Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herdyanto Kenya Putera
Abstrak :
Credit Default Swaps (CDS) sparked the interests of government and financial institutions around the globe due to its role within the 2008 financial crisis in the United States of America. A CDS is used by an investor to earn profits from selling protection or to hedge against the likeability of a counterparty to default (credit event). CDS is often traded within the OTC market, however since financial crisis of 2008, CDS are categorized as a high risk financial instrument and types of CDS required to be traded, executed, and cleared through designated entities. Though played a role within the financial crisis of 2008, CDSs are still often used for investment tools for investors, as the regulatory framework of the derivative has been improved drastically since the overhaul of the American financial system by Title VII of the Dodd Frank Act of 2010. Within Indonesia’s legal framework CDSs are acknowledged however lacks comprehensive investor legal protection such as in the United States of America. Therefore, the Author finds it interesting to comprehend CDS in Indonesia and then comparing it to the legal framework in the United States of America. The main focus of this undergraduate thesis is discussing the investor legal the investor legal protections provided in Indonesia and the United States of America; and to further elaborate how the both governments enact laws to overcome risks within the CDS transactions. This research uses the micro-comparison method that results in a juridical-normative research. The purpose of this research is to provide insight to improve the legal framework of CDSs in Indonesia. This research concludes that there are little to none investor protection provided in Indonesia regarding CDS, moreover Indonesia may adapt the regulations the government of the United States of America utilized to overcome the 2008 financial crisis. ......Credit Default Swaps (CDS) menarik perhatian pemerintah dan lembaga keuangan di seluruh dunia karena perannya dalam krisis keuangan tahun 2008 di Amerika Serikat. CDS digunakan oleh investor untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan proteksi atau untuk melakukan lindung nilai terhadap kemungkinan gagal bayar dari pihak lawan (credit event). CDS sering diperdagangkan di pasar OTC, namun sejak krisis keuangan 2008, CDS dikategorikan sebagai instrumen keuangan yang berisiko tinggi dan jenis CDS harus diperdagangkan, dieksekusi, dan dikliringkan melalui entitas tertentu. Meskipun berperan dalam krisis keuangan tahun 2008, CDS masih sering digunakan sebagai alat investasi bagi investor, karena peraturan derivatif telah diperbaiki secara drastis sejak perombakan sistem keuangan Amerika Serikat melalui Title VII Dodd Frank Act tahun 2010. Dalam hukum Indonesia, CDS diakui namun tidak memiliki perlindungan hukum yang komprehensif bagi investor seperti di Amerika Serikat. Oleh karena itu, Penulis merasa tertarik untuk memahami CDS di Indonesia dan kemudian membandingkannya dengan kerangka hukum di Amerika Serikat. Fokus utama dari skripsi ini adalah membahas perlindungan hukum bagi investor yang diberikan di Indonesia dan Amerika Serikat, serta bagaimana kedua negara tersebut memberlakukan hukum untuk mengatasi risiko dalam transaksi CDS. Penelitian ini menggunakan metode perbandingan hukum yang bersifat yuridis-normatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan untuk memperbaiki hukum CDS di Indonesia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlindungan investor yang diberikan di Indonesia terkait CDS masih sangat minim, sehingga Indonesia dapat m
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putrika Mayadipta
Abstrak :
Kasus negara gagal bayar (sovereign default) menjadi topik yang menarik dibicarakan. Hal tersebut dikarenakan besarnya dampak yang mampu diakibatkan oleh sovereign default baik terhadap sektor keuangan maupun perekonomian secara keseluruhan. Kebutuhan akan alat ukur risiko kredit yang dapat menggambarkan situasi pasar saat ini dengan lebih cepat dan akurat menjadi kian penting. Sebuah instrumen bernama Credit Default Swap (CDS) muncul dan dianggap mampu menjadi alternatif solusi bagi permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor penentu pergerakan Credit Default Swap spread di negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand) dengan menggunakan dua analisa regresi berganda dimana semua independen variabel diregresikan terhadap variabel dependen per negara dan regresi semua variabel di seluruh negara diberlakukan sebagai data panel dan diregresikan secara bersamaan. Hasil akhir menunjukkan bahwa tingkat inflasi, cadangan devisa, pertumbuhan GDP, dan sentimen pasar domestik memiliki pengaruh signifikan terhadap pergerakan CDS spread Negara ASEAN Tahun 2005 sampai dengan 2015. ......The case of sovereign default become an interesting topic to be discussed. It is because of the impact caused by sovereign defaults to both the financial sector and the overall economy. The need for credit risk measurement tools that can describe the current market situation more quickly and accurately becomes more important. An instrument called Credit Default Swap (CDS) appears and is considered to be an alternative solution for these problems. The purpose of this study was to analyze the determinants of sovereign Credit Default Swap spreads in ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, the Philippines, and Thailand) by using two multiple regression analysis in which all independent variables regressed against the dependent variable per country and regression all variables in the entire country treated as a data panel and regressed simultaneously. The final results showed that all independent variables which are inflation, foreign reserves, GDP growth, and local sentiment had a significant influence on the movement of CDS spreads.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
French, Keneneth R.
Abstrak :
"In the fall of 2008, fifteen of the world's leading economists - representing the broadest spectrum of economic opinion - gathered at New Hampshire's Squam Lake. Their goal: the mapping of a long-term plan for financial regulation reform.
Princeton: Princeton University Press, 2010
332.1 SQU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library