pengujian bahan obat di ketiga farmakope. Kesimpulannya, meskipun ada beberapa perbedaan, ketiga farmakope memberikan pedoman yang jelas dalam pengujian dan persyaratan kualitas bahan obat yang digunakan di Indonesia. ...... This study compares the monographs of raw materials amlodipine, clonidine, and talc found in the Indonesian Pharmacopoeia VI with the British Pharmacopoeia 2022 and the European Pharmacopoeia 11. The aim of this study is to identify and understand the requirements and testing of drug substances in the three pharmacopoeias. The method used is a comparison of the testing parameters contained in the monographs of drug substances in the three pharmacopoeias using Microsoft Excel. The results show that there are some similarities and differences in the requirements and testing of drug substances in the three pharmacopoeias. In conclusion, despite some differences, the three pharmacopoeias provide clear guidelines on the testing and quality requirements of drug substances used in Indonesia.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library