Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathia Amira Nuramalia
"Twitter adalah platform media sosial microblogging yang memungkinkan komunikasi dua arah untuk mengutarakan opini dan komentar. Komentar-komentar yang beragam ini dapat memperlihatkan sentimen-sentimen masyarakat apabila dilakukan analisis sentimen. Analisis sentimen adalah studi yang menganalisis opini orang terhadap suatu produk, organisasi, individu, atau jasa tertentu. Machine learning merupakan metode yang dapat mempermudah proses klasifikasi sentimen. Penelitian ini dilakukan pada cuitan berbahasa Indonesia terkait Kampus Merdeka yang diambil dari Twitter menggunakan package tweepy sebanyak 1.651 cuitan terhitung dari tanggal 5 Maret 2022 hingga 13 Maret 2022. Model machine learning yang digunakan pada penelitian ini adalah Bidirectional Long Short-Term Memory (BiLSTM), dengan dua model hybrid LSTM-based, yaitu CNN-LSTM dan LSTM-CNN sebagai pembanding. Kinerja model diukur dengan metrik kinerja accuracy, precision, recall, dan F1-score. Implementasi dilakukan pada data yang telah dilakukan oversampling untuk mendapatkan hasil yang optimal. Penelitian menunjukkan bahwa model BiLSTM memiliki kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan dua model pembanding lainnya pada seluruh metrik dengan besar metrik, yaitu: accuracy dan recall sebesar 79,577%; precision sebesar 73,097%; dan F1-score sebesar 75,634%.
......Twitter is a microblogging social media platform that allows two-way communication to express opinion and comments. These various comments can show us sentiment of the public when we perform a sentiment analysis. Sentiment analysis is a study that analyze the opinion of people towards a specific product, organization, individual, or service. Machine learning is a method that will help perform sentiment classification easier. This study performs analysis on 1.651 data tweets about Kampus Merdeka taken from Twitter using a package called tweepy since March 5th 2022 until March 13th 2022. The machine learning model used in this study is Bidirectional Long Short-Term Memory (BiLSTM), with two LSTM-based hybrid model, CNN-LSTM and LSTM-CNN as comparison models. Model performance is measured by performance metrics accuracy, precision, recall, and F1-score. Implementation was done on data that has been going through oversampling to achieve the best result. The study shows that BiLSTM performs better than the other two comparison models for all the metrics with the percentage of the each metric being: 79.577% for accuracy and recall; 73,097% for precision; and 75,634% for F1-score."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharishar Kahfi
"ABSTRAK
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi melahirkan media sosial di
tengah-tengah masyarakat. Dalam bidang jurnalisme, media sosial?khususnya
Twitter?sering digunakan dalam pekerjaan jurnalis dalam mengumpulkan dan
menyebarkan informasi. Hal ini melahirkan potensi media sosial Twitter sebagai
online public sphere (ruang publik daring). Permasalahan yang ingin diteliti
dalam skripsi ini adalah apakah jurnalis Metro TV telah memanfaatkan potensi
Twitter sebagai ruang publik daring dengan meng-tweet (mencuit) informasi
terkait isu publik dan berinteraksi dengan khalayak. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui pemanfaatan potensi Twitter sebagai ruang publik daring
dilihat dari informasi yang dicuit jurnalis dan interaksi mereka dengan khalayak.
Skripsi ini menggunakan asumsi teoritis ruang publik daring yang berangkat dari
konsep ruang publik yang digagas oleh Jurgen Habermas serta kerangka
konseptual partisipasi jurnalis dalam ruang publik daring di media sosial Twitter
dilihat dari topik cuitan dan interaktivitas dengan akun lain. Penelitian dengan
metode analisis isi kuantitatif dilakukan untuk melihat topik yang dibahas oleh
jurnalis dalam cuitan yang dihasilkannya serta interaktivitas jurnalis dengan
publiknya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jurnalis
Metro TV sudah mulai memanfaatkan Twitter sebagai ruang publik daring yang
ditunjukkan dengan jumlah cuitan dengan topik yang berkaitan dengan publik
lebih banyak daripada cuitan dengan topik pribadi meskipun partisipasi aktif baru
ditunjukkan kepada jurnalis yang menggunakan akun profesional mereka.
Meskipun demikian, pemanfaatan tersebut belum maksimal karena belum banyak
diskusi antara jurnalis Metro TV dengan publik di Twitter yang ditandai dengan
minimnya interaksi antar ajurnalis dengan pengguna Twitter lainnya.

ABSTRACT
The development of information and communication technology inspire the
emergence of social media in internet. For journalism, social media?especially
Twitter?is often used on journalism works to gather and spread information. This
thing makes Twitter have a potential to be a new online public sphere. Problems
want to be solved in this research is whether Metro TV journalists have utilize
Twitter?s potential to be online public sphere by spreading information of public
affair and interact with public in it. The purpose of this research was to find the
utilisation of Twitter?s potential to become online public sphere by looking on the
topics of journalists? tweets and their interaction with public. This research used
conceptual framework of online public sphere, which derived from Jurgen
Habermas? public sphere concept. A quantitative content analysis research was
conducted to see topics discussed on journalist?s tweets and their interactivity
with the public. Based on the research, we can conclude that Metro TV journalists
have tweeted informations about public affairs though they only do it with their
professional account instead of personal account. They also have not interacted
with public that much on Twitter."
2016
S65128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library