Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susatyo
"Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sebuah learning organization dengan menggunakan pengembangan lima subsistem learning organization. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan PT Jasa Raharja Putera di kantor Pusat dari jabatan Kepala Divisi sampai dengan Pelaksana Administrasi. Besarnya sampel dipedomani oleh table Krejcie dimana 59 orang diambil sebagai responden dengan metode acak (disproriate random sampling) sehingga semua level karyawan terwakili.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 7 bagian pertanyaan, pertama mengenai sosio demografi responden, kedua learning subsystem, ketiga organization subsystem, keempat people subsystem, kelima knowledge subsystem, keenam technology subsystem dan yang terakhir learning organization. Kuesioner yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari kuesioner yang dikembangkan oleh Marquardt.
Pengolahan data menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Science) untuk mengetahui kecenderungan sosio demografi terhadap variabel learning organization digunakan tabulasi silang (crosstab). Korelasi Spearman digunakan untuk melihat tingkat hubungan keterkaitan antara kelima subsystem terhadap learning organization.
Penilaian score learning organization terhadap variabel-variabel subsystem learning organization standar penilaian ASTD yang kemudian disesuaikan dengan kuesioner yang dikembangkan Marquardt.
Analisis Regresi berganda digunakan untuk melihat keterkaitan variabel Learning Organization dengan variabel-variabel lainnya yang bersumber dari Learning Organization Subsystem.
Hasil penelitian menunjukaan bahwa dari sepuluh kriteria agar sebuah organisasi dapat disebut sebuah learning organization PT Jasa Raharja Putera Baru memenuhi dua kriteria yaitu:
a. Kemampuan perusahaan untuk mengembangkan produk baru serta proses layanan
b. Dorongan untuk melakukan pengembangan di seluruh bagian organisasi
Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat jabatan maka persepsi karyawan terhadap penerapan variabel-variabel learning organization semakin tinggi. Sedangkan untuk latar belakang pendidikan tidak menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka persepsi karyawan akan semakin tinggi terhadap penerapan variabel-variabel learning organization.
Penelitian membuktikan bahwa lima variabel subsystem learning organization memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap kriteria penilaian terhadap variabel learning organization dimana korelasi antara learning organization dengan subsystem Learning Dynamics menunjukaan nilai r sebesar 0,819, dengan subsystem Organization Transformation r = 0,841, People Empowerment r = 0,864, Knowledge Management r = 0,916 dan Technology Application r = 0,872.
Perusahaan belum mampu melakukan proses learning dengan baik ini dibuktikan dengan tingkat rata-rata penilaian atas seluruh unsur dari kelima subsystem learning organization yang berada pada rentang 2.19 sampai dengan 2.59.
Sedangkan penilaian score learning organization berdasarkan rumusan ASTD :untuk organisasi PT Jasa Raharja Putera diperoleh angka 122, yang berarti organisasi perusahaan PT Jasa Raharja Putera memiliki pondasi learning yang kuat.
Persepsi para karyawan menujukkan bahwa Visi Learning organization pimpinan PT Jasa Raharja Putera memiliki nilai presepsi yang tertinggi. Hasil analisis regresi berganda membuktikan bahwa sepuluh variabel Learning Organization dapat dijelaskan oleh variabel - variabel yang bersumber dari learning organization subsystem."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Bagiarta
"Berlakunya UU No. 36 tahun 1999 menubah paradigma penyelenggaraan jasa telekomunikasi di Indonesia dari monopoli menjadi kompetisi, baik untuk badan penyelenggara maupun jenis jasa yang akan dilayani oleh para operator. Dengan kompetisi yang sangat ketat tersebut memicu kreatifitas setiap pelaku bisnis untuk selalu berusaha menjadi terdepan yang berdampak terhadap kinerja perusahaan itu sendiri. PT Telkom Tbk dengan kemampuan, pengalaman serta infrastruktur yang dimiliki berusaha untuk menjadi terdepan dengan melakukan inovasi-inovasi mengikuli perkembangan teknologi komunikasi yang sangat dinamis perkembangannya. Sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi domestik dan internasional, diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya sehingga secara fundamental sahamnya makin menarik untuk dilirik oleh penanam modal (investor). Pembicaraan mengenai nilai sebuah saham juga menyangkut perkiraan prestasi perusahaan di masa depan yang dinilai dari kinerja keuangan selama waktu tak terhingga, yang dapat diamati dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Dalam penulisan karya akhir ini, penulis akan mencoba menganalisis kinerja keuangan dan menilai harga saham PT Telkom, Tbk, dengan melakukan analisis laporan keuangan selama periode tahun 2001-2005.
Sedangkan dalam penilaian harga saham dilakukan analisis fundamental sebelum membuat asumsi-asumsi untuk peramalan earning perusahaan mass depan. Dalam melakukan penilaian fair value dari PT Telkom Tbk penulis menggunkan n letode discounted cash flow valuation dengan membandingkan metode penilaian Free Cash Flow to Equity de^gan F''nsh Flow to the Firm, dan mempertimbangkan pengaruh lingkungan di mana perusahaan melakukan usahanya dengan melakukan top-down analysis sebelum membuat asumsi untuk meramalkan prospek perusahaan di masa datang. Dari hasil analisis kinerja keuangan PT Telkom, Tbk, secara umum menunjukkan bahwa kinerja keuangan Telkom dari tahun 2001 - 2005 menunjukkan pertumbuhan yang membaik. Sedangkan basil perhitungan valuasi terhadap saham PT Telkom, Tbk diperoleh intrinsic equity per share sebesar Rp 6.649,00 serta intrinsic firm per share sebesar Rp 6.369,00. Dengan rnembandingkan nilai tersebut dengan current market price (share (tanggal 29 Desember 2005) sebesar Rp 5.900,00 maka dapat dikatakan bahwa saham PT Telkom, Tbk berada pada posisi undervalue rata-rata sebesar Rp 609 per Iembar sahamnya.
Kasus ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak yang berkepentingan, baik bagi manajemen perusahaan serta para penanam modal (investor). Bagi perusahaan, pemilihan strategi yang tepat yang didasarkan pada prediksi ke depan sebelum melakukan strategi tersebut, akan mengurangi resiko ketidakpastian dalam pelaksanaannya. Bagi investor, mengingat bisnis telekomunikasi memiliki potensi yang cerah di masa depan, dan berdasarkan perhitungan nilai intrinsik saham ini berada pada posisi undervalued, maka PT Telkom, Tbk merupakan alternatif yang baik untuk berinvestasi dan disarankan untuk mengambil posisi buy (beli).

Since UU No.36 Year 1999 (Government regulation) begin to rules, paradigm of all telecommunication operator has change from monopoly to become competition, for both operation and product that served. Tight competition will create creativity from all businessman in objective to become the leader, by which will effect companies own productivity. PT. TELKOM Tbk, with its ability, experiences, and infrastructures, commit to become the leading company by creating new innovation in communication technology where evolution is very dynamic. As a telecommunication operator for domestic and international region, Public hopes that PT Telkom will increase its productivity, in which fundamentally will increase its share value and automatically will interest investors. The value of a share is depend on company achievement in the future based on finances evaluation during several period of time, which can be evaluated from finances activity evaluation that was released periodically.
Related to the thesis, writer will analyze finances report of PT.Telkom during period of 2001 - 2005. While on share value estimation, we will analyze fundamentals before making any assumption for Estimate Company earning in the future. In calculating fair value of PT. Telkom Tbk, writer will use discounted-cash-flow-valuation method by comparing free cash flow to equity with free cash flow to the firm, and also considering the surroundings/ environment where the company live, by conducting top-down analysis before making any assumption to predict company prospect in the future.
Result of analysis Finances activity of PT Telkom Tbk, generally that Management activity from year 2001 - 2005 shows a better growth. While valuation calculation to PT. Telkom,Tbk share we have intrinsic equity per share is Rp 6,648 while intrinsic firm per-share is Rp 6,369. Comparing those value with current market price/share (29 December 2005) by Rp 5,900.00, we can conclude that PT.Telkom, Tbk share is in undervalue position with average Rp 609 per share. We hope that this would give a benefit for all concerned parties, both management and investors- Company must choose the prefect strategy which based on future prediction before applying strategy in order to reduce uncertainty in implementation. Considering that telecommunication business has bright potency in the figure, and based on calculation in intrinsic value, this share is in undervalue position, therefore PT. Telkom,Tbk could be one of a good alternative to invest money (buy position)."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library