Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satyawira Aryawan Deng
Abstrak :
Anemia di Indonesia masih menjadi masalah gizi utama di berbagai kalangan usia termasuk balita sebagai salah satu kelompok paling rentan. Balita anemia dapat terjadi akibat berbagai faktor dan perlu diintervensi sedini mungkin untuk mencegah akibat lain yang memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan nya di kemudian hari. Anemia pada balita Provinsi DKI Jakarta menunjukkan prevalensi tertinggi dibandingkan tingkat wilayah provinsi lainnya di pulau Jawa. Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya anemia pada balita usia 12-59 bulan berdasarkan faktor individual, faktor orang tua, dan faktor makanan. Data diperoleh dari IFLS 5 Tahun 2014/2015 yang dilakukan oleh RAND Corporation sebanyak 172 balita usia 12-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan melalui analisis kuantitatif secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh prevalensi kejadian anemia pada balita usia 12-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 53,5% dan faktor risiko dominan terjadinya anemia adalah usia dengan p-value = <0,025 (OR=2,396 (1,165-4,926)) setelah dikontrol oleh variabel status gizi menurut PB/U atau TB/U. Usia 12-23 bulan adalah usia penting yang harus menjadi perhatian orang tua untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi seimbang serta kesehatannya untuk mencegah risiko terjadinya anemia. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta, instansi kesehatan, dan petugas kesehatan yang terlibat dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setempat perlu memberi perhatian pada upaya pencegahan anemia pada balita. ......Anemia in Indonesia is still a major nutritional problem for various ages, including children under five as one of the most vulnerable groups. Under-five anemia can occur due to various factor, and it is necessary to prevent as early as possible to avoid other consequences that affect children’s health and growth in the future. Anemia in children aged 12-59 months DKI Jakarta Province shows the highest prevalence compared to other provincial areas on the island of Java. This cross-sectional study aims to determine the risk factors for anemia in children aged 12-59 months based on individual factors, parental factors, and dietary factors. Data obtained from IFLS 5 Year 2014/2015 conducted by RAND Corporation as many as 376 toddlers aged 12-59 months in DKI Jakarta Province. The research was conducted through univariate, bivariate and multivariate quantitative analysis. The results showed that the prevalence of anemia in children aged 12-59 months in DKI Jakarta Province was 53.5% and  the dominant risk factor for anemia was age p-value=<0,025 (OR=2,396 (1,165-4,926)) after being controlled by variables of nutritional status according to HAZ. The age of 12-23 months is an important age to be a concern for parents to meet their balanced nutritional and health needs to prevent the risk of anemia. DKI Jakarta Provincial Health Office, health agencies, and health workers involved from DKI Jakarta Provincial Government need to pay attention to prevent anemia in children under five.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Anindita
Abstrak :
ABSTRAK

Berlangsungnya transisi demografi terjadi secara bersamaan dengan proses modernisasi. Peningkatan peran pemerintah dalam menanggulangi risiko individu seperti kemiskinan, pengangguran, dan usia tua telah dibuktikan menjadi substitusi untuk peran tradisional keluarga, yang pada akhirnya mengurangi nilai dari keluarga—terutama nilai tambah anak yang biasa membantu menghadapi risiko tersebut. Indonesia sebagai negara berkembang dengan permasalahan kesejahteraan yang cukup signifikan telah meningkatkan transfer publiknya sejak post-krisis keuangan Asia pada tahun 1998. Untuk mengerti efek dari peningkatan transfer publik, kami menggunakan Indonesia Family Life Survey 3 (2000) dan 4 (2007) menggunakan analisis deskriptif, analisis grafik dan model Probit dengan menerima transfer privat sebagai variable dependen. Hasilnya adalah probabilitas menerima transfer privat yang dilandasi oleh altruisme di-crowd out dengan keberadaan transfer publik.


ABSTRACT

The occurance of demographic transition is simultaneously happened with modernization. Increasing state’s role in regulating the risks of individuals such as poverty, unemployment and old age has been proven to work as substitution to traditional family roles, which in turn reducing the value of family members—especially children’s who usually assist handling these risks. Indonesia as a developing country with significant welfare issues has been increasing the transfer from government since post-Asian financial crisis in 1998. In order to understand the effect public transfer, we use Indonesia Family Life Survey 3 (2000) and 4 (2007) using descriptive analysis, graphic analysis and Probit model with receiving private transfer as dependent variable. The result is that the probability of receiving altruistic-motivated private transfer is crowded out by the public transfers.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library