Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica Adeline
Abstrak :
ABSTRACT
Pada studi ini telah dilakukan analisis hubungan antara pola kompaksi batuan dengan porositas batuan pada Lapangan X khususnya formasi berumur Miosen Akhir Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Analisis tersebut berfokus pada 3 marker yaitu marker MF6, MF7, dan MF8 yang setara dengan umur geologi Miosen Akhir. Hubungan antara kompaksi dan porositas batuan dihasilkan dari korelasi data crossplot antara nilai porositas dan kedalaman dengan Burial History Chart dari setiap marker penelitian. Selain untuk mengetahui keterkaitan antara kompaksi dan porositas batuan, hasil lain yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai salah satu metode mitigasi bencana, penurunan muka tanah, maupun evaluasi mitigasi dan strategi pemboran.
ABSTRACT
This study has analysed the relations between sandstone compaction and sandstone porosity in X Field which focused on Late Miocene Formation of Kutai Basin, East Kalimantan. This analysis is specific to 3 Late Miocene regional markers, they are MF8, MF7 and MF6. The relations between compaction and porosity are obtained from the correlation of both porosity vs depth crossplot and Burial History Charts from each regionan marker. Not only knowing the relationship between those 2 aspects, this research can be used as one of the methods for disaster mitigation, subsidence analysis, as well as evaluation for drilling mitigation and strategy.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Heri Suprapto
Abstrak :
Skripsi ini membahas korelasi antara nilai CBR dan DCP untuk jenis tanah gambut Berengbengkel, Palangkaraya. Uji CBR merupakan uji yang sudah sangat dikenal secara umum khusunya pada pembuatan jalan raya dan timbunan tanah. Namun, uji CBR ini memiliki beberapa kekurangan. Untuk itu, digunakan DCP sebagai pengganti uji CBR. Penelitian yang pernah dilakukan, menghasilkan grafik korelasi nilai antara CBR dan DCP dengan perhitungan yang berbeda. Pada penelitian ini, akan dicari perhitungan korelasi nilai CBR dan DCP pada tanah gambut yang mendekati nilai CBR yang sebenarnya. Data didapatkan dengan pemadatan tanah, uji CBR laboratorium dan dilanjutkan dengan DCP yang keseluruhan kegiatannya berada di dalam laboratorium. Dari hasil analisa data, didapat perumusan nilai korelasi yang terjadi dalam fungsi logaritma. Dari perhitungan tersebut, diperoleh nilai CBR rata-rata dari tiap kadar air dengan nilai yang mendekati dengan kondisi sebenarnya. ......This paper discuss about the correlation between the CBR and DCP value for peat soil that come from Berengbengkel, Palangkaraya. The CBR test is well known in road construction and for embankment of soil. But, the CBR test has some disadvantages. On the other hand, we can use DCP test than CBR. Research that has been done in the past, has produce correlation graphic between CBR and DCP value with various calculations. In this research, we will find the correlation of CBR and DCP value in peat soil that close to the real CBR value. Output data is made from compaction of the soil, CBR laboratory test, and then continued with DCP test. From the analysis of the data, we can get calculation of the correlation in the logarithmic function. From this calculation, we can get the CBR value of every water content which the value is almost the same with the real condition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50535
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Bekti Rakhmanto
Abstrak :
Pemadatan tanah merupakan bagian penting dalam proses konstruksi jalan raya terutama pada timbunan dan pondasi. Dewasa ini, metode yang digunakan untuk mengontrol pemadatan tanah adalah dengan melakukan uji CBR(California Bearing Ratio). Untuk menggambarkan tingkat pemadatan tanah yang lebih baik, penggunaan nilai CBR mulai tergantikan oleh suatu nilai yaitu nilai kekakuan tanah. Hanya saja penggunaan nilai Kekakuan Tanah jarang digunakan di Indonesia dikarenakan masih sulitnya cara pengukuran nilai Kekakuan Tanah khususnya untuk tanah di Indonesia. Dewasa ini nilai kekakuan tanah dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut GeoGauge. GeoGauge merupakan suatu alat yang diciptakan untuk menentukan nilai kekakuan dan modulus dari tanah dan agregat. Penelitian kali ini yaitu tentang pengaruh dimensi sampel terhadap perubahan nilai kekakuan yang akan ditentukan dengan menggunakan alat yang disebut GeoGauge.
Soil compaction is an important part in the highway construction process, especially in the embankment and foundations. Now, methods that used to control soil compaction is the CBR test(California Bearing Ratio). To illustrate the level of soil compaction better, CBR values began to be replaced by a soil stiffness values. However, stiffness value are rarely used in Indonesia because it is still difficult to measure Soil stiffness values particularly for land in Indonesia. Now, soil stiffness values can be measured by using a device called GeoGauge. GeoGauge is a tool created to determine stiffness values and modulus values of soil and aggregate. The research this time is influence of sample dimension box with stiffness values to be determined by using a device called GeoGauge.
2010
S50489
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adzindani Reza Wirawan
Abstrak :
Praktik keinsinyuran dilakuakan di Proyek Pekerjaan Perbaikan Tanah dengan metode Downhole Deep Compaction (DDC) dalam bagian proyek pembangunan Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri. Praktik keinsinyuran difokuskan kedalam penerapan Value Engineering khususnya pada material filler DDC guna meningkatkan nilai fungsi dan efektifitas pelaksanaan proyek, serta efisiensi cost dengan cara mengganti material fiiler dari 100% crushed stone menjadi 100% coarse grained. Dilakukan pengujian laboratotium terhadap material filler 100% coarse grained dengan hasil uji Sieve Analysis adalah bergradasi baik, persentase hasil uji Los Angeles (Abration) adalah 47.90% dari batas maksimal 60%, presentase hasil uji flakiness index adalah 2,15% dari batas maksimal 30%. dan hasil uji soundness adalah 10.89% dari batas maksimal 15%. Serta dilakukan uji Static Loading Test pada tiang yg telah diisi dengan material filler 100% coarse grained dan mendapatkan nilai settlement 19.79 mm dari batas penerimaan maksimal settlement sebesar 100 mm untuk 200% beban kerja. Sehingga dapat disimpulkan material 100% coarse grained dapat digunakan sebagai material filler pekerjaan DDC PT. Lancarjaya Mandiri Bersama untuk proyek pembangunan Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri. ......Engineering Practice is carried out at the Soil Improvement Project using Downhole Deep Compaction (DDC) method in the construction project for the Dhoho International Airport Kediri. Engineering practice is focused on the application of Value Engineering, especially on DDC filler material in order to increase the functional value and effectiveness of project implementation, as well as cost efficiency by changing the filler material from 100% crushed stone to 100% coarse grained. Laboratory testing was carried out on 100% coarse grained filler material with the Sieve Analysis test results being well graded, the percentage of Los Angeles (Abration) test results was 47.90% of the maximum limit of 60%, the percentage of flakiness index test results was 2.15% of the maximum limit of 30 %. and the result of the soundness test is 10.89% of the maximum limit of 15%. The Static Loading Test was also carried out on piles filled with 100% coarse grained filler material and obtained a settlement value of 19.79 mm from the maximum acceptance limit for settlement of 100 mm for 200% workload. So it can be concluded that 100% coarse grained material can be used as a filler material for PT. Lancarjaya Mandiri Bersama for Dhoho International Airport Kediri development project.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Das, Braja M.
Abstrak :

ABSTRACT
Intended as an introductory text in soil mechanics, the eighth edition of Das, Principles of geotechnical engineering offers an overview of soil properties and mechanics together with coverage of field practices and basic engineering procedure. Background information needed to support study in later design-oriented courses or in professional practice is provided through a wealth of comprehensive discussions, detailed explanations, and more figures and worked out problems than any other text in the market.
Stamford: CT Cengage Learning, 2014
624.151 DAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Trisuya
Abstrak :
Kuat geser tanah gambut merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan pondasi atau subgrade pembangunan jalan khususnya di daerah yang banyak mengandung tanah gambut. Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel tanah gambut Desa Tampan Riau yang dipadatkan dengan 3 (tiga) kondisi persiapan sampel yaitu kondisi undisturbed, pembasahan, dan pembasahan pengeringan sebelum pengujian triaksial consolidated undrained. Efek dari pemadatan, pembasahan, dan pengeringan diamati dari grafik hubungan tegangan deviator-tegangan efektif; perubahan tekanan air pori-regangan; dan tegangan deviator-regangan kemudian hasilnya dibandingkan pada tiap-tiap kondisi dan kadar air pemadatan.
The shear strength is one of factor that important to know in foundation engineering or road construction subgrade especially in organic soil area. This method of research used gambut soil from Tampan Village in Riau that compacted and there are 3 (three) conditions preparation of it, there are undisturbed sample, wetting process, and wetting drying process before triaxial consolidated undrained test. The effect of compaction, wetting, and drying will be shown in the graphics relation between deviatory stress-effective stress; pore water stress-strain; and deviatory stress-strain, finally the data results for each different conditions and water contents compaction will be compared.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadre Setia Hardeka
Abstrak :
Pemadatan tanah merupakan bagian penting dalam proses konstruksi jalan raya terutama pada lapisan tanah dasar (sub grade) ataupun pondasi bawah (sub base). Selain CBR (California Bearing Ratio) lapangan, saat ini pengujian yang digunakan untuk mengontrol dan mengetahui kualitas pemadatan tanah adalah dengan melakukan uji GeoGauge. GeoGauge digunakan untuk mengukur nilai kekakuan (stiffness) atau modulus elastisitas pada struktur perkerasan langsung di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara nilai CBR lapangan dengan stiffness (kekakuan) yang didapat dari hasil pengukuran GeoGauge pada tanah kepadatan dan kadar air tertentu. Sampel tanah yang digunakan adalah jenis silty sand (pasir lanau) yang dipadatkan dalam lubang berdimensi 60_60_30 cm3 di lapangan. Pemadatan dilakukan setiap lapisan dengan alat pemadat berupa blok beton, dimana setiap lapisan memiliki tebal 5 cm sehingga total ada enam lapisan. Pengukuran CBR lapangan dan GeoGauge dilakukan setelah sampel dipadatkan. Analisis dilakukan dengan mencari persamaan yang menghubungkan antara kedua nilai tersebut yang didapat dari grafik nilai kekakuan dengan CBR lapangan. Korelasi hasil pengujian yang didapat serupa dengan hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Soil compaction is an important part in the highway construction process, especially on sub-grade or sub-base. Besides CBR (California Bearing Ratio) field, the current test used to control and know the quality of soil compaction is GeoGauge test. GeoGauge used to measure the value of stiffness or the modulus of elasticity of pavement structures directly in the field. This study aims to determine the correlation between CBR value of the field with stiffness is obtained from the measurement results on the ground GeoGauge density and specific moisture content. Soil sample used was kind of silty sand is condensed into a hole of dimension 60_60_30 cm3 in the field. Compression done by means of each layer of concrete block compactor, where each layer has a 5 cm thick, so a total of six layers. CBR field measurements and sample GeoGauge after compressed. Analysis carried out by finding an equation that connects between the two values obtained from the graph the value of stiffness with CBR field. The test result is identical with the test result gained by the former researchers.
2010
S50488
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Adhi Pradana
Abstrak :
Penggunaan nilai CBR sebagai kontrol pemadatan tanah mulai tergantikan oleh suatu nilai yang menggambarkan tingkat pemadatan tanah lebih baik daripada nilai CBR yaitu nilai kekakuan tanah. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini akan dilakukan penelitian untuk mendapatkan korelasi antara nilai kekakuan tanah dan nilai CBR sehingga diharapkan di masa mendatang penggunaan nilai CBR akan tergantikan oleh nilai kekakuan tanah. Material yang digunakan adalah tanah gambut kalimantan dikarenakan mempunyai karakteristik yang unik yaitu memiliki kandungan bahan organic yang cukup tinggi disamping kadar keasamannya serta kandungan air yang menyebabkan tanah bersifat lunak. Untuk mendapatkan nilai kekakuan tanah digunakan alat GeoGauge yang diproduksi oleh Humboldt. Kelebihan alat ini adalah memiliki dimensi yang tidak terlalu besar, tidak menyebabkan kerusakan pada permukaan benda uji, dan proses pengujian hanya memakan waktu 75 detik. Kegiatan penelitian meliputi persiapan sampel tanah, pengujian kadar air, pemadatan tanah dengan sistem tekan, pengujian GeoGauge, dan pengujian CBR Lapangan. Persiapan sampel tanah meliputi pengeringan sampel tanah dan penyaringan tanah dengan menggunakan saringan no 4. Pengujian kadar air meliputi penentuan kadar air normal tanah yang telah disaring dan setting kadar air agar kadar air normal tanah mencapai kadar air 100%, 120%, dan 140%. Pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan sistem tekan. Proses pemadatan dilakukan tiap lapisan tanah (terdapat 5 lapis tanah). Pemadatan dilakukan dengan menggunakan kerapatan basah ( ?wet) sebagai target pemadatan tanah. Pengujian GeoGauge dilakukan setelah pemadatan tanah. Dari pengujian GeoGauge didapatkan nilai kekakuan tanah. Pengujian CBR lapangan dilakukan setelah pengujian GeoGauge untuk mendapatkan nilai CBR. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pemadatan dengan sistem tekan tidak sempurna akibat pemberian tekanan tiap lapis berbeda sehingga kepadatan tiap lapis berbeda yang menyebabkan kepadatan sampel dengan sistem tekan tidak identik dengan kepadatan dengan modified proctor tapi identik dengan kepadatan standard proctor. Pada penelitian ini penentuan korelasi antara nilai Soil Stiffness Gauge (SSG) dan nilai CBR tidak dapat dilakukan karena tidak sempurnanya yang menyebabkan hasil pengujian yang tidak optimal (nilai SSG negatif pada sampel dengan nilai CBR di bawah 5%),.
CBR which is a control value of soil compaction is begin to replaced by the soil stiffness which is a value that describes level of soil compaction better than CBR. This research focusing in obtaining the correlation between the soil stiffness and CBR value with the result that CBR value will be replaced by soil stiffness value as a control value of soil compaction in the future. This research will use kalimantan peat soil as its material because it has unique characteristics spesifically it contains organic matters, high level of acidity and water content that make it acts like soft soil. This research will use Humboldt GeoGauge to obtain soil stiffness. The benefit using GeoGauge are it has small dimension, it does not make soil surface damage and the GeoGauge take measurement in 75 second. This research include soil preparation, water content test, soil compaction, GeoGauge test, and field CBR test. The soil preparation cover soil draining and soil filtering using sieve no 4. The water content test cover determination of normal water content of sample which have filtered and setting water content in order that the normal water content will reach target water content which are 100%, 120%, and 140%. This research use pressure method for soil compaction. Sample will be compacted for each layer (there are 5 layers). This compaction use wet density as density target. The GeoGauge test will be carried out after soil compaction. The GeoGauge will obtain soil stiffness. The field CBR test will be carried out after the GeoGauge test to obtain the CBR value. This research conclude that the correlation between Soil Stiffness Gauge and CBR value can not be established because problem occur during compaction with pressure system.
2009
S50455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The book comprises selected proceedings of the 2016 annual conference of the Indian Geotechnical Society. The technical papers presented on the theme “Geotechnical Characterisation and Geoenvironmental Engineering” highlight the modified geotechnical properties of soil admixed industrial waste and also the characteristics of soil with different pore fluid under varying test conditions. The major topics covered are (i) characterisation of soils, rocks and synthesised materials and (ii) geoenvironmental engineering and behaviour of unsaturated soil. This book will prove a valuable reference for researchers and practicing engineers alike.
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20501804
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Penggunaan gutaperca yang dipanaskan menghasilkan adaptasi yang baik dan material obturasi yang homogen. Teknik kompaksi lateral panas menggabungkan kon gutaperca utama dan aksesoris menjadi satu massa homogen yang solid. Teknik carrier-based gutta-percha memiliki seal dan adaptasi yang baik. Teknik downpack-backfill mengkombinasikan teknik kompaksi vertikal dan injeksi termoplastis. Tujuan: Membandingkan adaptasi tepi sepertiga apikal apeks antara teknik kompaksi lateral panas, carrier-based gutta-percha, dan downpack-backfill. Metode: Preparasi saluran akar pada 90 gigi saluran akar tunggal dan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kompaksi lateral panas (KLP), carrier-based gutta-percha (T), dan downpack-backfill (DB). Adaptasi tepi sepertiga apikal apeks ditentukan dengan melihat penetrasi pewarna di antara material obturasi dan dinding dentin pada sampel yang dipotong melintang. Hasil: Adaptasi tepi sepertiga apikal apeks DB paling baik, diikuti T dan KLP (p>0,05). Kesimpulan: Adaptasi tepi sepertiga apikal apeks teknik downpack-backfill paling baik, namun tidak berbeda bermakna.
ABSTRACT
Background: The use of heated gutta-percha can provide good adaptation and homogeneity of obturation material. Warm lateral compaction technique combines primary and accessory gutta-percha cones into one solid homogeneous mass. Carrier-based gutta-percha technique has a good adaptation and sealing ability. Downpack-backfill technique combines warm vertical compaction and thermoplastic injection techniques. Aim: Compare the apical third marginal adaptation of warm lateral compaction, carrier-based gutta-percha, and downpack-backfill techniques. Methods: Ninety single rooted teeth were prepared and assigned to three groups: warm lateral compaction (KLP), carrier-based gutta-percha (T), and downpack-backfill (DB). Apical third marginal adaptation was evaluated by observing the dye penetration between the obturation material and the root canal walls on cross sectioned samples. Results: DB showed the best apical third marginal adaptation, followed by T and KLP (p>0,05). Conclusion: Downpack-backfill technique has the best apical third marginal adaptation, but no significant difference was observed between the three techniques.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>