Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafwatus Tsana
"Parameter keberhasilan dari pengelolaan DAS adalah tetap tersedianya air disaat musim kering dan tidak banjir disaat musim hujan. Skripsi ini membahas tentang morfometri dan hidrologi di DA Way Sekampung dari tingkat percabangan sungai, Kerapatan jaringan sungai, tekstur jaringan, jenis batuan, dan debit aliran pada sub DAS. Melalui perhitungan rumus matematis dari masing-masing morfometri serta analisis spasial, mengungkapkan bahwa nilai morfometri dari tiap sub DAS pada jenis batuan yang berbeda memiliki nilai yang berbeda. Pada perhitungan debit aliran tahunannya terdapat perbedaan besaran debit pada masing-masing karakteristik morfometri dengan perbedaan jenis batuan.

The paramaters of watershed management are reserving the water supply during the dry season and keeping the water supply to avoid the flood in the rainy season. Focus of this study is morphometry and hydrology in the Way Sekampung watershed. Its covers the river branches, the river network density, the river network texture, types of rock, and basin flow discharge. Through the mathematical calculation based on morphometry and spatial analysis, the study revealed that types of rock of watershed influenced the characteristic of morphometry. This study also found that flow discharge depends on characteristic of morphometry and types of rock.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchamad Wahyu Trinugroho
"ABSTRAK
Curah hujan merupakan salah satu faktor penting dalam aliran limpasan. Jumlah dan sebaran stasiun curah berperan dalam analisis transformasi aliran limpasan dalam suatu model hidrologi, maka analisis data hujan perlu dilakukan secara teliti. Namun, dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki jumlah dan sebaran stasiun yang bervariasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah dan sebaran stasiun terhadap hujan transfromasi dalam bentuk aliran limpasan menggunakan model hidrologi, HEC‐HMS. Lokasi kajian di DAS Mae Chaem Thailand Utara seluas 3.826 km2. Model HEC HMS digunakan untuk kalibrasi parameter model curah hujan limpasan dengan menggunakan keseluruhan stasiun hujan yang ada sejumlah 13 stasiun (kondisi 1), dengan menggunakan curah hujan wilayah metode polygon thiessen. Untuk penyederhanaan, parameter terkalibrasi sebagai input untuk simulasi 6 stasiun hujan dengan nomor stasiun 1, 2, 5, 8, 11, dan 13 (kondisi 2), dan 3 stasiun hujan dengan 3 posisi stasiun yang berbeda (kondisi 3, 4, dan 5). Hasil penelitian menunjukkan kalibrasi dari 13 stasiun mempunyai kriteria sangat baik dengan nilai Nash koefisien 0,826. Setelah dilakukan simulasi, kondisi 2 memberikan hasil yang paling baik mendekati nilai pengamatan, dengan R2 = 0,927, sedang nilai korelasi paling rendah kondisi 5 (nomor stasiun 1, 6, dan 11), R2 = 0,795. Sedangkan dari hasil debit hidrograf, kondisi 1 lebih tinggi daripada kondisi 2, baik pola maupun debit puncaknya. Hasil lain menunjukkan simulasi debit puncak kondisi 3 (nomor stasiun 2, 5, dan 13) memiliki overestimate terhadap debit observasi sedang kondisi 5 menunjukkan hasil underestimate terhadap debit observasi. Secara kesuluruhan hasil simulasi telah memenuhi persyaratan Nash, sedang hasil yang paling baik pada simulasi dengan 6 stasiun (kondisi 2). Dengan demikian jumlah dan posisi stasiun curah hujan memberikan pengaruh dalam pemodelan curah hujan limpasan di Sungai Ping, DAS Mae Caem."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
551 JSDA 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fitrah Pratama
"Banjir di Kabupaten Garut selalu terjadi pada musim penghujan dengan curah hujan tinggi. Curah hujan esktrim yang dipicu oleh peningkatan tutupan lahan terbangun yang berdampak pada percepatan aliran permukaan yang mengakibatkan banjir bandang yang memberikan dampak kerugian sangat besar, seperti yang terjadi pada tahun 2000 dan 2016. Pengkajian perubahan tutupan lahan tahun 2000-2009 dan 2009-2017 dilakukan untuk menganalisa dampaknya terhadap debit aliran sungai. Citra landsat 5 dan 8 digunakan sebagai dasar perhitungan debit aliran sungai dengan penerapan metode Rasional. Hasil menunjukkan tutupan tegalan/ladang merupakan jenis tutupan lahan yang paling banyak terjadi perubahan. Perubahan terbesar tutupan tegalan/ladang tahun 2000-2009 berada di Sub Sub DA Ci Kujang-Ci Muja sebesar 17,7% yang diiringi dengan penurunan debit aliran sungai sebesar 1,78 m3/detik. Pada tahun 2009-2017, penurunan luas tegalan/ladang terluas berada di Sub Sub DA Ci Manuk Hulu sebesar 17,8% yang diiringi dengan peningkatan debit aliran sungai sebesar 76,77 m3/detik. Perbedaan peningkatan dan penuruan tersebut disebabkan oleh perubahan tutupan hutan yang hanya meningkat pada Sub Sub DA Ci Kujang-Ci Muka, tidak pada Sub Sub DA Ci Manuk Hulu. Hasil penelitian menunjukkan tutupan lahan berbeda berdampak pada debit aliran sungai yang secara berbeda juga. Peningkatan tutupan tegalan/ladang meningkatkan debit aliran sungai. Sedangkan, peningkatan tutupan hutan menurunkan debit aliran sungai.

Floods in Garut Regency always occur in the rainy season with high rainfall intesity. Extreme rainfall combined by growth of built in land cover has an impact on the acceleration of surface runoff which is resulting in flash floods that have very large impact, such as those flash flood that occurred in 2000 and 2016. The study of changes in land cover in 2000-2009 and 2009-2017 was carried out to analyze the impact on river flow discharge. Landsat 5 and 8 imagery are used as the basis for calculating river flow discharge by applying the Rational method. The results show that moor/field cover is the type of land cover that has the most changes. The biggest change of moor/field cover in 2000-2009 was in Ci Kujang Ci Muja Sub Sub Watershed at 17.7% which was accompanied by a decrease in river flow by 1.78 m3 / sec. In 2009 2017, the decrease in the area of ​​the largest moor/field was on Ci Manuk Hulu Sub Sub Watershed at 17.8%, accompanied by an increase in river flow by 76.77 m3/s. The difference in increase and decrease was caused by changes in forest cover which only increased in Ci Kujang Ci Muka Sub Sub Watershed, not on Ci Manuk Hulu Sub Sub Watershed. The results showed that different land cover had different impacts on rivers maximum discharge. Increasement moor/field cover resulting in increasement of rivers maximum discharge. Meanwhile, increasement of forest cover resulting in reducement rivers maximum discharge."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moja Tania
"Gosong merupakan merupakan salah satu bentukan morfologi pada sungai yang merupakan akumulasi dari sedimen yang dibentuk dari batu, kerikil, pasir, atau lumpur, yang membentuk seperti pulau ditengah/tepi sungai (Charlton, 2008). Dinamika morfologi gosong dapat menjadi indikator perubahan lingkungan pada daerah sungai. Penelitian ini ditujukan untuk meneliti perubahan bentuk dari morfologi gosong pada alur Ci Herang, yang merupakan salah satu sub dari aliran Ci Leungsi Hulu.
Metode penelitian ini didasari pada interpretasi melalui citra google earth pada tahun 2009, 2012, 2013, dan 2015 dan melalui survei pengukuran di lapangan. Variabel lain yang berpengaruh terhadap gosong, seperti debit aliran, penggunaan tanah, kemiringan sungai, dan tipe alur sungai, diperoleh melalui pengolahan data sekunder peta RBI, dan data curah hujan dari instansi.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa morfologi gosong sangat dinamis, baik dalam jangka waktu panjang maupun pada jangka waktu pendek. Gosong pada tipe alur sungai lurus, terutama pada yang tipe alurnya mengalami perubahan menjadi teranyam, cenderung lebih dinamis dibandingkan pada tipe alur lainnya. Debit aliran pada 1 hari sebelum pengamatan sangat berpengaruh terhadap dinamika gosong tersebut.

Bars is one of morphological formations in the river which is an accumulation of sediment formed of stone, gravel, sand, or mud, which is formed like islands on the center or side of river channel (Charlton, 2008). Dynamics of morphology bars can be an indicator of environmental change in that watershed. This study aimed to examine the changes of bars?s shape in the Ci Herang river, which is one of nine watershed on Ci Leungsi Hulu watershed.
This research method is based on interpretation google earth?s image in 2009, 2012, 2013, and 2015 and also survey in the field. Another variable affecting the bars, such as flow rate, landuse, slope of the river, and the river channel type, obtained through secondary data processing RBI maps, and rainfall data from the agency.
The results showed that the morphological bars very dynamic, both in the long term and the short term. Bars in straight river channel types tend to be more dynamic than the other type. The flow rate at 1 day before observation its most affects the dynamics of the sandbar.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Indy Nur Sasongko
"Dewasa ini, penggunaan bahan bakar fosil masih banyak digunakan. Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan mampu menyebabkan emisi karbon dioksida akan menjadi meningkat dan mampu menyebabkan pemanasan global. Sehingga, Grup riset AIR mempunyai sebuah terobosan dengan menciptakan sebuah Fluid Catalytic Cracking dengan skala bench yang mampu bergerak. Namun, Fluid Catalytic Cracking memiliki kendala dimana penggunaan injektor untuk proses cracking tidak sempurna. Karena itu, Grup riset AIR mempunyai inovasi dengan menggunakan Falling Film Evaporator. Falling film evaporator digunakan untuk menguapkan umpan minyak dan memastikan umpan minyak telah terevaporasi dengan baik. Falling film evaporator mengaplikasikan Falling Liquid Film yaitu fenomena aliran yang mengalir ke arah bawah karena adanya gaya gravitasi dan membentuk sebuah film. Pengaplikasian fenomena aliran tersebut mempunyai kelebihan yaitu mampu memberikan perpindahan panas yang tinggi, koefisien perpindahan yang tinggi, dan memiliki residence time yang singkat. Perpindahan panas pada aliran falling liquid film dipengaruhi oleh hidrodinamika yang salah satunya adalah film thickness. Film Thickness menjadi salah satu pengaruh karena ketika permukaan aliran falling liquid film terbasahi secara baik dan menyeluruh maka efektivitas perpindahan panas akan baik. Sehingga diperlukan analisa hidrodinamika aliran falling film liquid dengan menggunakan parameter film thickness. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh debit aliran pada film thickness falling liquid film dengan menggunakan geometri permukaan berbentuk pipa vertikal. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat sebuah alat eksperimen yang menggambarkan aliran falling liquid film, pengukuran dan perhitungan film thickness dengan parameter debit aliran, dan visualisasi hidrodinamika. Diperoleh bahwa debit aliran mempunyai pengaruh terhadap film thickness falling liquid film dimana ketika debit aliran yang dialirkan semakin besar maka film thickness yang dihasilkan juga akan semakin tebal dan hidrodinamika yang dihasilkan ketika film thickness menebal adalah aliran akan semakin bergelombang. Lalu, ketika film thickness menebal maka permukaan yang dialiri oleh falling liquid film mampu terbasahi secara menyeluruh dan merata.

Currently, the use of fossil fuels is still widely used. Excessive use of fossil fuels can cause carbon dioxide emissions to increase and can cause global warming. Thus, AIR research group has a breakthrough by creating a bench-scale Fluid Catalytic Cracking that is capable of moving. However, Fluid Catalytic Cracking has an obstacle where the use of injectors for the cracking process is not perfect. Therefore, AIR research group has an innovation by using Falling Film Evaporator. Falling film evaporator is used to evaporate the oil feed and ensure the oil feed is well evaporated. Falling film evaporator applies Falling Liquid Film, a flow phenomenon that flows downward due to gravity and forms a film. The application of the flow phenomenon has the advantages of being able to provide high heat transfer, high transfer coefficient, and has a short residence time. Heat transfer in falling liquid film flow is influenced by hydrodynamics, one of which is film thickness. Film Thickness becomes one of the influences because when the surface of the falling liquid film flow is well and thoroughly wetted, the effectiveness of heat transfer will be good. So it is necessary to analyze the hydrodynamics of the falling liquid film flow using the film thickness parameter. The purpose of this research is to analyze the effect of flow discharge on the film thickness of falling liquid film using vertical pipe-shaped surface geometry. This research is conducted by making an experimental device that describes the flow of falling liquid film, measurement and calculation of film thickness with flow discharge parameters, and visualization of hydrodynamics. It was found that the flow discharge has an influence on the film thickness of the falling liquid film where when the flow discharge is greater, the resulting film thickness will also be thicker and the hydrodynamics produced when the film thickness thickens is that the flow will be more wavy. Then, when the film thickness thickens, the surface drained by the falling liquid film is able to be wetted thoroughly and evenly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Sharon Utama
"Banjir merupakan bahaya hidrometeorologis dengan risiko paling tinggi dan luas secara global termasuk di Indonesia. DAS Citarum Hulu yang berada di Provinsi Jawa Barat, memiliki kondisi fisik dan iklim yang berpengaruh terhadap kejadian banjir. Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) merupakan semi-distributed dan continuous-time model mampu memperhitungkan bahaya banjir secara spasial dan temporal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis variasi spasial dan temporal debit aliran hasil simulasi model SWAT dan tingkat bahaya banjir di DAS Citarum Hulu periode 2000-2020. Pengolahan data berlangsung pada model SWAT dengan menggunakan variabel iklim, penggunaan lahan, jenis tanah, dan topografi. Model SWAT menghasilkan debit aliran untuk pengolahan tingkat bahaya banjir menggunakan Flood Exceedance Probability Index. Analisis spasial dan temporal adalah variasi debit dan tingkat bahaya banjir antara sub-sub DAS, serta antara periode simulasi (2000-2010 dan 2010-2020). Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa debit hasil simulasi tertinggi berada di Sungai Citarum dengan variabilitas tertinggi berada di elevasi tertinggi dari DAS Citarum Hulu. Periode simulasi 2000-2010 memiliki variabilitas lebih tinggi. Variasi spasial tingkat bahaya banjir menunjukkan bahwa tingkat bahaya banjir tertinggi berada pada sepanjang Sungai Citarum, sub-sub DAS Cikapundung, serta hulu sub-sub DAS Ciwidey. Secara temporal, terjadi kenaikan dan penurunan tingkat bahaya banjir dari periode 2000-2010 hingga 2010-2020.

Flood is a hydrometeorological hazard with the highest and most widespread risk globally, including in Indonesia. The Citarum Upper Watershed in West Java Province, has physical and climatic conditions that influence flood events. The Soil and Water Assessment Tool (SWAT) model is a semi-distributed and continuous-time model capable of calculating flood hazard spatially and temporally. The purpose of this study was to analyze the spatial and temporal variations in flow discharge from the SWAT model simulation and the level of flood hazard in the Upper Citarum watershed for the 2000-2020 period. Data processing takes place in the SWAT model using climate, land use, soil type, and topography variables. The SWAT model generates flow rates for processing flood hazard levels using the Flood Exceedance Probability Index. Spatial and temporal analysis is the variation of discharge and flood hazard level between sub-watersheds, as well as between simulation periods (2000-2010 and 2010-2020). The results of data processing show that the highest discharge from the simulation results is in the Citarum River with the highest variability in the highest elevation of the Upper Citarum watershed. The 2000-2010 simulation period has higher variability. Spatial variations in the level of flood hazard indicate that the highest level of flood hazard is along the Citarum River, the Cikapundung sub-watershed, and the upstream of the Ciwidey sub-watershed. Temporarily, there has been an increase and decrease in the level of flood hazard from the 2000-2010 to 2010-2020 period."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrani Nur Anisa Irfiyanti
"Perubahan tutupan vegetasi sebagai indikator penting dalam mitigasi resiko banjir pada debit aliran sungai. Tutupan lahan dan kondisi vegetasi mengoptimalkan penyerapan air dalam tanah serta melindungi dari daya angkut aliran permukaan dan dampak partikel air hujan yang memengaruhi pergerakan air dalam DAS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan tutupan vegetasi berdasarkan parameter Leaf Area Index (LAI) serta menganalisis pengaruh antara tutupan vegetasi terhadap variasi debit aliran di DAS Samin. Tutupan vegetasi berdasarkan Leaf Area Index (LAI) didapatkan dari citra Landsat 7 dan 8 yang diolah dengan Google Earth Engine selama periode 2003-2023 dengan menggunakan pendekatan indeks vegetasi EVI dalam perhitungan dan menganalisis LAI. Data hidrologi secara kontinu didapatkan dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) yang kemudian dianalisis dengan menghubungkan dengan perubahan tutupan vegetasi. Faktor lainnya mencakup curah hujan, kelerengan, jenis tanah menjadi pertimbangan analisis bersama dengan tutupan vegetasi terhadap dinamika debit aliran menjadi lebih holistik dan komprehensif. Ini memungkinkan untuk memahami pengaruh interaksi antara lingkungan fisik dan kondisi manusia terhadap siklus air dan aliran sungai di suatu daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik skoring dan overlay dengan beberapa variabel. Hasil dari penelitian dengan analisis korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tutupan vegetasi dan debit aliran sungai, seperti deforestasi dan urbanisasi, secara signifikan memengaruhi variabilitas debit aliran sungai di wilayah Sub DAS Samin.

Changes in vegetation cover as an important indicator in mitigating flood risk in river discharge. Land cover and vegetation conditions optimize water absorption in the soil and protect against the carrying capacity of surface flows and the impact of rainwater particles which influence water movement in the watershed. This research aims to analyze the dynamics of changes in vegetation cover based on the Leaf Area Index (LAI) parameters and analyze the influence of vegetation cover on variations in flow discharge in the Samin watershed. Vegetation cover based on the Leaf Area Index (LAI) was obtained from Landsat 7 and 8 images processed with Google Earth Engine during the 2003-2023 period using the EVI vegetation index approach in calculating and analyzing LAI. Continuous hydrological data was obtained from the Bengawan Solo River Basin Center (BBWS) which was then analyzed by correlating it with changes in vegetation cover. Other factors including rainfall, slope, soil type are taken into consideration in the analysis together with vegetation cover to make the dynamics of flow discharge more holistic and comprehensive. This makes it possible to understand the influence of interactions between the physical environment and human conditions on the water cycle and river flow in an area. The method used in this research uses scoring and overlay techniques with several variables. The results of research using Spearman correlation analysis show that there is a significant relationship between vegetation cover and river flow discharge, such as deforestation and urbanization, which significantly influence the variability of river flow discharge in the Samin Sub-watershed area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrinaldi
"Ketersediaan bahan bakar minyak bumi yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk sumber energi alternatif. Saat ini minyak bumi mendominasi untuk sumber utama bahan bakar untuk motor bakar. Energi yang terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol.
Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun compact destilator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar sebagai alat utama pengolahan etanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk etanol layak menjadi bahan bakar yaitu etanol dengan kadar diatas 90%. Oleh karena itu dilakukan pembuatan dan pengujian alat destilator yang kemudian dapat di aplikasikan ke motor bakar statik. Bioethanol yang diproses adalah bioethanol low grade kadar 10%, 20%, 30%, dan 40 % yang di jadikan umpan balik destilator.
Dari hasil penelitian didapatkan volume output bioethanol dan konsentrasi dari bioethanol outputnya. Berdasarkan pengujian di dapat waktu operasi minimum sebesar 12 menit dengan debit aliran output 18,20 ml/menit. Dari penelitian didapatkan konsentrasi distilat sangat bergantung dengan waktu operasi. Semakin lama waktu operasi maka semakin kecil komposisi etanol pada distilat.

The availability of petroleum fuels in the worldwide which are not renewable force people to find alternative energy sources. Currently petroleum dominated for the main source of fuel for combustion engine. The renewable energy is one solution to deal with this issue. One source of renewable energy is Bioethanol.
In this research, a compact design compact distilator to utilize gas from the motor fuels as a primary tool of ethanol processing. The goal is to produce decent products into fuel ethanol is ethanol with a concentration above 90%. Therefore carried out the manufacture and testing destilator tool which can then be applied to static engine. Bioethanol The bioethanol is processed low grade levels of 10%, 20%, 30%, and 40 % are made in destilator feedback.
From the results, the output volume of bio-ethanol and bio-ethanol concentration of output. Based on testing to the minimum operating time of 12 minutes with the output flow rate 18,20 mL/minute. This research has shown the concentration of distillate quite dependent on the time of surgery. The longer operating time, the smaller the composition of ethanol in the distillate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50893
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Amardani
"

Ketersediaan air bersih saat ini sedang menipis akibat perubahan iklim dan kontaminasi dimana hanya 0,3 persen dari air bersih yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh manusia. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang meningkat akibat pertumbuhan populasi perlu memanfaatkan teknologi desalinasi untuk menjernihkan air yang tersedia di Bumi, termasuk air laut. Terdapat beberapa metode desalinasi seperti metode termal, membrane, pembekuan, dan pertukaran ion yang terus dikembangkan namun belum dapat mengatasi beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penelitian terhadap alternatif baru dari metode desalinasi yang memanfaatkan fenomena air entrainment dilakukan. Penelitian mengenai microbubble dan atomisasi fluida menjadi dasar dalam perancangan metode ini. Penelitian ini menggunakan air garam untuk dipompa melewati nozzle dengan diameter yang kecil sehingga menjadi kabut atau uap air. Microbubble akan melakukan kondensasi terhadap uap air yang dipindahkan menuju alat air entrainment dan mengikat kontaminan menjadi busa. Beberapa variasi parameter penelitian dilakukan pada konfigurasi alat eksperimen seperti tekanan, diameter dari nozzle orifice, dan jumlah nozzle. Data kuantitatif hasil eksperimen didapatkan dari instrumen pengukuran dan data kualitatif berupa video yang didapat menggunakan kamera untuk diolah menjadi data kuantitatif menggunakan perangkat lunak pengolahan gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan mempengaruhi debit aliran dan karakteristik semprotan air berbentuk full cone.


The availability of clean water is currently thinning due to climate change and contamination, which only 0.3 percent of clean water can be used directly by humans. It is necessary to utilize desalination technology to clear the water available on Earth, including seawater, to meet the increasing need for clean water due to population growth. There are several desalination methods, such as thermal methods, membranes, freezing, and ion exchange, which continue to be developed but have not been able to overcome some deficiencies. Therefore, the research of a new alternative of the desalination methods was conducted, which utilizes the air entrainment phenomena. Research on microbubble and fluid atomization became the basis for the design of this method. The study used brine to be pumped through a nozzle with a small diameter so that it became fog or moisture. The microbubble will condense the water vapor transferred to the water entrainment device and bind the contaminants into foams. Several research parameters are varied based on the configuration of experimental tools such as pressure, nozzle orifice diameter, and nozzle quantity. Quantitative data obtained from measurement instruments and qualitative data in the form of videos obtained using cameras to be processed into quantitative data using image processing software. The results showed that pressure affects the flowrate and the characteristics of a full cone-shaped spray.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Ilham Sukmara
"

Rata-rata kebutuhan akan air bersih perorang di Indonesia dapat mencapai 144 liter per hari. Ketersediaan air bersih saat ini sudah menipis akibat perubahan iklim, dan pertumbuhan populasi. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ketersediaan air dalam Bumi, khususnya air laut, membutuhkan pengembangan teknologi untuk pengolahan air laut menjadi air yang dapat digunakan untuk kebutuhan. Salah satu teknologi penjernihan air disebut dengan desalinasi. Terdapat dua metode yang ada dalam proses desalinasi yaitu membran dan termal. Namun, kedua metode ini masih tergolong mahal. Oleh karena itu, penelitian terhadap alternatif baru untuk metode desalinasi dengan memanfaatkan fenomena air entrainment untuk menghasilkan microbubble dilakukan. Penelitian ini merekayasa air laut dengan membuat larutan air garam untuk dipompa melewati nozzle dengan diameter tertentu yang dapat menghasilkan kabut dari larutan air garam yang sudah dipompa. Kabut yang keluar dari nozzle kemudian akan dialirkan menuju alat air entrainment dan dikondensasikan oleh microbubble yang terjadi karena proses air entrainment. Variasi parameter dilakukan pada konfigurasi alat penelitian ini dengan parameter jumlah nozzle, diameter nozzle, dan tekanan. Data kuantitatif yang didapatkan dari penelitian ini didapatkan dari instrumen alat ukur dan data kualitatif dari penelitian adalah video saat melakukan percobaan dengan alat penelitian lalu diolah menjadi gambar agar dapat diolah sehingga menjadi data kuantitatif menggunakan perangkat lunak pengolahan gambar. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah nozzle memengaruhi debit aliran dan semprotan dari nozzle memiliki karakteristik semprotan dengan bentuk full cone spray.

 


The average need for clean water for one person in Indonesia can reach 144 liters per day. The availability of clean water is currently running low due to climate change, and population growth. To provide the need for clean water, the availability of water in the Earth, especially sea water, requires the development of technology for processing seawater into water that can be used for necessities. One of the water purification technologies is called desalination. There are two methods in the desalination process, membrane and thermal. However, these two methods are still quite expensive. Therefore, research on a new alternative to the desalination method by utilizing the air entrainment phenomenon to produce microbubble was carried out. This research using salt water instead of seawater. The salt water pumped through a nozzle with a certain diameter that could produce mist from a pumped salt water. The mist that comes out of the nozzle will then flow into the air entrainment device and be condensed by the microbubble that occurs due to the air entrainment process. Variation of parameters is carried out in the configuration of this research device with the parameters of the number of nozzles, nozzle diameter, and pressure. The quantitative data obtained from this study were obtained from measuring instruments and qualitative data from the study were videos when conducting experiments with research device and then processed into images so that they could be processed so that they became quantitative data using image processing software. The results show that the number of nozzles affects the flow rate and the spray from the nozzle has the characteristics of a full-cone spray.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library