Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Junaidi Sidiq
"Pada bangunan bertingkat tinggi, perubahan bentuk inelastis komponen struktur akibat rangkak dan susut beton dapat memicu timbulnya redistribusi gaya internal. Penelitian ini mempelajari pengaruh perbedaan metode pembebanan, umur awal pembebanan, dan rasio penulangan kolom terhadap gaya-gaya internal struktur, perbedaan pemendekan aksial komponen vertikal, dan redistribusi momen yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembebanan langsung secara dominan memberikan respon struktur yang lebih besar. Perbedaan pemendekan negatif maksimum mencapai -74.87 mm dan positif maksimum sebesar 73.20 mm. Umur awal pembebanan yang lebih awal dan rasio penulangan kolom yang lebih kecil memberikan respon struktur yang lebih besar.

In high-rise building, inelastic deformation due to concrete creep and shrinkage can cause internal forces redistribution. This study investigates the influence of the differential of loading method, age at loading, and column reinforcement ratio to the internal forces, differential shortening of vertical structural component, and beam-column bending moment redistribution. The results of the study indicate that direct loading method has greater structural responses than sequential one. The maximum negative differential shortening reach -74.87 mm and the maximum positive differential shortening reach 73.20 mm. Early age at loading and low column reinforcement ratio give higher structural responses.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malik Pahad
"Tanah lunak seringkali menjadi permasalahan dalam proses pembangunan pembangunan infrastruktur seperti gedung atau jalan. Tanah lunak merupakan jenis tanah yang memiliki daya dukung rendah serta tingginya tingkat kompresibilitas tanah tersebut. Oleh karena itu, stabilisasi tanah lunak diperlukan, salah satu metode yang tepat untuk digunakan dalam melakukan stabilisasi tanah adalah metode vacuum consolidation. Metode vacuum consolidation merupakan salah satu metode stabilisasi tanah yang menggunakan bantuan pompa sebagai vakum dan prefabribricated vertical drain (PVD) sebagai saluran drainase airnya. Data dan parameter tanah lunak didapatkan dari uji lapangan dan uji laboratorium. Dalam menganalisa data untuk mengetahui efek metode vacuum consolidation terhadap kompresibilitas tanah lunak dilakukan analisa perhitungan penurunan menggunakan bantuan software Midas GTS NX, dimana hasil dari analisa permodelan akan dibandingkan dengan penurunan aktual di lapangan. Analisa data dengan software Midas GTS NX dilakukan dalam tahapan construction stage, yaitu: kondisi awal (initial state), kondisi saat proses vakum dimulai (suction drain), dan kondisi setelah proses vacuum consolidation dihentikan (leave time). Hasil dari perhitungan penurunan (settlement) menggunakan software Midas GTS NX adalah 0,801 meter dengan waktu proses vakum selama 90 hari, dan hasil penurunan (settlement) aktual di lapangan akibat proses vakum adalah 0,974 meter (SP1) dan 0,866 meter (SP2).

Soft soil is often a problem in the process of developing infrastructure such as buildings or roads. Soft soil is a type of soil that has a low bearing capacity and a high level of soil compressibility. Therefore, stabilization of soft soil is needed, one of the appropriate methods to be used in conducting soil stabilization is the vacuum consolidation method. The vacuum consolidation method is a soil stabilization method that uses a pump as a vacuum and prefabricated vertical drain (PVD) as a water drainage channel. Soft soil data and parameters were obtained from field tests and laboratory tests. In analyzing the data to determine the effect of the vacuum consolidation method on the compressibility of soft soil, a settlement analysis was carried out using the Midas GTS NX software, where the results of the modeling analysis will be compared with the actual settlement in the field. Data analysis with Midas GTS NX software was carried out in the construction stage, namely: initial conditions, conditions when the vacuum process was started (suction drain), and conditions after the vacuum consolidation process was stopped (leave time). The results of the settlement calculation using the Midas GTS NX software are 0.801 meters with a vacuum processing time of 90 days, and the actual settlement results in the field due to the vacuum process are 0.974 meters (SP1) and 0.866 meters (SP2)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Muslim
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kegagalan struktur jembatan selama tahap konstruksi, terutama akibat gempa. Jembatan kabel Suramadu yang memiliki bentang utama 818 meter dengan 89 tahap konstruksi, dipengaruhi oleh tiga rekaman gempa berbeda, yaitu gempa Banyuwangi Maret 2011, gempa jember Februari 2011, dan gempa Nusadua September 2009. Analisis riwayat waktu dilakukan agar diperoleh respon struktur dari detik ke detik selama gempa berlansung. Analisis displacement, tegangan pada gelagar, gaya kabel, dan pengaruh rasio redaman struktur, dilakukan pada setiap tahapan konstruksi dan dievaluasi sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon gempa pada struktur jembatan atas tidak hanya bergantung pada karakteristik dari rekaman gempa yaitu durasi, kandungan frekuensi, percepatan tanah maksimum (PGA), akan tetapi juga bergantung pada karakteristik struktur yaitu massa, kekakuan, dan redaman.

ABSTRACT
This study aims to avoid bridge structure failure during the construction stages, primarily due to earthquake. Suramadu cable-stayed bridge which has main spans 818 m with 89 stages of construction was studied to 3 different earthquakes, namely Banyuwangi earthquake March 2011, Jember earthquake February 2011, and Nusadua earthquake September 2009. Time history analysis was carried out in order to obtain responses of the structure anytime during the earthquake occurred. Analysis of displacement, stress on the girder, cable forces, and also influence of structural damping ratio, was performed at each stage of construction and was evaluated in accordance with the existing requirements and appropriate regulations.
The results showed that the seismic responses of upper bridge structures depends not only on the characteristics of earthquake records, namely duration, frequency content, and maximum ground acceleration (PGA), but also on the structural characteristics, namely mass, stiffness, and damping."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42114
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library