Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Togatorop, Medelyn Hannastassya
"Ruko (rumah toko) merupakan bangunan yang dominan keberadaannya di Indonesia. Banyak penghuni ruko menerapkan konsep defensive architecture pada fasad bangunannya. Hal itu dilakukan untuk memberi perlindungan pada barang dagangan, penghuni, maupun ruko itu sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan defensive architecture pada kenyamanan visual ruko yang bersumber dari pencahayaan alami dengan mengambil sebuah ruko di Kota Medan, Indonesia sebagai bangunan studi kasus. Beberapa metode dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode tersebut antara lain wawancara dengan penghuni, simulasi daylighting menggunakan program DIALux, dan perhitungan manual nilai faktor langit (fl). Simulasi DIALux digunakan untuk memperoleh tingkat iluminasi (E) cahaya alami pada tiap ruangan. Sementara, nilai fl digunakan untuk mengetahui apakah ruangan-ruangan ruko studi kasus memiliki nilai fl yang memenuhi standar atau tidak. Dari pengolahan data ditemukan bahwa hampir semua ruangan di dalam ruko studi kasus tidak mendapat pencahayaan alami yang memenuhi standar baik sebelum maupun sesudah dipasang defensive architecture. Setelah diberi defensive architecture, pencahayaan alami di dalam ruko menjadi semakin jauh dari standar. Pencahayaan alami mengalami penurunan sebesar 26-100% dari tingkat iluminasinya. Dapat dipastikan, bahwa defensive architecture menjadi salah satu jenis obstruksi yang berdampak terhadap berkurangnya penetrasi cahaya alami ke dalam bangunan.

Shophouse is one of the dominant building types in Indonesia. Many of its occupants apply defensive architecture to the facade of their shophouses. It is used to protect the goods, the occupants, and the shophouse itself. This paper aims to determine the relationship between defensive architecture and the visual comfort in a shophouse produced by natural lighting by using a shophouse in Medan, Indonesia as a case study. The data are obtained with several methods. The methods are interviews with user, daylighting simulation using DIALux, and manual calculation of sky factor (fl). The results show that almost all rooms in the case study shophouse do not get natural light that meet the standards before and after defensive architecture is implemented. After the defensive architecture is applied, daylight intensity in the shophouse was getting lower and lower than the standard. Daylighting decreased by 26-100% of its illumination level. It can be confirmed that defensive architecture is one kind of obstruction that has an impact on reducing the quantity penetration of daylight into the building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dittha Nonthiworawong
"ABSTRAK
This study conducts the energy and exergy analysis of a light-vent pipe which is integrated into attic space. The roof is a shed roof with 30 degrees of inclination angle. The LVP is manufactured from an aluminum sheet with a translucent flat cover and is 0.15 m in diameter. The results show that the test house integrated with the LVP could well transfer heat accumulated in attic space by natural ventilation through the LVP. The natural daylight has an influent to the air mass flow rate corresponding to energy and exergy efficiency. The total energy and exergy efficiencies were 37-67% and 12.3-33%, respectively. In addition, the ceiling heat gain and exergy heat gain performed that, the requirement of space cooling of the house with LVP lower than that the reference house."
Pathum Thani: Thammasat University, 2019
607 STA 24:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Safina Zahra Zulkarnain
"Seiring meningkatnya persyaratan bangunan hijau, bukaan visual besar sering digunakan dalam bangunan baru, termasuk pusat kebugaran, untuk memaksimalkan pencahayaan alami, menghemat energi, dan menciptakan kesan ruang terbuka. Namun, paparan cahaya berlebihan dapat memicu ketidaknyamanan visual, terutama di pusat kebugaran di mana keselamatan, postur, dan koordinasi bergantung pada penglihatan jelas. Studi ini menyoroti belum adanya teknik zonasi yang mencocokkan kinerja siang hari dengan sensitivitas visual spesifik aktivitas olahraga. Tata letak studi didasarkan pada pusat kebugaran komersial Anytime Fitness. Untuk mengklasifikasikan area berdasarkan intensitas latihan yang diukur melalui detak jantung dan sensitivitas pencahayaan, studi ini mengusulkan sistem zonasi berbasis siang hari. Menggunakan simulasi, penelitian ini menganalisis distribusi dan konsistensi iluminasi pada berbagai waktu dalam sehari. Zona latihan kemudian diatur ulang melalui intervensi spasial untuk mencocokkan area dengan kontrol siang hari terhadap aktivitas yang lebih sensitif. Hasil simulasi menunjukkan kebanyakan area mengalami keseimbangan pencahayaan yang lebih baik dengan zonasi yang diusulkan, khususnya zona latihan intensitas sedang dan tinggi. Namun, zona intensitas rendah masih berkinerja kurang baik pada jam tertentu, menandakan perlunya optimalisasi lebih lanjut dengan solusi pasif. Studi ini mendorong desain pusat kebugaran yang responsif terhadap cahaya alami demi kenyamanan pengguna dan efisiensi energi.

As green building requirements become increasingly prevalent, large visual openings are often integrated into new buildings, including fitness centres, to enhance natural lighting, conserve energy, and create a sense of openness. However, excessive daylight exposure can lead to visual discomfort, especially in fitness settings where clear vision is crucial for safety, posture, and coordination. This study addresses the lack of zoning techniques that align daylight performance with the visual sensitivity required for specific workouts. Using publicly available layouts from Anytime Fitness, the study examines existing commercial fitness centres. It proposes a daylight-based zoning system that classifies fitness areas according to exercise intensity defined by heart rate and corresponding lighting sensitivity. A simulation-based approach evaluates daylight distribution and illuminance consistency at different times of day within the fitness centre layout. Based on these analyses, spatial interventions are applied to rearrange training zones, aligning controlled daylight areas with activities that are more visually sensitive. Simulation results indicate that most activity zones benefit from improved illuminance balance under the proposed zoning, particularly moderate and high-intensity zones. Nonetheless, low-intensity zones still underperform during certain hours, suggesting further optimization through passive design strategies. Overall, this study contributes to daylight-responsive fitness centre designs that enhance user comfort and energy efficiency. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiana Felicia
"[Di dunia yang terus berubah ini, kehidupan kita sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Hal-hal sederhana yang kita lakukan setiap hari seperti berlajan, menyetir, atau menyalakan lampu dapat memberi pengaruh kepada lingkungan sekitar. Banyak isu-isu global yang berkait dengan lingkungan, ekonomi, dan sosial terbengkalai karena masyarakat terlalu nyaman dengan gaya hidup yang berlebihan. Arsitek dan desainer memiliki kewajiban untuk merespon masalah-masalah tersebut dan memberikan kontribusi pada masyarakat sekitar. Efisiensi dalam desain merupakan salah satu hal yang perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah-masalah ini. Menyadari masalah pada suatu daerah di kota Perth, menginisiasikan suatu keinginan untuk mendesain bangunan campuran yang juga merupakan tempat tinggal untuk keluarga berisi lima orang yang memaksimalkan penggunaan ruang dan pencahayaan alami.

In the ever-changing world that we live in, our life is highly affected and affecting the environment. Little things that we do every day as simple as walking, driving, or even turning on the light switch would eventually impact the environment in some way. A lot of global issues such as environmental, social and economic
issues are neglected because people are too comfortable with excessive lifestyle. Architects and designers however, are obligated to address these issues and
contribute proper responses to the local environment. Efficiency in design, among others, need to be augmented in order to react to these issues. Noticing the problems in a specific local environment in a suburb in Perth, initiated an attempt to design a mixed-use housing for family of five that maximizes the usage of space and natural lighting, which would inspire the users to live more efficiently., Di dunia yang terus berubah ini, kehidupan kita sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Hal-hal sederhana yang kita lakukan setiap
hari seperti berlajan, menyetir, atau menyalakan lampu dapat memberi pengaruh
kepada lingkungan sekitar. Banyak isu-isu global yang berkait dengan
lingkungan, ekonomi, dan sosial terbengkalai karena masyarakat terlalu nyaman
dengan gaya hidup yang berlebihan. Arsitek dan desainer memiliki kewajiban
untuk merespon masalah-masalah tersebut dan memberikan kontribusi pada
masyarakat sekitar. Efisiensi dalam desain merupakan salah satu hal yang perlu
ditingkatkan untuk mengatasi masalah-masalah ini. Menyadari masalah pada
suatu daerah di kota Perth, menginisiasikan suatu keinginan untuk mendesain
bangunan campuran yang juga merupakan tempat tinggal untuk keluarga berisi
lima orang yang memaksimalkan penggunaan ruang dan pencahayaan alami.]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kittler, Richard
"Daylight science and daylighting technology, by Richard Kittler, Miroslav Kocifaj, and Stanislav Darula, sketches the entire evolution of daylight science from atmospheric science through apt visual workplace psychophysics."
New York: Springer, 2012
e20425384
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Syahlaisa Afra Amani
"Kampung Kota, sebagai representasi kawasan high-density housing di negara berkembang, menghadapi tantangan dalam pencapaian pencahayaan alami dan kenyamanan termal akibat geometri ruang yang tidak terencana dan keterbatasan lahan terbuka. Skripsi ini bertujuan menginvestigasi strategi optimasi daylighting dan kenyamanan termal di konteks urban canyon Kampung Kota dengan memanfaatkan Vertical Daylight Factor (VDF) dan Overall Termal Transfer Value (OTTV). Metodologi yang digunakan meliputi pemodelan tipologi, analisis dampak parameter dengan Global Sensitivity Analysis dan Local Sensitivity Analysis, serta Multiple Objective Optimization (MOO) untuk menghasilkan konfigurasi parameter desain yang optimal. Hasil investigasi menunjukkan bahwa variabel sudut obstruksi menjadi faktor paling penting dalam tahap pembangunan awal, sementara itu window-to-wall ratio (WWR) secara signifikan memengaruhi performa pencahayaan di hampir semua orientasi pembangunan ekstensi vertikal. Reflektansi menunjukkan peran yang signifikan pada orientasi dengan paparan direct beam dari matahari secara parsial/tidak mendapat paparan. Untuk OTTV, ketebalan material, konduktivitas, dan absorbansi termal menjadi tiga properti material yang signifikan perannya. WWR menjadi variabel yang paling perlu dipertimbangkan untuk trade-off antara keseimbangan daylighting dan kenyamanan termal. Dengan bantuan Multiple Objective Optimization, konfigurasi urban canyon yang memenuhi kenyamanan termal dan pencahayaan dapat diamati.

Kampung Kota, as a representation of high-density housing areas in developing countries, faces challenges in achieving adequate daylighting and termal comfort due to unplanned spatial geometry and limited open space. This thesis aims to investigate optimization strategies for daylighting and termal comfort in the urban canyon context of Kampung Kota using the Vertical Daylight Factor (VDF) and Overall Termal Transfer Value (OTTV). The methodology includes typology modeling, parameter impact analysis through Global Sensitivity Analysis and Local Sensitivity Analysis, as well as Multiple Objective Optimization (MOO) to derive optimal design parameter configurations. The investigation results indicate that obstruction angle is the most critical factor during early development stages, while the window-to-wall ratio (WWR) significantly influences daylight performance across nearly all orientations in vertical extension scenarios. Reflectance plays a significant role in orientations that receive partial or no direct solar exposure. For OTTV, material thickness, termal conductivity, and termal absorptance are the three most influential material properties. WWR emerges as the key variable to consider in balancing the trade-off between daylighting and termal comfort. With the support of Multiple Objective Optimization, urban canyon configurations that satisfy both termal comfort and daylighting requirements can be identified."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schröpfer, Thomas
"In this book, leading architects and landscape architects provide their perspectives on the design of dense and green building types in high-density urban contexts that can support higher population densities, higher standards of environmental sustainability and enhanced liveability in future cities."
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20511002
eBooks  Universitas Indonesia Library