Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jenni Anggita
Abstrak :

Nama : Jenni Anggita

Departemen : Ilmu Susastra

Program Studi : Cultural Studies

Judul : Memori Kultural Keluarga Cina Benteng terhadap Transformasi Kampung

Pembangunan kota Bumi Serpong Damai (BSD) telah dilakukan lebih dari 30 tahun sejak 1984, dengan jumlah lahan seluas 6000 hektar. Namun, proyek itu belum selesai dan BSD terus membangun dan melakukan perluasan kota. Salah satu proyek besar yang dikerjakan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan PT BSD, pemilik modal lain, dan bank adalah pembangunan infrastruktur jalan Tol Serpong—Balaraja. Salah satu kampung yang terkena dampak atas pembangunan jalan tol itu adalah Kampung Sagalaya, Kb. Tangerang, yang telah menjadi tempat bermukim keluarga besar Cina Benteng dari generasi ke generasi. Dari tiga puluh keluarga yang bermukim di sana, kini hanya tersisa lima keluarga karena keluarga sudah menjual lahan mereka sedikit demi sedikit dan pindah satu per satu. Pembangunan kota BSD City mengakibatkan terjadinya transformasi pada ruang hidup warga Cina Benteng. Mereka yang dulunya erat dengan kehidupan agraris berubah menjadi masyarakat urban. Oleh karena itu, tesis ini mengkaji tentang transformasi kampung dan memori pada keluarga Cina Benteng yang masih bertahan di kampung. Tujuan penelitian ini adalah menarasikan memori-memori warga Cina Benteng tentang kampung, diri sendiri dan keluarga dalam kaitannya dengan identitas ketionghoaan, dan persoalan-persoalan yang dihadapi keluarga karena pembangunan perluasan kota. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan cultural studies. Metode penelitian yang digunakan adalah autoethnography yang merupakan gabungan dari karakteristik autobiografi dan etnografi. Metode itu memungkinkan peneliti terlibat dalam penelitian. Narasumber yang terlibat menjadi subjek penelitian adalah keluarga peneliti yang tinggal di kampung. Penelitian ini menunjukkan dampak atas penguasaan lahan yang berpindah tangan dari warga ke korporat sehingga keluarga Cina Benteng kehilangan ruang hidupnya, terpaksa harus pindah dari tanah leluhur mereka, putusnya hubungan antarkeluarga, dan tercerai-berai dengan keluarganya yang lain. Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa terjadi penghapusan narasi kepada keluarga Cina Benteng secara sistematis melalui perampasan lahan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kapital dan kekuasaan lebih, atas nama pembangunan kota. Meskipun demikian, memori kultural yang masih melekat dalam ingatan mereka menyatakan eksistensi mereka sebagai masyarakat Cina Benteng, harapan bagi kampung, dan melanjutkan kehidupan.

Kata kunci: BSD City, kampung, keluarga Cina Benteng, transformasi ruang, memori kultural


Name: Jenni Anggita

Department: Literature

Study Programme: Cultural Studies

Title: Cultural Memory Benteng Chinese Families towards Kampong Transformation

The development of Bumi Serpong Damai (BSD) City has been done for more than thirty years since 1984, with the total area of 6000 ha. However, the project is not finished yet and BSD still continue to develop and do the city expansion. One of the big projects that is undertaken by the government in cooperation with PT BSD, another investor and bank is the infrastructural construction of Serpong—Balaraja tollway. One of the kampongs that have been affected by this construction is Sagalaya Kampong, Tangerang District which became a place of living for Benteng Chinese big family from generation to generation. From thirty families who lived there, there are only five families left because some families sold their land little by little and move one by one. The development of BSD City affected the living space transformation of Benteng Chinese people. They were lived as an agrarian society and now change into urban society. Therefore, this thesis discusses the kampong transformation and memories of Benteng Chinese family who still live in the kampong. The aim of this research is to narrate the Benteng Chinese people’s memories of kampong, themselves and family in relation with Chinese identity and problems encountered by the family because of the city expansion. This research uses qualitative method with the cultural studies. Autoethnography is used as the research method which combines autobiography and ethnography characters. This method allowed researcher to be involved in the study. Researcher’s family who live in the kampong became informants as the research subject. This research showed the impact of displacement of land ownership from the residents to the corporate thus Benteng Chinese family lost their living space, had to move from their ancestral land, broke up their family relation and scattered with other families. In conclusion, this research proved that there was a narrative elimination to the Benteng Chinese family systematically through land grabbing by parties who have more capital and power, in the name of urban development. Although, the cultural memory that is still inherent in their memories reveals their existence as the Chinese Benteng community, hopes for the village, and continuing life.

Key words: BSD City, kampong, Benteng Chinese families, transformation of space, cultural memory

2019
T52104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhly Kurniawan
Abstrak :
Narasi mengenai kedigdayaan Kerajaan Makassar beberapa abad lalu tidak terlepas dari salah satu tradisi atau ritual kuno prajurit perang Makassar, yaitu Angngaru Tubarani. Setiap tradisi yang bertahan dan masih dilaksanakan suatu masyarakat, masing-masing memiliki narasi pengetahuan lokal dan nilai yang dijunjung oleh masyarakat pemiliknya, termasuk dalam hal ini Angngaru Tubarani sebagai tradisi lisan masyarakat Makassar. Namun, dewasa ini Angngaru Tubarani dijumpai dengan sebuah bentuk pertunjukan populer, yang secara konseptual telah mengalami perubahan fungsi. Tesis ini bertujuan untuk mengungkap kandungan memori kultural, aspek tradisi lisan dan penyebab terjadinya perubahan fungsi pada tradisi ini— Angngaru Tubarani dari ritual kuno menjadi pertunjukan populer. Sumber data diperoleh dengan menggunakan pendekatan kajian tradisi lisan dan etnografi budaya, yaitu metode pengamatan aktif dan pasif (keterlibatan langsung dalam pertunjukan), wawancara langsung terhadap praktisi, dan studi kepustakaan. Kemudian, studi ini ditunjang oleh beberapa landasan teori seperti: tradisi lisan, memori kultural, ritual dan seni pertunjukan, perubahan dan komodifikasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan nilai dan pengetahuan lokal masyarakat Makassar yang menubuh pada tradisi ini. Selain itu, data-data faktual yang ditemukan menunjukkan penyebab terjadinya perubahan fungsi pada tradisi ini, perubahan fungsi atau komodifikasi tersebut dimaknai sebagai sebuah strategi untuk mempertahankan ataupun menjaga Angngaru Tubarani agar memori budaya tetap terawat dalam lingkup masyarakat Makassar. ......The narrative of superiority of the Makassar Kingdom several centuries ago is inseparable from one of the ancient traditions or rituals of Makassar war soldiers, namely Angngaru Tubarani. Each tradition that has survived is still being carried out by a community has a narrative of local knowledge and values that are upheld by the community, including Angngaru Tubarani as in this case an oral tradition of the Makassar people. However, nowadays Angngaru Tubarani is found with a form of popular performance, which conceptually has undergone a changing function. This thesis aims to reveal the content of cultural memory, aspects of the oral tradition and the causes for the changings function of this tradition—Angngaru Tubarani from ancient rituals to popular performances. Sources of data were obtained using an oral tradition study approach and cultural ethnography, namely active and passive observation methods (direct involvement in performances), direct interviews with practitioners, and literature study. Then, this study is supported by several theoretical foundations such as: oral tradition, cultural memory, ritual and performing arts, function changings and commodification. The results of this study reveal the values and local knowledge of the Makassar people who are embodied with this tradition. In addition, this research found the causes of the function alteration of this tradition, meanwhile the changings function or commodification interpreted as a strategy to maintain or preserving Angngaru Tubarani so that cultural memory will long lasting within Makassar society
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia F. Dwiandari
Abstrak :
ABSTRAK
The National Archives of Indonesia (Jakarta) and the National Archives of the Netherlands (The Hague) have been collaborating on the Java Archival Guide Project. This project, which initially ran from 2016 to 2017, will be continued in a second phase. It will provide insight into the size and richness of the local and provincial archives formed on Java during the colonial period after the dissolution of the Dutch East India Company (1800-1949). The whereabouts of these archives in Indonesia have been unknown to many researchers, preventing access to academics, local historians, and family researchers. The collections encountered during the research for this project date from the last days of the Dutch East India Company to the Japanese invasion and the years of the Indonesian National Revolution. The completed phase of the project was limited to the repositories of local and provincial governmental agencies on Java. In some cases the colonial collections seem to have disappeared, and in others, the records seem to have survived the years almost intact.
Depok: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2019
909 UI-WACANA 20:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library