Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuti Purwani D. Azis
Abstrak :
Pertambahan penduduk di daerah perkotaan telah menimbulkan berbagai gejolak sosio-ekonomi, demografik dan psikologik, sehingga kota berkesan kurang ramah dan tidak humanis serta identik dengan kekerasan, polusi ,dll. Oleh sebab itu kota perlu direncanakan dan dikendalikan perkembangannya demi kepentingan semua pihak, karena kota bukan hanya sekedar bentuk fisik tetapi juga merupakan komunitas penghuni. Selain itu kota perlu memiliki identitas lingkungan yang dapat membedakannya dari kota lain karena banyak kota di dunia saat ini mengalami pemudaran identitas . Jakarta merupakan salah satu kota yang sedang berusaha menampilkan jati dirinya melalui kebijakan pemugaran benda, bangunan, kelompok bangunan dan kawasan. Salah satu obyek pemugaran tersebut adalah kawasan Kebayoran Baru yang memiliki penataan lingkungan yang unik. Kawasan hunian ini ditata menurut pola neighbourhood unit, suatu konsep perumahan yang dirancang agar menumbuhkan kerekatan sosial antar penghuni. Akibat pesatnya perkembangan Jakarta, Kebayoran Baru telah mengalami banyak perubahan fisik maupaun fungsi sosial. Bila kurang diwaspadai maka dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan berhuni dan pada gilirannya akan mengikis fungsi utama kawasan ini sebagai daerah hunian. Penelitian ini berusaha mengungkapkan apakah fungsi neighbourhood unit masih berjalan dengan baik. Cognitive map dan Neighbourhood Quotient merupakan indikator yang dapat menunjukkan bahwa kehidupan neighbourhood seperti penggunaan fasilitas sosial, hubungan dengan tetangga dan kepedulian terhadap kualitas lingkungan masih dimiliki oleh komunitas tersebut. Penelitian ini telah membuktikan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel hubungan dengan tetangga dan penggunaan fasilitas lingkungan dengan Neighbourhood Quotient. Namun tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel tersebut dengan Cognitive map. Hal yang cukup mengkhawatirkan adalah hanya 25 % responden memiliki taraf community participation yang ideal. Hal ini merupakan pertanda bahwa kerukunan dan kebersamaan ( intimacy and innerness) dikalangan penghuni telah terkikis oleh pembangunan perkotaan. Hal ini perlu diwaspadai agar Kebayoran Baru tidak kehilangan jati dirinya sebagai daerah hunian.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jujun Rusmijati
Abstrak :
Kementerian Keuangan dibawah kepemimpinan Sri Mulyani Indrawati menjadi pilot project Reformasi Birokrasi. Tesis ini bertujuan mendeskripsikan Cognitive Map Sri Mulyani Indrawati dalam perumusan kebijakan reformasi birokrasi Kementerian Keuangan,pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Analisis data menggunakan teknik cognitive map dengan panduan dari Ackermann, dkk.,kemudian dikonversi melalui metode NUMBER yang diperkenalkan Kim Dong-Hwan, sehingga menjadi system dynamics dengan bantuan software Vensim. Untuk menunjang penelitian, teori yang digunakan untuk menganalisisya itu teori reformasi administrasi, kepemimpinan, kebijakan publik, dan cognitive map.

Hasil dari penelitian ini berupa belief, value dan expertise Sri Mulyani Indrawati dalam merumuskan kebijakan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan. Kebijakan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan berawal dari persepsi Sri Mulyani Indrawati atas kondisi yang mengharuskan dibuatnya suatu upaya percepatan pelaksanaan good governance. Upaya ini disebut reformasi birokrasi. Sri Mulyani Indrawati mencanangkan program dan strategi untuk melaksanakan reformasi birokrasi. Program-program utamanya adalah penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan peningkatan manajemen SDM. Pencapaian tujuan reformasi birokrasi pundi upayakan dengan penyusunan peta strategi Kementerian Keuangan dan penerapan sistem remunerasi. Sri Mulyani Indrawati pun berpendapat bahwa hal yang paling penting dalam pelaksanaan reformasi birokrasi adalah perubahan mindset dari pegawai Kementerian Keuangan. Sri Mulyani Indrawati memberi perhatian atas upaya peningkatan kinerja.Terdapat pula kondisi yang diharapkannya akan dicapai dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, yaitu aparatur negara yang profesional, efektif, efisien dan berintegritas, serta building public trust. Sri Mulyani Indrawatipun telah menggunakan kelima praktik kepemimpinan teladan, yaitu model the way, inspire for shared value, challenge the process, enable others to act, encourage the heart.
Bureaucratic Reforms.This thesis aims to describe the Sri Mulyani Indrawati's Cognitive Map in the formulation of the Ministry of Finance's Bureaucratic Reform policy, in 2007 until 2009.The data analysis using the Ackermann, et al. cognitive map techniques, then converted by the NUMBER method which was introduced Dong-Hwan Kim. It becomes a system dynamics with the help of Vensim software.To support the research, the theory used to analyze are the theory of administrative reform, leadership, public policy, and the cognitive map.

The result of this study is the Sri Mulyani Indrawati'sbelief, value and expertize in formulated the bureaucratic reform policy at the Ministry of Finance.Sri Mulyani Indrawati's cognitive map includes things that she considered as the cause why an effort to accelerate the implementation of good governance is needed, in this case is bureaucratic reform.Sri Mulyani Indrawati launched programs and strategies to implement the bureaucratic reform.In addition, Sri MulyaniIndrawatiperceive that the core of the bureaucratic reform is a change in mindset of the Ministry of Finance's officials. Sri Mulyani Indrawati's attention on the performance improvement.Concepts that also emerge in the Sri Mulyani Indrawati's cognitive map are the conditions that she hope will be achieved by implementing bureaucratic reform.As a leader, Sri Mulyani Indrawati has used the five practices of exemplary leadership, those were the model the way, inspire for shared value, challenge the process, enable others to act, encourage the heart.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30509
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Prihantika
Abstrak :
Abstract. This paper explores the leadership style of a direct-elected Mayor in the new era of local administration. Solo city, under the leadership of Mayor Joko Widodo, along with his political partner, Vice Mayor F.X. Hadi Rudyatmo, is currently referred to as practicing the best local government. The leadership of the political partner is perceived to be a role model of leadership style in the new era. A step by step guidance of cognitive mapping introduced by Ackerman et. al. (1992) is applied to construct the cognitive map and causal map of the Mayor’s policies on regional competitiveness. Meanwhile, the NUMBER method developed by Kim (2000 and 2005) is used to convert the causal map into a dynamic model system of the City Mayor’s policies. Many pro-people related policies and programs are believed to be important factors in enhancing regional competitiveness during the leadership of Mayor Joko Widodo. This study contributes to provide a role model of regional leaders’ best practice overview in building the area, particularly building the regional competitiveness.
2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Handayani Sutanto
Abstrak :
Down Syndrome adalah salah satu keterbelakangan mental yang paling dikenal luas di masyarakat. Anak dengan Down Syndrome berbeda dengan anak-anak pada umumnya dan memiliki keterbatasan dalam fungsi kognitif dan fungsi adaptif dan tergolong keterbelakangan mental moderat. Karena itu mereka memerlukan intervensi untuk mengatasi keterbatasan mereka sedini mungkin. Intervensi yang ada bertujuan untuk melatih meningkatkan kemampuan dan memyiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan dari lingkungan. Intervensi ini terdiri dari terapi wicara, terapi fisik, terapi perkembangan, pelatihan dengan modifikasi perilaku untuk meningkatkan self care. Kemampuan self care meliputi Iodating, dressing, makan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas backward chaining dalam melatih anak Down syndrome dalam hal self care yaitu memakai baju sendiri. Pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan backward chaining yaitu memecah perilaku memakai baju sendiri yang disusun oleh peneliti dan dilaksanakan oleh subyek penelitian dengan metode backward chaining yaitu pelatihan secara bertahap dengan mengajarkan langkah terakhir berangsur-angsur hingga langkah yang paling awal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena keberhasilan penelitian ini yang menggunakan modifikasi perilaku-tergantung pada pemilihan teknik dan bagaimana perilaku dapat diukur. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Partisipan pada penelitian ini adalah D, anak laki-laki berusia 11 tahun dengan Down Syndrome. Hasil penelitian menunjukkan bahwa backward chaining memiliki efektivitas dalam melatih anak Down Syndrome memakai baju sendiri. Penelitian ini memiliki kekurangan karena peneliti tidak dapat mengontrol sekian banyak variable ekstra karena subyek tinggal di keluarga besar.Selain itu kehadiran ibu sebagai co terapis mempengaruhi performa subyek. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk lebih menciptakan suasana pelatihan yang kondusif dan kerjasama yang optimal dari pihak orangtua (lebih bersabar), dan memperhatikan rancangan mengenai kriteria keberhasilan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library