Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bellinda Jasmine Miranda
Abstrak :
Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak tahun 2020 menjadi tantangan tersendiri bagi DKI Jakarta yang dipimpin oleh seorang Gubernur, Anies Baswedan. DKI Jakarta sebagai wilayah Ibu Kota dan pusat berbagai kegiatan membutuhkan kemampuan seorang pemimpin dalam menangani kondisi krisis. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengkaji mengenai tingkat aktualisasi crisis leadership pada Gubernur DKI Jakarta di masa pandemi Covid-19 dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif melalui survei, yang kemudian ditunjang dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Lebih lanjut, jumlah responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 25 orang yang diperoleh melalui kuesioner, baik daring maupun luring. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat aktualisasi crisis leadership pada Gubernur DKI Jakarta adalah tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan lima dimensi yang digunakan tergolong kedalam kategori tinggi sebagaimana mengacu pada Boin et al (2016) bahwa kelima dimensi tersebut meliputi sense making, decision making and coordination, meaning making, accounting, dan learning. ......The Covid-19 pandemic that has been going on since 2020 is a challenge for DKI Jakarta led by a Governor, Anies Baswedan. DKI Jakarta as the capital city area and the center of various activities require the ability of a leader to handle crisis conditions. Based on this, this study examines the level of crisis leadership actualization of the Governor of DKI Jakarta during the Covid-19 pandemic by using quantitative data collection techniques through surveys, which are then supported by in-depth interviews and literature studies. Furthermore, the number of respondents in this study was 25 people who were obtained through questionnaires, both online and offline. The results of this study indicate that the level of crisis leadership actualization of the Governor of DKI Jakarta is high. This is proven by the five dimensions used is classified as high as referred to Boin et al (2016) that the five dimensions include sense making, decision making and coordination, meaning making, accounting, and learning.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Lucyana Trisulo Negoro
Abstrak :
Program Fair Deal dan kebijakan pemerintah terhadap Federal Reserve Bank (1947) yang dicanangkan oleh presiden Harry S.Truman, adalah suatu kebijakan yang ditetapkan berdasarkan pemikiran atau sikap pragmatik dengan tujuan mengatasi persoalan krisis sosial dan ekonomi yang dialami bangsa AS. Selain itu program ini mengemban misi mobilisasi dana masyarakat untuk tujuan pembiayaan perang membendung kekuasaan komunisme. Hal ini diungkapkan dengan cara memberi dana bantuan dan ekspansi militer kepada Yunani dan Turki melawan komunis. Untuk mendukung kebijakan tersebut, Truman memanfaatkan berbagai macam isu sosial, ekonomi ataupun budaya dalam sikap yang diperlihatkan melalui doktrin-doktrin politik untuk mencapai tujuannya. Banyak cara yang digunakan Truman, di antaranya dengan menggunakan pendekatan humanisme agama, seperti mengatakan komunisme adalah paham kejahatan.Demikian ekonomi Amerika dalam keadaan darurat akibat inflasi yang berkepanjangan, kemudian dengan pendekatan budaya demokrasi sebagai ideologi bangsa, dengan bersikap menentang perlakuan diskriminasi terhadap masyarakat kulit hitam (Afro American). Pemanfaatan isu-isu dengan pendekatan pendekatan yang dilakukannya, menunjukkan upaya Truman untuk mendapatkan dukungan atau legitimasi dari masyarakat AS. Disamping itu Truman ingin memperlihatkan warna politik AS yang menolak dengan tegas paham komunisme. Dari berbagai cara atau pendekatan yang ditempuh oleh presiden Harry S.Truman, menunjukkan bahwa pengaruh yang amat melekat pada cara berpikir atau sikap Truman adalah perilaku pragmatik yang cerdas dalam memanfaatkan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan cara melibatkan dan memperhitungkan keberadaan nilai-nilai budaya Amerika.
President Harry S.Truman's policies on Fair deal program and pragmatism position of Federal Reserve Bank (1947) were intended to overcome economic difficulties due to inflation at that time. The other intentions were to improve public social welfare, to give civil rights' protection and to mobilize the funds for financing the war against the communism regime. This policy showed good leadership, bright idea and nationalism of president Harry S.Truman to the United States nation. His success on Fair deal program was closely related to pragmatism on his taking good advantage of the situation and condition as a solution to problem solving on difficulties of individual, public or nation or even the president himself. President Harry S.Truman had to solve the problems on social, economy or politics such as inflation which led to poor society, abuse on democratic value through discrimination on the Afro American or the threat of communism regime. To cope with those problems, He launched Fair deal program and allows the government to interfere with the Federal Reserve Bank (The Fed.) authority. Through qualitative research and constructive theory model approach and by structural and cultural strategy on his policy, it can be shown that the principle of pragmatism through taking good advantage of related situation and condition with the other cultures (democracy, capitalism and humanism) which was done by President Harry S.Truman can achieve significant success.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library