Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Familia Maya Sari
Abstrak :
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas wajib dilaksanakan olehseorang apoteker sebagai penanggung jawab, dan dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). Apoteker di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang baik. Selain itu, apoteker bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan farmasi klinik kepada pasien dengan efektif dan efisien, tepat sasaran, dan memprioritaskan pasien. Pelayanan resep merupakan salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik berupa rangkaian kegiatan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat hingga pemberian informasi obat kepada pasien. Pelayanan resep di Puskesmas Kecamatan Jatinegara telah menerapkan sistem resep terintegrasi dengan komputer sejak tahun 2022. Penerapan sistem tersebut masih tergolong baru. Hal tersebut menyebabkan sering terjadi kesalahan memasukkan resep ke sistem dan kesalahan pada pemberian obat kepada pasien. Maka dari itu, perlu dibuat kartu catatan pasien untuk menghindari kesalahan dan mengendalikan obat yang telah diberikan oleh dokter. ......Pharmaceutical services at the Community Health Center must be carried out by a pharmacist as the person in charge, and can be assisted by Pharmaceutical Technical Personnel (TTK). Pharmacists at Community Health Centers have duties and responsibilities to ensure good management of Pharmaceutical Preparations and Consumable Medical Materials. In addition, pharmacists are responsible for providing clinical pharmacy services to patients effectively and efficiently, on target, and prioritizing patients. Prescription services are one of the clinical pharmacy service activities in the form of a series of activities starting from receiving prescriptions, compounding drugs, delivering drugs to providing drug information to patients. Prescription services at the Jatinegara District Health Center have implemented an integrated prescription system with computers since 2022. The implementation of this system is still relatively new. This causes frequent errors in entering prescriptions into the system and errors in administering medication to patients. Therefore, it is necessary to create a patient record card to avoid errors and control the medication given by the doctor.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Nurti
Abstrak :
Pelayanan antenatal bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik, dapat melahirkan bayi yang sehat dan mempersiapkan ibu untuk pemberian ASI eksklusif. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus. Kehamilan walaupun merupakan peristiwa yang normal namun bersifat dinamis yang secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko termasuk ancaman terhadap kelangsungan hidup ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas layanan antenatal pada Puskesmas di Kota Jambi. Sampel penelitian ini adalah delapan Puskesmas yang melaksanakan pelayanan antenatal. Karena Kota Jambi terdiri atas delapan kecamatan, maka dari setiap kecamatan dipilih secara acak satu Puskesmas dari Puskesmas yang ada. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Metode pengumpulan data mencakup: (1) pengamatan terhadap 96 spot kegiatan pelayanan antenatal ; (2) wawancara terhadap 96 klien segera setelah selesai menerima pelayanan (exit interview); (3) penilaian terhadap kegiatan manajemen pelayanan antenatal berdasarkan keberadaan perangkat dan produk manajemen; dan (4) pengamatan terhadap sarana penunjang. Hasil pengamatan terhadap spot pelayanan kualitasnya masih kurang terlihat pada puskesmas yang diteliti penyediaan pelayanan TT dan Fe hanya 78%, pemberian informasi kesehatan ibu hamil hanya 55%, 60% mempunyai tenaga terampil, 49% responsif terhadap klien, ulang kepada klien dan 35% menggunakan waktu lebih dari 10 menit untuk pemeriksaan kehamilan kepada klien. Berdasarkan wawancara dengan klien sebagian besar merasa "puas" terhadap pelayanan yang telah diberikan. Kepuasan disini didasarkan kepuasan dari pelayanan TT dan Fe 65%, pemberian informasi 71%, kompetensi teknis petugas 97%, interaksi petugas-klien 96%, melaksanakan tindak lanjut 93%, waktu tunggu kurang dari 10 menit 64%. Walaupun pengetahuannya tentang pelayanan antenatal masih rendah hanya 23%. Dari aspek manajemen, hanya 13% puskesmas yang melaksanakan manajemen pelayanan antenatal dengan baik. Namun 88% Puskesmas mempunyai kelengkapan sarana dasar pelayanan antenatal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kualitas layanan yang diberikan masih kurang, walaupun mayoritas klien mengatakan "puas" dengan pelayanan yang diberikan. Namun pengetahuan klien pada umumnya masih kurang. Manajemen pelayanan antenatal masih belum baik, walaupun sarana pelayanan antenatal relatif lengkap. Untuk memperbaiki kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas disarankan sebagai berikut: Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk membuat kebijakan tertulis tentang pelayanan antenatal dan menggunakan waktu pada saat pertemuan bidan bulanan sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta melaksanakan pelatihan konseling pelayanan antenatal. Kepada Kepala Puskesmas meneruskan kebijakan kepala dinas dengan membuat prosedur kerja secara tertulis tentang pelayanan antenatal serta melengkapi sarana yang masih kurang. Kepada petugas pelayanan antenatal agar melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, mengikuti pertemuan bulanan dan pelatihan konseling serta memberikan informasi (konseling) kepada klien tentang pelayanan antenatal. Kepada institusi pendidikan Poltekkes Jambi diharapkan dapat menambahkan materi kuliah tentang mutu layanan kesehatan sebagai muatan lokal. Kepada peneliti lain dapat meneruskan penelitian ini dengan pendekatan kualitatif untuk menggali lebih mendalam variabel kualitas pelayanan dan kepuasan klien dalam pelayanan antenatal.
The quality of Antenatal care at Community Health Center of Jambi in 2002The purpose of antenatal care is to keep the pregnant woman safe during pregnancy, experiences proper labor and healthy postpartum, delivers a healthy baby and prepares mother to give exclusive breast feeding. Pregnancy is a reproduction process that needs some special treatment. Even though pregnancy is normal process, it is dynamic which is risky to mother live. The research objective is to obtain the description on antenatal care quality at Community Health Center (CHC) in Jambi Municipality. The samples of this research are taken from 8 CHC. Jambi Municipality has eight sub districts then each sub district was considered for one CHC randomly. This research design is cross sectional. Its method covers : observation of 96 spot services which gives antenatal care, interview to the 96 clients after receiving the service (exit interview), assessment on antenatal service management in view of facility and product management availability and supervision on supporting facility. On the spot supervision of CHC reveals that the quality is quantity low, there are 78% of CHC providing TT immunization and Fe tablet, 55% giving the information of the health pregnancy, 60% having skilled antenatal care provider, 49% responsive to the client, 95, 8% reminding client to go visiting CHC again, and only 35% using more than I0 minutes to examine pregnant woman. Based on the interview, most of respondents satisfied with the services. This satisfaction is based on TT immunization and Fe tablet (65%), giving information (71 %), provider technical competency (97%), and provider-client interaction (96%), doing the follow up (93%), waiting time less than 10 minutes (64%). However, only 23% of the respondent knows the antenatal care. From management view, only 13% of CHC has conducted good antenatal care management. However, 88% of CHC has good basic facility of antenatal care. It is concluded that antenatal care is still unqualified although most patients are satisfied with the service. Generally, client's knowledge about antenatal care is limited. The management of antenatal care is not fair enough while its facility is much more complete. To improve antenatal care quality, it is recommended that the Head of Jambi Health Department to make a written procedure of antenatal care and to hold a monthly meeting with the midwife to maintain their skill and knowledge and also to give counseling training of antenatal care. To the Head of CHC is suggested to continue that policy by providing written standard of recommended antenatal service and to make the facility much more complete. To antenatal care provider, it is recommended to follow` the standard operational procedure, to give monthly meeting and counseling training, as well as to inform the client about antenatal care. To Health Polytechnic Jambi, hopefully can provide a lecture about public health service quality as a local load. To the other researchers, it is advised great fully to follow up this study based on qualitative approach to explore the service quality variable and client satisfaction of antenatal care.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 5074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zani Agusfar
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Angka kematian ibu AKI merupakan salah satu indikator kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan ibu. Untuk menurunkan AKI di Indonesia, kementerian kesehatan melaksanakan program PONED. Penelitian-penelitian terhadap puskesmas PONED menunjukkan pelaksanaan PONED masih belum sesuai standar kinerja PONED. AKI pada wilayah puskesmas PONED dengan layanan yang belum sesuai standar masih tinggi, padahal program PONED dilaksanakan sebagai salah satu upaya menurunkan AKI di Indonesia.Tujuan: Mengukur tingkat kepatuhan terhadap standar kinerja PONED pada puskesmas PONED yang berada di wilayah dengan AKI tinggi dan AKI rendah. Mengetahui kendala dalam pelaksanaan PONED.Metode: Mixed-method dengan embedded design. Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan survei potong lintang untuk mendapatkan data tingkat kepatuhan terhadap standar kinerja PONED. Pengambilan data kualitatif melalui kuesioner yang diberikan kepada tim PONED dan kepala puskesmas dilakukan secara bersamaan dengan pengambilan data kuantitatif. Sampel adalah seluruh populasi puskesmas PONED di Jakarta Timur 10 puskesmas dan Jakarta Pusat 8 puskesmas . Data kuantitatif diolah dengan statistik deskriptif dan uji t untuk melihat perbedaan. Data kualitatif diolah dengan koding terbuka untuk menghasilkan kode dan kategori.Hasil: Dari 18 puskesmas, 1 sedang tidak menjalankan PONED dan dikeluarkan dari sampel penelitian. Jumlah sampel menjadi 9 puskesmas di Jakarta Timur AKI rendah dan 8 puskesmas di Jakarta Pusat AKI tinggi . Tingkat kepatuhan terhadap standar kinerja PONED pada puskesmas di Jakarta Pusat 72 secara bermakna lebih tinggi dari puskesmas di Jakarta Timur 72 64 , t=2,543, p= 0,022 . Kendala dalam pelaksanaan PONED: fasilitas fisik, perlengkapan, sumber daya manusia, manajemen dan kendala eksternal yang berhubungan dengan pelatihan lanjutan bagi tim PONED.Simpulan:Tingkat kepatuhan terhadap standar kinerja PONED pada puskesmas PONED di wilayah dengan AKI tinggi lebih tinggi dibandingkan di wilayah dengan AKI rendah, namun tingkat kepatuhan terhadap standar kinerja PONED pada kedua wilayah tergolong rendah. Kendala pelaksanaan PONED: fasilitas fisik, perlengkapan, sumber daya manusia, manajemen dan kendala eksternal.
ABSTRACT
Background Maternal mortality rate MMR is one of the indicator of quality and accessibility of health, especially in women. In order to lower the MMR, Indonesian Ministry of Health developed a safe motherhood program in the community health center called PONED. Studies about PONED rsquo s community health center showed that these community health centers were not yet provide the healthcare for mother and baby according to PONED rsquo s standards and the MMR in the area of these community health center were still high.Objective To measure the compliance of PONED rsquo s standards in PONED rsquo s community health center in the area of high and low mortality rate. To know the hindrance of PONED rsquo s implementation in PONED rsquo s community health center.Methods Mixed method with embedded design. Cross sectional studies for quantitative data performed along with the qualitative survey given to the PONED rsquo s team in each community health center. Sample of the study is the whole population of PONED rsquo s community health center in East Jakarta 10 and Central Jakarta 8 .Result 1 of 18 sample was excluded because of not performing PONED rsquo s care at the time of the study. Total sample were 9 in East Jakarta low MMR area and 8 in Central Jakarta high MMR area . Mean of PONED rsquo s standard index of community health center in Central Jakarta 72 is significantly higher t 2,543, p 0,022 than East Jakarta 64 , but both were below the expected standards.The hindrance of PONED rsquo s implementation in community health center are facilities, medicine, human resource, management and external hindrance related to continuing training for PONED rsquo s team.Conclusion The compliance of PONED rsquo s standards in PONED rsquo s community health center in the area of high MMR are higher than the compliance of PONED rsquo s standards in PONED rsquo s community health center in the area of low MMR, but both were below the expected standards. The hindrance of PONED rsquo s implementation in community health center are facilities, medicine, human resource, management and external hindrance related to continuing training for PONED rsquo s team.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayatul Kasrati
Abstrak :
ABSTRAK
Praktik Kerja Profesi Di Puskesmas Kecamatan SenenPeriode Bulan September Tahun 2016 Inayatul Kasrati, Yuyun Wahyuningsih, Baitha Palanggatan MaggadaniFakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesiainayatulkasrati@yahoo.co.idABSTRAKPraktik Kerja Profesi di RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Periode Bulan Juli-September Tahun 2016 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktik pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat; memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku professionalism serta wawasan dan pengalaman nyata reality untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas; melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi apoteker di puskesmas; memiliki gambaran nyata tentang permasalahan problem-solving praktik dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas; dan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di puskesmas. Praktik kerja profesi dilaksanakan selama satu bulan dengan tugas khusus yaitu Media Konseling Hiperlipidemia.Kata kunci : Praktek kerja, Puskesmas, Apoteker, Konseling
ABSTRACT
Internship at Puskesmas Kecamatan Senen Period September 2016 Inayatul Kasrati, Yuyun Wahyuningsih, Baitha Palanggatan MaggadaniFakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesiainayatulkasrati yahoo.co.idABSTRACTThe aims of internship at Puskesmas Kecamatan Senen Period September 2016 are to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacist in community health center in accordance with the applicable provisions of laws and ethics, and in the field of public health to have knowledges, skills, professionalism, and real experience for doing pharmacy practice in the community health center to see and learn the strategies and the development of professional practice of pharmacists in health center to realize the problems in pharmacy practice in the community health center and be able to communicate and interact with other health care in community health center. The internship was conducted for one month with a special assignment which is entitled The Media Counseling of Hyperlipidemia.Keywords Internship, Community Health Center, Pharmacist, Counseling
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jauvita Alvica Madyawati
Abstrak :
ABSTRAK
Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Tamansari Jakarta Barat Periode Bulan Januari Tahun 2017 dilakukan selama tiga minggu. Praktik Kerja Profesi Apoteker ini bertujuan agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktik pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat; memahami dan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas; memiliki gambaran nyata tentang permasalahan problem-solving praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; dan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Sedangkan tugas khusus yang dilakukan selama Praktik Kerja Profesi Apoteker berjudul ldquo;Analisis Ketepatan Dosis Amoksisilin pada Pasien Balita yang Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA Atas di Puskesmas Kecamatan Tamansari rdquo; bertujuan untuk mengetahui ketepatan dosis amoksisilin pada pasien poli MTBS yang terdiagnosa ISPA atas dan diberi antibiotik di Puskesmas Kecematan Tamansari Jakarta Barat.
ABSTRACT
Internship at Tamansari Community Health Center West Jakarta Month Period January 2017 carried out for three weeks. The Internship aimed to enable the pharmacist to understand the role, duties and responsibilities in the practice of pharmaceutical services at the Community Health Center in accordance with applicable laws and pharmaceutical ethics, and in the field of public health had the insight, skills, attitude and real experience to practice profession and pharmaceutical work in Tamansari Community Health Center view and learn strategies and development of profession practice of Apothecary in Tamansari Community Health Center had an overview of the issue problem solving and employment practices in the health center pharmacy and able to communicated and interact with other health personnel who served at the Tamansari Community Health Center. While the special tasks in the internship titled Analysis of Accuracy Amoxicillin Dosage in Patients Under Fives Age Infected with Acute Upper Respiratory Infection ISPA Above at Tamansari Community Health Center aimed to determine the accuracy of doses of amoxicillin in MTBS poly in patients who diagnosed with upper respiratory tract and given antibiotics at the Tamansari Tamansari Community Health Center.
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Habibah
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan dilaksanakan selama dua minggu dimulai dari tanggal 11 Juli sampai dengan 24 Juli 2017. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi di Puskesmas adalah agar calon Apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Tugas khusus yang diberikan berjudul Daftar Informasi Interaksi Obat yang Terdapat di Puskesmas Kecamatan Cilandak. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai interaksi obat yang mungkin terjadi antar obat-obat yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Cilandak. Mempermudah Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam melakukan kegiatan farmasi klinis yang terkait dengan obat seperti pengkajian resep
ABSTRACT
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Innana Mardhatillah
Abstrak :
ABSTRAK
Data and information on the health profile of Indonesia in 2016 showed only 29.5% of infants receive exclusive breastfeeding until 6 months, the low level of exclusive breastfeeding made the government issue a regulation on exclusive breastfeeding in Government Regulation Number 33 of 2012. The study aimed to analyze the policy implementation of exclusive breastfeeding at Cicalengka Community Health Center. The study used qualitative analysis with in-depth interview method, focus group discussion and literature study. The result of this study shows that breastfeeding policy implementation in health centers is not optimal, as seen from the low coverage of exclusive breastfeeding. Socialization of the policy has not been done as a whole, the time and task division is unclear and has no special budget and the standard operating procedures is not really used in carrying out the policy. Communication is the most influential factor in the implementation of the policy. There is no support and commitment from all employees in the implementation of exclusive breastfeeding policy. The suggestion is to consistently socialize to employees and the public, carry out supervision in an effort to secure the policy, run the Standard Operating Procedure (SOP), allocate budget activities in 2018, create a memorandum of understanding with other agencies, and Self-assessment and program evaluation absolutely must do continuously.
Depok: Department of Health Administration and Policy, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, 2018
610 IHPA 3:1 2018
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriana Lupitaningrum
Abstrak :
Penggunaan antibiotik harus digunakan secara bijak dan rasional sehingga diperlukan evaluasi penggunaan antibiotik agar menurunkan kejadian resistensi. WHO merekomendasikan metode ATC/DDD yang mengukur secara kuantitatif besarnya nilai DDD penggunaan antibiotik. Tujuan dari metode ATC/DDD adalah sebagai alat pemantauan dan evaluasi penggunaan obat dalam rangka meningkatkan kualitas penggunaan obat, yang hasilnya dapat dibandingkan di berbagai tingkat fasilitas kesehatan, nasional maupun internasional. Data daftar realisisasi obat yang diperoleh dari Puskesmas Cipinang Besar Utara dikelompokkan ke kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian kelompok kriteria inklusi dianalisis datanya menggunakan Microsoft Excel. Data yang dianalisis diantaranya adalah nilai DDD/1000 pasien/hari, DU 90%, dan presentasi kesesuaian penggunaan obat.Obat antibiotik yang mencakup 90% penggunaan dari seluruh obat antibiotik di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara adalah Amoxicillin, Ciprofloxacin, dan Isoniazid dengan penggunaan terbanyak adalah Amoxicillin, yang mencakup 75,02% dari seluruh antibiotik. Expenditure untuk obat antibiotik adalah Amoxicillin, yang mencakup 76,35% dari seluruh pengeluaran obat antibiotik. Pengeluaran terbesar per DDD atau Cost/DDD terbesar adalah Clindamycin, dengan Cost/DDD Rp3.200,00 / DDD.Saran untuk Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara untuk mengevaluasi obat golongan antibiotik yang digunakan dan menentukan apabila diperlukan perbaikan atau perubahan. Saran untuk evaluasi selanjutnya agar mencakup ruang lingkup obat yang lebih luas, atau melakukan evaluasi dari periode waktu yang lebih luas untuk mendapatkan lebih banyak data sebagai pembanding. ...... The use of antibiotics must be wisely and rationally so that it is necessary to evaluate the use of antibiotics in order toreduce the incidence of resistance. WHO recommends the ATC/DDD method which quantitatively measures the DDDvalue of antibiotic use. The aim of the ATC/DDD method is as a tool for monitoring and evaluating drug use in order toimprove the quality of drug use, the results of which can be compared at various levels of health facilities, national and international. Drug realization list data obtained from the Cipinang Besar Utara Community Health Center is grouped into inclusion and exclusion criteria. Then the data were analyzed for the inclusion criteria groups using MicrosoftExcel. The data analyzed include the value of DDD/1000 patients/day, DU 90%, and presentation of appropriateness of drug use. Antibiotic drugs that cover 90% of the use of all antibiotic drugs at the Cipinang Besar Utara SubdistrictHealth Center are Amoxicillin, Ciprofloxacin, and Isoniazid with the most use. is Amoxicillin, which accounts for75.02% of all antibiotics. Expenditure for antibiotic drugs is Amoxicillin, which covers 76.35% of all antibiotic drugexpenditure. The largest expenditure per DDD or the largest Cost/DDD is Clindamycin, with a Cost/DDD of IDR 3,200.00 / DDD. Suggestions for the Cipinang Besar Utara Subdistrict Health Center to evaluate the antibiotic class of drugs used and determine if improvements or changes are needed. Suggestions for further evaluation include a wider scope of drugs, or conduct evaluations over a wider time period to obtain more data for comparison.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uci Ramadhani
Abstrak :
ABSTRAK
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan dan masyarakat dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif. Praktik kefarmasian di Puskesmas merupakan tanggung jawab seorang Apoteker. Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas bertujuan agar calon Apoteker mengetahui peran dan tanggung jawab Apoteker di Puskesmas, memperoleh wawasan dan pengalaman terkait Praktik kefarmasian di Puskesmas serta melihat gambaran nyata permasalahan terkait pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Tugas khusus yang diberikan berjudul Penyuluhan ldquo;Bijak Menggunakan Antibiotik rdquo; dengan Media Booklet di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Tujuan dilakukannya tugas khusus ini adalah memberi pendidikan kesehatan dengan tema Bijak Menggunakan Antibiotik kepada pasien dan membuat booklet sebagai media penyuluhan yang menarik, informatif dan edukatif.
ABSTRACT
Community Health Center is a health care facility that provides health service for individuals and community with prioritizing in promotive and preventive efforts. Pharmaceutical practice at the Community Health Center is Pharmacist rsquo s responsibility. Internship at Community Health Center aims to make pharmacist students know the roles and responsibilities of pharmacist at Community Health Center, to gain the knowledges and experiences about pharmaceutical practice at Community Health Center and observe the real condition of pharmaceutical practice rsquo s problems at Community Health Center. The spesific assignment rsquo s title that was given is Health Education about ldquo Be Wise in Using Antibiotics rdquo with Booklet as the Media of Education at Setiabudi Community Health Center, South Jakarta. The aim of this assignment is to give health education about being wise in using antibiotics for patients and to make the booklet as an informative, educative and attractive media for the people.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyanah Abdulhaq
Abstrak :
Salah satu indikator puskesmas yang bermutu adalah apabila puskesmas dapat memberikan kepuasan kepada pasienya. Kepuasan pasien di puskesmas, khususnya di Poli KIA di Indonesia pada umumnya masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan. Survei pendahuluan di Poll KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, diketahui sebesar 27,5% pasien menyatakan tidak puas terhadap pelayanan Poll KIA. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya pengaruh pemaparan hasiI survei dalam peningkatan kepuasan pasien di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan model kuasi eksperimen ulang non random, yang menggunakan tempat penelitian di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan sebagai eksperimen, dan Poli KIA Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan sebagai kontrol. Penelitian ini menganalisis kepuasan pasien berdasarkan tingkat kesesuaian antara harapan dan pelaksanaan pelayanan yang diterima pasien, berdasarkan dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Kepuasan pasien terwujud apabila tingkat pelaksanaan pelayanan yang diterima pasien minimal sama dengan tingkat harapan pasien. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan diagram kartesius atau importance and performance analysis. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 12 Februari sampai dengan tanggal 20 Juni 2002. Data diperoleh melalui kuesioner terstruktur dari pasien sebanyak 480 orang, yang terbagi dari dua puskesmas, masing-masing puskesmas dilakukan dua kali survei (pre dan post). Informasi dari kepala puskesmas, penanggung jawab Poli KIA dan staf Poli KIA diperoleh melalui wawancara mendalam tak terstruktur dan diskusi. Untuk melihat fenomena perubahan lingkungan yang terjadi dilakukan observasi. Hasil survei kepuasan pasien awal diumpanbalikan ke Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan melalui forum pertemuan resmi, sebagai bentuk intervensi dalam penelitian ini. Kepada Puskesmas Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan, umpan balik disampaikan melalui laporan tertulis. Sekitar dua bulan kemudian dilakukan survei kembali untuk melihat pengaruh pamaparan tersebut. Data yang terkumpul diolah secara statistik dengan menggunakan perangkat komputer. Hasil penelitian pada survei kepuasan pasien awal di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, diperoleh tujuh unsur yang tidak memuaskan pasien, sedangkan pada survei kepuasan pasien akhir hanya satu unsur yang tidak memuaskan pasien, yaitu kebersihan WC. Pada survei kepuasan pasien awal di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, terdapat 6 unsur yang tidak memuaskan pasien, dan pada survei kepuasan pasien akhir diketahui 5 unsur yang tidak memuaskan pasien. Hasil lainnya, menunjukkan adanya perbedaan proporsi kepuasan pasien yang bermakna antara proporsi kepuasan pasien sebelum dan sesudah pemaparan hasil survei kepuasan pasien di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, dengan p = 0,023, OR = 2,390 (CI: 1,166 - 4,898), dan terdapat perbedaan proporsi kepuasan pasien yang bermakna antara kepuasan pasien survei akhir di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan dengan kepuasan pasien survei akhir di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dengan p = 0,016, OR 2,505 (CI: 1,226 - 5,118). Dari hasil penelitian ini disarankan agar dilaksanakan peningkatan kebersihan WC dengan cara optimalisasi tenaga cleaning service dalam mengontrol dan membersihkan WC, penggunaan WC terintegrasi antara petugas dan pasien, penempelan slogan kesebersihan WC, penyediaan sarana tempat sampah di sekitar WC. Pemantauan kepuasan dilanjutkan secara berkesinambungan dan diuji terapkan ke unit lain di lingkungan puskesmas, hasil pemantauan dipaparkan kepada seluruh staf puskesmas, Bagi Suku Dsinas Kesehatan Jakarta Selatan, dapat mereplikasikan survei kepuasan pasien ke puskesmas lainnya di wilayah Jakarta Selatan, dan hasil survei kepuasan pasien dipaparkan kepada pihak terkait. Daftar bacaan: 45 (1984 - 2001).
Influence of survey result exposure in enhanging patient satisfaction at mother and child health (KIA) policlinic in Cilandak sub-district community health center (puskesmas), South Jakarta, year 2002.One of the qualified community health center (puskesmas) indications is when the clinic can afford to provide patients satisfaction. As the patients satisfaction in the clinic especially at KIA policlinic, all over Indonesia is generally still low, there must be any increase in service. The preliminary survey at KIA polyclinic in community health center Cilandak, South Jakarta, found up to 27,5 % patients stated dissatisfied with the service. The aim of this research was to produce the influence of survey result explanation for the patients satisfaction at KIA polyclinic in community health center Cilandak, South Jakarta. This kind of research was non-random quasi experiment modeld, located at KIA polyclinic in community health center Cilandak, as the experiment, and in community health center Mampang Prapatan, South Jakarta as the control. This research analyzed the patients satisfaction based on appropriateness level between the expectation and the service performance among it's five dimentions the: tangible, reliability, responsiveness, assurance and emphaty. The satisfaction was fulfilled if the minimal gain of the service implementation level equals to the expected. Then, the cartesius depicted or importance and performance analysis. The research was conducted from February 12th up to June 20th, 2002. Data were collected from the structured questionnaire given to 480 patients in two local government clinics with in two periods of surveys (pre and post). The information from the clinic head and the responsible person from KIA polyclinic through indepht interview were not in structure and the observation was done- to see the" on going environment chanbe phenomena. The first survey to the patients satisfaction was the feedback for community health center Cilandak, mainly the KIA polyclinic officers and head in formal meeting forum as the intervention. To see the influence of the exposure, the re-survey was held about two months later. From the initial research in community health center Cilandak, seven elements were dissatisfying the patients, meanwhile only one was found in the final namely the cleanliness of water closet. In community health center Mampang Prapatan, there were six elements in the beginning and five in the end. Another result indicated that there was statistically satisficated difference between patients satisfaction before and after the intervention = 0,023, OR = 2,390 (CI:1,166 - 4,898)}. Similar to the result mentioned above there was also statically satisficated difference between the final survey at KIA polyclinic in community health center Cilandak and community health center Mampang Prapatan = 0,016, OR = 2,505 (CI:1,226 -- 5,118)1. By this research, the implementation water closet cleanliness is suggested to be improved by means of optimizing the cleaning service men in order to control and clean it, integration between officers and patients in using the water closet, attachment of water closet slogan, provision of means of trash can around it. The satisfaction controlling was continuous and implemented to other units in the clinic environment, and its result was explained to the staff for the health service in community health center Cilandak, South Jakarta. For Suku Dinas Kesehatan Masyarakat, South Jakarta, it is suggested to replicate the patients stisfaction survey and the following intervention to other community health centers in South Jakarta. References: 45 (1984 -- 2001).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>