Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitiara Arizona
"ABSTRAK
Penyemenan selubung sumur adalah proses untuk menempatkan cement slurry ke dalam annulus antara sumur bor dengan casing. Penyemenan merupakan salah satu faktor penting dari aktifitas pengeboran sumur minyak bumi karena bertujuan untuk mengisolasi zona produksi, mensupport casing, mencegah peluruhan dinding sumur dan melindungi casing atau pipa pengeboran dari korosi selama proses pengeboran berlangsung. Penyemenan selama ini menggunakan semen kelas “G” yaitu semen yang memiliki komposisi khusus yang didesain untuk pengeboran minyak bumi dengan harga yang cukup mahal. Oleh karena itu dicoba untuk mencari suatu alternatif yang dapat menekan biaya penyemenan dengan menggunakan semen kelas “A” yang biasa digunakan untuk keperluan konstruksi.
Kualitas dasar semen kelas “A” dianalisa dengan melakukan uji waktu pengerasan dan uji kuat tekan tanpa menggunakan additive. Kemudian kelayakan pemakaian semen kelas ”A” dibuktikan dengan melakukan pengujian waktu pengerasan dan kuat tekan melalui penambahan additive yang berfungsi untuk mengatur waktu pengerasan semen sehingga mendapatkan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan semen kelas “G” dengan mempertimbangkan faktor biaya. Analisa uji waktu pengerasan dan uji kuat tekan dilakukan pada variasi temperatur 28 °C, 40 °C, 60 °C, 80 °C dan100 °C.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada temperatur 100 °C semen kelas ”A” sudah tidak layak digunakan. Dari penambahan additive lignosulfonate pada temperatur 60 °C sebesar 0,077 gal/sack dan pada temperatur 80 °C sebesar 0,18 gal/sack, menunjukkan bahwa proses pengerasan semen kelas ”A” dapat diperlambat untuk mendapatkan waktu pengerasan yang tidak jauh berbeda dengan semen kelas ”G”, selain itu kekuatan semen masih diatas batas minimum kekuatan semen yang diijinkan. Ditinjau dari segi biaya, penambahan lignosulfonate pada semen kelas ”A” tersebut masih lebih menguntungkan dibandingkan dengan semen kelas ”G”. Berdasarkan hasil analisa dengan penambahan kalsium klorida ternyata semen kelas ”A” lebih efektif digunakan untuk mempercepat proses pengerasan semen dan meningkatkan kekuatan semen dibandingkan semen kelas ”G”.

ABSTRACT
Cementing is a process of placing the cement slurry into an annulus between casing and well bore. Cementing is one of the important factor of drilling activity that used for isolating production zone, supporting casing, preventing physical disintegration of the well formation and for protecting casing and drilling pipe from corrosion effect during drilling activity. The “G” class cement has been used for cementing process, it is a cement that has special composition designed for drilling in which a little bit costly. Thus, researcher try to find an alternative option that can minimize the cost of cementing by using “A” class cement that usually used for constructions activities.
The basic quality of “A” class cement were analyzed by thickening time test and compressive strength test without using any additive. Thickening time test and compressive strength test also done to see whether “A” class cement is suitable to be used. Additional of additive was added for suiting the time taken for the thickening time of cement, resulting in less difference quality of cement compared with the “G” class, considering the cost factor. Thickening time test and compressive strength test have been done at a various temperature level, 28 °C, 40 °C, 60 °C, 80 °C dan100 ° C.
The result of the research showed that at 100 ° C, “A” class cement is not suitable for use. From the additional of 0,077 gal/sack lignosulfonate at 60 °C and 0,18 gal/sack at 80 °C, shown that thickening time of “A” class cement can be slowed down to get more similar process time with the “G” class, beside that the strength of cement is still above the minimum strength permitted. As from the cost factor point of view, the additional lignosulfonate is more benefiting. Based on result with the additional of calcium chloride, “A” class cement is proved to be more effective for fastening thickening time and for increasing the strength of cement compared to the “G” class."
2007
S49728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat mortar menggunakan limbah kertas yang telah diproses sebelumnya untuk mendapatkan mortar yang ramah lingkungan dengan memaanfaatkan limbah namun tetap memiliki sifat mekanis dan fisik yang baik dimana kuat tekan melampaui 17.24 MPa dan densitasnya di bawah 1.8 gr/cm3 . Benda uji ditambahkan zat adiktif berupa fly ash dengan proporsi 4%, 8%, dan 12 % serta superplasticizer sebanyak 1% terhadap berat semen yang digunakan. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan, kuat lentur, susut, modulus elastisitas, densitas, dan daya serap air. Penelitian ini akan merujuk pada ASTM C 873-94 dan ASTM C 78-94. Dari rata-rata hasil pengujian pada umur 28 hari, sampel dengan fly ash 8% memiliki nilai kuat tekan dan kuat lentur paling tinggi yaitu masing-masing sebesar 18.55 MPa dan 6.35 MPa. Susut terbesar terjadi pada sampel dengan penambahan fly ash sebesar 4% yaitu dengan nilai kumulatif sebesar 19.1%. Modulus elastisitas paling tinggi ada pada penambahan fly ash sebesar 12% yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 3233.8 MPa. Densitas terbesar ada pada sampel dengan penambahan fly ash sebesar 12% yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 1.78 gr/cm3. Dan untuk daya serap air paling rendah dimiliki oleh sampel dengan penambahan fly ash sebesar 12% yaitu dengan nilai rata-rata 11.59%.
ABSTRAK
The purpose of this research is making mortar using waste paper that has passed its pretreatment in order to get green mortar using waste but still has good mechanical and physical characteristic which is the compressive strength should be above 17.24 MPa and the density should be below 1.8 gr/cm3. All samples have been added by fly ash with proportion 4%, 8%, and 12% and superplasticizer 1% based on cement mass. Tests that have been done are compressive strength, flexural strength, shrinkage, elastic modulus, density, and absorption. This research referred to ASTM C 873-94 and ASTM C 78-94. Average result at age 28 day, samples with addition 8% of fly ash have the highest score for compressive and flexural strength with each of them 18.55 Mpa and 6.35 MPa. The highest shrinkage happened on samples with addition 4% of fly ash with the cumulative result 19.1%. For elastic modulus, the highest score happened on samples with addition 12% of fly ash with the average result 3233.8 MPa. The highest score for density happened on samples with addition 12% of fly ash with the average result 1.78 gr/cm3. And for absorption, the lowest score happened on samples with addition 12% of fly ash with average result 11.59%."
Unversitas Indonesia. Fakultas Teknik, 2016
S65039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sung, Taek Lee
"Indonesia adalah negara yang tercatat sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit didunia. Indonesia memproduksi hampir setengah dari kebutuhan minyak kelapa sawit di dunia. Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Perkebunan, Kementrian Pertanian, diperkirakan Indonesia memiliki kebun kelapa sawit hingga 12.3 juta hektar Ha pada tahun 2017. Lahan tersebut terdiri dari 4,75 juta hektar perkebunan milik komunitas, 6,8 juta hektar perkebunan milik pribadi dan 752 ribu hektar perkebunan milik pemerintah.
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis adalah penggunaan cangkang kelapa sawit yang terlebih dahulu akan diairi dengan menggunakan air panas 50°C dan air bertemperatur ruangan 28°C untuk dijadikan agregat pada beton ringan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari subtitusi cangkang pada kuat tekan, kuat lentur, susut, dan kuat tarik belah pada beton. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dianalisis dengan membandinngkan kedua metode perendaman dan dilihat metode apa yang memiliki hasil lebih baik pada kuat tekan, kuat lentur, susut, dan kuat tarik belah.

Indonesia is listed as the largest producer of palm oil in the world. Indonesia produces almost half of the world 39 s palm oil inventories. Based on data from the Directorate General of Plantation, Ministry of Agriculture, Indonesia 39 s oil palm plantation area in 2017 is estimated to reach 12.3 million Hectares Ha. This amount consists of 4, 75 million ha of community plantations, 6.80 million hectares of private plantations and 752 thousand ha of state plantations.
The research that will be done by the writer is the use of water pre treatment on oil palm shell as coarse aggregate by using hot water 50°C and room temperature water 28°C, which is called common water in general, to lightweight concrete strength. The scope of the research was undertaken to see the effect of oil palm shell to compressive strength, flexural strength, concrete shrinkage, and direct split in concrete. From the result of concrete strength tests, the research can be analyzed by comparing between those two methods, and it can determine which method gives better result in compressive strength, flexural strength, concrete shrinkage, and direct splitting in concrete test.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alya Aryasatiana Azzahra
"Geopolimer adalah bahan bangunan ramah lingkungan sebagai subtitusi semen portland. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimal dalam proses pembentukan geopolimer untuk mencapai nilai kuat tekan terbaik. Fokus penelitian ini adalah pada pengaruh suhu pelarutan aktivator, yaitu NaOH dan Na2SiO3, dengan variasi suhu pelarutan 30°C, 40°C, dan 50°C, serta penambahan semen portland sebesar 5%, 10%, dan 15% terhadap berat fly ash sebagai prekursor. Nilai kuat tekan terbaik, yaitu 20,12 MPa, dicapai pada sampel dengan suhu pelarutan aktivator alkali 40°C dan substitusi semen portland sebesar 15% terhadap fly ash. Nilai tersebut lebih tinggi daripada sampel kontrol semen portland yang memiliki kuat tekan sebesar 19,42 MPa. Sampel terbaik tersebut kemudian dikarakterisasi dengan beberapa uji, yang mengindikasikan pembentukan beberapa kristal baru seperti kuarsa, okenite, faujasite-Na, anortit, dan aluminocoquimbite yang memiliki tingkat kekerasan mineral cukup tinggi. Selain itu, terdeteksinya ikatan-ikatan seperti Si-O-Si dan Al-O-Si yang lebih kuat pada sampel dengan nilai kuat tekan tertinggi.

Geopolymer is an environmentally friendly building material used as a substitute for Portland cement. This research aims to determine the optimal conditions in the geopolymer formation process to achieve the best compressive strength value. The focus of this research is on the influence of the dissolution temperature of activators, namely NaOH and Na2SiO3, with dissolution temperature variations of 30°C, 40°C, and 50°C, as well as the addition of Portland cement by 5%, 10%, and 15% by weight of fly ash as a precursor. The best compressive strength value, which is 20.12 MPa, was achieved in samples with an alkali activator dissolution temperature of 40°C and a substitution of 15% Portland cement for fly ash. This value is higher than the control sample of Portland cement, which has a compressive strength of 19.42 MPa. The best samples were then characterized with several tests, indicating the formation of several new crystals such as quartz, okenite, faujasiteNa, anorthite, and aluminocoquimbite, which have a relatively high mineral hardness level. In addition, the presence of stronger bonds such as Si-O-Si and AlO-Si was detected in samples with the highest compressive strength value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Suryadi
"Hidroksiapatit (HA) merupakan salah satu material bone graft alloplast yang sering digunakan dalam prosedur bone grafting karena sifat osteokonduktif dan biokompatibel yang baik serta komposisinya yang mirip dengan komponen anorganik tulang dan gigi. Namun, HA yang diproduksi dengan metode sintering sulit teresorpsi di dalam tubuh karena kristalinitas yang tinggi. HA dengan kristalinitas rendah dapat diproduksi dengan metode disolusi presipitasi. Pembuatan HA dalam bentuk blok membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan granul, penambahan kondisi hidrotermal dapat mempercepat waktu konversi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan tekan HA yang dihasilkan dari blok gipsum yang direndam dalam larutan Na3PO4 1 mol/L pada kondisi hidrotermal selama 48 jam pada suhu 100oC dan 140oC dan 180oC dan. Blok gipsum dibuat dengan mencampurkan bubuk kalsium sulfat hemihidrat dan aquades dengan rasio akuades dibanding bubuk 0,5. Blok gipsum direndam di dalam larutan Na3PO4 1 mol/L dan dipanaskan selama 48 jam pada suhu 100oC, 140oC dan 180oC. Uji compressive strength dilakukan untuk evaluasi kuat tekan dengan menggunakan Universal Testing Machine AGS-X (Shimadzu, Japan). Setelah perendaman, HA teridentifikasi pada semua kelompok spesimen, namun pada kelompok 100oC dan 140oC selain HA, fasa gipsum juga masih teridentifikasi. Pada kelompok 180oC hanya HA yang teridentifikasi. Berdasarkan uji statistik One-Way ANOVA dan Post-Hoc Tamhane, terdapat penurunan nilai kuat tekan yang signifikan antara kelompok kontrol (gipsum) dan setelah perlakuan suhu 100oC, 140oC dan 180oC. Penurunan nilai kuat tekan juga signifikan antara kelompok perlakuan suhu 180oC dengan kelompok perlakuan suhu 100oC dan 140oC. Namun, tidak ada perbedaan bermakna nilai kuat tekan antara kelompok perlakuan suhu 100oC dan 140oC. Disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukkan nilai kekuatan tekan yang turun secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (gipsum).

Hydroxyapatite (HA) is one of the alloplastic materials that is often used in bone grafting procedures because of its osteoconductive and biocompatible properties and its composition which is similar to the inorganic components of bones and teeth. However, sintered HA cannot be reabsorbed in the body due to its high crystallinity. Low crystalline HA can be fabricated through dissolution-precipitation reaction. HA block require conversion time that HA granules. Applying hydrothermal condition to dissolution-precipitation reaction would compensate for longer conversion time. The aim of this study was to analyze the compressive strength of HA block produced from gypsum block that immersion in Na3PO4 1 mol/L solution based on dissolution precipitation method under hydrothermal condition. Block gypsum were made from calcium sulfate hemihydrate powder mixed with distilled water at water to powder ratio 0,5. The gypsum blocks were immersed in Na3PO4 1 mol/L solution for 48 hours at 100oC, 140oC and 180oC. Compressive strength test was used for mechanical strength evaluation and was done with Universal Testing Machine AGS-X (Shimadzu, Japan). After immersion, there was a HA phase identified in all groups, however, groups that had immersion at 100oC and 140oC there was gypsum identified too. Based on statistical analysis using One Way ANOVA and Post-Hoc Tamhane test, there was a significant decrease in compressive strength value between groups of specimens before and after immersion at 100oC, 140oC and 180oC. Compressive strength value was Also significant between group immersion at 180oC and 100oC, 140oC. But the difference between the group after immersion at 100oC and 140oC was not significant. It was concluded that the compressive strength value decreased significantly compared to the control group (gypsum)."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sugiman
"Dalam aplikasi di bidang kelautan, bahan komposit sandwich harus mempunyai kulit dan inti yang memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi dan kelembaban. Penetitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh arah serat dan ketebalan inti terhadap kekuatan tekan dan bending pada material komposit sandwich.
Bahan kulit untuk komposit sandwich berupa komposit dari fiberglass dengan matriks polyester resin, untuk inti dari styrofoam, sedangkan untuk adhesive menggunakan bahan dasar epoxy. Arah serat kulit dibuat anyam 4 lapis, anyam-acak-anyam-acak, [0/90]s, [0/45/-45/90]. Ketebalan inti yang digunakan adalah 14 mm dan 28 mm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen dengan ketebalan inti 28 mm menghasilkan kekuatan tekan yang lebih tinggi dibanding spesimen dengan ketebalan inti 14 mm. Sedangkan, spesimen dengan ketebalan inti 14 mm menghasilkan kekuatan bending yang lebih tinggi dibanding spesimen dengan ketebalan inti 28 mm. Spesimen dengan arah serat anyam 4 lapis menghasilkan kekuatan tekan dan bending paling tinggi, diikuti anyam-acak-anyam-acak, [0/90]s dan terakhir [0/45/-45/90].

In marine application, sandwich composites should have high corrosive and moisture resistance. Polyester reinforced composite as sandwich skin's has been widely used in boat construction. Research has been conducted to investigate influence of fiber orientation and core thickness on the compressive and bending strength of foam cored sandwich composite.
Glassfiber reinforced polyester composite used as skin for sandwich and styrofoam as core. The skin has lay-up four layers woven, four layers woven-random alternatively, [0/90]s, and [Q/45/-45/9Q]. The thickness of core were 14 mm and 28 mm.
The results indicate that the thicker core has higher compressive strength than the thinner one. However for bending strength the thicker core is higher than the thinner. For skin, lay-up that has higher 0 fiber orientation indicates the highest in both of compressive and bending strength.
"
[s.l]: [s.n], 2004
JUTE-XVIII-2-Juni2004-86
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Abimayu Ramadhana
"Untuk mendukung kesepakatan Sustainable Development Goals (SDGs), sektor konstruksi dapat melakukan pembangunan berbasis ‘green building’. Beton merupakan material yang sangat dibutuhkan sebagai bahan konstruksi namun menimbulkan dampak negatif pada lingkungan pada prosesnya. Selain itu bahan lain yang menjadi permasalahan lingkungan yaitu plastik. Sifat plastik yang sulit terurai menjadikannya salah satu faktor timbulan sampah. Material tersebut akan lebih baik apabila didaur ulang menjadi salah satu material konstruksi pengganti Natural Aggregat (NA). Pada penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan agregat limbah beton (RCA) sebagai pengganti agregat menengah dan penambahan plastik LDPE pada nilai kuat tekan dari paving block. Pada penelitian ini akan digunakan agregat limbah beton klasifikasi menengah yaitu tertahan saringan No.4, No,8, No.16, dan No. 30 pada seluruh sampel uji paving block. Kemudian dilakukan variasi penambahan plastik sebesar 4%, 6%, 8%, dan 10% dari kadar semen yang digunakan pada tiap sampel. Proses pemadatan dilakukan secara manual dengan alat pemukul besi (compactor). Model sampel paving block yang akan dilakukan kuat tekan dibagi menjadi dua yaitu pengujian balok dan pengujian kubus sesuai SNI 03-0691-1996 dimana paving block tebal 6 cm menjadi 5x5x5 cm dan untuk paving block tebal 10 cm menjadi 9x9x9 cm. Didapatkan hasil bahwa nilai kuat tekan rata-rata tertinggi dari penggunaan RCA dan limbah plastik LDPE pada variasi sampel 6 cm yaitu dengan kadar plastik 6% dari berat semen yang digunakan. Nilai kuat tekan rata-rata sampel kubus 5x5x5 cm yaitu 210.36 kg/cm² dan sampel uji balok 6 cm yaitu 318.34 kg/cm². Sedagkan pada variasi sampel 10 cm yaitu dengan kadar plastik 4% dari berat semen yang digunakan. Nilai kuat tekan sampel kubus 9x9x9 cm yaitu 229.32 kg/cm² dan sampel balok 10 cm 200.89 kg/cm². Sehingga penambahan serbuk limbah plastik yang optimal terdapat pada rentang 4% - 6% dari berat semen yang digunakan.

To support the Sustainable Development Goals (SDGs) agreement, the construction sector can carry out 'green building' based development. Concrete is a material that is needed as a construction material but harms the environment in the process. In addition, another material that is an environmental problem is plastic. The nature of plastic is difficult to decompose makes it a factor in the generation of waste. The material will be better if it is recycled into one of the construction materials to replace Natural Aggregate (NA). This study examines the effect of using waste concrete aggregate (RCA) as a substitute for intermediate aggregate and the addition of LDPE plastic on the compressive strength of paving blocks. In this study, the aggregate of intermediate classification of concrete waste will be used, namely retained by sieves No.4, No.8, No.16, and No. 30 on all paving block test samples. Then, the addition of plastic was varied by 4%, 6%, 8%, and 10% of the cement content used in each sample. The compaction process is carried out manually with an iron beater (compactor). The paving block sample model that will be subjected to compressive strength is divided into two, namely, beam testing and cube testing according to SNI 03-0691-1996 where 6 cm thick paving blocks become 5x5x5 cm and 10 cm thick paving blocks 9x9x9 cm. It was found that the highest compressive strength value from using RCA and LDPE plastic waste at a sample variation of 6 cm, with a plastic content of 6% of the weight of the cement used. The compressive strength of the 5x5x5 cm cube sample is 210.36 kg/cm² and the 6 cm beam test sample is 318.34 kg/cm². Meanwhile, in the sample variation of 10 cm, with a plastic content of 4% of the weight of the cement used. The compressive strength of the 9 x 9 x 9 cm cube sample is 229.32 kg/cm² and the 10 cm beam sample is 200.89 kg/cm². So that the optimal addition of plastic waste powder is in the range of 4% - 6% of the weight of the cement used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Juliana
"Abstrak
Penelitian ini menjawab pertanyaan tentang seberapa besar penyimpangan hasil pengujian mutu beton pada campuran/ adukan yang sama dan umur yang sama dengan dua macam metode pengujian yaitu sampel beton dan hammer test, yang didasarkan pada benda uji (sampel) yang dibuat. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mencari faktor konversi dari model pengujian hammer test terhadap pengujian sampel beton, sehingga untuk sementara dapat dipakai/ dipedomani oleh kontraktor atau konsultan dalam menentukan mutu beton hasil pengujian beton keras (yang sudah terpasang). Penelitian ini menggunakan metode experiment yaitu mengadakan percobaan dengan menggunakan sampel beton dengan mutu beton yang direncanakan yaitu K-200. Adapun besaran yang dipakai sebagai acuan adalah nilai kuat tekan dari hasil compression test. Data dihimpun (teknik pengumpulan data) menggunakan hasil pengujian mutu dari sampel yang dibuat di Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. Hasil penelitian berdasarkan hasil data menunjukkan bahwa faktor konversi dari metode pengujian hammer test terhadap pengujian sampel beton yaitu 1: 0,762 atau dikatakan faktor konversi perbandingan hasil pengujian menggunakan hammer test yaitu 0,7620 dibandingkan dengan pengujian sampel beton."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2017
338 PLMD 20:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>