Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Modifikasi pati singkong dikembangkan untuk meningkatkan
pemanfaatan pati sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Sistem matriks
hidrofilik dirancang untuk mengurangi frekuensi pemberian obat dan
meningkatkan kepatuhan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menyelidiki kemampuan pregelatinasi pati singkong propioinat sebagai
matriks hidrofilik dalam mengendalikan pelepasan obat. Pregelatinasi pati
singkong propionat dibuat dengan mereaksikan pregelatinasi pati singkong
dengan asam propionat. Matriks-matriks tablet dibentuk dengan PPSP
sebagai matriks tunggal dan juga dilakukan kombinasi dengan pembentuk
matriks hidrofilik lainnya seperti HPC, HPMC, dan natrium alginat.Tablet di
dipersiapkan dengan metode cetak langsung untuk tiga formula pertama, dan
metode granulasi basah untuk tiga formula terakhir. Uji disolusi dilakukan
mengunakan alat tipe II dengan kecepatan pengadukan 50 rpm, selama
delapan jam dalam medium dapar fosfat pH 7,0. Hasilnya menunjukkan
hanya PPSP yang dikombinasi dengan matriks lain yang dapat menahan laju
pelepasan obat selama delapan jam. PPSP yang digunakan sebagai matriks
tungggal, memiliki kemampuan yang buruk dalam mengendalikan pelepasan
obat."
Universitas Indonesia, 2007
S33008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Dwi Alfahri
"Pola hidup yang praktis dan instan memiliki dampak negatif untuk kesehatan karena peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Suplemen antioksidan diperlukan untuk menangkal radikal bebas pada tubuh. Ekstrak Rimpang kunyit (Curcuma longa), jahe (Zingiber Officinale), dan kulit manggis (Gracinia mangostana L.) telah terbukti kaya akan antioksidan dalam senyawa bioaktif yang dikandungnya. Teknik enkapsulasi digunakan untuk melindungi senyawa bioaktif agar stabil dan tidak terdegradasi pada kondisi keasaman pencernaan untuk penghantaran senyawa bioaktif secara oral. Kitosan-pektin digunakan sebagai enkapsulan karena aman dikonsumsi dan stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi matriks kitosan-pektin optimal dengan metode pengeringan beku yang dimuati senyawa bioaktif (curcumin, 6-gingerol, dan α-mangostin) untuk pelepasan usus halus. Hasil penelitian didapatkan nilai yield relatif tinggi dengan metode pengeringan beku. Pengujian pelepasan senyawa bioaktif penambahan pektin berhasil menahan pelepasan senyawa bioaktif pada kondisi asam. Matriks kitosan:pektin rasio 1:0,3 tiap jenis ekstrak melepaskan senyawa bioaktif paling optimal pada kondisi SIF. Matriks kitosan:pektin rasio 1:0,5 memiliki profil pelepasan rilis tertinggi pada kondisi SCF. Hasil pengamatan uji pelepasan in vitro menunjukan matriks kitosan-pektin menghasilkan profil pelepasan terkendali yang bagus dan memiliki potensi digunakan sebagai suplemen ekstrak rimpang kunyit, jahe dan kulit manggis dengan target sistem pencernaan.

Habit of instant living have a negative impact on health causing variety of diseases due to an increase free radicals in the body. Antioxidant supplements are needed to ward off free radicals in the body. Curcuma longa, Zingiber Officinale, and Gracinia mangostana extracts have been shown rich antioxidants in the bioactive mixture. Encapsulation techniques are used to protect bioactive compounds that make bioactive compound more stable and not degraded under acid digestive conditions for oral delivery. Chitosan-pectin is used as an encapsulant because stable and safe for consumption. This study aims to obtain optimal formulation of chitosan-pectin matrix with freeze drying method loaded with bioactive compounds (curcumin, 6-gingerol, and α-mangostin) for small intestinal release. The research results obtained relatively high yield values ​​with freeze drying method. Testing the release of bioactive compounds successfully released bioactive compounds in acidic conditions. Chitosan: pectin matrix ration of 1: 0.3 for each type of extract releases are the most optimal bioactive under SIF conditions. Chitosan:pectin matrix 1: 0.5 ratio has highest release profile under SCF conditions. The results of observations in vitro release test showed that the chitosan-pectin matrix showing good results of the controlled release profile.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutriyo
"Chitosan is a polycatonis biopolymer that can form gel in acidic environment so that can be used as a hydrophilic matrix in controlled release drug delivery system. In this research, propranolol hydrochloride controlled release granule was made in chitosan matrix. Granules were made by wet granulation method with variety of matrices, i.e. chitosan, hydroxypropyl mthylcellulose (HPMC) and ethyl cellulose (EC). HPMC and EC were used as a comparing matrix. The release rates of propranolol HCl from matric were determined by using dissolution apparatus type I with 50 rpm stirring rotation in acidic media of pH 1,2 and base media of pH 7.5 for 8 hours. Sample was taken at certain time and the samples were anakyzed by spetrophotometer. The result showed that the release of propranolol hydrocholride from chitosan matrix was the slowest compared to the other matrices."
2005
MIKE-II-3-Des2005-145
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Katerina Evelyn
"Misel kasein sebagai polimer biodegradable telah digunakan sebagai penyalut ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata) yang mengandung senyawa andrografolida sebagai sediaan anti-diabetes berbasis bahan alam. Pelepasan in vitro sediaan diteliti dengan menganalisis degradasi kasein pada media sintetik fluida lambung dan usus halus dengan kehadiran enzim protease pepsin dan pankreatin. Pada pencernaan dalam media sintetik fluida lambung selama 2 jam dengan rasio berat substat:enzim optimum (S:E) 5:1, profil degradasi kasein cenderung memberikan profil burst release selama kurang dari 30 menit pencernaan. Dengan adanya ekstrak sambiloto di dalam misel kasein, memperlambat degradasi kasein pada media fluida sintetik lambung. Pada pencernaan dalam media sintetik fluida usus halus selama 6 jam dengan rasio substrat : enzim optimum (S:E) 500:1, kasein cenderung memberikan profil sustained release selama kurang lebih 4 jam pencernaan. Profil degradasi kasein pada media sintetik usus halus ditemukan berubah menjadi cenderung burst release selama 30 menit awal pencernaan ketika diuji pada media sitentik fluida lambung - usus halus secara seri.

Casein micelle as a biodegradable polymer has been used to encapsulate sambiloto (Andrographis paniculata) containing andrographolide compound as anti-diabetic herbal drug based on natural ingredients. In vitro release of this herbal drug had been studied by analyzing the casein degradation in simulated gastric and insestinal fluid in presence of protease enzyme i.e, pepsin and pancreatin. In 2 hour simulated gastric fluid digestion (ratio substrate:enzyme optimum (w/w) 5:1), casein degradation tends to give a burst release profile in less than 30 minutes digestion. The presence of sambiloto in casein micelles slows casein degradation in simulated gastric fluid digestion. In 6 hours the simulated intestinal fluid digestion (ratio subsrtaet: enzyme optimum (w/w) 500:1), casein degradation tends to give a sustained release profile in about 4 hours digestion. Casein degradation profile tends to give burst release in first 30 minutes digestion in simulated intestinal fluid digestion when herbal drug was digested in simulated gastric – intestinal fluid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairu Nuzula
"Lantanida banyak diaplikasikan sebagai sistem penghantaran obat. Ini disebabkan sifat flourosensinya yang baik. Selain itu lantanida diduga memiliki aktivitas antijamur. Sementara Kitosan adalah matriks yang umum digunakan dalam sistem penghantaran obat. Matriks Kitosan sebagai penghantar obat berkoordinasi dengan lantanida memiliki potensi yang penting dalam studi penghantaran obat. Dalam studi pengantaran obat, sifat toksisitas menjadi pent ing karena obat yang digunakan tidak boleh membahayakan tubuh. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui toksisitas dari sistem penghantaran obat komposit kitosan termodifikasi lantanida dan Fe3O4. Selain itu penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui potensi lantanida sebagai obat antijamur. Dari penelitian didapatkan bahwa komposit obat yang didapatkan memiliki toksisitas LC50 pada Artemia salinia sebesar 3600-3900 ppm yang masih memenuhi standar toksisitas. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa lantanida ketika berkoordinasi dengan model obat ataupun dengan kitosan sebagai ligan dapat meningkatkan aktivitas antijamurnya dibanding dengan lantanida ataupun ligan tanpa koordinasi.

Lanthanides applied mainly in drug delivery system because of its good flourosence property. Furthermore, lanthanides is considered as an active antifungal agent. Chitosan matrices to bind a coordinated lanthanides-drug composite have great potential in terms of controlled release in vivo study. In drugs release, the drugs may not inhibit a potential toxicity because of clinical reason. This research is to determine the toxicity o a samarium and iron-oxide modified chitosan composite. From the research it is determined that the toxicity LC50 of composite is ranging from 3600 to 3900 ppm in Artemia salina which is still acceptable toxicity. The antifungal activity of the composite also determined better than the precursor and ligands when not coordinated complex.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Hasanah
"Senyawa bioaktif dari kulit manggis yaitu mangostin berpotensi pencegah kanker, mangostin mampu menghambat pembentukan senyawa pencetus kanker usus besar. Masyarakat Indonesia telah banyak mengolah kulit manggis ini secara langsung yaitu menjadi minuman segar dengan cara di jus atau diseduh. Namun untuk mendapatkan kandungan senyawa mangostin yang lebih tinggi perlu dilakukan ekstraksi. Fraksinasi menggunakan etil asetat telah diteliti merupakan fraksi yang mengandung mangostin tertinggi disbanding pelarut etanol dan butanol.
Fraksi etil-asetat ekstrak kulit manggis (F002) ini nantinya akan menjadi bahan aktif obat kanker kolon yang di enkapsulasi menggunakan biopolimer kitosan-alginat. Kegunaan ekstrak yang terjerap dalam sediaan mikropartikel biopolimer kitosan-alginat adalah untuk meningkatkan kerja senyawa bioaktif yaitu dengan sistem pelepasan obat yang terkendali. Pelepasan ekstrak bioaktif mangostin terjerap dalam sediaan mikropartikel dilakukan pada dalam media fluida sintetik yang meniru cairan dalam sistem pencernaan.
Hasil analisa kandungan senyawa mangostin menggunakan spektrofotometer UV dan analisa aktivitas sitotoksistas menggunakan uji Brine Shrimp Test (BST). Dari hasil berbagai olahan jus kulit manggis didapat metode terbaik pengolahan dimana menghasilkan kandungan senyawa mangostin tertinggi dan aktivitas sitotoksistas terbaik yaitu dengan cara direbus dan kemudian di blender. Untuk senyawa mangostin dari fraksi F002 dibandingkan antara sebelum dan setelah enkapsulasi dari hasil rilis dalam media fluida sintetik. Dari hasil rilis didapatkan bahwa enkapsulasi tidak berpengaruh terhadap kandungan dan sitotoksisitas senyawa mangostin sehingga sediaan dalam mikropartikel dapat dikembangkan menjadi sistem pelepasan obat yang terkendali.

Bioactive compound from mangosteen pericarp namely mangostin can be obtained from various kind of process such as juice or tea. The main purpose of this research is to observe antiproliferative (inhibition of cancer cell growth) of mangostin bioactive compound from mangosteen pericarp in chitosan-alginate preparation. Extract in chitosan-alginate preparation improve performance of bioactive compound by controlling the drug release in gastrointestinal tract, until reaching colon.
Mangostin bioactive compound in chitosan-alginate preparation will be observed and tested in synthetic fluid, which is made alike gastrointestinal tract fluid. In vitro cytotoxicity test of mangostin bioactive compound in synthetic gastrointestinal tract fluid is using Brine Shrimp Test (BST). The best method of processing fresh mangostin pericarp is by boiling and blend it.
It result the highest mangostin bioactive. Result of comparison between mangostin compound before and after in microparticle chitosan-alginate is there is no effect to cytotoxity activity. So Sequential in vitro release study demonstrated that controlled release of mangostin-loaded microparticles were achievable which lead to potential application in gastrointestinal delivery for anticancer therapy purpose.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kianti Kasya Kiresya
"ABSTRAK
Good Manufacturing Practices atau GMP merupakan pedoman yang penting dan harus diterapkan dalam penelitian ndash; penelitian, terutama dalam bidang medis dan kimia. Namun, meskipun pengetahuan mengenai GMP telah diketahui secara luas, dalam penelitian yang dilakukan tidak menerapkan pedoman tersebut, sehingga hasil penelitian yang dilakukan saat diujikan lebih lanjut akan memberikan hasil yang berbeda nyata dan tidak memiliki efek farmakologis. Penelitian dilakukan dengan mengikuti pengaturan GMP dalam masalah penanganan bahan baku dan bahan mentah, peralatan, pengarsipan dan dokumentasi, serta dalam perihal kebersihan pribadi dan ruang kerja. Penelitian yang banyak dilakukan dalam bidang medis ataupun kimia ialah pengembangan obat anti kanker. Herbal menjadi salah satu sebagai pengobatan alternative yang digunakan untuk menangkal efek negative tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan, dipilih bahan utama herbal yakni mangostin. Prinsip pelepasan terkendali sebagai sarana penghantaran obat digunakan untuk perancangan obat yang efektif pada organ target kolon. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan mikropartikel kitosan tersalut alginat sebagai bahan pembawa obat berdasarkan pedoman GMP. Pembuatan mikropartikel dilakukan dengan menggunakan metode taut silang antara kitosan ndash; TPP ndash; mangostin dan gelasi ionotropik Alginat - CaCl2 sebagai penyalut kitosan, dengan perbandingan kitosan:alginat yang digunakan ialah 1:0,25 w/w dengan variasi ekstrak 0,1, 0,2, dan 0,4 gram. Mikropartikel yang telah disiapkan dengan menerapkan pedoman GMP tersebut memberikan hasil ekstraksi dan loading mikropartikel yang lebih tinggi dibandingkan non-GMP dan mampu menahan pelepasan senyawa bioaktif hingga target pelepasan, yaitu kolon.

ABSTRACT
Good Manufacturing Practices or GMP is an important guide and should be applied in researches, especially in the medical and chemical field. However, despite the knowledge of GMP has been widely acknowledged, the researches done didn rsquo t implement GMP, so that the further research will give significantly different results when evaluated and did not have a pharmacological effect. Research is conducted by following GMP arrangements in handling ingredients and raw materials, equipment, filing and documentation, as well as in personal hygiene and workspace hygiene. Research is mostly done in the field of medical or chemical is the development of anti cancer drugs. Herbs become one as alternative medicine used to counteract such negative effects. In research conducted, the main ingredient called mangostin. The principle of controlled release as a means of delivery of drugs is used to design effective drugs on the target organ of the colon. In this experiment, crystallized chitosan microparticles of alginate was made as drug carrier based on GMP guideline. Microparticle preparation was performed using crosslinking method between chitosan TPP mangostin and ionotropic gelation Alginate CaCl2 as coating of chitosan, with chitosan alginate used was 1 0.25 w w with variation extract 0.1, 0.2, and 0.4 grams. The microparticles prepared by applying the GMP guidelines provide higher extraction and loading microparticles than non GMP and are able to withstand the release of bioactive compounds to release targets, the colon."
2017
S67298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashilla Safiya
"Metode pengering beku dilakukan untuk preparasi matriks kitosan-alginat yang dimuati ekstrak oleoresin dari jahe merah untuk administrasi oral. Metode ini memiliki keuntungan dimana hilang nya zat aktif dalam proses preparasi dapat diminimalisir serta dapat menghasilkan persentase yield dan loading yang tinggi. Jahe telah diteliti mempunyai peran dalam pengobatan kanker, termasuk kanker kolom. Komponen [6]-gingerol dalam jahe telah diidentifikasi mempunyai peran dalam penekanan terhadap proses transformasi, hiperproliferasi, dan inflamasi di tahapan karsinogenesis, angiogenesis, serta metastasis. Scanning Electron Microscopy, X-Ray Diffraction, dan Infrared Spectroscopy digunakan untuk mengkarakterisasi matriks.
Simulasi pelepasan obat in vitro juga dilakukan dalam simulated gastrointestinal fluids yang menghasilkan profil rilis untuk mempelajari efek komposisi kitosan-alginat terhadap rilis dari oleoresin. Alginate terbukti dapat menahan pelepasan oleoresin pada 2 jam pertama. Komposisi rasio kitosan:alginat terbaik yang didapatkan adalah 1:0.5. Profil rilis dari matriks mengindikasi adanya potensi matriks dapat menjadi sistem penghantar obat terkendali dengan kolon sebagai target hantaran dan metode pengeringan beku telah terbukti untuk menghasilkan persentase yield dan loading yang tinggi.

Freeze drying method was used for preparing chitosan alginate matrices loaded with oleoresin extract of red ginger for oral administration. This method has the benefit of minimalizing the loss of active substance during preparation and was also expected to give a high yield and loading result. Ginger has been researched to act as an active substance in the treatment of cancer, including colon cancer. The 6 gingerol content of ginger has been identified to have a role in suppression of transformation, hyperproliferation and inflammation process in carcinogenesis, angiogenesis, and metastasis steps. Scanning Electron Microscopy, X Ray Diffraction, and Infrared Spectroscopy was used to characterize the matrices.
An in vitro drug release simulation was done in simulated gastrointestinal fluids to obtain profile release in order to study the effect of chitosan alginate composition towards oleoresin release. Alginate was able to suppress the release of oleoresin in the first 2 hours. The best composition of chitosan to alginate ratio in matrix obtained was 1 0.5. The release profile obtained indicates the potential of these matrices being used as a controlled drug carrier for colon targeted delivery and freeze drying method was also proven to produce high yield and loading percentage of matrix. Controlled Release of Drugs, Ginger Oleoresin, Chitosan, Alginate, Colon Cancer, Matrix, Freeze Drying
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Yuniarti
"Azithromycin (AZI) adalah antibiotika yang digunakan secara luas. AZI merupakan obat yang memiliki spesifikasi kelarutan yang rendah dalam air serta memiliki nilai bioavailabilitas oral rendah yaitu sebesar 37%. Rendahnya kelarutan dan bioavailabilitas oral AZI dapat berdampak pada rendahnya efek terapetik obat tersebut. Teknik enkapsulasi dan sistem penghantar obat melalui nanocarrier adalah metode alternatif untuk meningkatkan bioavailabilitas obat yang memiliki kelarutan rendah dalam air. Nanopartikel kitosan (NPKS) adalah salah satu polimer yang paling umum digunakan sebagai penghantar obat. Pada penelitian ini nilai efisiensi enkapsulasi dan kapasitas pemuatan AZI pada NPKS berhasil ditingkatkan dengan memodifikasi NPKS menggunakan ekstrak daun binahong (EDB). Metabolit sekunder pada EDB dapat bereaksi dengan gugus amina pada NPKS dan meningkatkan sifat hidrofobiknya sehingga interaksi antara NPKS dengan AZI menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai efisiensi enkapsulasi dan kapasitas pemuatan AZI yang sangat baik untuk NPKS- EDB-AZI yaitu pada nilai 95,24 ± 1,30% dan 55,74 ± 1,03%. Hasil karakterisasi TEM menunjukkan bahwa NPKS-EDB-AZI terdistribusi secara homogen dengan ukuran partikel 24,6 ± 2,9 nm. Berdasarkan hasil uji pelepasan obat in vitro, NPKS-EDB-AZI melepaskan AZI sebesar 1,12 ± 0,33% ketika ditempatkan pada pH 1,6 selama 2 jam, 82,05 ± 2,23% pada pH 6,8 selama 6 jam, dan 93,44 ± 1,94% ketika ditempatkan pada pH 7,4 selama 16 jam. Penelitian ini menunjukan bahwa NPKS yang termodifikasi EDB dapat dimanfaatkan sebagai sistem penghantar azithromycin dengan nilai efisiensi pemuatan dan kapasitas pemuatan yang baik, serta memberikan sifat pelepasan obat secara terkontrol.

Azithromycin (AZI) is a widely used antibiotic. AZI is a drug that has a low solubility in water and a low oral bioavailability value of 37%. The low solubility and oral bioavailability of AZI can have an impact on the low therapeutic effect of the drug. Encapsulation techniques and drug delivery systems via nanocarriers are alternative methods to improve the bioavailability of drugs that have low solubility in water. Chitosan nanoparticles (NPKS) are one of the most commonly used polymers as drug conductors. In this study, the value of encapsulation efficiency and AZI loading capacity on NPKS was successfully increased by modifying NPKS using binahong leaf extract (EDB). Secondary metabolites in EDB can react with amine groups in NPKS and increase their hydrophobic properties so that the interaction between NPKS and AZI becomes better. This can be seen from the excellent encapsulation efficiency and AZI loading capacity values for NPKS-EDB-AZI, namely 95.24 ± 1.30% and 55.74 ± 1.03%. The results of TEM characterization showed that NPKS-EDB-AZI was homogeneously distributed with a particle size of 24.6 ± 2.9 nm. Based on the results of in vitro drug release tests, NPKS-EDB-AZI released AZI of 1.12 ± 0.33% when placed at pH 1.6 for 2 hours, 82.05 ± 2.23% at pH 6.8 for 6 hours, and 93.44 ± 1.94% when placed at pH 7.4 for 16 hours. This study shows that EDB-modified NPKS can be used as an azithromycin delivery system with good loading efficiency and loading capacity and controlled drug release properties.
"
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyaldi
"Hidrogel dapat digunakan sebagai salah satu material untuk mengirimkan atau menghantarkan zat aktif ke dalam suatu sistem. Hidrogel menarik perhatian karena kemampuannya yang unik, terutama dalam menyerap dan mempertahankan air dengan jumlah yang sangat besar. Hal ini menjadikan hidrogel sangat bermanfaat dalam berbagai aplikasi, salah satunya adalah membantu dalam mengatur pelepasan zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penjebakan dan pelepasan metformin HCl dari hidrogel temperatur dan pH responsif yang terdiri dari poli(N-vinil kaprolaktam-ko-2-(dimetilamino)etilmetakrilat) P(NVCL-ko-DMAEMA)). Sintesis hidrogel ini dilakukan dengan metode polimerisasi radikal bebas serta melakukan karakterisasi menggunakan FTIR, dan SEM. Analisis pengujian penjebakan dan pelepasan metformin HCl dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Swelling hidrogel sebagai respons terhadap temperatur dipengaruhi oleh keberadaan monomer NVCL dan DMAEMA. Komposisi monomer yang memiliki responsivitas terhadap temperatur yang paling optimum adalah hidrogel dengan formula P(NVCL5-ko-DMAEMA95). Kemampuan swelling hidrogel lebih besar dalam respons pada pH rendah dan menurun seiring dengan pertambahan nilai pH. Responsivitas pH ini juga diperkuat oleh peningkatan komposisi DMAEMA, yang menyebabkan peningkatan rasio swelling dalam berbagai kondisi pH. Jumlah metformin HCl yang dimuat dalam hidrogel pada temperatur ruang adalah (20,46% b/b) yang lebih rendah daripada yang termuat pada temperatur 37oC, yaitu (19,52% b/b). Profil pelepasan kumulatif metformin HCl pada sampel saat dilakukan pengujian penjebakan di temperatur 25oC lebih tinggi dalam media pH 7,4 yaitu 44,93% dibandingkan dengan media pH 2 yaitu 26,19%. Sedangkan, profil pelepasan kumulatif pada sampel saat dilakukan pengujian penjebakan di temperatur 37oC adalah 30,56 (% v/v) pada pH 2 dan 55,79 (% v/v) pada pH 7,4. Hasil pelepasan metformin HCl pada hidrogel P(NVCL-ko-DMAEMA) dalam media pH 7,4 menunjukkan peristiwa burst effect. Sehingga, diperlukan optimisasi lebih lanjut untuk meningkatkan potensi hidrogel ini sebagai penghantaran zat aktif.

Hydrogels can be used as one of the materials for delivering or transporting active substances into a system. Hydrogels attract attention due to their unique ability, especially in absorbing and retaining water in large amounts. This makes hydrogels highly beneficial in various applications, one of which is assisting in controlling the release of active substances. This study aims to investigate the trapping and release of metformin HCl from a temperature and pH-responsive hydrogel consisting of poly(N-vinylcaprolactam-co-2-(dimethylamino)ethyl methacrylate) (P(NVCL-co-DMAEMA)). The synthesis of this hydrogel was carried out by free radical polymerization method with FTIR and SEM characterizations. Analysis of trapping and release testing of metformin HCl was conducted using UV-Vis spectrophotometer. The swelling of the hydrogel in response to temperature is influenced by the presence of NVCL and DMAEMA monomers. The monomer composition with the most optimum temperature-responsive swelling ability is the hydrogel with the formula P(NVCL5-co-DMAEMA95). The swelling ability of the hydrogel in response to low and high pH decreases as the pH value increases. This pH responsiveness is also enhanced by the increase in DMAEMA composition, which leads to an increase in swelling ratio under various pH conditions. The amount of metformin HCl loaded in the hydrogel at room temperature is 20.46 (% w/w), which is lower than that loaded at 37°C, which is 19.52(% w/w). The cumulative release profile of metformin HCl in the samples during trapping testing at a temperature of 25°C is higher in alkaline medium, which is 44.93 (% v/v), compared to acidic medium, which is 26.19 (% v/v). Meanwhile, the cumulative release profile in the samples during trapping testing at 37°C is 30.56 (% v/v) at pH 2 and 55.79 (% v/v) at pH 7.4. The release of metformin HCl from the P(NVCL-co-DMAEMA) hydrogel in a pH 7.4 medium showed a burst effect. Therefore, further optimization is needed to enhance the potential of this hydrogel as an active substance delivery system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>