Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Sondang Irene
"Notaris dalam menjalankan kewenangannya sebagai pejabat umum harus berdasarkan pada undang-undang jabatan notaris, kode etik notaris, dan peraturan lainnya yang berlaku. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi permasalahan hukum dikemudian hari terhadap akta autentik yang dibuatnya. Permasalahan dalam penelitian ini mengenai notaris yang memperbolehkan penandatanganan akta kuasa menjual tanpa dihadiri salah satu penghadap. Hal ini telah melanggar ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf M Undang-Undang Jabatan Notaris. Bentuk penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan notaris yang memperbolehkan akta kuasa menjual ditanda tangani tanpa dihadiri salah satu penghadap mengakibatkan penerima kuasa dari akta kuasa menjual mengalami kerugian. Notaris yang seharusnya sebagai penegah dalam hubungan antara para pihak malah memperbolehkan akta kuasa tersebut ditandatangani tanpa dihadiri salah satu penghadap. Hal ini telah tidak memenuhi syarat formil dalam undang-undang jabatan notaris bahwa penandatanganan akta harus segera dilakukan setelah akta tersebut dibacakan oleh notaris.
......A notary to performs their authority as a public official shoud be based on the constitution of law of a notary, code of ethics and other applicable regulations. This is done to prevent legal issues in the future regarding the authentic deed their made. The problem in this case is about a notary who allows the signing of power of attorney sell without the presence one of the appearers. This has violated the provisions of Article 16 paragraph (1) letter M of the Law on Notary Positions. This form of research uses a normative juridical method. The results of this case indicate that, the act of a notary allowing the deed of power of attorney to sell to be signed without the presence one of the appearers, and the resulted in the recipient of the power of attorney from the deed of power of attorney to sell suffered a loss. The notary who is supposed to act as a mediator in the relationship between the parties even allows the deed of power to be signed without the presence of one of the presenters. This does not meet the formal requirements in the law on the position of a notary that the signing of the deed must be done immediately after the deed is read by the notary."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandrina Amanda Natassia
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor
478/Pdt.G/2018/PN.Tng dimana terdapat perbuatan PPAT yang membuat Akta Kuasa
Menjual atas tanah yang diketahui bahwa sebelumnya telah dilakukan proses jual beli
yang tidak sesuai dengan undang-undang terhadap tanah tersebut. Akta Kuasa Menjual
tersebut kemudian digunakan untuk mengalihkan hak atas tanah milik penjual kepada
pihak lain. Walaupun telah membuat Akta yang mengakibatkan kerugian bagi orang
lain dan melanggar ketentuan perundang-undangan, ternyata dalam Putusan PPAT tidak
dijatuhkan hukuman. Permasalahan dalam tesis ini yaitu, keabsahan akta kuasa menjual
yang proses jual beli sebelmunya tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
keabsahan peralihan hak atas sebagian bidang tanah yang didasari pada perjanjian tanpa
akta jual beli autentik dan bentuk pertanggungjawaban PPAT dalam Putusan Pengadilan
Negeri Tangerang Nomor 478/Pdt.G/2018/PN.Tng. Metode penelitian yang digunakan
dalam penulisan tesis ini adalah penelitian yuridis normatif, yang menitikberatkan pada
penggunaan data sekunder dan tipologi penelitian yang digunakan adalah penelitian
yang bersifat deskriptif analitis. Dari hasil penelitian, ditarik kesimpulan bahwa Akta
Kuasa Menjual dalam jual beli tanah yang proses jual beli sebelemunya tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undanganadalah tidak sah sehingga Akta tersebut batal
demi hukum. Demikian pula keabsahan peralihan hak atas sebagian bidang tanah tanpa
pemecahan yang didasari pada perjanjian tanpa akta jual beli autentik adalah tidak sah
sehingga mengakibatkan jual beli tersebut tidak sah atau batal demi hukum. Atas Akta
Kuasa Menjual tersebut, PPAT seharusnya dibebani sanksi berupa pemberhentian
dengan tidak hormat sebagai bentuk pertanggungjawabannya walaupun mengenai hal
ini tidak disinggung dalam Putusan Nomor 478/Pdt.G/2018/PN.Tng.

ABSTRACT
This thesis discusses about Tangerang District Court Verdict No.
478/Pdt.G/2018/PN.Tng in which theres an act of execution of Deed of Authorization
to Sell executed by PPAT which previously known that there was legal conduct which
was not in accordance with the prevailing law. That Deed of Authorization to Sell, thus
be misused to transfer the land title from the owner to the others. For its execution of
Deed of Authorization to Sell which brought loss and disadvantages to the owner of
Freehold Title, the Court did not impose any sentence to PPAT. Problems discussed in
this thesis are validity of the Deed of Authorization to Sell, validity of the transfer of
land title without authentic land deed, and responsibility of PPAT for his action in the
Verdict. The research method used in the writing of this thesis is normative juridical
research, which focused on the use of secondary data and the form of research is
descriptive analytic research. From the analysis it can be concluded that the validity of
the Deed of Authorization to sell should be null and void by law. In accordance with
that, validity of the transfer of land title should also be null and void. For that Deed of
Authorization to Sell, PPAT should be imposed with sanction in form of discharge of
duties, although it was not stated in the Court Verdict.
"
2020
T54527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library