Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Dwifebri Christian Wibowo
"Sub DAS Cikapundung, sebagai bagian dari DAS Citarum, masih sangat potensial bagi penyediaan air baku untuk kebutuhan penduduk Kota Bandung dengan penggunaan lahan di DAS Cikapundung sangat beragam antara lain permukiman, perkebunan, dan pariwisata. Sungai Cikapundung yang juga berfungsi sebagai sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah sungai terbesar di Kota Bandung. Perubahan tata guna lahan di DAS Cikapundung, yaitu perubahan lahan hutan menjadi lahan terbangun, memberikan dampak pada kuantitas air sungai. Studi ini bertujuan untuk membuat model guna lahan yang optimal di Sub DAS Cikapundung-Maribaya yang adalah hulu dari DAS Cikapundung untuk keberlanjutan debit Sungai Cikapundung. Metode yang digunakan adalah overlay peta guna lahan, observasi lapangan, analisis korelasi, analisis Poligon Thiessen, analisis Thomas- Fiering, analisis deskriptif, dan system dynamics. Berdasarkan hasil model system dynamics, kedua skenario intervensi yang dilakukan menghasilkan peningkatan rerata besaran debit pada tahun 2019-2028 dengan komposisi masing-masing luas lahan yang dihasilkan adalah 43,2 persen untuk lahan hutan tanaman, 22,9 persen untuk lahan permukiman, 19 persen untuk lahan pertanian lahan kering, 6,9 persen untuk lahan pertanian lahan kering bercampur, dan 5,4 persen untuk lahan hutan kering sekunder. Selain itu, masih pembangunan daya tarik wisata (DTW) dan akomodasi penginapan masih dapat dilakukan dengan syarat setiap DTW dan akomodasi penginapan baik yang sudah dibangun maupun yang akan dibangun memiliki sumur resapan dengan kapasitas 155,5 m3/detik, rorak dengan kemampuan infiltrasi 0,00002 m3/detik, dan penanaman tanaman karet dengan kemampuan infiltrasi 0,0017 m3/detik.

The Cikapundung watershed, as part of the Citarum watershed, is still very potential for the provision of raw water for the needs of the residents of Bandung City with the use of land in the Cikapundung watershed, which is very diverse including settlements, plantations, and tourism. Cikapundung River which also functions as a source of raw water for the Regional Water Company (PDAM) is the largest river in the city of Bandung. Changes in land use in the Cikapundung watershed, namely changes in forest land to build land, have an impact on the quantity of river water. This study aims to create an optimal land use model in the Cikapundung-Maribaya watershed which is the upstream of the Cikapundung watershed for the sustainability of the Cikapundung River flows. The methods used are overlapping land use maps, field observations, correlation analysis, Thiessen Polygon analysis, Thomas-Fiering analysis, descriptive analysis, and system dynamics. Based on the results of the dynamics system model, the two intervention scenarios carried out resulted in an increase in the average flowrate in 2019-2028 with the composition of each area being produced is 43,2 percent for plantation forest land, 22,9 percent for residential land, 19 percent for dry land agriculture, 6,9 percent for mixed up agricultural land, and 5,4 percent for secondary dry forest land. In addition, the construction of tourist attractions (DTW) and accommodation accommodation can still be carried out on condition that each DTW and accommodation accommodation, both those that have been built and those that will be built, have infiltration wells with a capacity of 155,5 m3/second, rorak with the ability of infiltration 0,00002 m3/second, and planting of rubber plants with infiltration ability 0,0017 m3/second."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Toga Vardon
"Sungai merupakan cekungan panjang yang menampung aliran permukaan yang bersumber dari curah hujan dalam suatu DAS dan aliran bawah permukaan. Menurut teori geomorfologi, bentuk morfologi sungai baik profil atau penampang memanjangnya, dipengaruhi oleh besar alirannya yang akan membentuk dan juga tergantung pada luas DAS. Luas DAS menentukan seberapa besar larian permukaan yang ditampung menjadi aliran sungai. Dengan_melihat fenomena tersebut di atas maka secara rasional dapat dibuat suatu hipotesa akan adanya korelasi luas DAS dengan debit aliran, dan korelasi tersebut harus mengikuti suatu pola yang teratur. Akan tetapi, dari hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa bentuk korelasi antara luas DAS (A) dan debit aliran (Q), tidak memperlihatkan suatu pola yang teratur, yang artinya bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi perubahan bentuk korelasi antara Q dan A tersebut. Diperkirakan bahwa faktor curah hujan berpengaruh terhadap ketidakteraturan pola hubungan antara Q dan A tersebut. Untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap perubahan bentuk korelasi, maka dilakukan analisa data curah hujan dan debit aliran untuk beberapa tahun pengukuran. Metode yang digunakan untuk mengetahui dominasi curah hujan terhadap perubahan bentuk hubungan antara debit sungai dengan luas DAS-nya adalah dengan membandingkan irama perubahan hubungan Q dan A dengan irama perubahan curah hujan."
2001
S34878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naili Fathiyah
"ABSTRAK
TSS Total Suspended Solid merupakan material padatan dalam perairan yang tersuspensi berupa zat organik maupun anorganik yang jika keberadaannya banyak di perairan terutama di estuari dapat mengganggu ekosistem perairan di dalamnya. Penelitian ini menggunakan citra SPOT-4 tahun 2007 dan 2011, serta SPOT-6 tahun 2016 untuk mengidentifikasi konsentrasi TSS dengan menerapkan formula algoritma TSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola spasial nilai konsentrasi TSS di Estuari Ci Mandiri pada tahun 2007, 2011 dan 2016. Faktor arus, pasang surut, debit, dan tutupan lahan mempengaruhi kondisi TSS di Estuari Ci Mandiri. Faktor oseanografi dan debit yang memiliki besaran terbesar mempengaruhi arah pola TSS, sedangkan faktor tutupan lahan mempengaruhi nilai konsentrasi dan juga pola TSS di estuari.

ABSTRACT
Total Suspended Solid TSS is solid materal in the water which suspended as organic or anorganic substance. If the amount of TSS the estuaries to a lot, it can disrupt the aquatic ecosystem. This research used SPOT 4 Image for 2007 and 2011, also SPOT 6 for 2016 to identify the concentration of TSS through TSS algorithm. The result of this research showed there are the different pattern of concentration values of TSS at 2007, 2011 and 2016. Ocean currents, tidal, rate of flow and landcover affected the condition of TSS at Ci Mandiri Estuaries. The majority value of oceanography rsquo s factors and rate of flow affected the direction of TSS pattern, meanwhile landcover affected the concentration values and also TSS pattern at the estuaries."
2017
S67525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganif Pratama
"Respon hidrologi di Daerah Aliran Sungai DAS perkotaan yang telah mengalami perkembangan wilayah ditandai oleh fluktuasi debit. Indikasinya adalah tingkat flashiness yang semakin besar. Melalui pengolahan data debit harian selama tahun 1994-2016 dengan metode Indeks Richard-Baker IRB, dianalisis tingkat flashiness pada empat sungai di DAS Citarum yang dikaitkan dengan perubahan karakteristik DAS dan curah hujan. Hasil analisis keruangan dan temporal menunjukkan bahwa indeks flashiness Sungai Cimeta paling tinggi. Variasi indeks flashiness pada empat sungai tersebut relatif homogen yang menunjukkan daerah pegunungan. Indeks flashiness tertinggi terjadi pada musim pancaroba dan flashiness terendah terjadi pada musim kemarau. Kerapatan jaringan sungai dan tutupan lahan berpengaruh pada indeks flashiness. Tingkat flashiness pada tahun-tahun El Nino relatif lebih kecil dibandingkan pada tahun-tahun bukan El Nino.

Hidrologic response in developed urban watershed marked from discharge fluctuation. The indication is increasing from flashiness level. Through daily discharge data processing during 1994 2016 with Richard Baker Index RBI , analyzed the flashiness level derived from four rivers in Citarum watershed connected with change of watershed characteristics and rainfall. The results of spatial and temporal analysis show that flashiness level of The Cimeta River is highest. Variation of flashiness index on four rivers is relatively homogeneous indicating mountainous area. The highest level of flashiness occurs during the transition season and the lowest flashiness occurs during the dry season. The density of river network and land cover affects the flashiness index. The level of flashiness in El Nino years is relatively smaller than in years not El Nino.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Nugrahaeni
"Respon hidrologi di daerah aliran sungai (DAS) perkotaan yang telah mengalami perkembangan wilayah ditandai dari fluktuasi debit yang semakin besar yang terindikasikan dari tingkat flashiness. Melalui pengolahan data debit harian selama periode 1997-2007 dengan metode Indeks Richard-Baker (IRB), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat flashiness pada lima sungai di Kota Jakarta yang dikaitkan dengan karakteristik DAS dan proporsi lahan terbangun. Hasil analisis keruangan dan temporal menunjukkan bahwa tingkat flashiness Kali Grogol lebih tinggi dibanding Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Kali Krukut dan Kali Sunter. Tingkat flashiness tahunan, flashiness periode Juni sampai September (musim kemarau), dan flashiness periode April-Mei dan Oktober-Nopember (musim pancaroba) pada tahun-tahun El Nino relatif lebih kecil dibandingkan pada tahun-tahun bukan El Nino. Karakteristik DAS dan lahan terbangun tidak dapat menggambarkan variasi flashiness di Jakarta.

Hidrologic response in developed urban watershed, marked from discharge fluctuation that getting increased that indicated from flashiness level. Through daily discharge data processing during 1997-2007 with Richard-Baker Index (RBI), this research aim to find out flashiness level derived from five rivers in Jakarta connected with watershed characteristics and impervious area proportion. The results of spatial and temporal analysis show that flashiness level of The Grogol River is higher than The Angke River, The Krukut River, The Pesanggrahan River, and The Sunter River. Annual flashiness, flashiness for the period June to September (dry period), flashiness for the period April to May and October to November (transition period) in El Nino?s years relatively smaller than flashiness in other years beside El Nino?s years. Watershed characteristics and impervious area can not explained variation of flashiness in Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34074
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library