Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kang, Young Soon
"Penelitian ini bermaksud mengetahui gambaran kepolitikan NU sejak Muktamar ke-27 NU tahun 1984, yang telah memutuskan kembali ke Khittah '26 untuk tidak berpartisipasi politik secara struktural. Sejauh mana PKB yang difasilitasi oleh PBNU, telah menjadi partai politik yang signifikan melalui kekuatan massa NU dalam perolehan suara sewaktu pemilu 1999. Sejauh mana kekuatan tradisi NU sejak Khittah '26 hingga memasuki era sistem multipartai, pemilu, dan suksesi. Kemudian menganalisis prakondisi perubahan dan konflik kepolitikan NU, terutama melalui PKB dan berbagai partai pendukung lainnya, serta interaksi antara berbagai kekuatan politik dalam sukseksi kepemimpinan nasional.
Dengan permasalahan penelitian tersebut, maka digunakan kerangka teori; Pertama, tradisi pesantren, yaitu nilai-nilai hubungan antara santri dan kyai, hubungan antara kyai dan politik, dalam bentuk budaya patron-klien yang bersifat paternalistik. Hubungan antara kyai dan santri, atau pemimpin NU dan pengikut tetap bersifat patron-klien, tetapi masalah pertukaran tidak hanya berbentuk materi yang ditegaskan dalam teori patron-klien. Imbalan santri terhadap kyai berupa kepatuhan dan ketaatan. Dalam hubungan kyai-santri, yang diberikan kyai tidak hanya kebutuhan hidup, tetapi juga berbagai ilmu pengetahuan dan pengajaran, terutama pelajaran agama Islam, sedangkan para santri dituntut untuk taat pada ajaran-ajaran kyai sebagai bentuk imbalan. Nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku para kyai dan santri dalam berpolitik. Kedua, konflik, yaitu perbedaan pendapat, pertentangan, dan persaingan antar dua kelompok atau lebih dalam bentuk non-fisik atau fisik konflik dalam NU terjadi antara kyai, antara elite NU, dan konflik karena intervensi pemerintah. Ketiga, reformasi yang di dalamnya terdapat isu demokratisasi merupakan kondisi eksternal yang juga berpengaruh terhadap kepolitikan NU, yaitu pembentukan wadah politik NU yang kemudian bermuara terpilihnya KH. Abdurrahman Wahid sebagai presiden.
Penelitian ini menggunakan metode analisis proses perkembangan politik NU dalam konteks NU sejak kembali ke Khittah '26 pada tahun 1984 sampai terpilihnya K.H. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden tahun 1999. Untuk memperoleh data-data mengenai NU dari tahun 1984 sampai 1999, digunakan studi dokumen, wawancara, dan pengamatan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi NU. Unit pengamatannya adalah individu. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis dengan mengkategorikan, mengelompokkan, dan memberi tafsiran makna-maknanya. Melalui cross check dan wawancara yang mendalam dengan key informan diharapkan diperoleh verifikasi data.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi pesantren (Jama ah) begitu kuat mempengaruhi perilaku orang-orang NU, misalnya dalam hubungan antara kyai dan santri dalam bentuk paternalisme dan patron-klien. Hubungan antara kyai dan santri penuh dengan kepatuhan, keterikatan, kewibawaan kyai dalam hal ini kekuasaan keturunan kyai, sehingga kewibawaan dan pengaruh kyai yang dorninan sudah membudaya di NU. Oleh karena itu, dimensi individu dalam NU lebih menonjol dibandingkan dengan dimensi lembaga atau sistem.
Reformasi berpengaruh terhadap organisasi (Jam'iyyah) NU. Reformasi merupakan peluang bagi NU untuk terlibat dalam percaturan politik nasional secara organisatoris. Tanpa mengesampingkan Khittah '26, bahwa secara organisasi, NU tidak boleh berpolitik maka orang-orang NU kemudian mendirikan partai politik. Ada empat partai politik yang didirikan oleh orang-orang NU, yaitu PKU, PNU, SUNI, dan PKB. Beragamnya partai politik dari orang-orang NU merupakan refleksi adanya perbedaan pandangan atau pendapat. Perbedaan pandangan yang kemudian memunculkan pluralisme merupakan suatu kenyataan. Perbedaan pandangan tersebut merupakan konflik. Konflik internal NU selain karena perbedaan pandangan juga karena perebutan kekuasaan, sumber-sumber ekonomi, dan aliansi politik.
Tradisi dan konflik dalam wujud perilaku warga NU ternyata cenderung berperanan dalam kepolitikan NU, baik secara internal maupun unsur eksternal (politik nasional). Ini bisa dilihat NU dalam pemilu dan ketokohan individu Gus Dur dalam pencalonan Presiden. Sejalan dengan perubahan politik nasional, NU tetap menjadi organisasi sosial keagamaan tetapi mempunyai wadah perjuangan politik, yaitu PKB. Konflik politik nasional telah mendorong NU ke posisi puncak politik nasional dengan terpilihnya Ketua Umum PBNU sebagai Presiden.
Implikasi teoritiknya adalah membangun jaringan antara tradisi pesantren, konflik internal, dan reformasi dengan isu demokratisasi yang berperan dalam kepolitikan NU. Kepolitikan NU dilihat sebagai suatu kontinuitas, pada masa Orde Baru kepolitikan NU cenderung menekankan pada level individu, sedangkan pada masa reformasi kepolitikan NU lebih pada level organisasi. Pergeseran politik tersebut karena kondisi eksternal, yaitu keadaan politik nasional juga berubah, selain peranan paham keagamaan Ahlus-sunnah walyama'ah, yang merupakan landasan berpikir dan bertindak warga NU."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D507
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amini Aulia
"Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh praktik income smoothing dan mekanisme corporate governance terhadap cost of debt dan cost of equity perusahaan. Penelitian juga bertujuan untuk mengestimasi peran moderasi mekanisme corporate governance dan konflik keagenan antara debtholder dan stockholder terhadap hubungan income smoothing dengan cost of debt dan cost of equity. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011.
Dengan menggunakan indeks Eckel untuk mengestimasi perusahaan yang melakukan praktik income smoothing, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan cost of debt dan cost of equity pada perusahaan yang melakukan praktik income smoothing dengan yang tidak. Sesuai dengan penelitian sebelumnya semakin efektif corporate governance maka cost of debt dan cost of equity perusahaan akan semakin rendah.
Hasil juga menunjukkan bahwa terdapat peran moderasi corporate governance terhadap hubungan income smoothing dan cost of debt, namun peran ini tidak terbukti memengaruhi hubungan income smoothing terhadap cost of equity perusahaan. Selanjutnya konflik keagenan antara debtholder dengan stockholder tidak signifikan berpengaruh terhadap hubungan income smoothing dengan cost of debt namun sebaliknya memengaruhi hubungan income smoothing dengan cost equity perusahaan. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh uji sensitivitas, dimana prilaku income smoothing bergantung pada kebijakan yang diambil manajemen terhadap kondisi perusahaan dan kondisi perekonomian secara umum.

The aim of this research is to analyze the impact of income smoothing practices and corporate governance mechanism on firm cost of debt and cost of equity. This model use corporate governance and agency conflict between debtholder and stockholder as moderating variables. The research was conducted for manufacture firms that listed in Indonesia Stock Exchange for period 2009–2011.
Using Eckel Smoothing Index to estimates income smoothing practices, the results didn’t support the notion that income smoothing practices affect the firm’s cost of debt and cost of equity. Consistent with previous research that the quality of corporate governance mechanism have negative effect on firm’s cost of debt and cost of equity. Furthermore, there is an evidence that the quality of corporate governance mechanism do have moderating effect on the relationship between income smoothing and the cost of debt, but this moderating effect failed to found on the relationship between income smoothing and cost of equity.
Next, the result shows there is no evidence that agency conflict between debtholder and shareholder have moderating effect on the relationship between income smoothing and the cost of debt but this moderating effect is significant on relationship between income smoothing and firm’s cost of equity. Different result are shows by sensitivity analysis, income smoothing practices do have effect on the cost of debt and the cost of equity, the results also shows that income smoothing behavior depends on managers motivation to deal with firms and the economic conditions as a whole.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Kartika Magdalena
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisas pengaruh ketidakpastian arus kas terhadap pembayaran dividen di perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 sampai tahun 2017. Variabel-variabel utama yang digunakan untuk melihat pengaruh ketidakpastian arus kas adalah volatilitas return saham (SRVOL) dan volatilitas laba perusahaan (ROAVOL). Variabel lain yang dianggap dapat mempengaruhi jumlah pembayaran dividen seperti tahap siklus hidup perusahaan, agency conflict, dan peluang investasi perusahaan yang akan dilihat variable manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap  pembayaran dividen di perusahaan manufaktur. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakpastian arus kan berpengaruh signifikan dengan jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan manufaktur, sedangkan variabel volatilitas laba operasi tidak signifikan mempengaruhi jumlah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan manufaktur. Variabel pembanding lainnya yang memiliki pengaruh signifikan adalah tahap siklus hidup perusahaan. Sedangkan variabel agency conflict dan peluang investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen yang dibayarkan oleh perusahaan manufaktur.

The aim of this research is to analyze the effect of uncertainty of cash flow on dividend payments in Indonesian Stock Exchange manufacturing companies from 2013 to 2017. The main variables utilized to identify the effect are stock return volatility (SRVOL) and earnings volatility company (ROAVOL). This research also involves other variables that are considered to provide impact on the amount of dividend payments, such as life cycle of the company, agency conflict, and company investment opportunities that will be seen from the variable that has the biggest impact on the dividend payment policy in manufacturing companies. The results of this study indicate uncertainty of cash flow has a significant effect on the amount of dividends paid by manufacturing companies. Another comparison variables that have significant influence are the stages of the company life cycle. While the agency variable conflict and investment opportunities do not have a significant effect on the policy of the amount of dividend paid by manufacturing companies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library