Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutapea, Susy Affrini
"ABSTRAK
Cr(III) merupakan spesi ion logam kromium (Cr) yang esensial bagi tubuh manusia karena memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa, lemak dan protein. Untuk menetapkan konsentrasi spesi Cr(III), sistem ekstraksi titik awan digunakan sebagai metode pemisahan dan prakonsentrasi yang murah, cepat dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan metode analisis Cr(III) dalam matriks susu menggunakan ligan 1-(2-piridilazo)-2-naftol (PAN) dan surfaktan nonionik Triton X-114 yang dideteksi dengan Spektroskopi Serapan Atom Tungku Karbon. Faktor yang mempengaruhi efisiensi ekstraksi seperti pH larutan, konsentrasi ligan, konsentrasi surfaktan, suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi dioptimasi hingga mendapatkan efisiensi ekstraksi yang optimum. Penambahan Na2SO4 juga dilakukan untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi. Analisis Cr(III) dalam produk susu yang telah diberi perlakuan dengan asam trikloro asetat menghasilkan presisi dengan RSD 4.1 % dan rentang perolehan kembali Cr(III) 80.0 sampai 100.8 %. Batas deteksi dalam produk susu yang diperoleh adalah 45 ng/g dan batas kuantisasi 150 ng/g. Faktor pengayaan setelah pengenceran fase kaya surfaktan 125 kali adalah 2.1 dan faktor prakonsentrasi yang diperoleh adalah 310.3. Hasil penelitian membuktikan bahwa metode analisis dengan ekstraksi titik awan ini dapat digunakan untuk penetapan konsentrasi Cr(III) dalam produk susu.

Cr(III) is one of chromium (Cr) metal ion species which is essential for human body because it has important role in glucose, fat and protein metabolism. To determine the concentration of Cr(III), cloud point extraction was used as a method of separation and preconcentration which is low cost, fast and environmentally friendly. In this study, analytical method development of Cr(III) in dairy products was performed using 1-(2-pyridylazo)-2-naphthol (PAN) ligand and nonionic surfactant Triton X-114 which was detected by Graphite Furnace Atomic Absorption Spectroscopy. Factors affecting extraction efficiency such as pH of solution, concentration of ligand, concentration of surfactant, equilibration temperature and time were optimized to obtain optimum extraction efficiency. Addition of Na2SO4 was also carried out to improve extraction efficiency. The analysis of Cr(III) in dairy products which was previously treated with trichloro acetic acid produces precision with 4.1% RSD and the recovery range of Cr(III) is of 80.0 to 100.8%. The detection limit in dairy products obtained is 45 ng/g and the quantization limit is 150 ng/g. The enrichment factor after 125 times surfactant-rich phase dilution is of 2.1 and the preconcentration factor obtained is of 310.3.  It is proved that the analytical method using cloud point extraction can be employed to determine the concentration of Cr(III) in dairy products."
2019
T53960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasnan Yusa Khilqan
"Konsumsi susu sapi di Indonesia diproyeksikan akan meningkat hingga 1146,2 ton di tahun 2023 atau meningkat sekitar 3% persen tiap tahunnya. Meningkatnya permintaan atau konsumsi susu sapi di Indonesia tersebut tidak diiringi oleh meningkatnya produksi susu segar dalam negeri. Rasio produksi atas konsumsi di Indonesia yang hanya 22% mencerminkan bahwa hanya sebagian kecil dari ketersediaan susu di Indonesia yang merupakan produksi dalam negeri, 80% sisanya diimpor dari luar. Masalah yang dihadapi perusahaan produk olahan susu dalam negeri tidak hanya belum memenuhi kebutuhan susu dalam negeri, namun juga dari segi distribusi ke pelanggan. PT. X sebagai salah satu perusahaan produksi olahan susu di DKI Jakarta, masih menggunakan sistem pengiriman langsung yang dilakukan secara manual atau belum menggunakan model optimasi. Selain itu, PT. X juga mengalami kendala seperti terbatasnya kendaraan, waktu pendistribusian yang terbatas, serta lokasi pelanggan yang berjauhan. Pada studi kasus ini, peneliti menggunakan pendekatan Vehicle Routing Problem – Time Windows (VRP-TW) dengan tujuan menghasilkan rute yang memiliki total jarak dan waktu perjalanan terpendek dalam memenuhi permintaan pelanggan serta menggunakan kendaraan yang seminimal mungkin, sehingga dapat meminimalkan biaya distribusi. Perubahan yang dihasilkan dari perhitungan optimasi dapat menurunkan jarak tempuh kendaraan hingga 18% dan menghasilkan total penghematan hingga Rp. 67.212.566 pada ketiga skenario yang telah ditentukan.

Consumption of cow's milk in Indonesia is projected to increase to 1146.2 tons in 2023 or an increase of about 3% percent annually. The increasing demand or consumption of cow's milk in Indonesia is not accompanied by increased domestic fresh milk production. The production-to-consumption ratio in Indonesia which is only 22% reflects that only a small portion of the availability of milk in Indonesia is domestic production, the remaining 80% is imported. The problems faced by domestic dairy products companies have not only not met the needs of domestic milk, but also in terms of distribution to customers. PT. X as one of the dairy production companies in DKI Jakarta still uses a direct shipping system that is done manually or has not used the optimization model. In addition, PT. X also experienced obstacles such as limited vehicles, limited distribution time, and the location of customers which are far from each other. In this case study, researchers used the Vehicle Routing Problem–Time Windows (VRP-TW) approach with the goal of generating routes that have the shortest total distance and travel time in meeting customer demand and using vehicles to a minimum, thus minimizing distribution costs. Changes resulting from optimization calculations can reduce vehicle mileage by up to 18% and result in total savings of up to Rp. 67,212,566 in all three predetermined scenarios."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esthika Dewiasty
"Latar Belakang: Indonesia mempunyai prevalensi malnutrisi yang tinggi pada usia lanjut, yang dipengaruhi oleh inadekuasi asupan nutrien. Inadekuasi asupan nutrien pada usia lanjut di Indonesia merupakan masalah dengan prevalensi tinggi, high impact, dan menimbulkan beban ekonomi yang tinggi. Produk susu merupakan nutrient dense food yang potensial untuk intervensi masalah inadekuasi asupan nutrien. Produk susu dapat ditoleransi oleh usia lanjut di Indonesia, namun belum diteliti apakah berhubungan dengan asupan nutrien pada populasi usia lanjut Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan rerata asupan energi dan nutrien, serta mengetahui hubungan antara konsumsi produk susu dengan adekuasi asupan nutrien pada kelompok dairy user dibandingkan non dairy user pada usia lanjut di Indonesia
Metode: Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Indonesian Study of Lactose Intolerance in Elderly Population. Desain penelitian potong lintang. Waktu penelitian bulan Januari-Juli 2021 menggunakan data pasien di Unit Rawat Jalan Geriatri Terpadu RSCM Jakarta dengan sampling konsekutif. kriteria inklusi adalah usia 60 tahun atau lebih dan tinggal di komunitas bersama keluarga. Kriteria eksklusi adalah gangguan fungsi kognitif berat, kondisi klinis yang mempengaruhi hasil uji intoleransi laktosa, serta menolak berpartisipasi dalam penelitian. Analisis bivariat menggunakan uji t-test atau alternatifnya, chi-square atau alternatifnya, sesuai dengan jenis variabel yang diuji. Analisis multivariat untuk adjustment variabel perancu menggunakan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 103 partisipan menjadi subjek penelitian ini. Terdapat perbedaan asupan protein (p=0.003), kalsium (p<0.001), vitamin D (p <0.001), vitamin B12 (p=0.002) pada kelompok dairy user dibandingkan non-dairy user. Tidak didapatkan kemaknaan statistik pada uji bivariat maupun multivariat yang menganalisis hubungan antara konsumsi produk susu dengan adekuasi asupan energi dan nutrien, namun didapatkan perbedaan proporsi inadekuasi asupan nutrien pada kedua kelompok.
Kesimpulan: Tidak terdapat beda rerata asupan energi, karbohidrat, dan lemak pada kedua kelompok. Terdapat perbedaan rerata asupan protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12 pada kedua kelompok. Belum dapat dibuktikan hubungan antara konsumsi produk susu dengan adekuasi asupan nutrien pada populasi orang usia lanjut di Indonesia, namun didapatkan perbedaan proporsi inadekuasi asupan nutrien yang bermakna secara klinis pada kelompok dairy user dibandingkan non- dairy user.

Background: Indonesia is a country with high prevalence of malnutrition, which is strongly caused by inadequacy of nutrients intakes. The problem of inadequate intakes of nutrients in Indonesia older adults is a problem with a high prevalence, high impacts, and high economic burden. Dairy products as nutrient dense foods are beneficial to improve inadequacy of nutrients intakes, and well tolerated by older adults in Indonesia. Yet, lack of data on association between dairy products consumption and nutrients intakes in this population.
Objectives: The aims of this study were to determine the difference in the mean intakes of energy and nutrients, as well as to investigate association between dairy products consumption and adequacy of nutrients intakes in the dairy user group compared with non-dairy users in Indonesian elderly population.
Methods: A cross-sectional study, as a part of the Indonesian Study of Lactose Intolerance in Elderly Population was conducted in January-July 2021 using patients’ data at the Geriatric Outpatient Clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, with consecutive sampling. Inclusion criteria were older adults (60 years or older) and community-dwelling. Exclusion criteria were subjects with severe cognitive impairment, having clinical conditions that affected the results of the lactose intolerance test, and unwillingness to participate in the study. Bivariate analysis used t-test or chi square, in concordance with the variables. Multivariate analysis using logistic regression was performed to assess the association between milk consumption and adequacy of energy and nutrients intake, adjusted by confounding variables.
Results: A total of 103 participants enrolled as the subjects of this study. There were different mean intakes of protein (p=0.003), calcium (p<0.001), vitamin D (p<0.001), vitamin B12 (p=0.002) between dairy users and non-dairy users. There was no statistical significance in bivariate and multivariate analyses of association between dairy products consumption and adequate intake of energy and nutrients. Yet we found different proportions of nutrients inadequacies between dairy user (mild to moderate inadequacies) and non-dairy users (moderate to severe inadequacies).
Conclusion: We found pronounced different mean intakes of protein, calcium, vitamin D, and vitamin B12 in dairy users compared with non-dairy users. Although association between consumption of dairy products and adequate intake of nutrients in Indonesian elderly population cannot be confirmed, yet we found clinically important difference proportions of nutrients inadequacies between dairy user and non-dairy users.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library