Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurul Laeliyah
"ABSTRAK
Realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan BOK di Puskesmas Kota Serangdari tahun 2014-2016 selalu mencapai 100 setiap tahun dan 30 digunakanuntuk kegiatan KIA. Namun, capaian cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anakkhususnya kunjungan antenatal K4 menunjukkan penurunan dan belum mencapaitarget 75 . Penelitian kualitatif ini dilakukan di Dinas Kesehatan, 2 dua Puskesmas dengan cakupan K4 tinggi dan 2 dua Puskesmas dengan cakupan K4rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas kekurangan sumber dayamanusia dan sarana prasarana untuk program KIA, dana operasional untukkegiatan preventif dan promotif hanya mengandalkan dana BOK, pengawasanpencatatan pelaporan bidan masih lemah, serta frekuensi pergantian kader yangrelatif tinggi.Kata Kunci:Bantuan Operasional Kesehatan, Puskesmas, Kunjungan Antenatal K4 mbahas

ABSTRACT
The Health Operational Aid Fund BOK has been 100 absorped during 2014 2016 in health centers in Serang city. Out of the total fund, 30 has been used forKIA program activities. However, coverage of maternal and child health servicesespecially K4 antenatal visit tend to decrease and has not reached the target 75 . This qualitative research was conducted in District Health Office, 2 two health centers with high K4 coverage and 2 two Puskesmas with low K4coverage. The result showed that Puskesmas has shortage in human resources andinfrastructure facilities for KIA program, while funding to support preventive andpromotive activities was only rely on BOK funds. In addition, midwife reportingwas found insufficient, and high turn over of cadres has lead to poor performance.Key words community health centre, health operational fund, K4 antenatalvisit."
2017
T47794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adela Surya Pertiwi
"Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Periode November 2018 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi apoteker di puskesmas , memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu “Penyuluhan Kesehatan DAGUSIBU”. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mensosialisasikan pentingnya mengetahui tata cara pengelolaan obat yang baik dan benar serta mengurangi dampak kesalahan pengelolaan obat di masyarkat.

Internship at Community Health Center of Kecamatan Pasar Minggu South Jakarta Period November 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the practice of pharmaceutical services at community health center in accordance with applicable laws and ethics, and in the field of public health, getting knowledge, skills, behavioral attitude and real insights and experiences for professional practice and pharmaceutical care at community health centre, observing and studying strategy and development of professional practice of pharmacist at community health centre, having a real picture about pharmacy practice problem and being able to communicate and interact with other health worker who served in community health centre. The internship was conducted for two weeks with a special assignment that is "Health Promotion and Community Cadres Knowledge about the Medicine (DAGUSIBU)". The purpose of this special assignment is to socializing the importance of knowing the proper and correct medication management procedures and reducing the impact of drug mismanagement in the community."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bertalina
"Untuk mewujudkan "Indonesia Sehat Tahun 2010", dimana salah satu tujuannya adalah meningkatan mutu pelayanan puskesmas, untuk menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu melalui jaminan mutu. Jaminan mutu yang mulai dikembangkan pada tahun 1998, pada tiga program dasar yaitu Ante Natal Care (ANC), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan imunisasi, namun hasilnya belum seperti yang diharapkan dilihat dari rendah cakupan pnemonia pada balita. Walaupun pada awal kegiatan telah dilakukan strategi yaitu membangun kesepakatan, membangun kapasitas dengan pelatihan dan pelembagaan yaitu membuat mutu pelayanan menjadi budaya kerja. Berdasarkan itu peneliti berasumsi penggerakannya tidak berjalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi penggerakan jaminan mutu di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif pada unit analisis Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Pimpinan Struktural, Pimpinan Puskesmas dan Petugas jaminan mutu di Puskesmas yang keseluruhan berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, dan telaah dokumen.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa penggerakan program jaminan mutu ISPA di Dinkes Kota Bandar Lampung tidak berjalan maksimal, walupun Kepala Dinas Kesehatan menetapkan mutu pelayanan menjadi prioritas utama, namun kegiatan masih bersifat jangka panjang yaitu peningkatan kualitas SDK; peningkatan sarana dan prasarana puskesmas dan puskesmas unit swadana. Pimpinan di tingkat bawahnya yaitu Kepala Subdin P2M pun tidak mempunyai kebijakan untuk program jaminan mutu ISPA. Penggerakan yang dilakukan oleh kepala dinas adalah dengan memotivasi namun tidak maksimal hanya bersifat pujian, tidak pernah mengkomunikasikan program jaminan mutu ISPA, tidak menunjuk koordinator untuk program tersebut. Kepala Subdin P2M pun tidak melaksanakan penggerakan karena tidak ada dukungan dari atasan, walaupun sudah mencoba mengalokasikan dana untuk kegiatan jaminan mutu ISPA, namun tidak terealisasi. Begitu juga di puskesmas pemahaman pimpinan puskesmas tentang penggerakan hanya terbatas bagaimana memotivasi staf. Puskesmas Simpur penggerakannya lebih baik jika dibandingkan dengan puskesmas Kota Karang, dimana pimpinan mempunyai kebijakan untuk program jaminan mutu ISPA, komunikasi dan koordinasi berjalan dan ada usaha dari pimpinan untuk mencapai keberhasilan program jaminan mutu ISPA.
Hasil penelitian ini menyarankan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk menumbuhkan komitmen Kepala Dinas Kesehatan KabupatenlKota dengan melaksanakan Lokakarya tentang jaminan mutu ISPA dengan tujuan membangun kesepakatan dan melakukan pelatihan Training of Trainer (TOT) Jaminan Mutu, serta memberikan stimulan untuk mengatasi hambatan seperti juklak, datar tilik, dan sarana. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung disarankan untuk melaksanakan lokakarya mutu di Dinkes Kota Bandar Lampung dalam rangka meningkatkan budaya kerja yang berwawasan mutu. Begitu juga di Puskesmas Kota Karang dan Simpur diharapkan pimpinan menerapkan budaya kerja berwawasan mutu dan tanggap akan perubahan serta meningkatkan kemampuan untuk memotivasi staf, berkomunikasi dan mengkoordinasikan program jaminan mutu ISPA melalui forum lokakarya mini bulanan. Pimpinan puskesmas meningkatkan kemampuan petugas dalam penggunaan obat rasional serta menghadapi hambatan ketenagaan dan dana dengan memanfaatkan tenaga yang ada sebaik mungkin dan mengalokasikan dana dari ristribusi puskesmas untuk jaminan mutu ISPA.
Daftar Pustaka ; 50 (1982 - 2002)

Qualitative Analysis Quality Assurance Actuating System of Acute Respiratory Tract Infection at Simpur and Kota Karang Community Health Centre, Bandar Lampung, 2003One of the ways to achieve "Healthy Indonesia 2010" is by increasing quality of health care services at Community Health Care through Quality Assurance. Quality Assurance System has been developed since 1998 in 3 (three) basic programs i.e. Antenatal Care, Acute Respiratory Tract Infection and Immunization. But, from the low coverage of Pneumonia in children below 5 year, it can be said that the result is far beyond what has been expected though some strategies has been carried out from the beginning, such as commitment and capacity building by training and institution alisation also making service quality becoming a custom in working environment. Based on this fact, researcher assumes that Quality Assurance movement did not run well.
The purpose of this research was to gather information about the background of Quality Assurance Actuating in Bandar Lampung. Method used in this research was qualitative method with analysis unit were the Head of Bandar Lampung Health Office and his subordinates, head of Community Health Centers and their staffs who are responsible for quality assurance program; it accounted for 20 person all together. Data collection was done by interviewing, discussion and document analysis.
The result showed us that Quality Assurance Actuating of Acute Respiratory Tract Infection in Bandar Lampung Municipality did not run well. Though the Head of Bandar Lampung Health Office determined service quality as priority, nevertheless they still conducted long-term activity such as Human Resources Development, superstructure and infrastructure building at Community Health Centers and "Unit swadana" His subordinate, the chief of P2M (Prevention and Eradication Contagious Diseases) Division did also not have policy related to Quality Assurance Program of Acute Respiratory Tract Infection. The only thing the Head of Municipality Health Office did, was giving motivation by praising them. He has never communicated this program and asked someone to become programme coordinator. The Chief of P2M (Prevention and Eradication Contagious Disease) Division did not do any activity related to this. Though she said that she already tried to allocate some funds for this, but because there was no support from her boss, nothing she can do about this. The same thing happened at community health centers. Their understanding about this movement, only limited on how to motivate staff. Compare with Kota Karang, Simpur Community Health Centre had better action on this movement. It can be seen from the policy she made, better communication and coordination, and hard efforts to achieve good result on this movement.
It is recommended that the Head of Province Health Office gather commitment from District I Municipality Health Office by holding Acute Respiratory Tract Infection Quality Assurance Program Workshop with the objective is to build commitment and conduct quality assurance training for TOT (training of trainer), besides give stimulant to solve problems. In addition, it is also suggested to carry out on the job training about quality to enhance quality awareness in the work environment. Kota Karang and Simpur Community Health Office should apply work environment based on quality and aware of changes, also improve capability to motivate staff, communicate and coordinate Acute Respiratory Tract Infection Quality Assurance Program through monthly "Mini Workshop ". It is hoped that Community Health Centre' Chief improve staff ability in using drug 1 medicine rationally and solving staff and fund burden by utilizing staff optimally and allocating fund from community health centres fee for Acute Respiratory Tract Infection Quality Assurance Program.
Bibliography ; 50 (1980 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riandi Verdi
"Prevalensi karies gigi anak masih sangat tinggi di Kota Bekasi. Hal ini sangat memprihantinkan karena anak-anak merupakan salah satu modal utama dalam membangun masa depan bangsa. Salah satu cara dalam membantu mengatasi masalah tersebut adalah melalui program UKGS. Program UKGS di Kota Bekasi dilaksanakan oleh semua Puskesmas, termasuk Puskesmas Mustikajaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil implementasi program UKGS pada masa adaptasi kebiasaan baru di Puskesmas Kecamatan Mustikajaya pada tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terlibat dalam program UKGS di Mustikajaya. Tidak ada perbedaan komponen hasil implementasi antara masa sebelum pandemi dengan setelah pandemi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi kepada Puskesmas Mustikajaya dan dilanjutkan ke sekolah. Terdapat SOP pelaksanaan program UKGS yang bersumber dari Kementerian Kesehatan. Sumber daya manusia dirasakan masih kurang tercukupi, fasilitas dan pendanaan berasal dari BLUD dan BOK. Terdapat SK penunjukkan penanggung jawab program UKGS. Para responden menyatakan berkomitmen penuh pada program UKGS. Paket I dan II Program UKGS Puskesmas Mustikajaya memiliki nilai sebesar 99,8% dan Paket III memiliki nilai 26,9%. Hal ini menandakan program UKGS belum berjalan dengan maksimal dan perlu ada perbaikan dan peningkatan pelayanan UKGS lebih lanjut.

Dental caries children’s prevalence in Bekasi City is still very high. This is a concerning matter since children are one of the main assets to build the nation’s future. UKGS become one of the solutions to overcome the problem. The UKGS program in Bekasi city is implemented by all Community Health Centers (CHC), including Mustikajaya CHC. The aim of the research is to determine the results of the implementation of UKGS program during the adaptation of new habit period at the Mustikajaya CHC in 2023. There is no difference in the components of implementation results between the pre-pandemic and post-pandemic periods. Qualitative methods was conducted in the research by using depth interview method through the parties that involved in the UKGS program in Mustikaya PHC. The results showed that the socialization was carried by the Bekasi Public Health Office to Mustikajaya CHC and continued to schools. There is an SOP for the UKGS program that made by Ministry of Health. Human resources are still inadequate, facilites and funds come from BLUD and BOK. A decree was appointed to the people in charge of the program. The respondents were fully commited to the UKGS program. The value of UKGS Package I and II are 99,8% while the Package III is 26,9%. This indicates that the UKGS program is not running optimally and need a further improvement and enhancement of UKGS services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Eninta Kartagena
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan Periode Januari 2018 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi apoteker di puskesmas , memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas.. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu ldquo;Pengkajian Pola Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan dalam Pemberian Terapi Metformin dan Glimepirid untuk Datang Kembali ke Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan rdquo;. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui kehadiran pasien DM rawat jalan dalam pengambilan obat, serta mengetahui dan mengkaji kepatuhan pasien DM rawat jalan dalam pengambilan obat periode November-Desember 2017 di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru.

ABSTRACT
Internship at Community Health Center of Kecamatan Kebayoran Baru South Jakarta Period January 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the practice of pharmaceutical services at community health center in accordance with applicable laws and ethics, and in the field of public health, getting knowledge, skills, behavioral attitude and real insights and experiences for professional practice and pharmaceutical care at community health centre, observing and studying strategy and development of professional practice of pharmacist at community health centre, having a real picture about pharmacy practice problem and being able to communicate and interact with other health worker who served in community health centre. The internship was conducted for two weeks with a special assignment that is Assessment of Patient Compliance Pattern of Diabetes Mellitus Patient in Metformin and Glimepirid Therapy to Coming Back to Community Health Centre of Kecamatan Kebayoran Baru South Jakarta . The purpose of this special assignment is to know the presence of DM patient outpatient in taking the drug, and to know and assess compliance of DM patient in taking drug during the period November-December 2017 at Community Health Centre Kecamatan Kebayoran Baru. "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library