Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Musfiq Muizzuddin
Abstrak :
Penelitian ini membahas pelaksanaan bantuan hukum bagi masyarakat miskin di Indonesia sebagai bentuk reaksi sosial atas viktimisasi struktural dari sistem peradilan dengan menggunakan teori Viktimologi Kritis dari Mawby dan Walklate. Data yang diambil merupakan data-data sekunder dari LBH di Indonesia, wawancara singkat dengan narasumber, serta dokumen-dokumen dari institusi lain. Masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat miskin ketika berhadapan dengan Sistem Peradilan Pidana adalah ketidakadilan yang muncul selama menjalani proses peradilan yang kemudian muncul reaksi sosial berupa adanya pemberian bantuan hukum. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan bantuan hukum dapat secara signifikan membantu masyarakat miskin dalam memperoleh keadilan. Hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pemberian bantuan hukum pada saat yang sama dapat menyebabkan bantuan hukum menjadi bagian dari viktimisasi struktural bagi masyarakat miskin.
This research discusses the implementation of legal aid for the poor in Indonesia as a form of social reaction to the structural victimization of the judicial system using Critical Victimology Theories from Mawby and Walklate. The data taken are secondary data from LBH in Indonesia, short interviews with resource persons, and documents from other institutions. Problems faced by the poor when dealing with the Criminal Justice System is the injustice that arises during the judicial process which then emerged a social reaction in the form of providing legal assistance. The result of this research is that the implementation of legal aid can significantly assist the poor in obtaining justice. The constraints that occur during the process of providing legal aid at the same time can lead to legal aid being part of the structural victimization for the poor.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dewi Irwana
Abstrak :
Skripsi ini membahas dampak-dampak negatif dari proyek pertambangan Makassar New Port bagi masyarakat Pulau Kodingareng melalui kajian critical victimology, dan ditopang oleh green criminology dalam membahas dampak lingkungan. Skripsi ini bertujuan untuk melihat dampak negatif yang dirasakan masyarakat Pulau Kodingareng sebagai hasil dari bekerjanya struktur, kebijakan serta melihat relasi Negara dan Hukum terhadap pengalaman viktimisasi masyarakat Pulau Kodingareng. Critical victimology digunakan untuk mempertimbangkan korban-korban kejahatan yang dilakukan oleh Negara dan korporasi, yang di mana ini luput dipertimbangan oleh victimology manstream.
Critical victimology dipahami dalam konteks ini sebagai upaya dalam mengkaji perubahan yang perlu dihubungkan dengan keadaan sosial ekonomi dan politik yang lebih luas. Sementara green criminology digunakan untuk menjelaskan bagaimana perilaku manusia menyebabkan dan memperburuk kondisi lingkungan yang mengancam kelangsungan hidup masyarakat Pulau Kodingareng.
Dalam penelitian ini, Peneliti berusaha menunjukkan bagaimana dampak-dampak yang dialami masyarakat Pulau Kodingareng dari aktivitas pertambangan Makassar New Port merupakan pengamalan viktimisasi kelompok powerless yang harus dilihat secara serius. Di sisi lain, green criminology melihat kerusakan lingkungan sebagai bentuk penyalahgunaan dan eksploitasi sistem ekologi yang menyebabkan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan oleh negara dan perusahaan. Kerusakan lingkungan bersifat serius dan meluas yang mengancam manusia dan lingkungan.
......This thesis discusses the detrimental impacts of the Makassar New Port mining project for the people of Kodingareng Island through critical victimology studies, and is supported by green criminology in discussing environmental impacts. This thesis aims to see the detrimental impacts experienced by the people of Kodingareng Island as a result of the work of structures, policies and seeing the relationship between the State and Law to the experience of victimization of the people of Kodingareng Island. Critical victimology is used to consider the victims of crimes committed by the State and the corpora si, which is unconsidered by manstream victimology.
Critical victimology is understood in this context as an attempt to examine changes that need to be linked to broader socioeconomic and political circumstances. Meanwhile, green criminology is used to explain how human behavior causes and worsens environmental conditions that threaten the survival of the people of Kodingareng Island.
In this study, researchers tried to show how the impacts experienced by the people of Kodingareng Island from the Makassar New Port mining activities are the practice of the victimization of powerless groups that must be seen seriously. On the other hand, green criminology sees environmental damage as a form of abuse and exploitation of ecological systems that cause long-term damage inflicted by the state and companies. Environmental damage is serious and widespread that threatens humans and the environment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fauziah Nur Izzati
Abstrak :
Kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia masih banyak terjadi meskipun sudah 25 tahun berlalu sejak reformasi. Kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia muncul sebagai akibat kegagalan negara dalam melindungi jurnalis dan pers. Tugas karya akhir ini mencoba mendeskripsikan permasalahan tersebut dengan melihat unsur dari kejahatan negara dan viktimologi kritis. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan sumber data yang diambil dari data sekunder lembaga terpercaya jurnalistik Indonesia yaitu Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Melalui teori viktimologi kritis dan konsep kejahatan negara, tindak kekerasan terhadap jurnalis dapat dilihat terjadi atas negara yang tidak memenuhi peranannya dalam melindungi jurnalis dan pers, mengakibatkan munculnya pelanggaran kemerdekaan pers.
......There are still many cases of violence against journalists in Indonesia, even though it has been 25 years since the reform era. Cases of violence against journalists in Indonesia arose as a result of the state's failure to protect journalists and the press. This final project tries to describe the problem by looking at the elements of state crime and critical victimology. This writing uses qualitative research methods, with data sources taken from secondary data from a trusted Indonesian journalistic institution, namely the Alliance of Independent Journalists (AJI). Through the theory of critical victimology and the concept of state crime, acts of violence against journalists can be seen as occurring against the state which does not fulfill its role in protecting journalists and the press, resulting in violations of press freedom.
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Lutvia Aviva Naila Lantana
Abstrak :
Victim blaming atau tindakan menyalahkan korban sering terjadi dalam masyarakat ketika muncul kasus kekerasan seksual, salah satunya adalah ketika kekerasan seksual terjadi di lingkungan kampus. Film Penyalin Cahaya (2021) menjadi salah satu film yang menceritakan mengenai kekerasan seksual terutama di lingkungan kampus dan dunia digital, serta korban yang harus mengalami victim blaming karena mencoba untuk mengusut kekerasan seksual yang dialaminya. Penulis mengidentifikasi film menggunakan pendekatan kriminologi visual dan film tersebut memberikan representasi victim blaming serta menggambarkan perjuangan korban mendapatkan keadilan. Melalui viktimologi kritis, penulis mengidentifikasikan juga kalau Penyalin Cahaya memperlihatkan bagaimana kebijakan kampus tidak dapat melindungi korban kekerasan seksual dan adanya tumpang tindih kekuasaan yang dimiliki pelaku.
......Victim blaming, or the act of blaming the victim, often occurs in society when cases of sexual violence arise, one of which is when sexual violence occurs on campus. The film Photocopier (2018) is one of the films that talk about sexual violence, especially in the campus environment and the digital world, as well as victims who must experience victim blaming for trying to investigate the sexual violence they experienced. The writer identifies the film using a visual criminology approach, and the film provides a representation of victim blaming and depicts the victim's struggle for justice. Through critical victimology, the author also identifies that the Photocopier shows how campus policies cannot protect victims of sexual violence and that there is an overlap of powers that the perpetrators have.
Depok:
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library