Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Nurul Aini
Abstrak :
ABSTRAK
Kota Tanjungpinang adalah kota pesisir yang terletak di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau yang mengalami fenomena pertambahan penduduk setiap tahunnya yang memicu peningkatan konversi lahan menjadi kawasan terbangun dan penggunaan transportasi. Peningkatan penggunaan transportasi diduga meningkatkan konsentrasi CO2 di udara dan turut meningkatkan suhu udara. Tingginya konsentrasi CO2 di udara dapat diturunkan melalui penyerapan CO2 oleh tumbuhan agar suhu udara kembali normal. Hanya saja, tidak semua jenis tumbuhan dapat menyerap CO2 yang sama banyaknya sehingga perlu memilih jenis tumbuhan penyerap CO2 terbanyak berdasarkan nilai serapan CO2 oleh masing-masing jenis tumbuhan per satuan waktu tertentu yang diestimasi dari volume pohon yang berkaitan dengan ukuran diameter pohon. Hasil riset menunjukkan bahwa vegetasi Taman Pamedan Ahmad Yani dengan variasi ukuran diameter antara 30-185 cm dapat menyerap CO2 yang lebih banyak (391,9 ton/menit/ha) dibandingkan vegetasi Taman Laman Boenda dengan variasi ukuran diameter antara 20-117 cm (22,47 ton C/menit/ha). Walau begitu, serapan CO2 oleh tumbuhan memberikan pengaruh sangat kecil bagi penyejukan udara. Pengembangan tumbuhan berdaun tipis yang berukuran kecil perlu dilakukan karena kondisi fisik tumbuhan tersebut memiliki kemampuan penyejukan udara yang lebih baik.
ABSTRACT
Tanjungpinang is a coastal city in Bintan Island, Riau Island Province that experiences population growth phenomenon each year that raises land conversion activity into built areas and the transportation usage among city inhabitant. The raising of transportation usage was assumed to be the driving factor of high air temperature within city area and needs to be tackled by absorbing CO2 to reduce its concentration in the atmosphere and normalize air temperature. Unfortunately, the CO2 absorption capability of each species is varied, so it is necessary to select some species with the capability of absorbing much CO2 per specific time by estimating the trees volume. The findings indicate that vegetation within Pamedan Ahmad Yani Park (30-185 cm dbh) could absorb much CO2 (391,9 ton/minute/ha) than vegetation within Laman Boenda Park (22,47 ton C/minute/ha). Nevertheless, CO2 absorption by plants provides minor effect on cooling effect. Expanding plantation cover with thin-small sized plants leaves is highly recommend to be employed immediately because it has the better capability of cooling down the air temperature.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kajian Ilmu Lingkungan, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baity Hotimah
Abstrak :
ABSTRAK
Karbondioksida CO2 secara alamiah terkandung di dalam gas alam. Selain itu kekhawatiran pemanasan global yang dipicu oleh konsentrasi CO2 sebagai penyebab efek rumah kaca. Hal ini mendorong banyak penelitian untuk memisahkan CO2 tersebut dari Gas. Berbagai teknologi telah digunakan untuk pemisahan CO2. Ionic Liquids ILs telah terbukti mampu memisahkan CO2, tapi ada beberapa dampak penggunaan ILs yang mendorong pencarian alternatif cairan pemisahan. Salah satu solusi kimia yang telah dilakukan adalah dengan menggunakan Deep Eutectic Solvent. DES mampu mengikat CO2 melalui ikatan hidrogen dari larutannya. DES merupakan larutan yang lebih ekonomis. Natural based DES NADES diproduksi dari bahan alam bersifat tidak beracun dan biodegradable. NADES juga dapat melepaskan kembali CO2 dengan menggeser sifat termodinamikanya, sehingga mudah untuk diregenerasi. Penjerapan CO2 dilakukan dengan NADES menggunakan sel dengan jendela kaca saphire yang dapat mengamati proses adsorpsi CO2 secara visual. NADES pada penelitian ini adalah betain sebagai hydrogen bonding acceptor HBA dan senyawa 1,4-butanediol, etilen glikol, dan asam laktat sebagai hydrogen bonding donor HBD . Pencampuran HBA dan HBD dilakukan dengan tiga komposisi molar yang membentuk campuran homogen dan stabil pada suhu ruang, yaitu 1:2, 1:3 dan 1:4 betain- asam laktat, 1:3, 1:4 dan 1:5 betain-etilen glikol, dan 1:7, 1:8 dan 1:9 betain:1,4-butanediol. Absrorpsi CO2 dilakukan secara volumetrik dengan sel saphire pada tekanan sekitar 27 bar, suhu 30 C. Kapasitas absorbsi maksimum diserap oleh NADES dengan HBD asam laktat pada komposisi 1:2 molar, yaitu dengan nilai X CO2 mol CO2 teradsorb/mol CO2 awal mol NADES sebesar 0,0913 dengan dx/dp 0,00526. Tren kelarutan meningkat pada komposisi HBA yang lebih tinggi pada NaDES dengan HBD asam laktat dan etilen glikol. Akan tetapi NaDES dengan HBD 1,4-butanediol semakin meningkatkan kelarutan CO2 dengan bertambahnya komposisi molar HBD.
ABSTRACT
Carbon dioxide CO2 is naturally contained in natural gas. In addition, concerns of global warming triggered by CO2 concentrations as the cause of the greenhouse effect, prompted many studies to separate the CO2 from Gas. Various technologies have been used for the separation of CO2. Ionic Liquids ILs have been shown to be capable of separating CO2, but there are some impacts on the use of ILs that encourage the search for alternative liquid separations. One of the chemical solutions that has been done is to use Deep Eutectic Solvent DES . DES is able to capture CO2 through hydrogen bonds from the solution. DES is a more economical solution. Natural based DES NADES produced from natural materials is non toxic and biodegradable. NADES can also relinquish CO2 by shifting its thermodynamic properties, making it easy to regenerate. The CO2 absorption with NADES in this study was used an optical cell that can visualise the process in side. NADES in this study was made from betaine as hydrogen bonding acceptor HBA and 1,4 butanediol, ethylene glycol, and lactic acid as hydrogen bonding donor HBD . HBA and HBD mixed in some molar compositions, 1 2, 1 3 dan 1 4 betain asam laktat, 1 3, 1 4 dan 1 5 betain etilen glikol, dan 1 7, 1 8 dan 1 9 betain 1,4 butanediol. CO2 absorbtion conducted by volumetric methode in saphire cell at pressure 27 bar and temperature 30 C. The maximum solubility of CO2 was absorbed by NADES with lactic acid at 1 2 molar compotition, X CO2 mol CO2 absorpted mol NADES was 0,0913 and dx dp 0,00526. Solubility of CO2 increased with increasing HBA compotition in NADES that formed by HBD lactic acid and ethylene glycol, but NaDES that formed by HBD 1,4 butanediol showed different trend. The solubility of CO2 increased followed by the increasing of 1,4 butanediol molar composition.
2018
T51504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherlyn Esther Ramaida
Abstrak :
Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, variasi laju alir pelarut, dan alokasi cairan. Pada studi ini digunakan kontaktor membrane yang terdiri dari 50 serat PVC dan pelarut Triethanolamine. Laju alir gas yang digunakan adalah 0.1, 0.15 dan 0.2 L/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 200, 250, 300, 350, dan 400 mL/min. Kemampuan penyerapan paling baik adalah ketika laju alir pelarut sebesar 400 mL/min, laju alir gas sebesar 0.2 L/min dan mengalirkan pelarut di dalam fiber. ......In this study, the effectiveness of CO2 absorption through hollow fiber membrane contactor is evaluated based on the gas flow rate variation, solvent flow rate variation, and fluid allocations. The present stud involves a membrane contactor with 50 PVC fibers and Triethanolamine as solvent. Gas flow rate used was 0.1, 0.15 L and 0.2 L / min, while the rate of solvent used is 200, 250, 300, 350, and 400 mL / min. The absorption is at its best when the solvent flow rate is 400 mL/min, when gas flow rate is 0.2 L/min and by flowing the solvent inside the fiber.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Antonius Eriek Afindo
Abstrak :
Dalam rentang 20 tahun terakhir, berbagai penelitian menyebutkan bahwa kontaktor membran serat berongga dapat menjadi kontaktor gas-cair yang menjanjikan di tengah berbagai kendala pada kontaktor kolom konvensional. Namun, kualitas produk yang belum maksimal menuntut penelitian lanjut akan pelarut yang lebih kuat menyerap CO2. Untuk itu, penelitian ini mengevaluasi pelarut campuran Monoethanolamine dan Diethanolamine sebagai pelarut baru dalam percobaan absorpsi gas CO2 murni. Membran yang digunakan terbuat dari PVC dengan diameter luar 0,0015 m dan diameter dalam 0,0013 m. Hasil penelitian menyebutkan konsentrasi terbaik adalah 6%MEA+4%DEA (persen berat) dengan nilai kapasitas penyerapan sebesar 1,66 cm3/s dan dengan jumlah serat 40, pelarut ini mampu menyerap CO2 hingga 85,57%. ......For recent 20 years, several researches stated that hollow fiber membrane contactor has been very promising to be gas-liquid contactor for CO2 absorption. But in some applications and researches, the result found that this contactor still have a problem: low quality product which correspondence to the unsatisfied solvent. This research was aimed to evaluate the performance of mix amine (MEA and DEA) as solvent to absorb pure CO2 through PVC hollow fiber membrane. The inner and outer diameters were 0.0015 m and 0.0013 m respectively. The result showed that the best composition for solvent was 6%MEA + 4%DEA (%wt) with the value of kLA was 1,66 cm3/s. By using 40 fibers, this solvent could absorb 85.57% CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Venessia Wijaya
Abstrak :
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menurunkan kadar CO2 dengan efektif. Penelitian yang menggabungkan teknologi adsorpsi (karbon aktif) dengan teknologi absorpsi (menggunakan kolom gelembung pancaran) untuk menyerap CO2, pernah dilakukan dan diperoleh persentase laju volumetrik penyerapan CO2 sebesar 86,51% oleh absorber dan 13,49% oleh adsorber. Terlihat bahwa kemampuan absorber jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, penelitian dilakukan lebih lanjut untuk menguji kinerja kolom gelembung pancaran (absorber). Keluaran yang diharapkan adalah formulasi matematik laju gas entrainment dan holdup gas yang merupakan parameter kinerja peralatan. Formulasi akan berguna untuk memprediksi perilaku peralatan dan ketika akan dilakukan scale up. Selain itu, kemampuan peralatan dalam mengabsorpsi CO2 diharapkan juga dapat diketahui melalui penelitian ini. Berdasarkan hasil uji kinerja peralatan, diperoleh formulasi matematik dengan error _18% dan diketahui bahwa kemampuan peralatan mengabsorpsi CO2 sangat baik. ......There are lots of experiments have been made in order to reduce CO2 effectively. An experiment, that combined the adsorption (using activated carbon) and the absorption process (using jet bubble column) simultaneously to reduce CO2, has been made and the result was the percentage of the volumetric rate of CO2 reduction (86.51% for absorption and 13.49% for adsorption). It can be seen that the absorber has higher ability in reducing CO2. Therefore, an advance experiment will be held to test the performance of jet bubble column. To formulate the gas entrainment rate and the gas holdup, as the parameter of jet bubble column' performance, is the output of the experiment. The formulation will be useful in predicting the behavior of jet bubble column and in scaling up process as well. Besides, the ability of this column to remove CO2 is also being considered to be known from this experiment. The results are a formulation with an error _18% and the fact that the column has a very good ability to reduce CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52229
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Andriant
Abstrak :
Pemisahan gas CO2/N2 memiliki peran yang vital dalam berbagai industri yang memiliki proses pembakaran. Teknologi alternatif untuk proses tersebut ialah kontaktor membran serat berongga karena dapat mengatasi kelemahan pada kolom konvensional, meskipun masih dapat terjadi pembasahan membran oleh pelarut. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji pengaruh konsentrasi dan laju alir pelarut serta jumlah serat membran pada kinerja penyerapan CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Pelarut yang digunakan yaitu polietilena glikol PEG. Variasi konsentrasi yaitu 5, 10, 15, dan 20 -b/v. Variasi laju alir pelarut yaitu 100, 200, 300, 400, dan 500 cm3/menit. Variasi jumlah serat membran yaitu 1000, 3000, dan 5000. Setiap percobaan dilakukan pada laju alir gas 190 SCCM. Pada uji hidrodinamika, penurunan tekanan maksimal di dalam serat membran yaitu 24,8 kPa dan rasio penurunan tekanan maksimal yaitu 1,69. Konsentrasi pelarut yang optimum yaitu pada rentang 5-10 -b/v untuk kondisi operasi yang digunakan. Parameter kinerja perpindahan massa maksimal yang diperoleh antara lain koefisien perpindahan massa 5,85x10-7 m/s, fluks perpindahan massa 2,11x10-5 mol/m2.s, CO2 loading 9,96x10-3 mol CO2/mol PEG, efisiensi penyerapan 33,27 , dan jumlah CO2 terabsorpsi 5,65x10-6 mol/s. ......The separation of CO2 N2 has a vital role in nowadays industries which have combustion process. The alternative technology for that process is hollow fiber membrane contactor because it is able to overcome the disadvantages of conventional column, although there is still wetting phenomenon by the solvent. Therefore, this study will evaluate the effect of solvent concentration and flow rate and also the number of fibers in CO2 absorption performance through superhydrofobic hollow fiber membrane contactor. The abosrbent used is polyethylene glycol PEG. The solvent concentration variation are 5, 10, 15, and 20 w v. The solvent flow rate variation are 100, 200, 300, 400, and 500 mL minute. The number of fibers variation are 1000, 3000, and 5000. Each experiments are being done with gas flow rate of 190 SCCM. At hydrodynamic test, the maximal pressure drop in the fiber is 24,8 kPa and the maximal pressure drop ratio is 1,69. The optimum range for solvent concentration is 5 10 w v for the selected operating condition. Maximal mass transfer parameters calculated are 5,85x10 7 m/s for mass transfer coefficient, 2,11x10 5 mol m2.s for mass transfer flux, 9,96x10 3 mol CO2 mol PEG for CO2 loading, 33,27, for absorption efficiency, and 5,65x10 6 mol s for amount of absorbed CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Andika Putri
Abstrak :
Kini telah dikembangkan teknologi membran dengan kontaktor serat berongga yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat pemisahan CO2 menggunakan kolom konvensional. Prinsip dari kontaktor membran ini menggunakan gaya penggerak berupa perbedaan konsentrasi. Namun terdapat kelemahan dari teknologi ini yaitu terjadi pembasahan membran oleh pelarut. Oleh karena itu penelitian ini menguji pengaruh laju alir pelarut PEG, konsentrasi pelarut, dan jumlah serat membran dalam kinerja penyerapan gas CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Efektivitas kinerja membran diukur berdasarkan parameter hidrodinamikanya. Proses absorpsi ini merupakan absorpsi fisika, dimana gas CO2 sebagai zat terlarut dan polietilen glikol sebagai pelarut. Dengan variabel bebas dari penelitian ini yaitu laju alir pelarut PEG 100-500 cm3/menit, konsentrasi pelarut 5-20%, dan jumlah serat membran yaitu 1000, 3000, 5000. Pada penelitian ini hasil optimum diperoleh pada laju alir pelarut 500 ml/menit dan jumlah serat 5000, untuk koefisien perpindahan massa (KL) sebesar 3,7x10-4 cm/s, efisiensi penyerapan (%R) sebesar 14,6%, fluks (J) sebesar 1,4x10-5 mol/cm2.s, dan acid loading sebesar 4x10-3. Sedangkan besar konsentrasi pelarut optimum 10%.
Now has developed technology hollow fiber membrane contactor that can overcome the problems caused by CO2 separation using conventional columns. The principle of this membrane contactor is using the driving force as different concentrations. But a weakness of this technology is going wetting membrane by the solvent. Therefore, this study examined the effect of PEG solvent flow rate, the concentration of the solvent, and the amount of fiber membranes in CO2 gas absorption performance through the hollow fiber membrane contactor superhydrophobic. Effectiveness of membrane performance is measured based on the parameters their hydrodinamics. This absorption process is a physical absorption, where CO2 as a solutes and polyethylene glycol as a solvent. With the independent variables of this research that PEG solvent flow rate of 100-500 cm3/min, the solvent concentration of 5-20%, and the number of membrane fibers, namely 1000, 3000, 5000. In this study, the results obtained in the optimum solvent flow rate of 500 ml/min and the amount of fiber 5000, for the mass transfer coefficient (KL) of 3,7x10-4 cm/s, the efficiency of absorption (%R) at 14,6%, the flux (J) of 1,4x10-5 mol/cm2.s, and acid loading of 4x10-3. Whereas, the optimum solvent concentration is 0%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Radifan Sumarna
Abstrak :
In this study, the effectiveness of the absorption of CO2 using hollow fiber membrane contactors is evaluated based on variations in the gas flow rate, and the number of membrane. This study used membrane composed of 1000, 3000, 5000 fiber PVC and solvent PEG 300. The gas flow rate variation is 197, 300 and 380 mL min, while the rate of solvent used is 300 mL min. Variation in this research is gas flow rate, and membrane fibers. Based on the research mass transfer coefficient is 5,4 13,88 x 10 7 m s, flux is 1,99 ndash 9,11 x 10 5 mol m2.s, the amount of absorbed CO2 is 9,43 18,34 x 10 3 mmol s, dan absorption efficieny is 17,90 22,22.
Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, dan dan jumlah membrane. Pada studi ini digunakan kontaktor membran yang terdiri dari 1000, 3000, dan 5000 serat PVC dan pelarut PEG-300. Laju alir gas yang digunakan adalah 197, 300, dan 380 mL/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 300 mL/min. Gas yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran CO2-CH4. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 5,4-13,88 x 10-7 m/s, fluks 1,99 ndash;9,11 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 9,43-18,34 x 10-3 mmol/s, , dan efisieni penyerapan sebesar 17,90-22,22.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library