Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Priscilia
"Tujuan dari laporan ini adalah untuk menganalisis efektivitas Aturan Reformasi Keuangan Dodd-Frank dalam menanggapi krisis keuangan yang terjadi pada 2007-2008. Studi kasus ini juga membahas bagaimana krisis keuangan pada tahun itu terjadi dan apa saja kelemahan dan kekuatan aturan tersebut untuk menghindari situasi serupa yang terjadi di masa depan. Selanjutnya, penelitian tentang bagaimana JP Morgan sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar menangani dan selamat dari krisis keuangan akan ditulis dan dibahas secara menyeluruh dalam kasus studi ini.
The aim of this report is to analyse the effectiveness of the Dodd-Frank Act in response to the financial crisis that happened in 2007-2008. This study case also discusses how the financial crisis happened and what are the weaknesses and strengths of the Act in order to avoid similar situations happened in the future. Furthermore, research on how JP Morgan as one of the biggest financial institutions handled and survived the financial crisis will be thoroughly be written and discussed in this study case."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Lahuddin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh bank dan tingkat inefficiency perbankan terhadap tingkat non-performing loans pada perbankan di Asia-Pasifik yang diklasifikan menjadi negara high income, upper middle income, dan low middle income. Penelitian ini menggunakan metode panel dengan data tahunan selama 11 tahun yaitu pada periode sebelum dan sesudah global financial crisis 2008 2005 ndash; 2015.
Penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan kredit memiliki hubungan dengan non-performing loans di negara high income pada periode sebelum dan sesudah global financial crisis 2008 namun tidak memiliki hubungan dengan non-performing loans di negara upper middle income dan low middle income. Penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat inefficiency bank memiliki hubungan dengan non-performing loans pada periode sesudah global financial crisis 2008 di negara high income dan upper middle income namun, hanya di negara upper middle income saja tingkat inefficiency bank memiliki hubungan dengan non-performing loans pada periode sebelum global financial crisis 2008.

This study aims to examine the effect of credit growth and bank inefficiency on non performing loans in Asia Pacific countries. These countries are classified into high income countries, upper middle income countries, and low middle income countries. This study uses panel data methodology, using annual data for a 11 year period before and after global financial crisis 2008 2005 2015.
The results of the study show that credit growth has significant effect on non performing loans in high income countries before and after global financial crisis 2008, whereas it is insignificant on non performing loans in both upper middle income and low middle income countries. This study also finds that bank inefficiency has significant effect on non performing loans in both high income and upper middle income countries after the global financial crisis of 2008 but only significant in upper middle income countries before the global financial crisis of 2008.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Grace
"ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi faktor-faktor penarik investasi asing langsung dari negara anggota ASEAN (disingkat ASEAN-9) dengan periode antara 1990 dan 2017 dengan menggunakan Pooled Least Square sebagai model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pasar, keterbukaan perdagangan, infrastruktur, penelitian & pengembangan, serta menjadi faktor penarik positif atas investasi asing langsung. Namun, sumber daya manusia dan suku bunga riil menunjukkan efek tanda negative atas investasi langsung. Hal lain yang dibahas dalam studi ini ialah terkait dengan tren FDI setelah krisis keuangan global pada tahun 2008 yang menunjukkan trend positif untuk periode setelah tahun 2008. Hal ini menandakan bahwa krisis keuangan global tahun 2008 tidak mempengaruhi aliran masuk FDI. Berdasarkan hasil, PDB, infrastruktur, dan keterbukaan perdagangan menjadi faktor penting untuk menarik investor asing. Oleh karena itu, pemerintah dapat meningkatkan melalui kebijakan, seperti pelonggaran prosedur perdagangan, atau meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur mereka. Sedangkan efek modal manusia pada FDI ialah negatif. Kualitas sumber daya manusia masih perlu ditingkatkan karena dapat mendukung negara dengan teknologi rendah menjadi negara tujuan FDI berteknologi tinggi.

ABSTRACT
The goal of this study is to identify the determinants of foreign direct investment in Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Malaysia, Myanmar, the Phillipines, Singapore, Thailand, and Vietnam, which are termed the ASEAN-9 countries in this study. The study uses a combination of data for the period between 1990 and 2017. The model of this study is Pooled Least Square because of the limitations of the data. The results show that market size, trade openness, infrastructure, research & development, and inflation have a positive effect on inward FDI into ASEAN-9 countries at a 1 percent significance level, except for inflation. Then, it can be said that those variables remain important to attract foreign investors into ASEAN-9 countries. On the other hand, human capital and real interest rates show a negative sign, as most of the studies suggest that human capital has a positive effect on inward FDI. Moreover, this study also investigates the trends for FDI after the global finance crisis in 2008. The results show that the annual trend for FDI after 2008 is positive, which means there is no big impact from the global financial crisis of 2008 on FDI inflows into ASEAN-9. Based on the results, the ASEAN countries should focus on increasing their GDP, infrastructure, and trade openness. This means that the governments should create more policies which support international trade between ASEAN and the other countries by easing trade procedures, diversifying export products, and improving the quantity and quality of their infrastructure. Even though the effect of human capital on inward FDI showed a negative relationship, ASEAN countries still need to improve the quality of their human resources because higher quality human resources can take countries from being low-technology FDI destinations to becoming higher- technology FDI destination countries. Furthermore, even though the effect of inflation on FDI was positive, it is possible to assert that even where there is an increase in the inflation rate, ASEAN countries can still become attractive destination countries for foreign investors."
2019
T54021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Cory
"Tesis ini membahas faktor-faktor keberhasilan Korea Selatan dalam menghadapi krisis finansial global 2008 yang telah mengakibatkan permasalahan ekonomi di negara ini, yang mana faktor-faktor ini akan dilihat dari dua sudut pandang yaitu faktor internal (domestik) dan faktor eksternal (internasional). Pembahasan tesis ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan Korea Selatan dalam menghadapi krisis finansial global 2008 tidak terlepas dari faktor internal dan eksternal Negara ini. Kebijakan pemerintah pada tiga sektor utama ekonomi negara ini (perdagangan, industri dan finansial), keberadaan pihak swasta (chaebol), serta baiknya sistem domestik market dan budaya (mindset) masyarakat Korea Selatan merupakan faktor internal yang memberikan kontribusi bagi Korea Selatan dalam membangun kembali perekonomiannya. Sedangkan dari sisi eksternal, membaiknya kondisi ekonomi global yang didukung oleh keberadaan Negara-negara ekonomi berkembang dengan peningkatan pergerakan masyarakat middle class yang diiringi oleh baiknya iklim konsumsi masyarakat global, serta kemunculan pertumbuhan ekonomi Cina dan permintaan masyarakat global terhadap produk digital dan ICT, telah menjadi kondisi yang ikut memberikan kontribusinya bagi perekonomian Korea Selatan karena negara ini merupakan negara yang fokus akan perdagangan (ekspor) sehingga menuntut negara ini untuk senantiasa memiliki hubungan dengan ekonomi dan masyarakat global.

This thesis is about the determinant factors of South Korea?s economic achievement in facing the global financial crisis of 2008 which heve caused economic unstability in this country. These determinant factors are categorized in two conditions, internal (domestic) factors and external (international) factors. This thesis based on qualitative one and use descriptive analysis technique. The result of this thesis shown that South Korea?s achievement in facing the global financial crisis of 2008 are besed on internal factors and external factors. South Korean government policies in three main economic sectors (trade, industry and financial), South Korean businessmen (chaebol), domestic market conditions and South Korean culture (mindset), are internal factors of South Korea achievement to rebuild its economy. Therefore, in external conditions, the stability of global economic conditions which supported by the present of emerging economic countries in international system with the incresing of meddle class global community and their comsumtion conditions, the present of China, and global order to digital and ICT products, have been give the contribution to South Korea economic growth. This is because South Korea is a country which has the strong tendency and depency in global trade (export), so it makes South Korea normally has the correlation with global economy and global consumers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30081
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library