Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
R. Eha Salhah
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam karburisasi padat selalu dipakai media padat peningkat karbon (karbon raiser) sebagai sumber unsur karbon yang akan didifusikan ke dalam logam yang akan dikeraskan permukaannya. Dalam penelitian ini media padat disintesis dari bahan baku Green Petroleum Coke.

Dengan mempertimbangkan pemakaian media padat karbon raiser sebagai pengendali kadar karbon di dalam logam, kondisi operasi yang baik dari basil penelitian ini mulai dicapai pada temperatur pemanasan 80cf C dengan lama pemanasan 5 jam. Studi bandingnya dengan karbon raiser yang telah ada di pasaran dalam proses karburisasi menunjukkan basil yang relatif lebih baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasir Mulyansyah Fama
Abstrak :
Pada umumnya katalis seharusnya dapat berfungsi selamanya. Namun yang terjadi kenyataannya katalis dapat tidak aktif setelah digunakan dalam beberapa reaksi, salah satu penyebabnya yaitu terbentuknya kokas yang menutup inti aktif katalis HZSM-5 yang menyebabkan naiknya energi aktivasi dan menurunya nilai keasamannya. Regenerasi merupakan proses yang dilakukan untuk menghilangkan kandungan kokas di dalam katalis HZSM-5. Regenerasi ini dilakukan dengan menggunakan udara sehingga terjadi reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini dapat menghilangkan kandungan kokas sebesar 90% hingga 99%. Kondisi optimum dalam regenerasi katalis HZSM-5 yaitu suhu 450°C dan laju alir udara 150 mL/menit. Selain itu, telah dilakukan pula karakterisasi untuk katalis terdeaktivasi agar dapat diketahui senyawa penyusun kokas. ......In general, the catalyst should be able to function forever. But what happens in reality catalyst can not active after being used in several reactions, one of the causes is the formation of coke which closes the active core of HZSM-5 catalyst which causes increased activation energy and decreased the acidity. Regeneration is a process to eliminate the content of coke in the catalyst HZSM-5. In this case regeneration is using air resulting in oxidation reactions. This oxidation reaction can remove the coke content of 90% to 99%. Optimum conditions in the regeneration of the catalyst HZSM-5 is 450°C temperature and air flow rate 150 mL/minute. Additionally, characterizations have been done also for deactivated catalysts that can be known compounds making up the coke.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S952
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
It all started in May 2004. Mr. John Gokongwei called me and aaid "Your marching orders are to launch a green tea pruduct in a PET bottle." He had obviously seen green tea products outselling softdrinks by a mile in China....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Maulana
Abstrak :
Petroleum Coke hasil dari perengkahan thermal minyak bumi sebagai hasil samping reaksi pemutusan rantai yang terbentuk di dinding-dinding furnace, merupakan residu yang pemanfaatannya masih terbatas. Kandungan karbon yang cukup tinggi dalam petroleum coke bisa dimanfaatkan sebagai prekursor karbon aktif dengan terlebih dahulu diberikan perlakuan terhadap petroleum coke agar memiliki luas permukaan yang tinggi sehingga menghasilkan kapasitas adsorpsi yang tinggi pula. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan dengan metoda aktivasi kimiawi menggunakan KOH sebagai activated agent dengan rasio KOH : petroleum coke adalah 0/1, 1/4, 3/1 dan 4/1 pada variasi temperatur 700, 800, dan 900 0C yang kemudian dilakukan analisa luas permukaan BET. Pada penelitian ini diperoleh arang aktif dengan hasil luas permukaan tertinggi pada variasi 3 : 1 pada temperatur 900 0C sebesar 29 m2/g. ......Petroleum Coke a result of thermal cracking of petroleum as a result of side chain termination reaction that forms in the walls of the furnace, is the residue and their utilization is still limited. A fairly high carbon content in petroleum coke can be used as a precursor of activated carbon with the first given for the treatment of petroleum coke has a high surface area resulting in a higher adsorption capacity. The this research use treatment with chemical activation method using KOH as activated agent with a ratio of KOH: petroleum coke is 0 : 1, 1 : 4, 3 : 1 and 4 : 1 on the temperature variation 700, 800, and 900 0C are then analyzed BET model surface area. In this study the activated carbon with highest surface area results in variations of 3: 1 at 900 0C for 29 m2/g.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S665
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Richard
Abstrak :
Semakin meningkatnya kebutuhan dan kesadaran akan pemakaian energi baru dan terbarukan (EBT) memaksa piranti penyimpanan energi untuk bekerja dengan lebih baik. Melalui penelitian ini, dihasilkan kapasitor lithium-ion (KLI) dengan kapasitas yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, kapasitor lithium ion setengah sel disusun menggunakan elektroda berbahan karbon aktif dengan memanfaatkan katoda berbahan dasar green coke. Pengujian BET menunjukkan bahwa proses aktivasi dapat menghasilkan karbon aktif dengan luas permukaan yang sangat tinggi, mencapai  2024 m²/g. Sementara pengujian elektrokimia KLI menunjukkan bahwa semakin tinggi SSA, maka kapasitasnya menjadi lebih besar, dan pada penelitian ini, dicapai energi spesifik sebesar  0,4256 Wh/kg dan daya spesifik 1,7024 W/kg dengan kapasitas KLI 25 mAH. ......The increasing need and awareness of the use of new and renewable energy forces energy storage devices to work better. Through this research, lithium-ion capacitors are produced with better capacity than previous studies. In this study, half-cell lithium ion capacitors (LIC) were arranged using electrodes made from activated carbon using green coke-based cathodes. BET testing shows that the activation process can produce activated carbon with a very high spesific surface area (SSA), reaching 2024 m²/g. While LIC's electrochemical testing showed that the higher the SSA, the greater the capacity, and in this study, a specific energy of 0.4256 Wh/kg and a specific power of 1.7024 W/kg and a LIC of 25 mAH was achieved.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rifqi Fadhila
Abstrak :
Baterai lithium-ion sebagai platform penyimpanan energi telah dikembangkan dalam 2 dekade terakhir dengan variasi komposisi elektroda. Baterai ini bisa dioptimalkan hingga 80% dari kemampuannya sebagai energy storage. Material anoda yang umum digunakan pada baterai lithium ion adalah grafit, memiliki struktur berlapis yang dapat memaksimalkan proses interkalasi ion lithium. Grafit berhasil disintesis dari green coke yang merupakan produk sampingan dari proses thermal cracking yang digunakan oleh perusahaan minyak bumi untuk mengubah residu bahan bakar minyak. Sintesis grafit (green coke) dilakukan dengan mencampurkan bahan green coke dengan Super P sebagai karbon konduktif, Polyivinylidine Fluoride (PVDF) sebagai pengikat (8: 1: 1), dan N-N Dimetyl Acetamid (DMAC) sebagai pelarut, kemudian digunakan sebagai lembaran anoda pada tahap pelapisan dengan cu-foil menggunakan doctor blade. Grafit (Sigma Aldrich) juga digunakan sebagai lembaran anoda sebagai pembanding. Anoda green coke dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, SEM-EDS, TEM dan Raman. Kinerja elektrokimia dikarakterisasi menggunakan CV, GCD, dan EIS. Performa siklus anoda green coke dalam baterai Li-ion menghasilkan kapasitas discharge dan efisiensi coulombic masing-masing 202,59 mAh g-1 dan 79,77%. Anoda green coke menghasilkan efisiensi coulomb yang lebih rendah jika dibandingkan dengan anoda grafit (91,51%). Namun, kombinasi penggunaan limbah minyak bumi sebagai bahan baku dan kinerja elektrokimia yang baik akan membuat grafit (green coke) menjadi bahan yang menjanjikan untuk baterai dengan biaya rendah menghasilkan penyimpanan energi berskala besar.
Lithium-ion battery as an energy storage platform has been developed in the last 2 decades with variations in electrodes composition. This battery could be optimized up to 80% of its ability in storing energy. Anode material that commonly used in lithium ion battery is graphite, having a layered structure that can maximize the intercalation process of lithium ions. Graphite has been successfully synthesized from green coke which is a by-product of thermal cracking process used by petroleum companies to change fuel oil residues. Green coke graphite synthesis was carried out by mixing green coke material with Super P as conductive carbon, Polyivinylidine Fluoride (PVDF) as binder (8:1:1), and N-N Dimetyl Acetamid (DMAC) as solvent, then used as anode sheet on coating stage with copper foil using doctor blade. Commercial graphite were also used as anode sheet as comparison. The green coke anode was characterized using FTIR, XRD and SEM-EDS. Electrochemical performance was characterized using CV, GCD, and EIS. Cycling performance of green coke anode in Li-ion batteries produces reversible capacity and coulombic efficiency of 202.59 mAh g-1 and 79.77 %, respectively. Green coke anode produce lower coulombic efficiency when compared to graphite anode (91.51%). However, the combination of the use of petroleum waste as raw material and good electrochemical performance would make graphite green coke a promising material for a low cost battery for large scale energy storage.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
Abstrak :
Green Coke, diproduksi di kilang UP Dumai PT. Pertamina (Persero). Green Coke merupakan residu dari hasil pengolahan minyak mentah berupa produk samping yang berbentuk padat dan berwarna hitam. Green Coke mempunyai nilai kalor sebesar 7500-8500 kcal/kg, jika dibandingkan dengan batu bara (5000-6000 kcal/kg), nilai kalor Green Coke cukup tinggi.Sintesis Green Coke Water Mix ini dapat dilakukan dengan memformulasikan komposisi antara Green Coke, air, dispersan (PSS) dan stabilizer (amilum&CMC). Dari penelitian ini diperoleh komposisi optimum sampel GCWM yang stabil telah memenuhi nilai spesifikasi standar GCWM yaitu : Green Coke (200 mesh) : air : PSS : Amilum 50 : 50 : 0.04 : 0.4 Dengan hasil uji kestabilan mencapai 4 minggu dan nilai viskositas secara percobaan pada suhu 25.9 oC sebesar 1032 Cp, nilai kalor sebesar 6827.82224 Kkal/l. dan kadar abu untuk sampel Green Coke (140 gram) 50 gram, air 50 gram dan PSS 0.04 sebesar 0.06%. Green Coke (200 gram) 50 gram, air 50 gram dan PSS 0.04 gram dan amilum 0.4 gram sebesar 0.2%. Sedangkan hasil uji FTIR Sampel GCWM tersebut dengan penambahan PSS dan amilum dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Posisi absorbsi (cm-1) Gugus fungsional 3449.06 Gugus-OH 2845.93-2919.15 Gugus alkana/ gugus alkil (-CH3, -CH2- ) 1375.97 Gugus alkena geminal 1032.16 Gugus benzene mono substitusi
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library