Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Larissa M.S.P.
"Penulisan ini bertujuan untuk memahami bagaimana sebuah lingkungan interior dapat menghadirkan kualitas spasial yang menciptakan kontrol terhadap pergerakan (movement) dalam konsep continuous interior. Proses pemahaman ini ditelusuri melalui studi mengenai pembentukan sistem persepsi yang melibatkan fungsi sensori dan gerak tubuh.
Studi kasus dilakukan dengan melakukan penelusuran terhadap lingkungan interior melalui perspektif penyandang low vision. Ketidakoptimuman fungsi sensori visual terkait persepsi ruang, berdampak pada kesulitan berorientasi dan bernavigasi.
Studi terhadap penelusuran memberikan temuan bahwa beberapa perlakuan terhadap elemen-elemen ruang mampu menghasilkan kualitas spasial yang ditawarkan dalam konsep "continuous interior". Perlakuan terhadap elemen ruang yang repetitif menghasilkan kualitas kontinuitas (continuity).
Selain itu, perlakuan terhadap elemen ruang yang berfungsi sebagai landmark atau penanda menghadirkan kualitas keberagaman program (diversity of programme). Kedua kualitas spasial tersebut kemudian mampu mengarahkan alur pergerakan (directed flow) pernyandang low vision.

This undergraduate thesis focuses on understanding how an interior environment offers spatial qualities that could create control on movement, by looking at a theory called "continuous interior". The understanding process involves study on the construction of the perception system, which further involves comphrehension on sensory system and body movement.
Study cases for this thesis are done by interviewing and having a walk through an interior environment with people whom have low vision. The involvement of people with low vision is to understand the perspective of space from a low vision point of view, which leads to difficulties on orienting and navigating through space.
From the study case, it is found that several treatments towards spatial elements could create spatial qualities (continuity, diversed programme, directed flow) proposed by the theory of "continuous interior". Repetitive treatments on spatial elements create the spatial quality of continuity. Other than that, elements that are designed as landmarks create the spatial quality of diversed programmed. Both the spatial quality of continuity and diversed programme then creates another spatial quality of directing the movement (directed flow) of people with low vision.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerardus Aloysius
"Penulisan ini membahas beguiling interiority yang hadir dalam konteks continuous interior. Dengan adanya studi literatur dan hasil penelusuran bisa menjawab beberapa pertanyaan mengenai apa itu beguiling interiority? bagaimana beguiling interiority bisa hadir dalam konteks urban? Teori utama dalam studi literatur adalah mengenai continuous interior oleh Mark Pimlott. Menurut Pimlott (2010) kehadiran continuous interior ini menciptakan sebuah interioritas ruang baru, interioritas yang bersifat beguiling. Menurut definisi, beguiling adalah “interesting or attractive, but perhaps not to be trusted” (Cambridge Dictionary, 2013). Dapat diartikan bahwa beguiling merupakan sesuatu yang menarik, tapi tidak dapat kita percaya. Pemahaman mengenai karakteristik beguiling interiority ditemukan dalam membongkar karakteristik dari continuous interior tersebut. Dari studi literatur didapatkan 4 poin penting yaitu: beguiling interiority yang intangible, beguiling interiority yang memanipulasi, beguiling interiority yang membuat nyaman, dan beguiling interiority yang tak terbatas. Dari penelusuran didapatkan keberadaan beguiling interiority dalam bentuk 4 karakteristik dalam studi literatur. Dapat disimpulkan juga dari penelusuran bahwa karakteristik beguiling interiority yang lebih mudah hadir dalam ruang dalam atau indoor. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa beguiling interiority merupakan dialog antara manusia dengan ruang yang dirasakan secara subjektif, dialog dan interaksi yang dibuat sedemikian rupa menjadi menarik, tetapi ada hal-hal yang tidak dapat kita percayai.

This thesis discusses beguiling interiority which is present in the context of continuous interior. With the literature study and case study can answer some questions about what is beguiling interiority? How can beguiling interiority be present in an urban context? The main theory in the study of literature is regarding the continuous interior by Mark Pimlott. According to Pimlott (2010) the presence of this continuous interior creates a new interiority of space, an interiority that is beguiling. By definition, beguiling is “interesting or attractive, but perhaps not to be trusted” (Cambridge Dictionary, 2013). An understanding of the characteristics of the beguiling interiority is found in disassembling the characteristics of the continuous interior. From the literature study, there are 4 important points: beguiling interiority is intangible, beguiling interiority is manipulating, beguiling interiority is comfortable, and beguiling interiority is infinite. From the search, it was found that the existence of beguiling interiority in the form of 4 characteristics in the study of literature. Therefore, it can be said that beguiling interiority is a dialogue between humans and space that is felt subjectively, dialogue and interactions that are made in such a way as to be interesting, but there are things that we cannot believe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library