Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Aditya
"Lapangan minyak Kotabatak merupakan salah satu lapangan minyak yang dikelola oleh production area Kotabatak Petapahan (Kopet) Sumatra Light South PT CPI. Lapangan minyak Kotabatak memberikan kontribusi sebesar 80% terhadap produksi harian minyak mentah production area Kotabatak Petapahan dan memberikan kontribusi sebesar 20% terhadap produksi harian minyak sub operation unit Sumatra Light South. Di lapangan minyak Kotabatak terdapat stasiun pengumpul Kotabatak. Penelitian mengenai bahaya kebakaran belum membahas secara terperinci peristiwa kebocoran hidrokarbon dan dampak peristiwa kebakaran hidrokarbon. Perusahaan PT CPI memiliki komitmen untuk melindungi masyarakat dan lingkungan sekitar serta melaksanakan kegiatan operasi dengan handal dan efisien. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bentuk kebakaran hidrokarbon dan dampak kebakaran hidrokarbon yang dapat terjadi di stasiun pengumpul Kotabatak.
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bentuk dan dampak kebakaran hidrokarbon yang mungkin terjadi di stasiun pengumpul Kotabatak Sumatra Light South PT CPI. Tujuan khusus Penelitian ini ini adalah mengetahui bentuk kebakaran yang dapat teljadi di stasiun pengumpul Kotabatak, mengetahui dampak kebakaran hidrokarbon jenis kebakaran tangki pada wash tank T-2B dan peristiwa bola api pada separator V-5 terhadap manusia yang berada wilayah di stasiun pengumpul Kotabatak, mengetahui dampak kebakaran hidrokarbon jenis kebakaran tangki pada wash tank T-2B dan peristiwa bola api pada separator V-5 yang dapat terjadi terhadap aset yang terdapat di stasiun pengumpul Kotabatak.
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai bentuk dan dampak kebakaran hidrocarbon di stasiun pengumpul Kotabatak, memberikan bagi Sumatra Light South PT CPI, mcnambah pengetahuan peneliti mengenai proses analisis dampak kebakaran serta dapat menjadi dasar bagi penelitian selanj utnya. Dcsain penelitian ini adaiah anaiisis dampak kcbakaran dengan menggunakan metode penilaian bahaya kebakaran. Pendekatan yang digunakan adalah pemodelan matematika. Analisis dampak kcbakaran dilakukan untuk mengetahui dampak kebakaran hidrokarbon tcrhadap rnanusia dan aset yang berada di dalam wilayah stasiun pengumpul Kotabatak. Dampak kebakaran yang dinilai adalah radiasi panas.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bentuk kebakaran yang dapat teijadi di stasiun pengumpui minyak Kotabatak adalah kebakaran tangki, trench jire, kebakaran kolam, jetfire/torch fire, flash fire, vapor cloud explosion, dan peristiwa bola api. Dampak kebakaran terhadap manusia akibat peristiwa kebakaran tangki pada wash tank T-2B adalah rasa sakit pada radius sampai dengan 40 meter dari titik tengah tangki setelah paparan panas selama 1 detik. Luka bakar tingkat 1 pada radius sampai dengan 16 meter setelah paparan panas selama l detik. Luka bakar tingkat 2 pada radius sampai dengan 26 meter sampai dengan 30 meter dari titik tengah tangki seteiah paparan panas selama 2 detik. Luka bnkar tingkat 3 dan kematian pada jarak 14 meter sarnpai dengan 18 meter dari titik tengah tangki setelah paparan panas selama 6 detik. Dampak peristiwa bola api terhadap manusia adalah manusia yang berada pada jarak antara 5 meter sampai dengan '7 meter dari titik tengah separator V-5 akan mengalarni Iuka bakar tingkat tiga dan dapat menyebabkan kematian. manusia yang berada pada jarak antara 9 meter sampai dengan 11 meter dari titik tengah separator V-5 akan mengalami Iuka bakar tingkat dua. Pengamat yang berada pada jarak antara 14 meter sampai dengan 16 meter mengalami luka bakar tingkat satu dan merasakan sakit akibat radiasi panas. Dampak kebakaran tangki wash tank T-2B terhadap peralatan dan fasilitas adalah tangki dan pipa yang berada pada radius 24 meter dari titik tengah akan mengalami kerusakan bahan dan rncngalami distorsi.
Tangki dan pipa baja yang tidak dilengkapi dengan pelindung panas serta bejana tekan pada radius 40 meter akan mengalami kerusakan bahan. Tangki dan pipa baja dengan ketebalan tipis dan dilengkapi lapisan pelindung panas yang berada pada radius 60 meter akan mengalami kerusakan bahan. Fasilitas pengkabelan yang bemda pada radius 132 meter sampai dengan 182 meter akan mengalami kerusakan. Kayu yang berada pada radius 40 meter akan terbakar. Kayu, kenas, dan cat berada pada radius 60 meter akan mencapai kondisi siap untuk terbakar. Dampak peristiwa bola api di separator V-5 adalah tangki dan pipa yang berada pada radius 8 meter terdistorsi dan mengalami kerusakan bahan. Tangki dan pipa yang berada pada radius 8 meter sampai 10 meter mengalami kerusakan bahan. Tangki dan pipa dengan ketebalan tipis yang berada pada radius 14 meter akan mengalami kenrsakan bahan. Fasilitas pengkabelan yang berada pada radius 32 meter sampai dengan 44 meter akan mengalami kerusakan. Bahan yang dapat terbakar yang berada pada radius 2 meter dari titik tengah separator V-5 akan terbakar. Bahan yang dapat terbakar yang berada pm radius 16 meter mencapai kondisi siap untuk terbakar.

Kotabatak oilfield is operated by operated by Kotabatak Petapahan (Kopet) production area under the responsibility of Sumatra Light South, Kotabatak oilfield contribute to 80 % of Kotabatak Petapalran production area daily oil production and contribute to 20 % of Sumatra Light South sub operation unit daily oil production. Kotabatak gathering station is located at Kotabatak oiltield. Current research performed about tire hazard at Kotabatak Gathering station, does not specifically analyze hydrocarbon tire and consequences of hydrocarbon tire. Chevron Pacific Indonesia has a cormnitment to protect the people and the environment and to perform their activity excellently and ehiciently. So it is needed to perform a research to know the type of hydrocarbon fire and consequence of hidrocarbon tire that might be happen at Kotabatak gathering station.
The aim of this research is to identify the type of hydrocarbon tire and its consequences which might oecrrr at Kotabatak gathering station. The objective of this research is to identify the type of hydrocarbon fire that might be happen at Kotabatak gathering station, to identify the consequences of tank fire at wash tank T-2B and fireball at separator V-5 to human kind at Kotabatak gathering station and to identify the consequences of tank 'tire at wash tank T-2B and ireball at separator V-5 to asset and facilities at Kotabatak gathering station.
The benefit of this research is to give information about the form of hydrocarbon fire and consequence of hydrocarbon tire at Kotabatak gathering station, Sumatra Light South will have a reference for (irrther Kotabatak gathering station development, and will be the basis for further research. The design of this research is tire consequence analysis. This research is using tire hazard assessment method. the approach used in mis research is mathematical modeling. Consequence analysis is performed to know the consequence of hydrocarbon fire to human kind and asset at Kotabatak gathering station. Heat radiation is analyzed as the consequence of fire in this research.
The result of this research is the form of hydrocarbon fire that may be happen at Kotabatak gathering station are tank tire, trench tire, pool tire, jet tire/torch tire, ilash Ere, vapor cloud explosion, and fireball. The consequence of tank fire at wash tank T-2B to human kind are pain at a radius up to 40 meters &om the center of wash tank T-2B alier an exposure for l second, first degree burn at a radius up to 16 meters after an exposure for 1 second, second degree bum at a radius from 26 meters up to 30 meters after an exposure for 1 second, and third degree burn at a radius from 14 meters up to 18 meters alter an exposure for 6 second. The consequence of iirebail at separator V-5 to human kind are pain and first degree burn at a radius from 14 meters up to 16 meters from the center of separator V-5 alter, second degree burn at a radius from 9 meters up to 11 meters, and third degree bum at a radius from 5 meters up to 7 meters. Third degree burn may cause direct fatality.
The consequence of tank fire at wash tank T -2B to asset at Kotabatak gathering station are tanks and pipes at a radius up to 24 meters will be distorted and damaged, steel tanks and steel pipes which is not protected with heat protective coating at a radius up to 40 meters will be damaged, thin steel tanks and thin steel pipes which is protected with heat protective coating at a radius up to 60 meters will be damaged, wiring at a radius from 132 meter up to 182 meters will be damaged, wood at a radius up to 40 meters will be bum, and combustible at a radius up to 60 meters will be ready to ignite. The consequence of fireball at separator V-5 to asset at Kotabatak gathering station are tanks and pipes at a radius up to 8 meters will be distorted and damaged, tanks and pipes at a radius &om 8 meters up to 10 meters will be damaged, thin steel tanks and thin steel pipes at a radius up to 14 meters will be damaged, wiring 'at a radius from 32 meter up to 44 meters will be damaged, combustible at a radius up to 2 meters will be bum, and combustible at a radius up to I6 meters will be ready to ignite.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34383
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurbayanah
"Pipa penyalur merupakan sarana transportasi hidrokarbon yang umum digunakan sebagai media transportasi hidrokarbon. Namun apabila terjadi kegagalan akan berdampak besar terhadap jalur yang dilalui terutama di daerah padat penduduk. Pipa penyalur yang digelar harus mempunyai hak guna jalan (right of way) untuk keperluan pengoperasian, perawatan, dan kondisi tanggap darurat. Di Indonesia, pipa penyalur harus mempunyai jarak dari bangunan tetap minimal adalah 9 meter. Namun, karena faktor sosial, ekonomi, dan petumbuhan penduduk serta tingkat urbanisasi kondisi tersebut sering tidak tercapai. Oleh karena itu tingkat risiko penduduk di sekitar pipa penyalur harus diketahui. Di beberapa negara penilaian risiko kuantitatif diwajibkan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan dan sebagai sistem kontrol bahaya yang terjadi. Penilaian risiko kuantitatif terdiri dari penilaian frekuensi dan konsekuensi. Penilaian frekuensi diperoleh dari nilai laju kegagalan pipa penyalur akibat cacat material dan cacat konstruksi, korosi internal, korosi eksternal, gangguan pihak ketiga, pergerakan tanah. Penilaian konsekuensi memperhitungkan tingkat keparahan apabila kebakaran crater fire, jet fire, dan flash fire berdasarkan pohon kejadian (event tree). Pemodelan konsekuensi berdasarkan data meteorologi, data populasi, data teknis pipa penyalur, data komposisi fluidan, data perawatan dan rekam jejak kegagalan. Berdasarkan hasil perhitungan dan pemodelan nilai risiko dalam bentuk kontur pada setiap skenario (crater fire, jet fire, dan flash fire) diperoleh nilai risiko paling besar adalah 1x10-5 terjadi pada skenario crater fire dan jet fire. Luas wilayah yang mempunyai nilai risiko 1x10-5 pada skenario crater fire lebih besar dibandingkan skenario jet fire. Berdasarkan klasifikasi ALARP (As Low As Reasonably Practicable) nilai tersebut masih dapat diterima apabila diberikan alat pengaman tambahan.

Pipeline is commonly used for hydrocarbon transportation. However, if a failure occurs, it will have a major impact on the route traveled, especially in densely populated areas. The pipeline must have a right of way for operation, maintenance, and emergency response. In Indonesia, pipelines must have a minimum distance from fixed buildings of 9 meters. However, due to social, economic and population growth factors as well as the level of urbanization this condition is often not achieved. Therefore, the risk level of the population around the pipeline must be known. In some countries, quantitative risk analysis is required as a basis for decision-making and as a control system for hazards. Quantitative risk analysis consists of frequency and consequence analysis. The frequency analysis is obtained from the failure rate of the pipeline due to material and construction defects, internal corrosion, external corrosion, third party interference, and ground movement. The consequence analysis takes into account the severity of crater fire, jet fire and flash fire based on the event tree. Consequence modeling is based on meteorological data, population data, pipeline technical data, fluid composition data, maintenance data and failure track record. Based on the results of the calculation and modeling of risk values in the form of contours in each scenario (crater fire, jet fire, and flash fire), the greatest risk value is 1x10-5 occurring in the crater fire and jet fire scenarios. The area that has a risk value of 1x10-5 in the crater fire scenario is greater than the jet fire scenario. Based on the ALARP (As Low As Reasonably Practicable) classification, this value is still acceptable if additional safety equipment is provided.Keywords: Workover Rig, Oil and Gas Accident, Systematic Cause Analysis Technique, Technical Guidelines."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandita Tonyka Maharani
"Skripsi ini membahas analisis konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan di SPPBE PT Aroma Jaya Sejati Sragen. Skripsi ini merupakan penelitian semi kuantitatif yang menggunakan data sekunder perusahaan dan observasi langsung kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak ALOHA.
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui jangkauan dan dampak dispersi gas, kebakaran, dan ledakan di SPPBE PT Aroma Jaya Sejati Sragen akibat kebocoran tangki penyimpanan LPG yang dibagi menjadi propana dan butana.
Hasil dari penelitian didapatkan threat zone dari pemodelan dispersi gas, jet fire, BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapour Explosion), dan Vapour Cloud Explosion dari propana dan butana. Selain itu dapat diketahui dampak radiasi panas dan tekanan ledakan serta didapatkan safe distance SPPBE PT Aroma Jaya Sejati.

This study is about consequence analysis of gas dispersion, fire, and explosion of LPG storage tank in SPPBE PT Aroma Jaya Sejati Sragen. This study is semi quantitave study using secondary data and field observation then analyze them with ALOHA software.
The purpose of this study is to find out the consequences impact range of gas dispersion, fire and explosion due to leakage of LPG storage tank which divided into propane and butane gas.
The result of this study is threat zone from gas dispersion, jet fire, BLEVE, and Vapour Cloud Explosion modelling. The result can show the heat radiation and explosion pressure and safe distance of SPPBE PT Aroma Jaya Sejati Sragen.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library