Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This paper is based on an observation on mollusc's life in mangrove forest of sepanjang Island, Sumenep Regency, east Java. a total of 25 species of molluscs that belong to 12 families was found in the Island. However only 19 species were used to found in Sepanjang's mangrove, others were immigrants from the sea. This paper also discusses the mollusc's density, reproduction conservation and potency."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Martha Gerynda Sukma
"Latar Belakang: Photoaging ditandai dengan perubahan struktur dan fungsi kulit yang terutama disebabkan oleh pajanan sinar ultraviolet (UV). Individu yang tinggal di daerah yang sering terpajan sinar matahari lebih rentan mengalami photoaging, contohnya daerah pesisir. Hingga saat ini, belum ada baku emas yang ditetapkan untuk mengidentifikasi photoaging. Skala penilaian subjektif yang paling banyak digunakan adalah skala Glogau. Dermoscopy Photoaging Scale (DPAS) adalah skala pemeriksaan objektif dan noninvasif untuk mendiagnosis photoaging. Tujuan: Menganalisis korelasi profil photoaging yang dinilai berdasarkan skala Glogau dan DPAS pada populasi daerah pesisir. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan desain potong lintang ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing, DKI Jakarta pada bulan Oktober 2022. Kriteria inklusi adalah individu yang tinggal di daerah pesisir, berusia ≥ 20 tahun, memiliki kulit tipe Fitzpatrick III – V, memiliki pekerjaan berisiko tinggi photoaging dengan rerata pajanan sinar matahari ≥ 3 jam per hari. Subjek dengan penyakit kulit lain, menggunakan obat yang memengaruhi penuaan kulit dan diskromia dalam 1 bulan terakhir, dan menjalani prosedur estetik medis dalam 6 bulan terakhir dieksklusi. Anamnesis dan pemeriksaan fisis dilakukan untuk menilai profil photoaging berdasarkan skala Glogau. Pemeriksaan dermoskopi dilakukan dengan acuan kriteria DPAS. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menilai korelasi antara skala Glogau dan DPAS. Nilai p < 0,05 dianggap signifikan secara statistik. Hasil: Sejumlah 30 individu dengan rerata usia 41,5 ± 11,45 tahun direkrut menjadi subjek penelitian. Median skor Glogau adalah 3 (2 – 4). Rerata DPAS adalah 28,5 ± 5,59. Pada seluruh SP didapatkan tampilan klinis lentigo, hypo-hyperpigmented macule, telangiectasis, deep wrinkles, dan superficial wrinkles. Terdapat korelasi positif sedang bermakna antara skala Glogau dan DPAS (r = 0,536; p = 0,002). Terdapat korelasi positif sedang bermakna antara skala Glogau dan DPAS untuk komponen kerutan (r = 0,512; p = 0,004) dan pigmentasi (r = 0,486; p = 0,007). Kesimpulan: Semakin tinggi skor DPAS, semakin tinggi skala Glogau. Korelasi positif sedang bermakna antara skor Glogau dan DPAS ditemukan baik pada komponen kerutan maupun pigmentasi. DPAS dapat menjadi alat bantu diagnosis yang reliabel, mudah, praktis, dan cepat untuk mengidentifikasi proses photoaging.

Background: Photoaging is characterized by the changes of structures and functions of the skin, which is predominantly caused by ultraviolet (UV) radiation. Individuals who live in the area with high sun exposure are more susceptible to photoaging, for example those living in coastal area. To date, there has been no gold standard for the identification of photoaging. The most commonly used subjective assessment is Glogau scale. Dermoscopy Photoaging Scale (DPAS) is an objective and non-invasive diagnostic tool for photoaging identification. Objective: To analyze the correlation of photoaging profiles based on Glogau scale and DPAS in a coastal population. Methods: This analytic descriptive study with cross-sectional design was conducted at work area of Cilincing Municipal Health Center, DKI Jakarta in October 2022. The inclusion criteria were individuals living in coastal area, aged ≥ 20 years old, having Fitzpatrick skin type III – V, having an occupation with high risk of photoaging and mean duration of sun exposure of ≥ 3 hours per day. Subjects with other skin disorders, using drugs affecting skin aging and dyschromia in the past one month, and undergoing medical esthetic procedure in the last six months were excluded. History taking and physical examination were performed to assess the photoaging scale based on Glogau scale. Dermoscopic examination was performed according to DPAS criteria. Spearman correlation test was used to assess the correlation between Glogau scale and DPAS with p-value < 0.05 considered statistically significant. Results: A total of 30 individuals with mean age of 41.5 ± 11.45 years old were recruited. Median Glogau scale was 3 (2 – 4). Mean DPAS score was 28.5 ± 5.59. Lentigo, hypo-hyperpigmented macule, telangiectasis, deep wrinkles, and superficial wrinkles were identified in all subjects. There was moderate positive correlation between Glogau scale and DPAS (r = 0.536; p = 0.002). There were moderate positive correlations between Glogau scale and DPAS for wrinkle (r = 0.512; p = 0.004) and pigmentation (r = 0.486; p = 0.007) components. Conclusion: The higher DPAS score, the higher Glogau scale. Moderate positive correlations were significant between Glogau scale and DPAS score for both wrinkle and pigmentation components. DPAS can be a reliable, easy, practical, and fast diagnostic tool for photoaging identification."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Wisnu Adjie Pramudito
"Pertumbuhan penduduk global yang cepat menyebabkan peningkatan produksi dan konsumsi plastik, yang berdampak negatif terhadap lingkungan, termasuk penumpukan sampah plastik di ekosistem laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pencemaran sampah plastik di Kawasan Suaka Marga Satwa Muara Angke (SMMA), serta memahami kondisi sosial masyarakat sekitar terkait masalah tersebut. Metode yang digunakan meliputi analisis komposisi sampah, distribusi, dan pengelolaan sampah. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pencemaran yang signifikan, dengan dominasi sampah plastik yang mempengaruhi kesehatan ekosistem dan manusia. Kesimpulan penelitian menegaskan perlunya strategi pengelolaan limbah yang lebih efektif dan kebijakan pengurangan penggunaan plastik untuk melindungi ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

The rapid global population growth has led to an increase in plastic production and consumption, adversely affecting the environment, including the accumulation of plastic waste in marine ecosystems. This study aims to analyze the level of plastic waste pollution in the Muara Angke Wildlife Reserve (SMMA) area and understand the social conditions of the surrounding community regarding this issue. The methods used include the analysis of waste composition, distribution, and management. The results indicate significant pollution levels, with plastic waste predominantly affecting the health of ecosystems and humans. The conclusion of the study emphasizes the need for more effective waste management strategies and policies to reduce plastic use to protect marine ecosystems and the well-being of the surrounding community."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annitasari Yuniarti
"Melihat potensi pesisir di Kabupaten Karawang yang besar, kearifan lokal masyarakat yang masih kuat dan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, penelitian ini akan melakukan perancangan infrastruktur berbasis ekowisata dengan mempertimbangkan kearifan lokal di daerah pesisir Kabupaten Karawang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi infrastruktur berbasis ekowisata yang tepat untuk diimplementasikan dan mengetahui apakah masyarakat lokal sudah siap atau belum untuk menerapkan prinsip ekowisata di daerah pesisir Kabupaten Karawang. Pengambilan data melalui tiga tahap, yaitu desk study, observasi dan survei. Terdapat 2 (dua) sampel penelitian yaitu responden pelaku ekowisata dan responden wisatawan. Lokasi observasi dan survei, untuk responden pelaku ekowisata adalah Kecamatan Pakisjaya, Kecamatan Tempuran dan Kecamatan Cilamaya Kulon, untuk responden wisatawan adalah Kecamatan Tekuljambe Timur, Kecamatan Tekuljambe Barat, Kecamatan Karawang Barat, Kecamatan Klari dan Kecamatan Ciampel. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa statistik deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji mann-whitney dan analisa interval skala likert. Hasil penelitian menunjukkan prinsip - prinsip ekowisata berbasis kearifan lokal apa saja yang sudah diterapkan oleh masyarakat pesisir Kabupaten Karawang dan yang akan diterapkan. Kemudian infrastruktur ekowisata dan fasilitas penunjang ekowisata yang dibutuhkan untuk dibangun di pesisir Kabupaten Karawang menurut kedua sampel responden yang ditanyakan adalah infrastruktur ekowisata berjalan - jalan keliling desa dan fasilitas penunjangnya adalah jaringan internet dan jaringan telepon.

Looking at the big coastal potential in the Karawang regency, the local wisdom of the community that is still strong and to support sustainable development, this research will design ecotourism-based infrastructure by considering local wisdom in the coastal area of Karawang Regency. The purpose of this study is to identify ecotourism-based infrastructure that is appropriate to be implemented and find out whether local communities are ready or not to apply the principles of ecotourism in the coastal areas of Karawang Regency. Retrieval of data through three stages, namely desk study, observation and survey. There are 2 (two) research samples, namely respondents of ecotourism practitioners and tourist respondents. Location of observation and survey, for respondents in ecotourism are Pakisjaya Subdistrict, Tempuran Sub-District and Cilamaya Kulon District, for tourist respondents are East Tekuljambe District, West Tekuljambe District, West Karawang District, Klari District and Ciampel District. The research method used is descriptive statistical analysis, validity test, reliability test, normality test, mann-whitney test and likert scale interval analysis. The results of the study show what principles of ecotourism based on local wisdom have been applied by the coastal communities of Karawang Regency and which will be applied. Then the ecotourism infrastructure and ecotourism supporting facilities needed to be built on the coast of Karawang Regency according to the two respondents samples asked were ecotourism infrastructure walking around the village and its supporting facilities were internet and telephone network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library