Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 282 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evan Libriandy
Abstrak :
ABSTRACT
Cadangan gas alam di Indonesia rata-rata memiliki kandungan CO2 yang tinggi. Karbondioksida CO2 dalam gas alam menjadi masalah dalam proses pengolahan gas bumi. CO2 akan mengurangi nilai kalor gas dari gas alam. Pada proses produksi LNG, CO2 harus dihilangkan karena akan membeku pada peralatan kriogenik. Absorpsi dengan senyawa alkanolamine seperti MEA, DEA, dan MDEA adalah teknologi yang umum digunakan dalam proses penghilangan CO2 dari gas bumi. Namun, teknologi ini memiliki banyak kekurangan seperti biaya operasional tinggi, regenerasi yang sulit, korosif, dan degradasi pelarut. Deep Eutectic Solvent DES bersifat stabil secara kimia dan termal, tidak korosif tidak mudah terbakar, dan tidak volatil sehingga lebih aman dan meningkatkan efisiensi regenerasi dibandingkan dengan pelarut lain pada yang umum digunakan seperti alkanolamine. DES juga disebut sebagai designer solvent karena sifatnya yang dapat di design sedemikian rupa untuk tujuan tertentu dengan mengkombinasikan berbagai HBA dan HBD. DES didefiniskan sebagai larutan yang berada dalam keadaan eutectik yang pertama kali dikemukakan oleh Abbot pada tahun 2003. Penelitian ini menggunakan DES berbasis Betain Anhidrat sebagai Hydrogen Bond Acceptor HBA dengan MDEA, Asam Levulinik, dan 1,2-Propanediol sebagai hydrogen bond donor HBD dengan rasio molar masing-masing 1:3 dan 1:6. Betain anhidrat merupakan senyawa ammonium kuartener selain kolin klorida yang digantikan karena sifatnya sangat higroskopis dan harga yang lebih tinggi. Penelitian absorpsi CO2 menggunakan metode volumetrik. Rasio antara mol CO2 yang mampu diabsorpsi oleh setiap mol DES dan tekanan gas dihitung dari data kelarutan. Kelarutan CO2 menggunakan DES meningkat seiring dengan kenaikan tekanan absorpsi pada suhu isotermal. Selain itu didapati bahwa gugus fungsi HBD, polaritas, dan viskositas mempengaruhi kelarutan CO2 dalam DES. DES dengan komposisi Betain-MDEA 1:6 memiliki kapasitas absorpsi CO2 terbesar yaitu 0,163 mol CO2/mol DES pada tekanan 8,855 bar.
ABSTRACT
Most of natural gas reserves in Indonesia has high CO2 concentration. CO2 become a problem in natural gas processing. CO2 is lowering the heating value of natural gas and at LNG processing, CO2 must be removed because it will freeze in equipments at criogenic condition. Absorption by alkanolamine such as MEA, DEA and MDEA is general technology of CO2 removal. However, this technology has several disadvantages such as high operational cost, regeneration problem, corrosive and solution degradation. Deep eutectic solvent DES is both thermally and chemically stable, non corrosive, non flammable and non volatile thus is able to be used safely and increasing solvent regeneration efficiency compared to alkanolamine. The freedom to variate HBA and HBD to achive certain characteristic for specific goal make DES called as designer solvent. DES is a solution in eutectic condition, introduced by Abbot in 2003. DES has low vapour, polarity and selectivity that can be customized. These properties make DES has potential as natural alternative absorbent. In this research, Betaine Anhydrous Based Deep Eutectic Solvent are used. Betaine Anhydrous is used as hydrogen bond acceptor with MDEA, Levulinic Acid and 1,2 Propanediol as hydrogen bond donor with each rasio molar of 1 3 and 1 6. Betaine is choosed as cholin chloride replacement because betaine characteristic is less hygroscopic than cholin chloride and can be found at lower price. This CO2 absorption research uses volumetric method. The ratio of moles from CO2 which can be absorbed per mole DES and the pressure of gas is calculated from the solubility data. The solubility of CO2 in DES increased at higher absorption pressure when the temperature is isothermal. The other factor such as viscosity, polarity and functional group of HBD affecting the solubility of CO2 in DES. Betaine MDEA 1 6 has highest ability to absorp CO2 with absorbing capacity of 0.16356 mol CO2 mol DES at 8.855 bar.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Martanto
Abstrak :
Gas emisi CO2 dari industri gas berkontribusi terhadap pemanasan global sehingga perlu dikurangi atau diolah lebih lanjut. Salah satu cara pengolahan lanjutan CO2 dari gas industri adalah melalui pemanfaatan menjadi bahan baku untuk bahan kimia lain. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi CO2 menjadi methanol melalui proses hidrogenasi yang dilakukan lewat evaluasi tekno-ekonomi. Sumber CO2 berasal dari beberapa lapangan gas di Indonesia yaitu lapangan Jawa Timur, lapangan Sulawesi Tengah, lapangan Jawa Tengah dan lapangan Jawa Barat. Sumber hidrogen berasal dari elektrolisis air menggunakan solar PV yang dilengkapi dengan baterai sebagai sumber listrik. Simulasi proses dilakukan dengan menggunakan software Aspen HYSYS V.12 dan Aspen Plus V.12. Evaluasi teknis dilakukan melalui perhitungan konsumsi massa CO2, konversi CO2 dan luas area PV yang dibutuhkan per unit produk methanol. Evaluasi ekonomi dilakukan melalui perhitungan levelized cost of process. Aspek lingkungan dievaluasi dengan menggunakan life cycle assessment. Hasil penelitian menunjukkan nilai konsumsi CO2 dari lapangan gas processing facility Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan Jawa Barat berada di antara rentang 1,40 – 1,59 ton CO2/ ton MeOH, konversi CO2 berada di rentang 93,29% - 98,83% dan luas PV yang diperlukan berada di rentang 28,52 – 38,15 ribu m2/ ton MeOH. Emisi CO2 berada di rentang -0,201 dan -0,561 kg-CO2eq / kg-MeOH. Biaya produksi hidrogen untuk gas processing facility Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan Jawa Barat berturut-turut adalah 3,1, 8,79, 5,42 dan 7,70 USD/ kg H2. Biaya produksi methanol untuk gas processing facility Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan Jawa Barat berturut-turut adalah 562,48, 1.960,87, 1.196,21 dan 1.344,88 USD/ ton methanol. Jika dibandingkan dengan sistem PV-Baterai, PV-Grid akan memberikan nilai LCOH dan LCOM lebih rendah tetapi PV-Grid menghasilkan nilai LCA positif artinya ada emisi CO2 yang dibuang ke lingkungan. ......One of the emission CO2 source is coming from outlet gas industry. The CO2 emission contributes to global warming then it should be diminished or processed further. One of the ways that CO2 from the gas industry is utilized by using it as a raw material to create other chemical or low carbon chemical. This study intends to examine the techno-economic and environmental aspect of CO2 hydrogenation to blue methanol with CO2 source from gas fields East Java, Central Sulawesi, Central Java, and West Java. Using solar PV and batteries as power sources, hydrogen is produced from water electrolysis. Using Aspen HYSYS V.12 and Aspen Plus V.12, the process system was simulated. CO2 mass consumption, CO2 conversion, and the required PV area were used in the technical evaluation. The economic evaluation was performed using a levelized cost of process. The environmental aspect was evaluated using life cycle assessment. The result shows that CO2 mass consumption of gas processing facility East Java, Central Sulawesi, Central Java and West Java were in the range between 1.40 – 1.59 ton-CO2/ ton-MeOH range, CO2 conversion were in the range between 93.29% - 98.83% and PV area required in the range between 28.52 – 38.15 ribu m2/ ton MeOH. CO2 emission were in the range between -0.201 and -0.561 kg-CO2eq / kg-MeOH. The hydrogen production cost for gas field in East Java, Central Sulawesi, Central Java and West Java were 3.10, 8.79, 5.42 and 7.70 USD/kg H2, respectively The methanol production cost for gas field in East Java, Central Sulawesi, Central Java and West Java 562.48, 1,960.87, 1,196.21 and 1,344.88 USD/ton-MeOH, respectively. Compared with PV-Battery System, PV-Grid System has lower LCOH and LCOM value but the system has positive LCA which means any CO2 emissions to environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Khozin Setiawan
Abstrak :
Chlorella vulgaris Buitenzorg adalah organisme yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produsen biomassa. Mikroalga ini mengandung banyak nutrisi yang dapat berperan sebagai antioksidan dan antivirus bagi tubuh. Selain itu kandungan klorofilnya yang tinggi menjadikan Chlorella vulgaris Buitenzorg sebagai organisme pemfiksasi CO2 yang efektif. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah melakukan alterasi intensitas cahaya. Penelitian sebelumnya menunjukkan metode ini dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 1,61 kali dan kemampuan fiksasi CO2 meningkat 3 kali dibandingkan pemberian cahaya dengan intensitas yang sama. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari gas buang terhadap ketahanan Chlorella vulgaris Buitenzorg serta mengetahui kemampuan fiksasi karbondioksida oleh mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg. Penelitian ini menggunakan gas buang dari hasil pembakaran LPG yang komposisinya sudah dimodelkan dengan komposisi gas masukan 0.3 % LPG, 5 % CO2 dan 94.7 % udara. Chlorella vulgaris Buitenzorg akan dikultivasi dalam medium beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29_C, tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu Phillip Halogen 20W/12V/50Hz, volume reaktor 18 dm3, dan rentang intensitas cahaya yang dipakai adalah 4.5-35 klux. Perlakuan alterasi pencahayaan meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris Buitenzorg sampai 1.5 kali, sedangkan kemampuan fiksasi CO2 meningkat sebesar 2 kali dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Pencahayaan alterasi juga menghasilkan ketahanan yang lebih baik terhadap LPG daripada pencahayaan kontinyu, hal ini dapat dilihat dari ketahanan sel yang lebih baik, yaitu selama 176 jam, sedangkan pencahayaan kontinyu menghasilkan ketahanan sebesar 128 jam sebelum memasuki fase kematiannya.
Chlorella vulgaris Buitenzorg is a potential organism to be generated as biomass producer. This microalgae species contain some nutrition that can be used as antioxidant and anti-virus for human s body. Besides high amount of chlorophyll compositions make this microalgae as effective organism in CO2 fixation. Previous research using the same method showed that this method can be used to enhance biomass Chlorella sp. production until 1.61 time and by using this method CO2 fixation s ability become greater 3 times than lightening with same intensity. The main purpose of this research is to investigate effect of exhaust gas to the Chlorella sp. resistant and to evaluate CO2 fixation by this microalgae. This research used exhaust gas from LPG combustion that its compositions have been modelized. Inlet gas composition is 0.3 % LPG, 5 % CO2, and 94.7 % air. Chlorella vulgaris Buitenzorg was cultivated in Beneck Medium as source of nutrition in 29_C, 1 atm, light lamp source used is Phillip 20 W/12 V/ 50 Hz. Reactor volume is 18 dm3 and range of light intensity is 4.5-35 klux. Alterating lightening treatment could enlarge Chlorella sp. biomass production until 1.5 times. Besides fixation CO2 ability could escalate until 2 times that constant lighting. Alterating lightment make microalgae resistant to LPG become better than constant lighting. This conclusion known from longer cell life time which about 176 hours. Besides, continues lightening resulted shorter life time which is about 128 hours before death phase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Toni
Abstrak :
Tingginya kandungan CO2 yang terdapat pada sumur pengeboran merupakan masalah pada proses selanjutnya dan juga berdampak pada lingkungan. Alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengkonversi CO2 menjadi metanol.

Metanol merupakan salah satu produk kimia yang dalam jumlah besar digunakan sebagai bahan baku pada bermacam industri karena dapat direaksikan menjadi barbagai macam produk kimia lainnya seperti formaldehid, klorometana, asam asetat. Bahkan metanol berperan penting menjadi bahan bakar yang dapat bersaing dengan bahan bakar lainnya yang sudah ada.

Di dalam penelitian ini digunakan aditif Ga2O3 yang terbukti dapat memperluas permukaan katalis sehingga konversi yang dihasilkan meningkat dan juga berpengaruh dalam mengurangi energi aktivasi desorpsi yang diketahui setelah dilakukan uji TPD. Aditif Ga juga terbukti mempunyai konversi CO2 tertinggi dibandingkan dengan katalis yang berbasis CuO/ZnO/Al2O3 yang dibuat sebagai katalis pembanding.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Birgitta Sekar Winda Saputra
Abstrak :
Meningkatnya kadar emisi CO merupakan salah satu indikator penurunan kualitas lingkungan. Pembangunan perekonomian suatu negara melalui berbagai sektor sebagai wujud pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Selain ditopang dari kemampuan dalam negeri, investasi menjadi kerja sama yang baik bagi negara investor maupun negara yang menerima investasi tersebut. Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment dapat diimplementasikan melalui pembangunan perusahaan maupun transfer teknologi yang secara tidak langsung dapat menghasilkan residu yang dapat mencemari lingkungan, salah satunya emisi CO2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penanaman modal asing langsung atau foreign direct investment (FDI) terhadap emisi gas karbon dioksida (CO2) di negara anggota G-20. Data yang digunakan adalah FDI, emisi CO2, GDP per kapita sektor industri dan GDP per kapita sektor transportasi dari negara anggota G-20. Pada penelitian ini menggunakan data panel dengan pendekatan metode Generalized Method of Moments (GMM), periode analisis dari tahun 2005 sampai tahun 2021. Hasil estimasi GMM menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari FDI terhadap emisi CO di negara anggota G20. ......The increased CO2 indicator is one of the factor environments degrading quality. Economic development of a country through various sectors shows implementation of its governments to build the wellbeing of society. However, the factors it’s not only supported by domestic, investment being the great cooperation between the investor country and the investing country. Foreign direct investment shall be implemented through company development and technology transfer that indirectly results in residues which are able to pollute the environment, one of the causes is CO2. The purpose of this study is to analyze the impact of foreign direct investment carbon dioxide (CO2) emission in the member of G-20 countries. The data collected from this study are, FDI, CO2 emission, GDP per capita of industry sector, and GDP per capita of transportation sector of G-20 member countries. This study utilizes a data panel with Generalized Method of Moments (GMM) method, sampled from analysis period 2005 until 2021. GMM estimates that there are significant impacts of FDI to CO2 emission in members of G-20 countries.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisman
Abstrak :
Oksigen, panas dan bahan bakar merupakan unsur penyebab terjadinya reaksi pembakaran. Pada komposisi dan titik nyala (Flash Point) tertentu reaksi ketiga unsur tersebut dapat melangsungkan reaksi pembakaran. Permasalahannya adalah keterbatasan mengidentifikasi suatu aktivitas, proses yang dapat membuat bahan bakar, oksigen dan panas dapat melangsungkan reaksi pembakaran. Perencanaan sistem pemadaman kebakaran akan dititikberatkan pada sistem pemipaan untuk menghasilkan aliran CO2 dan Foam yang cukup dalam mengatasi kebakaran secara cepat dan efektif. Sistem jaringan pipa CO2 pada ruang mesin dan pompa akan membutuhkan diameter pipa tertentu untuk menghasilkan discharge pressure yang cukup besar, sehingga dengan Total Flooding System konsentrasi CO2 mampu mampu melemahkan reaksi pembakaran. Sistem jaringan pipa Foam pada Main Deck dan Poop Deck direncanakan akan mampu menyelimuti ruang tangki minyak dan seluruh panjang kapal dengan memeperhitungkan kebutuhan Discharge Pressure yang sampai ke masing-masing Hose Box dengan laju aliran yang cukup. Perencanaan sistem pemadaman kebakaran kapal tanker disesuaikan dengan aturan-aturan Nippon Kaiji Kyokai yang mengacu NFPA (National Fire Protection Association) dan SOLAS (Safety Of Life at Sea) yang telah diakui kapabilitas dan kredibilitasnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pemanasan global telah menjadi salah satu topik utama dalam masalah lingkungan. Naiknya kandungan CO2 menjadi salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca. Oleh karena itu, telah dilakulcan usaha untulc mengurangi kandungan CO; tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mencoba memanfaatkan gas CO; menjadi produk yang berguna, antara lain adalah dengan Eksasi CO2 untuk menghasilkan biomassa menggunakan Chlorella sp. Saat ini Chlorella telah diteliti Oleh banyak ahli karena kemampuannya dalam menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai suplemen makanan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Clrlnreffa juga sangat mudah ditangani, karena memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik.

Fiksasi CO2 yang paling sederhana adalah clengan memanfaatkan proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini memerlukan beberapa komponen supaya beljalan dengan baik, antara lain kondisi operasi yang tepat, pencahayaan yang sesuai, dan nutrisi yang cukup.

Masalah yang terjadi adalah terganggunya proses fotosintesis apabila disinari oleh sinar dengan panjang gelombang tertentu dengan kadar yang terlalu besar. Sinar-sinar seperti Ultraviolet (UV) dan Infrared (IR) dapat berakibat mematikan kehidupan Chlorella apabila kadarnya melebihi batas yang diperbolehkan. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian untuk menguji sejauh mana sinar-sinar tersebut berdampak pada pertumbuhan Chlorella tersebut.

Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu mengkultur Chlorella sp. dalam medium Benneck yang selanjutnya digunakan dalam fotobioreaktor kolom gelembung. Variasi utama dalam penelitian ini adalah penggunaan sinar UV dan IR, sedangkan data yang diambil adalah jumlah/kerapatan sel (N), pl-I, dan selisih fraksi CO2 yang masuk dengan fraksi CO2 yang lceluar (Ay CO2). Kemudian dilakukan perhitungan dan perbandingan dari data yang dihasilkan pada kedua kondisi penyinaran.

Pada uji ketahanan Clxlorella sp., dapat terlihat bahwa nilai kerapatan sel tems menumn seiring berjalarmya walctu_ Hal ini disebabkan karena Chlorella sp. mengalami kematian disebabkan oleh radiasi sinar UV dan IR. Kondisi ini bertolak
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yendri Minggu Bali
Abstrak :
Pengembangan perangkat mikro yang baru dan inovatif sangat tergantung pada sistem dan proses manufaktur yang dapat diandalkan untuk memproduksi komponen berskala mikro dengan kualitas yang baik. Salah satu jenis manufaktur ini adalah fabrikasi mikro dengan menggunakan mesin Laser CO2. Penelitian ini dilakukan berupa eksperimen proses fabrikasi micropattern dengan beberapa variasi variabel bebas seperti jarak fokus, daya Laser dan kecepepatan nozzle Laser dengan metoda engraving menggunakan mesin Laser CO2 pada material acrylic dengan tebal 4 mm. Hasil fabrikasi diamati dan diukur menggunakan microscope digital dan surface tester SURFCOM untuk memperoleh variabel tak bebas fabrikasi berupa nilai kekasaran permukaan, lebar, dan kedalaman. Hubungan antara kedua variabel ini dianalisis dengan response surface methodology (RSM) yang menghasilkan persamaan hubungan untuk kedua variabel. Hasil analisis RSM menunjukkan bahwa variabel daya (P) memberikan hubungan yang linear terhadap kekasaran permukaan (Ra) dengan variabel kecepatan kecepepatan nozzle Laser sebagai variabel yang memberi pengaruh untuk kualitas permukaan yang baik (halus). Pada dimensi geometri pengaruh daya Laser (P) memberikan hubungan linear dengan pengaruh yang signifikan. Hasil analisis RSM memberikan grafik karakteristik dan juga persamaan matematik untuk kedua variabel yang dimanfaatkan untuk memprediksi kualitas hasil fabrikasi untuk membuat produk micromold. Hasil fabrikasi pola mikro untuk micromold ini diperoleh dengan kualitas nilai kekasaran permukaan (Rax) 17,55 µm, lebar celah (W) 135 µm dan kedalaman (D) 341 µm. ......The development of innovative micro components depends on the manufacturing system and process that reliable to produce the component in micro scale with good quality. In this case, using CO2 Laser is one of micro fabrication technique to fabricate material to get micro component. In this research, do an experiment to fabricate micropattern using engraving methode by Laser CO2 machine with several independent variables such as focus distance of nozzle Laser to workpiece (F), power of Laser (P), and velocity of nozzle Laser movement (V). The workpiece in this research is an acrylic. Result of fabrication process will be identified and measured using digital microscope and surface roughness tester to get the value of workpiece quality such as surface roughness and geometrical properties as the dependent variables. The relationship of both variables will be expressed in 3D curves characterictic and mathematical models were analyzed by response surface methodology (RSM). The result of the analysis indicate that power of Laser (P) and velocity of Laser nozzle movement (V) effect is the significant variables affecting the quality of micropattern and micromold fabrication. Micromold can be fabricated using Laser CO2 with roughness value (Rax) is 17,55µm, width of grove (W) 135 µm, depth (D) 341 µm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rayhan
Abstrak :
Reduksi gas CO2 secara elektrolisis dengan menggunakan elektroda Cu pada larutan elektrolit NaHCO3 dan buffer fosfat telah dilakukan. Metode elektrolisis arus tetap dilakukan pada arus 8A dengan potensial sebesar 7V. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan GC-TCD dan Gasboard-3000 setelah elektrolisis selama 30 menit. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini berupa laju alir gas CO2 murni dan variasi suhu ruang elektroda. Senyawa CO dihasilkan pada percobaan kali ini. Efisiensi faraday tertinggi pada reduksi CO2 ini adalah 6,53 % pada laju alir gas CO2 0,3L/menit dan suhu 10oC. Efisiensi faraday ini sangat dipengaruhi oleh preparasi larutan elektrolit, elektroda dan juga transfer masa. ......The reduction of CO2 gas by electrolysis using Cu electrodes in NaHCO3 electrolyte solution and phosphate buffer was studied. Constant current electrolysis was conducted at 8A with potential at 7V. The results were analyzed using GC-TCD and Gasboard-3000 after electrolysis for 30 minutes. The variations applied in this study were the flow rate of pure CO2 gas and variations in the temperature of the electrode chamber. CO compounds are produced in this experiment. The highest faraday efficiency in this CO2 reduction is 6.53% at a CO2 gas flow rate of 0.3L / minute and a temperature of 10oC. Faraday efficiency is greatly influenced by the preparation of electrolyte solutions, electrodes and also mass transfer
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Microalgae can bring solution for reducing CO2 and as alternative sustainable energy source. CO2 reduction by microalgae was done by fixation of CO2 during photosynthesis while they grow. The objective of the study is to get pH condition from CO2 injection into cultivated microalga that gives better productivity of biomass
620 SCI 37:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>