Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuriya
Abstrak :
ABSTRAK
Keluhan utama pasien dengan fraktur adalah nyeri. Nyeri yang dialami pas1en dapat menjadi salah satu penyebab ketidaknyamanan pada pasien fraktur. OJ;otherapy merupakan aplikasi zat pada tubuh yang dapat menurunkan suhu jaringan dan menurunkan nyeri. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh cryotherapy terhadap nyeri dan kenyamanan pada pasien fraktur tertutup. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment one group pretest-posttest design dan teknik sampling yang digunakan yaitu non probability sampling dengan metode concecutive sampling. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan cryotherapy dengan p value= 0.0001. Nilai kenyamanan pasienjuga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kenyamanan sebelum dan sesudah diberikan cryotherapy dengan p value = 0.043. Penelitian ini merekomendasikan penerapan cryotherapy untuk membantu pasien fraktur menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanannya.
ABSTRACT
Pain is the most common problem on patient with fracture. Pain becomes one aspect that makes patient with fracture experience discomfmt. Cryotherapy is a treatment to decrease pain by applying substances to lowering temperature of the body (skin) surface. The purpose of this study was to examine the influence cryotherapy to pain and level of comfmt in patient with closed fracture. This is quasi experiment one group pretest-posttest study using non probability sampling (consecutive sampling) recruiting 24 respondents. The result shows that there was a significant difference in pain level before and after cryotherapy (p val ue=O. 00 1). There was also significant difference on level of comfm1 before and after cryotherapy (p value=0.043). It is recommended that cryotherapy should be applied to decrease pain and level of discomfort in patient with fracture.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaterina Janes Pratiwi
Abstrak :
Ners spesialis keperawatan medikal bedah kekhususan onkologi memberikan asuhan keperawatan komprehensif pada pasien kanker. Berbagai jenis kanker dikelola selama residensi, salah satunya adalah kanker payudara yang merupakan kasus terbanyak kanker pada perempuan. Teori keperawatan Virginia Henderson dengan pendekatan 14 kebutuhan dasar sebagai pengkajian kanker meliputi kebutuhan biospikososialspiritual. Tujuan: melaporkan tentang tiga target utama yaitu analisis kasus kanker payudara dengan pendekatan teori Henderson, penerapan Evedance Based Nursing (EBN) dengan tema Instrumen State-Trait Anxiety Inventory Trait (STAI-T) sebagai pengkajian tingkat cemas pasien kanker, serta target proyek inovasi dengan tema penerapan intervensi oral cryoterapi dalam mencegah dan mengatasi mukositis. Hasil: Terdapat 31 kasus kanker yang telah didokumentasikan, 6 kasus kanker payudara dan 5 kasus leukemia. Diagnosa keperawatan melibatkan gangguan pemenuhan kebutuhan fisik dan gangguan kebutuhan psikososial. Keluhan fisik yang sering disampaikan pasien kemoterapi adalah nyeri dan mukositis oral, sedangkan keluhan psikososial yang sering muncul adalah cemas. Keluhan fisik mukositis dikaji dengan instrumen Oral Assessment Guide (OAG), sedangkan pencegahan dan mengatasi mukositis oral menggunakan intervensi oral cryoterapi. OAG dan oral cryoterapi menjadi proyek inovasi selama residensi. Keluhan cemas pasien kanker sering tidak teridentifikasi dalam pelayanan keperawatan onkologi. Mayoritas pasien kanker mengalami cemas sedang meskipun telah menjalani kemoterapi. Kesimpulan : Model teori keperawatan Henderson dapat digunakan pada asuhan keperawatan pasien kanker dengan modifikasi beberapa teori keperawatan. Selain itu, STAI-T merupakan instrumen yang dapat mengukur tingkat cemas pasien kemoterapi. Instrumen OAG aplikabel untuk mengkaji mukositis oral serta intervensi oral cryoterapi efektif untuk mencegah dan mengurangi mukositis.
Medical surgical nursing specialist that oncology specialist ners provides comprehensive nursing care in cancer patients. Various types of cancer have managed during the study, one of them is breast cancer which is the most cases of cancer in women. Henderson's nursing theory with 14 basic needs approach as a cancer assessment who have biospicosocialspiritual assessment. Objectives: reports on achieving three major target of oncology nursing that has been done. The first target is analysis of the Henderson Nursing Theory approach in breast cancer patients. The implementation of Evedance Based Nursing (EBN) with theme of the State-Trait Anxiety Inventory Trait (STAI-T) Instrument as an assessment anxiety level, and innovation project target about oral cryotherapy intervention to reducing mucositis. Results : There are 31 cancer cases that has been documented, 6 cases of breast cancer and 5 cases of leukemia. Nursing diagnosis involves impaired physical needs and psychosocial needs. Mostly, physical problem are pain and oral mucositis complained by patients with chemotherapy. Psychosocial problem mostly is anxiety. Mucositis problem assessed by Oral Assessment Guide OAG instrument. Preventing and reducing oral mucositis due to chemotherapy with oral cryotherapy. OAG and oral cryotherapy intervention as innovation project during study. Anxiety of cancer patients often not identified by nurse. The majority level anxiety of cancer patients is moderate anxiety despite have been chemotherapy. Conclusion: Henderson's model of nursing theory can applied in nursing care of cancer patients with modification of several nursing theories. Furthermore, STAI-T is an instrument that can measure anxiety levels of chemotherapy patients. Oral cryotherapy intervention has also evident effective in preventing and reducing mucositis in cancer patients undergoing chemotherapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Wibisono
Abstrak :

Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan salah satu tipe dari kanker leher dan kepala yang berasal dari sel skuamosa permukaan dinding nasofaring lateral. Penggunaan obat kemoterapi yang lazim digunakan dalam pengobatan KNF adalah Cisplatin, docetaxel, dan Fluorouracil (5-FU). Stomatitis seringkali terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi dengan regimen dasar obat kemoterapi Fluorouracil atau 5FU. Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan pencegahan stomatitis dengan metode pemberian Cryotherapy menggunakan ice chips NaCl 0,9% yang dikulum di mulut pasien 2-3 kali perhari selama pemberian obat kemoterapi 5FU. Sebagai kesimpulan, selama pemberian kemoterapi sampai dengan akhir hari rawat, klien tidak menunjukkan tanda-tanda stomatitis. Pemantauan stomatitis diharapkan dapat terus dilakukan selama perawatan dirumah, dikarenakan risiko terjadinya stomatitis masih mungkin terjadi selama perawatan dirumah


Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is a type of cancer of the neck and head originating from squamous cell surfaces of the lateral nasopharyngeal wall. The use of chemotherapy drugs commonly used in the treatment of NPC are Cisplatin, Docetaxel, and Fluorouracil (5-FU). Stomatitis often occurs in patients undergoing chemotherapy with a basic regimen of the drug Fluorouracil or 5FU chemotherapy. This final papers aims to describe the results of the analysis of Cryotherapy Interventions to Prevent Stomatitis using NaCl 0.9% ice chips which are chopped in the patients mouth 2-3 times per day during the administration of the 5FU chemotherapy drug. In conclusion, during the administration of chemotherapy until the end of the day of admission, the client shows no signs of stomatitis. Stomatitis monitoring is expected to continue during home treatment, because the risk of stomatitis is still possible during home treatment

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Seven
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Kanker Nasofaring disebut juga sebagai "tumor kanton" (canton tumor), Terapi kanker nasofaring salah satunya adalah kemoterapi. Efek samping kemoterapi yang paling mnum terjadi adalah mukositis. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian madu dan krioterapi (jus apel) terhadap skor mukositis akibat kemoterapi pada pasien kanker nasofaring. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis (Randomized Controlled Trial=RCT). Dimana dalam penelitian ini melibatkan 22 orang responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberi kode A dan kelompok kontrol yang diberi kode B, Instrmnen yang digunakan untuk mengkaji skor mukositis adalah instrmnen OAG (Oral Assessment Guide). Hasil: Rata-rata responden berusia 46,8 tahun, mayoritas jenis kelamin responden adalal1 laki-laki, siklus kemoterapi yang sedang dijalani adalah kedua, jenis kemoterapi yang paling banyak digunakan adalah jenis kemoterapi yang berpotensi tinggi mengakibatkan mukositis. Ada peningkatan yang bermakna rerata skor mukositis serta selisilmya antara kelompok intervensi dan kontrol (p=O.OOl. a=0,05; p=0.416, a=0,05), Terdapat peningkatan bennakna post intervensi antara kelompok intervensi dan kontrol (p=O.OO 1, a=0,05). Saran: semua pasien kanker nasofaring yang menjalani kemoterapi sebaiknya diberi intervensi madu dan krioterapi (jus apel) guna mencegal1 mukositis karena intervensi tersebut tidak ada efek samping yang membahayakan.
ABSTRACT
The background: cancer the nasophwynx called also as" canton tumor", cancer therapy the nasophwynx one of them is chemotherapy.Side effects chemotherapy the most common happens is mukositis. Purpose: know the influence of the provision of honey and k1ioterapi (the juice of apples) against the score mukositis due to chemotherapy for cancer patients the nasopharynx. method of this research is research clinical trials (Randomized Controlled Trial = RCT ). Where in this research involving 22 people are divided into two groups which is the intervention of a given code A and the control group that is given code B, an instrument used to study the score mukositis of Oral Assessment Guide (OAG). The result: the average of respondents aged 46,8 years, the majo1ity of respondents are men sexes, the cycle of chemotherapy that is being spent was second, a type of chemotherapy the most widely used is the type of chemotherapy high-potential resulting in mukositis. That there was increased meaningfitll average score mukositis and diflerence of between the inte1vention and control (p=O.OOJ, a=0,05; p=0.416, a=0,05), there are increasing a means post intervening between a group of inte1wntion and control (p=O. 001, a=O, 05). Advice: all cancer patients the nasophwynx that endure chemotherapy should be given the inten>ention of honey and !.:rioterapi (the juice of apples) to prevent mukositis because these inte1ventions that endangers the no side effects.
Depok: [Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia], 2014
T42424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Elteria
Abstrak :

Cryotherapy Oral telah terbukti secara ilmiah sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan angka kejadian mukositis oral. Dengan menurunnya angka kejadian mukositis oral, maka dapat dipastikan kenyamanan dan kualitas hidup pasien bertambah, lama dan biaya rawat menurun, sehingga kualitas hidup maksimal. Ketika pasien merasa nyaman, maka pasien akan kooperatif dalam menjalani tindakan kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah dengan pemberian ice cubes Normal Saline 0,9 % berpengaruh terhadap penurunan mukositis oral pada pasien KNF yang menjalani kemoterapi Fluorouracil (5FU). Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Sebanyak 94 pasien KNF yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan kelompok intervensi yang diberikan cryotherapy oral Normal Saline 0,9% mengalami grade mukositis lebih rendah (p=0,001). Faktor confounding yang meliputi usia, jenis kelamin, oral hygiene dan riwayat merokok tidak berhubungan dengan kejadian mukositis oral dengan nilai (p >0,05). Penelitian ini diharapkan dapat acuan dan meningkatkan pengetahuan perawat serta mendorong untuk meningkatkan tindakan keperawatan mandiri yang profesional.

 

 


Oral cryotherapy has been scientifically proven as a non-pharmacological therapy to reduce the incidence of oral mucositis. With the decline in the incidence of oral mucositis, patient’s comfort improved, the length of stay and cost of care decreases, and maximum quality of life is achieved. The aim of this study is to see whether the administration of ice cubes Normal Saline 0,9% affects the decrease in oral mucositis in Nasopharingeal Cancer (NPC) patients undergoing Fluorouracil (5FU) chemotherapy. This study used quasi experiment method. A total of 94 NPC patients were selected using a consecutive sampling technique. The result showed that the intervention group given oral cryotherapy Normal Saline 0,9% had a  lower mucositis grade (p=0,001). Confounding factors which included age, sex, oral hygiene and smoking history were not associated with the incidence of oral mucositis with a value (p>0,05). This research is expected to increase nurses’ knowledge and also encourage nurse to improve independent nursing professional care plan.

 

2019
T53145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Lestari
Abstrak :
Program ?see and treat? adalah program dengan metode IVA dan krioterapi untuk mengatasi lesi prakanker serviks di lokasi dengan keterbatasan sarana. Efektivitas dan keamanan krioterapi pada program ini belum dievaluasi dalam 5 tahun terakhir. Data dari rekam medis diambil dengan metode total sampling. Variabel yang dicatat adalah hasil IVA, tindakan krioterapi, usia pertama kawin, jumlah pernikahan, paritas, merokok, dan penggunaan kontrasepsi. Data dianalisis secara univariat. Dari 86 data yang dianalisis, persentase keberhasilan krioterapi dalam konversi hasil IVA mencapai 90,70%. Angka keluhan pasca krioterapi sebesar 1,3% yaitu perdarahan minimal. Krioterapi efektif dan aman pada program ?see and treat?. ?See and treat? was a program using VIA and cryotherapy to eliminate cervical precancerous lesion in a facility-limited location. Efficacy and safety of cryotherapy in this program had not been evaluated in the last 5 years. Data from medical record were taken with total sampling method. VIA result, cryotherapy procedure, first-marriage age, number of marriage, parity, smoking habit, and the use of contraception were assessed. Data were analyzed univariately. From 86 analyzed data, cryotherapy convert the VIA result in 90,70% patients. 1,3% patient complaint minimal bleeding. Cryotherapy was effective and safe in ?see and treat? program.
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ucip Sucipto
Abstrak :
Kanker merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di dunia. Salah satu jenis kanker yang sering dijumpai dari seluruh jenis tumor tulang adalah soteosarkoma. Tujuan penulisan Karya Ilmiah Akhir KIA ini adalah mampu menampilkan peran ners spesialis sebagai pemberi asuhan keperawatan lanjut, pembaharu dan peneliti Metodologi dan pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan studi literature. Karya Ilmiah Akhir berisi tentang : penerapan model teori Virginia Henderson pada pasien dengan osteosarkoma, dan penerapan Evidance Based Nursing yang merupakan bagian dari proyek inovasi yaitu pemberian intervensi cryoterapi oral pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Hasil : Penerapan teori model keperawatan Virginia Henderson efektif diterapkan pada pasien dengan kasus onkologi dan intervensi cryoterapi oral pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi efektif dalam mengurangi angka kejadian mukositis pada pasien yang menjalani kemoterapi Kesimpulan : bahwa teori Virginia Henderson tepat digunakan pada pasien dengan osteosarkoma untuk meningkatkan kemandirian akibat perubahan fisik dan psikologis serta efek samping pengobatan kanker yang dijalaninya. Intervensi cryoterapi oral dapat digunakan sebagai salah satu alternatif intervensi keperawatan mandiri dalam mengurangi kejadian mukositis pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Kata Kunci : Intervensi Cryoterapi Oral, Mukositis akibat kemoterapi, Osteosarkoma, Teori Virginia Henderson. ......Cancer is one of the major causes of death in the world. One type of cancer that is often encountered from all types of bone tumors is osteosarcoma. The purpose of this Final Scientific Writing is able to show the role of specialist ners as nurse care nurse, change agentr and researcher Methodology and approach used is by using literature study. The final work contains: the application of Virginia Henderson 39;s theory model to patients with osteosarcoma, and the application of Evidance Based Nursing that is part of an innovation project that provides oral cryotherapy intervention in cancer patients undergoing chemotherapy. Results: The application of the Virginia Henderson nursing model theory was effectively applied to patients with oncology cases and oral cryotherapy interventions in cancer patients undergoing effective chemotherapy in reducing the incidence of mucositis in patients undergoing chemotherapy Conclusion: that Virginia Henderson 39;s theory is appropriately used in patients with osteosarcoma to improve independence due to physical and psychological changes and side effects of cancer treatment that lived. Oral cryotherapy interventions can be used as an alternative to self-nursing intervention in reducing the incidence of mucositis in cancer patients undergoing chemotherapy. Keywords: Oral Cryotherapy, Mucositis on chemotherapy, Osteosarcoma, Virginia Henderson Theory.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Desrizal
Abstrak :
Latar belakang: Krioterapi adalah salah modalitas terapi yang sering dilakukan pada lesi IVA positif di Indonesia. Selain memiliki angka kesembuhan yang cukup tinggi, krioterapi tergolong murah dan mudah dilakukan dengan sumber daya yang terbatas. Namun, efek samping pasca krioterapi seperti keputihan, perdarahan bercak, dan nyeri adalah hal yang tidak bisa dihindari. Beberapa penelitian mengaitkan adanya hubungan derajat dan luas lesi prakanker dengan angka kesembuhan pasca krioterapi. Jenis krioterapi (single-freeze atau double-freeze) juga dihubungkan dengan luas area nekrosis pasca krioterapi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan luas lesi IVA positif dan jenis krioterapi terhadap efek samping pasca krioterapi Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prosepektif. Populasi terjangkau adalah pasien dengan IVA positif yang menjalani krioterapi oleh Female Cancer Program dari Juli sampai dengan Oktober 2019 di Jakarta. Evaluasi dilakukan dengan pengisian lembar keluhan efek samping krioterapi selama satu bulan. Analisis data dalam bentuk deskriptif dan analitik. Hasil: Didapatkan 43 subjek IVA positif, 27 (62,8%) subjek lesi luas, dan 16 (37,2%) subjek lesi sempit, jenis krioterapi dibagi menjadi 33 (76,7%) subjek double-freeze, 10 (23,3%) subjek single-freeze, setelah sebulan didapatkan keluhan keputihan sebanyak 88,4%; perdarahan bercak 51,2%, nyeri 58,1%; tidak didapatkan hubungan bermakna antara luas lesi IVA positif dengan keputihan (nilai-p 0,63), perdarahan bercak (nilai-p 0,61), dan nyeri (nilai-p 0,54), krioterapi double-freeze berhubungan bermakna dengan efek samping perdarahan bercak (RR 0,5; nilai-p 0,0032; CI 0,3-0,9). Kesimpulan: krioterapi double-freeze berhubungan bermakna dengan efek samping perdarahan bercak pasca krioterap. ......Background: Cryotherapy is a procedure often performed in positive VIA lesions in Indonesia. Not only having a high cure rate, but cryotherapy is also relatively cheap and easy to perform with limited resources. However, side effects such as vaginal discharge, spotting, and pain are unavoidable. Several studies have linked the degree and width of precancerous lesions with cure rate after cryotherapy. Type of cryotherapy (single-freeze or double-freeze) is also related with amount of necrosis area produced after cryotherapy. Objective: To determine the association of positive VIA area and the type of cryotherapy with post-cryotherapy side effects. Method: This is a prospective cohort study. The population are women with positive VIA result who underwent cryotherapy by the Female Cancer Program from July to October 2019 in Jakarta. Evaluation was performed by filling out the patients complaint sheet for one month. Data was analysed descriptively and analytically. Results: There were 43 women with positive VIA results, grouped into 27 (62.8%) large lesion, and 16 (37.2%) small lesion, types of cryotherapy was grouped into 33 (76.7%) double-freeze, 10 (23,3%) single-freeze, after one month follow-up there were complaints of vaginal discharge 88.4%; spotting 51.2%, pain 58.1%; found unsignificantly association between width of positive VIA area with vaginal discharge (p-value 0.63), spotting (p-value 0.61), and pain (p-value 0.54), double-freeze cryotherapy was significantly associated with side effect of spotting (RR 0.5; p-value 0.0032; CI 0.3-0.9). Conclusion: double-freeze cryotherapy is significantly related with side effect of spotting.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdhana Suwartono
Abstrak :
Latar belakang: Kanker serviks menyumbang angka kematian kanker keempat terbanyak di dunia khususnya di negara berkembang seperti Indonesia dimana didapatkan sebanyak 0,8 kasus kanker serviks per 1000 penduduk. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan cara yang efektif untuk deteksi dini kanker serviks dengan nilai sensitivitas yang cukup baik. Pasien dengan hasil IVA positif perlu segera dilakukan tatalaksana untuk mencegah perkembangan lesi prakanker. Namun, krioterapi sebagai pilihan utama terapi belum tersedia luas di Indonesia. Alternatif tatalaksana yang menjanjikan adalah dengan menggunakan larutan Trichloroacetic Acid (TCA). TCA 85% merupakan bahan yang dapat menginduksi keratocoagulation yang mudah ditangani, murah, dan sebelumnya telah terbukti efektif digunakan untuk menangani keganasan lainnya di area vagina dan anus. Tujuan: Mengetahui efikasi TCA 85% pada tatalaksana IVA positif dibandingkan dengan krioterapi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian randomized control trial menggunakan metode non-inferiority study. Subyek penelitian ini merupakan pasien dengan hasil IVA positif yang dirujuk ke Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Dilakukan random block sampling untuk menentukan subjek yang mendapatkan terapi TCA (n=36) atau krioterapi (n=36). Selanjutnya dilakukan follow-up pada bulan ke-3 pasca tatalaksana. Dari data yang didapatkan dilakukan analisis bivariat dengan fisher exact test untuk mengetahui hubungan antara variabel. Hasil:Dari 72 subjek yang diteliti, 36 subjek diterapi dengan TCA 85% sedangkan 36 lainnya diterapi dengan krioterapi. Sebanyak 35 (97,2%) pasien yang ditatalaksana dengan TCA 85% mengalami konversi menjadi IVA negatif pada follow-up bulan ke-3, sedangkan seluruh pasien yang ditatalaksana dengan krioterapi menjadi konversi menjadi IVA negatif. Dilakukan analisis bivariat fishers exact test dan didapatkan nilai p sebesar 1,00 (p>0,05). Kesimpulan:Tidak ada perbedaan bermakna dari efikasi penggunaan TCA 85 % dibandingkan dengan krioterapi pada terapi IVA positif.
Background: Cervical cancer mortality rate accounts for fourth among all cancer. In a Developing country such as Indonesia, the prevalence of cervical cancer is 0,8 case per 1000 population. Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) is an effective cervical cancer screening method. Patients with positive VIA result have to be immediately treated in order to avoid cancer progression. However, cryotherapy as the first line treatment of positive VIA result is not currently widely available in Indonesia. Alterative treatment using Trichloroacetic Acid (TCA) solution is a promising treatment alternative to cryotherapy as it is cheap and easy to be handled. Furthermore, TCA has been proven to be effective to treat vaginal and anal neoplasia. Objective: To investigate the effectiveness TCA 85% compared to cryotherapy to treat patients with positive IVA result. Method: This is a non-inferiority randomized controlled trial study. Patients with positive VIA result referred to Jatinegara Primary Health Center were included in this study. Eligible samples were then treated with either TCA 85% or cryotherapy. The treatment was determined using simple random sampling method. Samples were then followed up 3 months after treatment in order to determine VIA result conversion. Result: Thirty-six patients were treated with TCA 85% and 36 others were treated with cryotherapy. 35 (97,2%) patients treated with TCA 85% converted to negative VIA, whereas all of the patients that were treated with cryotherapy convert to negative VIA. Bivariate analysis fisher exact test was then conducted with a result P value of 1,00 (p > 0,05). Conclusion: There were no statistically significant difference of result between TCA and Cryotherapy for treating patients with positive VIA result.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Lisnawati
Abstrak :
Pelaksanaan praktek klinik selama masa residensi keperawatan peminatan onkologi bertujuan untuk mampu menampilkan peran perawat spesialis sebagai pemberi asuhan keperawatan lanjut, pendidik, pembaharu dan peneliti. Peran pemberi asuhan keperawatan lanjut dilakukan dengan menggunakan Model Virginia Henderson pada pasien Karsinoma Nasofaring dan 30 kasus pasien kanker lainnya. Masalah yang paling banyak ditemui yaitu pada kebutuhan fisiologis dengan diagnosa keperawatan nyeri kronis. Intervensi keperawatan berupa manajemen nyeri ditujukan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam mengontrol nyeri kanker. Evidence Based Nursing dilakukan dengan menerapkan aromaterapi peppermint pada pasien yang menjalani program kemoterapi dan mengalami keluhan mual muntah akibat kemoterapi dengan hasil penurunan skor mual. Program inovasi kelompok berupa kryoterapi oral dan pengkajian mukositis menggunakan oral assessment guide terbukti efektif sebagai tindakan mandiri keperawatan dalam manajemen mukositis kanker. Kesimpulan : teori Virginia Henderson tepat digunakan pada pasien kanker khususnya karsinoma nasofaring untuk meningkatkan kemandirian akibat perubahan fisik, psikologis, sosiologis dan spiritual. Intervensi aromaterapi pepperint dan kryoterapi oral dapat digunakan sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan dalam menangani masalah yang muncul akibat kemoterapi. ...... Implementation of clinical practice during the residency of nursing oncology aims to be able to showcase the role of specialist nurse as advanced nursing care provider , educator, advocator, innovator and researcher. Role of specialist as advance nursing care provider is done by using 14 Needs Virginia Henderson Model on Carcinoma Nasopharinx and 30 cases other cancer patients. Most problem is physiological need with a chronic pain nursing diagnosis. Nursing outcome of pain management are aimed at improving patient in controlling cancer pain. Evidence Based Nursing was performed by applying peppermint aromatherapy to eight patients undergoing chemotherapy and experiencing nausea and vomiting. Aromatherapy peppermint is effective reducing chemotherapy induced nausea and vomiting. The innovation program was cryotherapy oral and oral assessment guide instrument proved effective as nursing intervention in the management of mucocitis. Conclusion: Virginia Henderson 39;s theory is appropriately used in cancer patients especially nasopharyngeal carcinoma to improve independence due to physical, psychological, sociological and spiritual changes. The aromatherapy interventions of pepperint and oral cryotherapy can be used as one of the independent actions of nursing in dealing with problems arising from chemotherapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>