Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cracknell, Arthur P.
New York: Pergamon Press , 1975
548.85 CRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djarwani Soeharso Soejoko
"ABSTRAK
Sampel kutikula dibuat dari udang galah yang dipelihara dalam akuarium, dengan umur bervariasi dari saat setelah molting sampai dengan molting berikutnya.
Spektra infra merah kutikula yang dipanaskan dengan suhu 600°C dan 900°C selama 6 jam, dan diukur dengan jangkauan frekuensi 4000 - 400 em-x, memberikan informasi bahwa pertumbuhan kristal apatit berlangsung dalam 2 tahap. Mula-mula kristal apatit tumbuh cepat, dalam waktu pendek, kemudian diikuti oleh pertumbuhan yang lebih lambat dalam waktu yang lebih lama, sampai akhirnya berhenti.
Hasil difraksi sinar X memperkuat hasil spektrometer infra merah. Diperoleh pula informasi bahwa kandungan kalsium fosfat dalam kutikula didominasi oleh ACP, termasuk dalam kutikula moltinng.
Spektrometer RSE (Resonansi Spin Elektron) digunakan khusus untuk mengamati apatit karbonat. Pertumbuhan apatit karbonat dalam kutikula sejalan dengan pertumbuhan kristal apatit. Meskipun kutikula mengandung banyak ACP, apatit karbonat, khususnya tipe A ikut dicerna dan dikeluarkan dari kutikula pada saat persiapan molting.

ABSTRACT
The samples of giant prawns cuticle were made with the prawn age variations during one molting cycle.
Infrared spectra of the cuticle after heating with temperature 600°C and 900°C for 6 hours, and measured with the frequency range of 4000 - 400 cm-l, showed that the growth of crystals proceeded into two steps. In the first period, the crystals were produced with high rate, within a few days C4-5 days], then followed by lower rate production for longer period, and finally it stopped.
The X-ray diffraction investigation supported the results of infrared spectroscopy. The X-ray diffraction patterns also informed that the calcium phosphate in the cuticle was dominated by ACP, including in the molting cuticle.
The carbonate apatite was studied by using Electron Spin Resonance spectrometer. The growth of the carbonate apatite crystals followed the same way as the crystals growth. Although the cuticle contains high amount of ACP, however, the carbonate apatite especially type A, was also digested and some of them was reabsorbed out of the cuticle during the molting preparation.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Audra Nadhifa Sulaksono
"Latar Belakang: Protein saliva pada pelikel yang melapisi jaringan rongga mulut dapat mendukung perlekatan bakteri. Terdapat perbedaan kandungan protein antara saliva anak dan dewasa. Bakteri hidup dalam ekuilibrium pada mulut. Porphyromonas gingivalis dan Solobacterium moorei merupakan bakteri yang berperan pada kejadian patologis rongga mulut. Belum diketahui pengaruh saliva terhadap interaksi antar-bakteri tesebut. Tujuan: Menetapkan pengaruh pajanan protein saliva terhadap pembentukan biofilm dual-spesies Porphyromonas gingivalis dan Solobacterium moorei. Metode: Pajanan protein saliva asal subjek anak dan dewasa sebagai pelikel artifisial terhadap pembentukan biofilm dual- spesies Porphyromonas gingivalis dan Solobacterium moorei dilakukan pada 96-well plate, kemudian diinkubasi selama 24 jam secara anaerob. Selanjutnya, dilakukan pewarnaan dengan kristal violet untuk perhitungan massa biofilm dan jumlah koloni dengan OpenCFU, serta dilakukan Total Plate Counting untuk perhitungan viabilitas bakteri. Hasil: Pembentukan biofilm tidak menghasilkan tren berdasarkan konsentrasi protein saliva dan mengalami peningkatan pada pajanan saliva anak dibandingkan saliva dewasa. Biofilm menurun pada pajanan saliva dewasa dibandingkan variabel kontrol. Pada pajanan saliva anak, terjadi peningkatan dan penurunan pembentukan biofilm dibandingkan variabel kontrol. Kesimpulan: Pajanan saliva dewasa dapat menghambat pembentukan biofilm, sementara pengaruh pajanan protein saliva anak terhadap pembentukan biofilm belum dapat ditentukan secara pasti. Pembentukan biofilm tidak dipengaruhi oleh konsentrasi protein. Interaksi antar-bakteri yang dihasilkan berbeda antara pajanan protein saliva anak dan dewasa.

Background: Salivary pellicle that coats the oral cavity surface tissues contains proteins that promotes bacteria attachment. Difference was shown in protein content between child and adult saliva. Bacteria lives in equilibrium inside the oral cavity. Porphyromonas gingivalis and Solobacterium moorei are bacterias that contributes to oral disease. The effect of saliva on the interactions between the two bacteria is unknown. Objective: Determine the effect of salivary protein exposure on the formation of dual-species biofilm Porphyromonas gingivalis and Solobacterium moorei. Methods: Dual-species biofilm formation was carried out on 96-well plates, then incubated for 24 hours anaerobically. Furthermore, staining with crystal violet was carried out to calculate biofilm mass and number of colonies using OpenCFU, then Total Plate Counting was performed for bacteria viability measurement. Results: Biofilm formation did not produce a trend based on salivary protein concentration. There was an increase in biofilm formation in child saliva exposure compared to adult saliva. Compared to control variables, biofilms decreased in adult saliva exposure. In child saliva exposure, both increase and decrease of biofilm was shown compared to control variables. Conclusion: Adult saliva exposure can inhibit biofilm formation, while the effect of child saliva exposure on biofilm formation cannot be certainly determined. Biofilm formation is not affected by protein concentration. Inter-bacterial interactions differed between child and adult saliva exposure."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library