Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Perwira Widianto
"Pendahuluan: Hal yang penting untuk transplantasi hati donor hidup (LDLT) yaitu risiko morbiditas dan mortalitas minimal terhadap donor hidup yang sehat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis seluruh komplikasi pascadonor dengan derajat beratnya komplikasi dikelompokkan berdasarkan klasifikasi Clavien-Dindo yang dikombinasikan dengan Comprehensive Complication Index (CCI) dan untuk menganalisis faktor-daktor yang berhubungan dengan komplikasi pascaoperasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Terdapat 53 pasien dengan rekam medis lengkap dan menjalani LDLT di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Desember 2010 dan Januari 2019. Seluruh subjek penelitian dianalisis secara retrospektif. Penelitian ini telah lolos kaji etik dengan nomor surat No 93/UN2.F1/ETIK/2019.
Hasil: Dari 53 pasien yang menjalani LDLT di RSCM, terdapat 7 pasien yang menjalani prosedur transplan hati adult-to-adult dan 46 pasien menjalani prosedur transplan hati adult-to-child. Pada kelompok pasien transplan adult-to-child, sebanyak 43 pasien merupakan donor lobus kiri lateral, 4 pasien donor lobus kiri, 2 pasien donor lobus kiri total, dan 4 pasien donor lobus kanan total. Komplikasi pascaoperasi dilaporkan pada 18 donor (33%). Terdapat 3 (5,6%) pasien dengan klasifikasi Clavien-Dindo derajat IIIa atau lebih berat dengan skor CCI keseluruhan yaitu 10,45 (8,7-55,8). Terdapat 1 dari 53 donor (1,8%) dengan komplikasi bilier derajat III yang membutuhkan ERCP dan ditata laksana dengan stenting bilier dan sfingterektomi. Reoperasi terkati hepatektomi donor dilakukan pada 1 donor akibat infeksi daerah operasi dalam. Tidak ada insidensi gagal hati pascahepatektomi dan mortalitas perioperatif sejak awal prosedur transplantasi hati dilakukan.
Kesimpulan: Morbiditas pasca-LDLT berhubungan dengan pengalaman pelaksana. Sistem klasifikasi Clavien-Dindo yang dikombinasikan dengan CCI bermanfaat dalam memperkirakan hasil prosedur.

Introduction: The crucial prerequisite for living donor liver transplantation (LDLT) is minimal morbidity and mortality risk to the healthy living donor. The purposes of this study were to analyze all post donor complications according to severity using Clavien-Dindo Classification (CDC) integrated with Comprehensive Complication Index (CCI) and to identify factors related to post-operative complications.
Methods: The cross-sectional design was used. A total of 53 patients, with complete medical records, who underwent LDLT in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta (RSCM) between Desember 2010 and January 2019 were retrospectively analyzed. Ethical approval No 93/UN2.F1/ETIK/2019.
Results: Of 53 patients underwent LDLT at RSCM, 7 patients underwent adult-to-adult liver transplant and 46 patients underwent adult-to-child liver transplant. Of these, 43 were donors of the left-lateral lobe, 4 were of the left lobe, 2 were full-left lobes, and 4 were of the full-right lobe. Postoperative complications were reported in 18 (33%) donors. There were 3 (5.6%) patients in CDC grade IIIa or greater and the overall CCI was 10.45 (8.7-55.8). Only 1 out of the 53 donors (1.8%) had a grade III biliary complication requiring ERCP and managed with biliary stenting and sphincterotomy. Re-operation related to donor hepatectomy was done in 1 donor due to deep incisional surgical site infection. No incidence of post hepatectomy liver failure and perioperative mortality were recorded since inception of the liver transplantation program.
Conclusions: Morbidity after LDLT strongly correlates to center experience. The CDC grading system integrates with CCI is useful to comprise surgical outcomes.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Thalya Alissya Rahma
"Latar Belakang: Pembedahan saluran cerna memiliki risiko komplikasi tinggi yang meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan biaya kesehatan. Penurunan albumin pascaoperasi terkait inflamasi sistemik menjadi indikator penting komplikasi. Comprehensive Complication Index (CCI) digunakan untuk menilai komplikasi lebih komprehensif dibanding Clavien-Dindo Classification.
Metode:Studi kohort prospektif ini dilakukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada Juli-November 2024. Subjek penelitian adalah pasien dewasa yang menjalani pembedahan saluran cerna. Dari 80 subjek awal, 78 memenuhi kriteria dengan 39 pada kelompok albumin dibawah rata-rata atau median dan 39 albumin diatas rata-rata atau median. Komplikasi pascaoperasi diukur menggunakan Comprehensive Complication Index (CCI), yang mencerminkan seluruh komplikasi pada skala kontinu 0-100, di mana skor lebih tinggi menunjukkan beban komplikasi yang lebih berat. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Mann-Whitney untuk membandingkan skor CCI antara kedua kelompok albumin.
Hasil: Dari total 78 subjek penelitian, didapatkan nilai tengah albumin 2,85 g/dL. Kelompok dengan albumin <2,85 g/dL memiliki skor CCI lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan albumin ≥2,85 g/dL. Analisis menunjukkan hubungan bermakna secara signifikan antara status albumin dan komplikasi pascaoperasi (p<0,05).
Kesimpulan: Status pascaoperasi berhubungan signifikan dengan komplikasi pasca pembedahan saluran cerna. Penilaian albumin dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien berisiko tinggi komplikasi dan merencanakan intervensi nutrisi guna mengurangi komplikasi.

Background: Gastrointestinal surgery carries a high risk of complications, increasing morbidity, mortality, and healthcare costs. Postoperative albumin decline associated with systemic inflammation serves as an important indicator of complications. The Comprehensive Complication Index (CCI) is used to assess complications more comprehensively than the Clavien-Dindo Classification.
Methods: This prospective cohort study was conducted at RSUPN Cipto Mangunkusumo from July to November 2024. The study subjects were adult patients undergoing gastrointestinal surgery. Out of 80 initial subjects, 78 met the inclusion criteria, with 39 in the <2.85 g/dL albumin group and 39 in the >2.85 g/dL albumin group. Postoperative complications were measured using the Comprehensive Complication Index (CCI), which reflects all complications on a continuous scale from 0 to 100, with higher scores indicating greater complication burden. Bivariate analysis was performed using the Mann-Whitney test to compare CCI scores between the two albumin groups.
Results: Among the 78 subjects, the median albumin level was 2.85 g/dL. CCI score in the <2.85 g/dL albumin group significantly higher than the >2.85 g/dL albumin group. These findings indicate a significant association between albumin levels and postoperative complication (p<0.05)..
Conclusion: Postoperative albumin status is significantly associated with gastrointestinal surgery complications. Albumin assessment can be used to identify high-risk patients and plan nutritional interventions to reduce complications.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Thalya Alissya Rahma
"Latar Belakang: Pembedahan saluran cerna memiliki risiko komplikasi tinggi yang meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan biaya kesehatan. Penurunan albumin pascaoperasi terkait inflamasi sistemik menjadi indikator penting komplikasi. Comprehensive Complication Index (CCI) digunakan untuk menilai komplikasi lebih komprehensif dibanding Clavien-Dindo Classification.
Metode:Studi kohort prospektif ini dilakukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada Juli-November 2024. Subjek penelitian adalah pasien dewasa yang menjalani pembedahan saluran cerna. Dari 80 subjek awal, 78 memenuhi kriteria dengan 39 pada kelompok albumin dibawah rata-rata atau median dan 39 albumin diatas rata-rata atau median. Komplikasi pascaoperasi diukur menggunakan Comprehensive Complication Index (CCI), yang mencerminkan seluruh komplikasi pada skala kontinu 0-100, di mana skor lebih tinggi menunjukkan beban komplikasi yang lebih berat. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Mann-Whitney untuk membandingkan skor CCI antara kedua kelompok albumin.
Hasil: Dari total 78 subjek penelitian, didapatkan nilai tengah albumin 2,85 g/dL. Kelompok dengan albumin <2,85 g/dL memiliki skor CCI lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan albumin ≥2,85 g/dL. Analisis menunjukkan hubungan bermakna secara signifikan antara status albumin dan komplikasi pascaoperasi (p<0,05).
Kesimpulan: Status pascaoperasi berhubungan signifikan dengan komplikasi pasca pembedahan saluran cerna. Penilaian albumin dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien berisiko tinggi komplikasi dan merencanakan intervensi nutrisi guna mengurangi komplikasi.

Background: Gastrointestinal surgery carries a high risk of complications, increasing morbidity, mortality, and healthcare costs. Postoperative albumin decline associated with systemic inflammation serves as an important indicator of complications. The Comprehensive Complication Index (CCI) is used to assess complications more comprehensively than the Clavien-Dindo Classification.
Methods: This prospective cohort study was conducted at RSUPN Cipto Mangunkusumo from July to November 2024. The study subjects were adult patients undergoing gastrointestinal surgery. Out of 80 initial subjects, 78 met the inclusion criteria, with 39 in the <2.85 g/dL albumin group and 39 in the >2.85 g/dL albumin group. Postoperative complications were measured using the Comprehensive Complication Index (CCI), which reflects all complications on a continuous scale from 0 to 100, with higher scores indicating greater complication burden. Bivariate analysis was performed using the Mann-Whitney test to compare CCI scores between the two albumin groups.
Results: Among the 78 subjects, the median albumin level was 2.85 g/dL. CCI score in the <2.85 g/dL albumin group significantly higher than the >2.85 g/dL albumin group. These findings indicate a significant association between albumin levels and postoperative complication (p<0.05)..
Conclusion: Postoperative albumin status is significantly associated with gastrointestinal surgery complications. Albumin assessment can be used to identify high-risk patients and plan nutritional interventions to reduce complications.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library