Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Batak people have value system of vision,mentality and attitude which may be called as one top local culture,dalihan na tolu (Somba Marhula-hula,mamat mardongan tubu,elek marboru)...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Kanina
"ABSTRAK
Studi ini memperhatikan pentingnya keterlibatan Instagram terhadap wanita muda berusia 18 hingga 23 tahun di Indonesia. Menggunakan purposif teoretis sampling, penelitian ini menyampel orang-orang berdasarkan potensi mereka untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram di Indonesia berdampak terhadap persepsi citra tubuh wanita muda saat ini. Dengan penelitian ini, peneliti menemukan bahwa pengguna Instagram wanita muda di Indonesia telah terikat pada platform karena fenomena influencer dan koneksi teman sebaya. Instagram telah mendukung perubahan perilaku pada generasi wanita muda, termasuk mempromosikan rasa tidak aman pada diri sendiri dan kekecewaan terhadap tubuh mereka sendiri.

ABSTRACT
The study pays attention to the importance of Instagram engagement towards the young women of 18 to 23 years old in Indonesia. Using purposive theoretical sampling, this research samples related people on the basis of their potential to know how Instagram usage in Indonesia make impact toward the perception of young women s body image nowadays. By this research, it was agreed that young women Instagram users in Indonesia are attached to the platform due to the phenomenon of influencers and peer connections. Instagram has support the changing behaviors on the young women generation, including promoting insecurities and disappointment toward their own bodies."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Honggo Simin
"Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan misi Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk mengangkat derajat kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat melalui pembangunan yang berwawasan kesehatan. Dalam masa globalisasi dimana arus informasi menjadi begitu cepat, berbagai jenis pelayanan tersedia dimana-mana, tuntutan terhadap kualitas suatu produk yang makin tinggi. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan di Kalimantan Barat melalui Proyek Kesehatan IV telah dilaksanakan berbagai kegiatan peningkatan mutu layanan. Pihak Kantor Wilayah Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat menyadari bahwa perlunya suatu perubahan perbaikan menyeluruh untuk mengantisipasi kelemahan layanan yang diberikan oleh jajaran kesehatan, agar layanan yang diberikan itu sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Pontianak merupakan perangkat daerah Kota Pontianak. Dinas ini mempunyai 5 Seksi dan 1 subbagian Tata Usaha. Masing-masing seksi mempunyai spesifikasinya sendiri-sendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui budaya organisasi dan perilaku manajerial di Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pontianak serta hal-hal yang berpengaruh terhadap budaya organisasi dan perilaku manajerial Seksi tersebut.
Hasil analisa pada pelanggan seksi menunjukkan adanya perubahan pada budaya organisasi dan perilaku manajerial Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. Dan pengamatan kegiatan rutin anggota seksi terliba+ bahwa anggota seksi berhubungan erat dan akrab satu sama lainnya, cenderung bertindak sebagai pelaksana. Banyaknya jabatan rangkap dalam seksi serta adanya jabatan yang lowong. Dari wawancara mendalam dan pengisian kuestioner anggota seksi terkesan bahwa motivasi anggota seksi terutama adalah mementingkan prestasi. Dalam hubungan antar individu terkesan suasana kerja yang baik, saling mendukung, tidak hambatan dalam berkomunikasi. Dalam sarana yang ada dan yang dibutuhkan diperoleh bahwa kelengkapan dan kecukupan sarana yang ada belum bisa mencukupi kebutuhan. Sedangkan pola kepemimpinan yang diterapkan cenderung berorientasi pada penyelesaian pekerjaan. Lingkungan sosial terkesan dapat menerima hal-hal yang dikerjakan oleh seksi. Sedangkan dukungan atasan cukup baik, terkesan tidak mengintervensi kegiatan staf.
Saran yang diberikan sehubungan dengan hasil penelitian tersebut adalah atasan lebih memberikan perhatian terhadap jabatan rangkap dan jabatan yang lowong, perlunya memberdayakan staf seksi sehingga bisa lebih berfungsi sebagai pengelola program daripada sebagai seorang pelaksana kegiatan program. Suasana kerjasama yang sudah baik jangan menjadi kendur, karena merupakan awal yang baik dalam menanggulangi masalah yang dihadapi.

Factors that Affect the Organization Culture Change and Managerial Behavior in Communicable Disease Control Section of Health Department in Pontianak Year Health Department of the Republic of Indonesia with its Healthy Indonesian 2010 vision intends to enhance the level of health reach individual, family and society through health-oriented development. In global era in which information is exchanged rapidly, any kind of service is available everywhere and demands on quality product increase. To improve the quality of health service provided in West Kalimantan through Health Project IV, all efforts of health service improvement have been performed. The health provincial office of West Kalimantan realizes that there is a necessity for total improvement to anticipate weaknesses of service provided by health workers so that such service may satisfy people's needs. This study was aimed at examining organization culture and managerial behavior in Communicable Disease Control Section of Health Department in Pontianak City and factors that influence such organization culture and managerial behavior of the section. The health department of Pontianak City is one of the city's local apparatus. This department consists of five units and one administration unit. Each unit has different task specification.
Result of analysis on the section's clients indicates that there is a change in the organization culture and managerial behavior in the Communicable Disease Control Section. Result of observation on routine activity of unit member?s shows that members of the section are closely related to each other and are likely as operatives. There are many positions occupied by same person while some are vacant. Referring to result from in depth interview with and checklist completion by the unit members, it seems that the main motivation for the unit members is their concern on achievement. Observed from their inter-member relation, it appears that the work atmosphere is likely to be conducive, supporting and free of communication barriers. In respect of the available and required facilities, it seems that the existing facilities and equipment are not adequate to meet the needs. Meanwhile the leadership style applied lends to he task completion-oriented. The social environment seems to accept matters carried out by the section. In addition, superior officers are likely to support the section well and appear not to intervene staff activities.
Recommendations offered based on the study are as follows: superior officers should put more concern on managing the positions occupied by same person and the vacant ones, the unit staffs need to be more empowerment so that they can serve as program managers rather than as program operatives, the existing work atmosphere needs to be maintained for it is a good beginning in solving present problems.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Amania Afra
"Pasca penerapan LAPOR sebagai aplikasi umum dalam Sistem Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N), setiap instansi pemerintah pusat dan daerah harus mengintegrasikan sistem pengaduannya dengan LAPOR. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia sebagai salah satu lembaga mengalami kendala dalam proses integrasi karena memiliki banyak sistem pengaduan internal. Proses integrasi telah dilakukan sejak tahun 2016. Namun proses integrasi tersebut hingga saat ini belum berhasil mencapai tujuannya. Salah satu penyebab yang ditemukan adalah gejala mentalitas silo dalam proses integrasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktor penyebab silo mentalitas dalam integrasi sistem pengaduan pelayanan publik di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua faktor utama penyebab silo mentalitas dalam integrasi sistem pengaduan di KLHK. Kedua faktor tersebut adalah belum adanya sebaran visi dan misi serta belum adanya kejelasan peran dan tanggung jawab para pelaku terkait integrasi sistem pengaduan pelayanan publik di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan karakteristik yang dominan adalah perilaku yang mengedepankan keamanan dan kenyamanan unit itu sendiri serta mempertimbangkan unit lain yang memberi beban tambahan. Analisis faktor dan karakteristik tersebut menggunakan teori Unsur Budaya Schein (2010) yang dipadukan dengan teori Penyebab Silo Schutz dan Bloch (2006).
......After the implementation of LAPOR as a general application in the National Public Service Complaint System (SP4N), every central and local government agency must integrate its complaint system with LAPOR. The Ministry of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia, as one of the institutions, is experiencing difficulties in the integration process because it has many internal complaint systems. The integration process has been carried out since 2016. However, the integration process has yet to achieve its goals. One of the causes found was a symptom of the silo mentality in the integration process. Therefore, this study aims to determine the characteristics and factors that cause mental silos in the integration of the public service complaint system at the Ministry of Environment and Forestry. This study uses a post-positivist approach. The data used in this study came from in-depth interviews, observations, and literature studies. The results showed that there were two main factors causing the silo mentality in the integration of the complaint system at the Ministry of Environment and Forestry. These two factors are the absence of the distribution of the vision and mission and the lack of clarity on the roles and responsibilities of actors related to the integration of the public service complaint system in the Ministry of Environment and Forestry. Meanwhile, the dominant characteristic is behavior that prioritizes the safety and comfort of the unit itself and considers other units that give additional burden. Analysis of these factors and characteristics uses Schein's Cultural Elements theory (2010) combined with the theory of the Cause of Silo Schutz and Bloch (2006)."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia , 2019;
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Amania Afra
"

Pasca diterapkannya LAPOR sebagai aplikasi umum dalam Sistem Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N), setiap institusi pemerintah pusat maupun daerah harus mengintegrasikan sistem pengaduannya dengan LAPOR. KLHK RI sebagai salah satu institusi yang ternyata mengalami hambatan dalam proses integrasi tersebut karena memiliki banyak sistem pengaduan internal. Proses integrasi telah dilakukan sejak tahun 2016. Namun, proses integrasi belum berhasil mencapai tujuannya hingga saat ini. Salah satu penyebab yang ditemui adalah adanya gejala mentalitas silo dalam proses integrasi tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktor penyebab mentalitas silo dalam integrasi sistem pengaduan pelayanan publik di KLHK. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua faktor utama yang menjadi penyebab mentalitas silo dalam integrasi sistem pengaduan di KLHK. Dua faktor tersebut adalah minimnya pendistribusian visi dan misi dan tidak adanya kejelasan peran dan tanggung jawab aktor terkait integrasi sistem pengaduan pelayanan publik di KLHK. Sedangkan karakteristik yang dominan adalah perilaku mengutamakan keamanan dan kenyamanan unitnya sendiri dan menganggap unit lain memberikan beban tambahan. Analisis faktor dan karakteristik tersebut menggunakan teori Elemen Budaya Schein (2010) yang dikombinasikan dengan teori Faktor Penyebab Silo Schutz dan Bloch (2006).


LAPOR as a general application of National Public Service Complaint Management System (SP4N), makes every central and regional government institution must integrate its complaints management system with LAPOR. But apparently, one of the institutions that experienced obstacles in its integration process was the Ministry of Environment and Forestry, which has many complaints systems. The integration process has been tried since 2016. However, the integration process has not been fully successful yet in achieving its objectives. One of the causes encountered was symptoms of the silo mentality in the integration process. Therefore, this study aims to determine the characteristics and causative factors of silo mentality in the integration of the complaints management system in the Ministry of Environment and Forestry. This research is conducted using a post-positivist approach. The data are collected from in-depth interviews, observations, and literature studies. The results of the research showed that there were two main factors that led to the silo mentality in the integration of the complaints system in the Ministry of Environment and Forestry. These two factors are a lack of distribution of vision and mission and a lack of clarity on the roles and responsibilities of actors related to the integration of public service complaints systems in the Ministry of Environment and Forestry. While the dominant characteristic that shows the silo mentality is that each unit still prioritizes the safety and comfort of its unit and considers other units to provide additional burdens. Analysis of these factors and characteristics uses the theory of Schein's Cultural Elements (2010) which is combined with the theory of the Causes of Silo Schutz and Bloch (2006).

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library