Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutahaean, Megawati A.
"Dalam seks komersial, kondom telah terbukti sebagai satu-satunya teknologi yang paling efektif untuk mengurangi risiko penularan HIV dan infeksi menular seksuai lainnya. Namun demikian, penggunaan kondom yang konsisten dikalangan WPS dan pelanggannya masih sangat rendah. Perilaku pemakaian kondom yang masih sangat rendah dikalangan WPS dan pelanggannya antara lain disebabkan karena pemakaian kondom dianggap mengurangi kenikmatan dalam melakukan hubungan seksual, disamping im WPS memiliki posisi tawar yang rendah dalam bemegoisasi dengan pelanggannya. Melihat pentingnya negosiasi pemakaian kondom sebagai upaya prevemif untuk menurunkan penyebaran vims HIV pads seks komersial, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubmmgan intensitas menawarkan kondom dcngan perilaku penggunaan kondom pada seks komersial.
Desain penelitian adalah cross seclional terhadap 744 Wanita Penjaja Scks (WPS) yang menjadi responder: Survcilans Terpadu Biologis Perilaku 2007 di Jayapura dan Merauke yang dianalisis pada bulan Mei 2010. Analisis data yang digunakan adalah chi square dan regresi logistik ganda (mullqole logisric regression).
Hasil analisis statistik dipcroleh prevalensi WPS yang tidak selalu menawarkan kondom kepada pelanggannya sebesar 45,9%, dan lcbih dari sepmuhnya (67,2%) adalah WPS tidak Iangsung. Demikian juga., prevalensi WPS yang tidak konsisten menggunakan kondom sebesar 50,2%, dan lebih dari separuhnya (66,6%) adalah WPS tidak langsung. Melaiui analisis dengan uji chi square diperoleh adanya tujuh variabel yang berhubungan secara bermakna dengan perilaku penggunaan kondom, yaitu variabel intensitas menawarkan kondom (p=0,000), umur (p==0,000), pendidikan (p=0,000), Rama bekcrja (p=-0,0l7), jumlah pelanggan (p=0,000), diskusi dengan petugas (p===0,000) dan ketersediaan kondom (p=0,000). Sedangkan melalui analisis multivariat dengan uji regresi Iogistik ganda diperoleh adanya hubungan yang sangat erat antara intensitas menawarkan kondom dengan perilaku pcnggunaan kondom setelah dikontrol variabel ketersediaan kondom sebagai corybzmder (p=0,000; OR=l l3,825).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka perlu dilakukan upaya-upaya intervcnsi HIV/AIDS yang Iebih komprehensif dan menjangkau kelompok sasaran WPS tidak Iangsung yang selama ini masih belum teljiangkau serta menjamin ketcrscdiaan dan distribusi kondom dcngan harga yang lebih teljangkau di tempat-tempat hiburan dan lokalisasi.

In commercial sex, condom has been proven as the only technology that most effective to reduce the risk of transmission of HIV and other sexually transmitted infections. However, consistent condom use among sex workers and their customers are still very low. Behavior of condom use remains low among female sex workers and their customers is partly because condom use is considered to reduce the pleasure in sexual relationships, besides that female sex worker has a low bargaining position in negotiating with customers. Seeing the importance of negotiating the use of condom as preventive measures to reduce the spread of HIV in commercial sex, it is necessary to conduct research to find out the relationship between condom communication and condom use behavior in commercial sex.
The study design was cross sectional toward 744 female sex workers who were also participants in Integrated Biological Behavior Surveillance 2007, which located in Jayapura and Merauke, quantitative data were analyzed in May 2010. Data analysis using chi square and multiple logistic regression.
Results obtained by statistical analysis were the prevalence of female sex workers who were not always otiering condom to their customers amounted to 45.9%, and more than half (67.2%) were indirect FSW. Similarly, the prevalence FSW who inconsistent in use of condoms by 50.2%, and more than half (66.6%) were indirect FSW. Through chi square analysis, it was obtained seven variables were significantly associated with condom use behavior, variable of condom communication (p = 0.000), age (p = 0.000), education (p = 0.000), duration of work (p = 0.017 ), number of customers (p = 0.000), discussions with public health officer (p = 0.000) and the availability of condoms (p = 0.000). While through multivariate analysis by multiple logistic regression, it was obtained a very close relationship between condom communication and condom use behavior aher controlling with availability of condom as a confounder (p = 0.000, OR =
Based on these results, it is necessary to take the efforts of HIV / AIDS interventions in a move comprehensive method and reach indirect Female Sex Workers as target group and ensure the availability and distribution of condom at more affordable price in entertain establishments and brothel localization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T-33967
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Umaira Arlym
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pria (kondom dan vasektomi) di Puskesmas Sungai Limau Tahun 2011. Desain penelitian cross sectional dengan sampel 185 responden pria pasangan usia subur melalui wawancara menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian 67% responden tidak memakai kontrasepsi pria dan 33% menggunakan kontrasepsi pria. Variabel yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pria adalah pengetahuan, ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan serta sikap terhadap kontrasepsi pria. Sosialisasi dan promosi kesehatan perlu ditingkatkan untuk meluruskan anggapan yang salah tentang pemakaian kontrasepsi pria.

ABSTRACT
This Thesis is aim to know the relationship of several factors to using male contraseption (condom and vasectomi) in public health centre of Sungai Limau in 2011. This research use cross sectional design by 185 respondent couple as sample, research by interview and using univariate and bivariate analysis. The research result that 67% of respondent are not use male contraception and 33% use male contraseption. Variable have strongly related to using male contraseption are knowledge about male contraseption, contraseption availablity services, services reliabilities of male contraseption and perseption about male contraseption. Socialisation and promotion of male contraception are need to be increase in order to guide wrong people perception about using male contraseption."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Besral
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran potensi penularan HIV dari pengguna NAPZA suntik ke masyarakat umum. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil survei Surveilans Perilaku di Jakarta tahun 2000 yang dilaksanakan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia. Metode yang digunakan untuk perhitungan potensi penularan disasarkan pada konsep probabilitas. Penularan HIV dari penggunaan NAPZA suntik ke masyarakat umum dapat terjadi jika pengguna NAPZA suntik melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
Pada hasil penelitian didapatkan bahwa potensi penyebaran HIV dari pengguna NAPZA suntik ke masyarakat umum sangat besar. Dari 27.300 pengguna NAPZA suntik di DKI (tahun 2000) akan ada 1.062 - 3.368 kasus baru HIV per tahun atau akan ada 389 - 1.245 kasus baru HIV per tahun per 10.000 pengguna NAPZA suntik. Untuk meminimalkan potensi penyebaran HIV dari pengguna NAPZA suntuk ke masyarakat umum perlu dilaksanakan beberapa informasi dan edukasi mengenai dampak buruk NAPZA dan HIV/AIDS mengurangi peredaran NAPZA kampanye kondom dengan cara meningkatkan akses pengguna NAPZA terhadap kondom dan peningkatan peran aktif masyarakat dalam pemberantasan NAPZA serta menerima bekas pengguna NAPZA yang telah sembuh tanpa diskriminasi.

The Potential Spreading of HIV from IDUs to the General Population. The objective of this study was to know the magnitude of potential spreading of HIV from the Intravenous Drug Users (IDUs) to the general population. This study analyzed secondary data from the Behavioral Surveillance Survey in Jakarta year 2000 conducted by the Center for Health Research,University of Indonesia. The method of computation was based on the concept of probability. The HIV could spread to the general population if the IDUs have had sexual act without using condoms.
The result of the study showed that potential spreading of HIV from the IDUs to the general population was very high. A total of 27,300 IDUs in DKI Jakarta (year 2000) will produce 1.062-3.368 HIV new cases per year, or equivalent with 389 - 1.245 HIV new cases per year per 10.000 IDUs. To minimize the potential spreading, it is suggested to conduct some strategies e.g. using sterile syringes, detoxification, education information and communication about harmful effects of drugs and AIDS, reducing and localizing the distribution of drugs, campaign of condom use, increasing of community participation to prevent illegal drug use and well coming without any discrimination ex-IDUs who has been recovered."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Fitrianti
"ABSTRAK
Infeksi menular seksual dapat menimbulkan beban morbiditas dan mortalitas terutama di negara sedang berkembang. Berdasarkan data STBP di Indonesia, kelompok LSL memiliki prevalensi HIV meningkat tajam 2,5 kali dibandingkan hasil STBP sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis jenis pasangan seksual dengan konsistensi penggunaan kondom pada LSL di 6 kota di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Cross Sectional. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 827 orang. Hasilnya LSL yang mempunyai pasangan waria (44%) paling konsisten dalam menggunakan kondom, LSL yang mempunyai pasangan lakilaki (39,5%) merupakan kelompok LSL yang tidak konsisten dalam penggunaan kondom, dan LSL yang mempunyai pasangan wanita paling banyak yang tidak pernah menggunakan kondom (51,5%). LSL yang mempunyai pasangan laki-laki 8,06 kali lebih konsisten dalam penggunaan kondom dibandingkan pasangan wanita.LSL yang mempunyai pasangan waria 8,58 kali lebih konsisten dalam penggunaan kondom dibandingkan pasangan wanita. Variable confounding pengetahuan, penggunaan pelumas, akses, dan sumber informasi (teman sebaya, konselor, pertunjukan, media social, dan internet) memiliki hubungan yang bermakna terhadap penggunaan kondom secara konsisten. Saran dari penelitian ini yaitu memaksimalkan pelaksanaan program pencegahan HIV yang sudah ada dan penggunaan media massa dan pendekatan yang inovatif.

ABSTRACT
Sexually transmitted infections can cause a burden of morbidity and mortality, especially in developing countries. Based on STBP data in Indonesia, MSM have a HIV prevalence that has risen sharply 2.5 times compared to the previous STBP results. The purpose of this study was to analyze the types of sexual partners with the consistency of condom use in MSM in 6 cities in Indonesia. This study uses the Cross Sectional research method. The number of samples studied was 827 people. The result is MSM who have a transgender partner (44%) are most consistent in using condoms, MSM who have male partners (39.5%) are MSM groups who are inconsistent in condom use, and MSM who have the most female partners who have never use condoms (51.5%). MSM who had male partners 8.06 times were more consistent in condom use than female partners. LSL who have a transgender partner were 8.58 times more consistent in condom use than female partners. Variable confounding knowledge, use of lubricants, access, and sources of information (peers, counselors, shows, social media, and the internet) have a significant relationship to consistent condom use. Suggestions from this research are maximizing the implementation of existing HIV prevention programs and the use of mass media and innovative approaches.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Fadiah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas faktor yang berhubungan dengan konsistensi penggunaan kondom pada Wanita Pekerja Seksual (WPS) di 10 kota di Indonesia menggunakan data sekunder Survei Cepat Perilaku WPS tahun 2010 dan 2011. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional. Pada model multivariat uji regresi, menawarkan kondom, penggunaan kondom seks terakhir, dan tempat mendapatkan kondom memiliki hubungan dengan konsistensi penggunaan kondom. Oleh karena itu, disarankan penguatan kapasitas pendidik sebaya, sosialisasi kondom melalui media, dan pemberian KIE dengan diskusi kelompok atau bermain peran pada waktu sore hari sebagai upaya menggunakan kondom secara konsisten untuk mencegah dan mengurangi kasus IMS dan HIV.

ABSTRACT
This thesis examined the association factors about consisteny of condom use among female sex worker (FSW) in 10 cities in Indonesia using secondary data behavioral rapid survey among FSW in 2010 and 2011. The study used crosssectional study design. In a logistic multiple regression model, negotiation condom, condom use at last sex, and place to get condom were associated with consisteny of condom use. Therefore, it recommended to make the affirmation of peer educator capacity, condom socialization, and give communication, information, and education with focus group discussion or role play to FSW in the evening as one of effort to condom use consistently to prevent and decrease the cases of STDs and HIV."
2014
S56126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khotimah
"Prevalensi HIV pada kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) selalu meningkat setiap tahun dan kelompok ini memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi HIV. Promosi penggunaan kondom konsisten merupakan strategi untuk pencegahan HIV pada LSL. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom konsisten pada LSL yang memiliki pasangan tetap, pasangan tidak tetap dan pasangan komersial. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dari data Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) untuk LSL tahun 2013. Dari 602 LSL yang terpilih, konsistensi penggunaan kondom sebulan terakhir pada pasangan seks tetap 31.9%, pasangan seks tidak tetap 36.4%, dan pasangan seks komersial 42.4%. Pada analisis multivariabel menunjukkan bahwa faktor yang berasosiasi signifikan pada LSL dengan pasangan seks tidak tetap yaitu pengetahuan komprehensif (aOR = 1.89 95% CI : 1.1-3.1), sumber informasi media (aOR = 2.7, 95% CI : 1.1-6.7), dan informasi dari petugas ahli (aOR = 4.2, 95% CI : 1.9-9.2) meningkatkan penggunaan kondoom konsisten. Sedangkan pada pasangan seks komersial yaitu sumber informasi dari petugas ahli (aOR = 3.5, 95% CI : 1.1-11.1) dan persepsi LSL bahwa dirinya rentan tertular HIV (aOR = 2.88, 95% CI : 1.1-7.4). Intervensi ke depan harus fokus pada populasi kunci terutama LSL di semua jenis pasangan seks dan fokus pada promosi penerimaan masyarakat tekait norma pro-kondom.

HIV prevalence among men who have sex with men (MSM) increased current year and MSM are population at high risk for HIV infection. Promoting consistent condom use (CCU) is a key reduction strategy for HIV prevention among MSM. This thesis report the factors associated with CCU among MSM with regular, casual and comercial partners. This thesis used cross-sectional design from Integrated Biological and Behaviour Surveillance for MSM 2013. Among 602 MSM was selected, CCU last month with regular partners is 31.9%, casual partners is 36.4%, and comercial partners is 42.4%. in multivariabel analysis showed factors were associated with condom use in casual partners are comprehensive knowledge (aOR = 1.89 95% CI : 1.1-3.1), information source from media (aOR = 2.7, 95% CI : 1.1-6.7), and source from health professional (aOR = 4.1, 95% CI : 1.9-9.2) were more likely to report consistent condom use. In comercial partners are source from health professional (aOR = 3.5, 95% CI : 1.1-11.1) and perceived for HIV infection (aOR = 2.88, 95% CI : 1.1-7.4). HIV intervention need to focus in key population especially MSM with all types of sex partners and it is important promote social acceptance pro-kondom norm."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S58836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Yuanita Pratama
"Salah satu faktor risiko penularan penyakit HIV/AIDS di Indonesia adalah melaluihubungan seks tidak aman. Untuk memutus mata rantai penularan dapat dilakukan denganpemakaian kondom secara konsisten dan benar pada saat melakukan hubungan seksual.Rendahnya konsistensi penggunaan kondom disebabkan oleh penawaran penggunaankondom yang dilakukan juga masih rendah. Wanita Pekerja Seks WPS merupakan bagianyang berkontribusi didalamnya. Wanita Pekerja Seks Langsung adalah wanita yang memberikan layanan seksual yang tujuan utama transaksinya mempertukarkan pelayananseksual dengan uang.
Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung adalah wanita yang memberikanlayanan seksual tapi bukan merupakan sumber utama pendapatan, pelayanan yang diberikandapat memberikan penghasilan tambahan. Penelitian ini menggunakan data Survey Terpadu Biologis dan Perilaku STBP tahun2015 dengan memilih 2.898 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor individual, interpesonal dan lingkunganstruktural dengan menawarkan penggunaan kondom kepada pelanggan pada WPSL danWPSTL. Penelitian menggunakan desain cross sectional.Hasil penelitian ditemukan bahwa WPSTL yang selalu menawarkan penggunaankondom sebesar 51,6 dan WPSL sebesar 40,3.
Analisis multivariat didapat variabel yangberhubungan dengan menawarkan penggunaan kondom pada WPSL adalah pekerjaanpelanggan, jumlah pelanggan, konsumsi alkohol/NAPZA sebelum berhubungan seks,ketersediaan kondom dan media/sumber infromasi mengenai kondom. Sedangkan padaWPSTL antara lain jumlah pelanggan, pengetahuan mengenai HIV/AIDS danpencegahannya, kontak dengan petugas penjangkauan dan ketersediaan kondomDisarankan untuk meningkatkan tersedianya kondom di lokasi transaksi seksual danupaya promotif dan preventif pada WPS dengan pendekatan yang disesuaikan dengankarakteristik WPS.

One of the risk factors of HIV AIDS transmission in Indonesia is unsafe sex. Todisconnect of transmission can be done with the use of condoms consistently and correctly atthe time of sexual intercourse. The low consistency of condom use is caused by the condomuse offer is also low. Women Sex Workers WPS are the contributing parts. Women LiveSex Workers are women who provide sexual services whose main purpose of transactions areto exchange sexual services with money.
Indirect Sex Workers Women are women whoprovide sexual services but are not the main source of income, the services provided canprovide additional income. This study uses data of Biological and Behavior Integrated Survey STBP in 2015 byselecting 2,898 respondents who meet inclusion and exclusion criteria.
The purpose of thisstudy was to compare individual, interpesonal and structural factors related to offeringcondom use to customers between WPSL and WPSTL. The study used cross sectionaldesign.The result of the research shows that WPSTL always offer condom usage 51,6 andWPSL 40,3.
Multivariate analysis found that variables associated with offering condom useon WPSL are work of customer, number of customer, consuming alcohol drug before sex,condom availability, and information media about condom. While on WPSTL, among others,number of customer, knowledge of HIV AIDS and prevention, contact with outreachworkers and the availability of condoms.It is recommended to increase the availability of condoms in the location of sexualtransactions and promotive and preventive efforts on WPS with approaches adapted to thecharacteristics of WPS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mar`Atullathifah
"Angka infeksi HIV baru di Indonesia meningkat 48% sejak 2005. Prevalensi HIV pada orang dewasa berumur 15-49 tahun sebesar 0,5%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsistensi penggunaan kondom Penasun pada pasangan tetap dan pasangan tidak tetap. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Survei Cepat Perilaku pada Penasun tahun 2013. Cara pengambilan sampel SCP yang dilakukan di setiap lokasi survei adalah sampel 2 tahap (two stage sampling).Tahap pertama secara Probability Proportionate to Size (PPS). Tahap kedua dengan metode Responden Driven Sampling. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan Proporsi penggunaan kondom konsisten pada saat berhubungan seks sebesar 22,2% pada pasangan tidak tetap, dan sebesar 17% pada pasangan tetap. Terdapat 15,4 % Penasun yang memiliki lebih dari satu pasangan seks yaitu pasangan seks tetap dan pasangan seks tidak tetap. Determinan perilaku penggunaan kondom pada Penasun pada pasangan tidak tetap adalah umur ≤ 24 tahun, penghasilan tidak tetap dan memiliki akses Layanan Alat Suntik Steril (LASS). Determinan penggunaan kondom konsisten Penasun pada pasangan tetap adalah lama tinggal lebih dari 3 tahun, tidak memiliki riwayat ditahan, akses Program Terapi Rumatan Metadhone (PTRM), jenis Napza Opioid yang paling sering digunakan dan tidak menyuntik Napza setiap hari.

The number of new HIV infections in Indonesia increased by 48% since 2005. The HIV prevalence in adults aged 15-49 at 0.5%. This study aimed to know factors correlated to consistency of IDUs condom use with regular sex partner and casual sex partner. Secondary data drawn from Behavior Rapid Survey of IDUs in 2013 was conducted to this study. The research was Cross Sectional designed. SCP method of sampling conducted in each survey site is two stage sampling. First, we use Probability Proportionate to Size (PPS) method. Then the second, we have Respondent Driven Sampling method. The data is analyzed by univariate, bivariate, and multivariate analyzes. This study yield proportion of consistent condom use during sex by 22.2% on casual partners, and by 17% at regular partner. There are 15.4% of IDUs who had more than one sex partner, that are regular sex partner and casual sex partner. Behavioral determinants of condom use in IDUs with casual partners are aged ≤ 24 years, inconsistent income, and having access to Sterile Syringe Services. Meanwhile, determinants of condom use in IDUs with regular partner are long lived more than 3 years, do not have a history of custody, access to Metadhone Maintenance Therapy Program, most commonly used Opioid drug type, and do not inject drugs every day.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S62168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Omas Bulan
"Gender based family planning (FP) services implies the improvement of the equity and the role of men/husbands in FP and reproductive health. However, after 30 years of government-supported FP program in Indonesia, the participation of men is tow. Few studies have been conducted in effort to understand the causes of low male participation in FP in wide-diverse regions of Indonesia. To understand these causes in its intervention districts (OKI in South Sumatera, Tasikmalaya in West Java, Singkawang in West Kalimantan and Kupang in East Nusa Tenggara) . The United Nations Population Fund Country Office Indonesia Guided a study of the causes of low male participation in FP. Field data coiiection was conducted during December 2004 through January 2005. The number of reproductive age couples in the study is 639. The results of the study show that the percentage of husbands who were practicing a male FP method was higher among couples whose wives were older, who had no children, whose wives or husbands had senior high school education or higher, who came from higher income families, whose wives were currently working or ever worked and husbands were currently working, who believed that socio-cultural norms or religions values were against FP practice, who had easy access to male sterilization services and to male condom, who lived in urban areas and whose wives approved of male FP practice. After controlling the other factors, the background characteristics that statistically and significantly affect the probability ever or currently practicing a male FP method in the study location are wife's age, husband's education, household income district of residence, access to male condom and wife's attitude toward male FP practice."
Journal of Population, 2005
JOPO-11-1-2005-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Jeany Chrestien
"Kejadian infeksi HIV semakin meluas secara globaL Di Indonesia, tren kasus HIV meningkat pada penularan meialui hubungan seks (Ditjen P2PI_., 2007). Pencegahan untuk hal tersebut adalah dengan menggunakan kondom secara benar dan konsisten. Namun berdasarkan Survei Surveilans Perilaku (SSP) HIV/AIDS tahun 2003, temyata penggunaan kondom pada populasi ri§iko tinggi seperti wanita penjaja seks masih rendah. Di wilayah Jakarta, Bekasi, dan Ambon, penggmmaan kondom pada WPS bahkan lcurang dari 5%. Untuk mengubah perilaku ini, perlu diketahqi faktor-faktor yang merupakan determinan penggunaan kondom pada WPS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk xnengetahui dctcrminan pcnggunaan kondom pada WPS di Kota Ambon tahun 2005. Penelitian ini mengglmakan data SSP HIV/AIDS tahun 2005, dengan desain penelitian cross-sectional. Jumlah WPS yang diwawancarai dan datanya dapat dianalisis sebanyak 333 orang. Faktor-faktor yang diteliti dalam hubungannya dengan penggunaan kondom antara lain urnur, peudidikan, larna bekerja, jumlah pfilarlggarl, ketersediaan kondom, riwayat IMS, riwayat konsumsi alkohol/narkoba, dan keterpaqanan informasi tentang HIV/AIDS. Semua variabel ini dianalisis secara multivariat menggunakan analisis Cax Proportional Hazard Regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa detenninan penggmmaan kondom pada WPS di kota Ambon adalah lama bekenja [PR=2.l7 (CI95%=I,25-3,'76)}, ketersediaan kondom [PR=4,ll (CI95%=1,66-l0.l9)], riwayat IMS [PR=0,45 (CI95%=0,22-0,92)], dan keterpajanan informasi tentang HIV/AIDS [PR=3,38 (CI95%=1 ,64-7,01 )]. Berdasarkan hasil penelitian tersebut., maka saran yang dapat diberil-can adalah menetapkan perda yang mewajibkan ketersediaan kondom di tempat kerja WPS, mengembangkan metode diskusi serta pcmbcrian brosur dalam memberikan informasi tentang HIV/AIDS, meningkatkan pemberian informasi dan edukasi yang intensif kepada WPS yang positif terkena IMS, serta mengembangkan kemampuan WPS dalam bemegosiasi penggunaan kondom dengan pelanggannya.

HIV infections are considered spread worldwide. In Indonesia, trend of HIV cases increase at sexual transmitting (Ditjen P2PL, 2007). Prevention of the infection is the proper and consistent condom use. However, Behavioral Surveillance Survey of HIV/AIDS 2003 indicated that condom use among high-risk population, such as Female Sex Workers, was still low. Condom use among FSW in Jakarta, Bekasi, and Ambon was the lowest, less than tive percent. In order to modify this behavior, it requires factors that are considered as determinants of condom use among FSW.
The objective of the study is to identify detenninants of condom use among FSW in Ambon City 2005. This study use data horn HIV/AIDS Behavioral Surveillance Survey in 2005, with study design cross-sectional. Three hundred and thirty three FSWS are interviewed and their data can be analyzed. Factors that are studied, related to condom use, are age, education, time of work, number of clients, condom availability, history of Sexual Transmitted Infection (STI), history of alcohol and drug use, and exposure to infonnation about HIV/AIDS. All of these variables are multivariate analyzed using Cox Proportional Hazard Regression Analysis.
Result of this study shows that determinants of condom use among FSW in Ambon City are time of work [PR=2.l7 (Cl95%=l,25-3,76)], condom availability [PR=4,ll (CI95%=l,66-l0.l9)], history of STI (PR=0,45 (CI95%=0,22-0,92)], and exposure to information about HIV/AIDS {PR=3,38 (CI95%=1,64-7,0l)]. Based on the results, suggestions given iiom this study are to establish regulation of condom availability at FSW’s workplace, develop promotion of HIV/AIDS prevention by discussion and brochure distribution, increase information and education intensively to FSW with STI, and develop FSW’s ability of condom negotiation with client.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34411
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>