Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Essential elements such as micro and microminerals have and important role in physiological processes in animals,especially for ruminants which which are usually grassing in the field
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Essential minerals are important for physiological process in biological life, and divided into two groups that are macrominerals and microminerals. Macrominerals are required by a body in gross, consisted of calcium , chlor, magnesium, potassium, phosphorus, sodium and sulfur... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Besral
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minum teh terhadap kejadian anemia kurang zat besi pada penduduk usia lanjut (usila). Populasi penelitian ini adalah usila di Kota Bandung dan sampelnya dipilih secara acak sebanyak 132 usila di Kecamatan Cicendo. Metode pengukuran hemoglobin menggunakan Sianmethemoglobin, sedangkan kebiasaan minum teh diukur dengan catatan asupan makanan (food record) 1 x 24 jam selama 7 hari. Analisa data menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian anemia pada usila di Kota Bandung adalah 47,7% (95%CI = 39%?56%). Separuh dari responden (49%) mempunyai kebiasaaan selalu minum teh tiap hari (95%CI = 40%?58%). Usila yang selalu minum teh tiap hari mempunyai risiko untuk anemia 92 kali lebih tinggi (95%CI=8?221) dibandingkan usila yang tidak pernah minum teh setelah dikontrol dengan variabel konsumsi lauk dan konsumsi pauk. Apabila kebiasaan minum teh setiap hari dapat dikurangi maka kejadian anemia pada usila dapat diturunkan sebesar 85%, dari 47,7% menjadi 7,3%. Kejadian anemia dapat diturunkan dengan cara mengurangi kebiasaan minum teh atau meningkatkan konsumsi protein, namun mengingat kondisi gigi serta keuangan usila, maka perubahan kebiasaan minum teh merupakan pilihan yang paling bijak untuk menurunkan kejadian anemia.

The Effect of Drinking Tea to the Anemia among Elderly in Bandung. The objective of this study is to know the effect of tea to anemia iron deficiency among elderly people. The study population is the elderly people in Bandung City. The sampling was 132 elderly that were selected randomly in Sub District of Cicendo year 2005. Method of measuring hemoglobin is the sianmethemoglobin and the drinking tea was measured by 1 x 24 hours food record for seven days. The data was analysis using multiple logistic regression.
The results of this study shows that rate of anemia among elderly people in Bandung is 47,7% (95%CI = 39%?56%) and about half of the elderly (49%) drinking tea every day (95%CI = 40%?58%). The elderly who drink tea every day have risk for anemia 92 times higher compared than those who did not drink tea (ORadj = 91.8, 95% CI = 8?221) after controlled for protein intake. If the drinking tea habit among elderly could be changed, the anemia could be reduced by 85% i.e. from 47.7% become 7.3%. In order to decrease anemia, it?s suggested to reduce their drinking tea habit or increase their protein intake. However, due to lack of their teeth?s functioning and low of their economic status, reducing their drinking tea habit is the best choice to decrease anemia among elderly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Akademi Perawat Depkes ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Proliferasi ameloblas dan sintesis matriks protein yang distimulasi oleh hormon pertumbuhan (GH) mempengaruhi proses mineralisasi email. Protein defisiensi mengakibatkan hipoplasia email dan penurunan kadar GH. Pada manusia, paparan musik dapat meningkatkan kadar GH. Tujuan: Menganalisis efek paparan musik sejak pranatal terhadap penurunan kadar kalsium (Ca) dan fosfor (P) permukaan gigi tikus dengan defisiensi protein. Eksperimen: Tiga-puluh-dua ekor tikus Wistar dibedakan menjadi kelompok dengan dan tanpa paparan musik. Paparan musik diberikan sejak masa-gestasi hari pertama sampai anak tikus diterminasi, diberikan setiap pagi (musik pengantar tidur) dan sore hari (musik klasik, barok, romantik). Sejak usia 2 hari secara acak sederhana anak tikus dibedakan menjadi kelompok dengan nutrisi normal mengandung protein 19.5% dan dengan asupan protein 7.5%. Mandibula 6 anak tikus dari masing-masing kelompok perlakuan yang diterminasi pada usia 2 dan 5 minggu dikeluarkan, dibelah menjadi setengah mandibula, dibersihkan, dikeringkan, dan digunakan untuk pengukuran persentase kadar Ca dan P permukaan email insisif bawah menggunakan metode Energy Dispersive X-ray (EDX). Data dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah dengan á 0.05. Hasil: Pada usia 2 minggu, kadar Ca (8.6%) dan P (10.6%) permukaan email tikus dengan nutrisi normal dan paparan musik lebih tinggi dari Ca (3.9%) dan P (7.9%) email tikus dengan defisiensi protein tanpa musik (P<0.029). Pada tikus 5 minggu dengan defisiensi protein, kadar P (6.1%) email tikus dengan paparan musik, lebih tinggi dari kadar P email (2.8%) tikus tanpa musik (P<0.034). Kesimpulan: Musik memiliki potensi untuk meminimalkan penurunan kadar Ca dan P permukaan email pada kondisi defisiensi protein.

Protein deficiency could lead to enamel hypoplasia and decreased level of Growth Hormone (GH). Cell proliferation and synthesis of enamel-matrix which affect the mineralization process of the tissue, are stimulated by GH. Music was reported to be able to increase GH. Objective: Analyzing the effect of music exposure since prenatal on the decreased Calcium (Ca) and Phosphor (P) content of the enamel-surface of rat-pups in protein-deficiency condition. Experiment: Thirty-two rats on the first day of gestation period were divided into groups with and without music. Music were given twice daily, lullabies every early morning, and classic, baroc, and romantic music every evening. At 2-days-old the rat-pups were further divided into groups with normal diet contained 19.5% protein, and groups with protein deficiency diet contained 7.5% protein. At 2- and 5-weeks-old, 6 rat pups from each group were randomly terminated, the mandibles were dissected out, cut into hemi-mandibles, cleaned, and dried. The percentage of Ca and P content of the lower-incisor enamel-surface was analyzed using Energy Dispersive X-ray (EDX), data were analyzed using One Way ANOVA with α 0.05. Results: At 2-weeks-old, the Ca (8.6%) and P (10.6%) contents of enamel-surface of pups with normal-diet and music were higher than the Ca (3.9%) and P(7.9%) contents of enamel-surface of pups with protein-deficiency with no music (P<0.029). Among 5-weeks-old pups with protein-deficiency, the P content (6.1%) of enamel-surface of pups with music were higher than P content (2.8%) of enamel-surface of pups with no music (P<0.034). Conclusion: Music has a potency to minimize the decreased Ca and P enamel content on the protein deficiency condition."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pusparini Kusumajati
"Fanatisme terhadap sebuah produk tidak selalu berawal dari tingginya kualitas produk, Dari berbagai temuan riset maupun kajian terdahulu, terdapat temuan bahwa relasi antar konsumen dan produk yang dikonsumsinya, lebih sering membangun fanatisme terhadap brand. Salah satu bentuk relasinya terwujud sebagai komunitas brand online. Xiaomi dengan komunitas brand online, Mi Community Indonesia, merupakan salah satu contoh dari produk low-end market yang memiliki pengikut sangat loyal terhadap brandnya. Kesetiaan para fans Xiaomi ini telah terbukti di berbagai negara salah satunya adalah Indonesia. Mi Community Indonesia telah berdiri sejak 2017 dengan puluhan Mi Fans regional yang telah terbentuk secara organik semenjak Xiaomi masuk ke Indonesia. Untuk mendalami yang terjadi pada fenomena Xiaomi itulah, tesis ini bertujuan untuk mengkategorikan jenis keanggotaan yang terdapat pada Mi Community Indonesia dan bentuk prilaku pengkultusan brand dari setiap jenis anggota komunitas. Untuk mencapai tujuan dari penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan metode studi netnografi melalui observasi netnografi dan wawancara mendalam dengan informan kunci. Penelitian ini menggunakan konsep komunitas brand online, termasuk didalamnya interaksi dan jenis keanggotaan komunitas brand dan pengkultusan brand. Jenis keanggotaan dan perilaku pengkultusan brand dianalisis melalui post, thread dan hasil wawancara dengan informan kunci. Dari hasil penelitian, ditemukan adanya enam jenis keanggotaan dalam Mi Community Indonesia yang terbagi menjadi the Learner, the Pragmatist, the Opinion Leader, the Activist, the Evangelist dan the Blindfold Cult. Bentuk perilaku pengkultusan brand ditemukan pada jenis keanggotaan the Evangelist dan the Blindfold Cult. Penelitian ini juga menemukan adanya bentuk pengkultusan brand yang dilakukan oleh anggota Mi Community Indonesia, dimana perilaku pengkultusan brand ini banyak terjadi pada interaksi yang didasarkan pada jenis impressions management dan community engagement. Pengkultusan brand yang terjadi pada anggota Mi Community Indonesia merupakan suatu bentuk unjuk diri kepada dunia luar menutupi realitas semu mereka terhadap produk Xiaomi itu sendiri.

Fanaticism about a product does not always start from the high quality of the product itself. Based on previous research and studies, found out that there are a special relationship between consumers and the products they consume, more often builds fanaticism towards the brand. One form if its relationship is reflected as an online brand community. Xiaomi, with its well-known online brand community, Mi Community Indonesia, is the example of a low-end market product that have a very loyal brand followers. Their loyalty is proven in various country of Xiaomi target market in which Indonesia is one of them. Mi Community Indonesia formed since 2017 with dozens of regional Mi Fans that already formed organically since Xiaomi enter Indonesia smartphone’s market. This thesis objective is to determine the type of membership in Mi Community Indonesia and their form of brand cult towards Xiaomi as a brand of each type of membership in Mi Community Indonesia. This research is using qualitative approach with netnography study as its method. This research is using both netnography observations and in-depth interview with key informant. This research is using online brand community including the interaction within brand community and type of membership in brand community and brand cult as its concepts. In this research, type of membership and behaviour of brand cults are analysed by post, thread and online data system given by Mi Community Indonesia and interview result with key informant. The results of this research show that there are six types of membership in Mi Community Indonesia which divided into the Learner, the Pragmatist, the Opinion Leader, the Activist, and the Blindfold Cult. The brand cult behaviour is found in the Evangelist and the Blindfold Cult type of membership. This research also found behaviour of brand cult of members in Mi Community Indonesia, in which happens in interaction that based on impressions management and community engagement kind of interactions within the community. Brand cult behaviour that happens in Mi Community Indonesia is a form of rally to cover their false reality towards Xiaomi’s product."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiasina, Firensca
"Latar Belakang : Kolitis merupakan penyakit gastrointestinal yang banyak ditemukan dan menjadi masalah utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Zinc, trace element penting dengan berbagai fungsi diantaranya antimikrobial mukosa intestinal, meningkatkan fungsi barrier gastrointestinal, dan fungsi imun. Kolitis menyebabkan perubahan anatomis saluran gastrointestinal, dianggap dapat menyebabkan defisiensi zinc akibat gangguan penyerapan dan peningkatan ekskresi. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil zinc darah dan analisa tinja pada pasien kolitis di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Metode : Dilakukan penelitian potong lintang pada bulan Agustus 2019-November 2019. Subjek kolitis diperoleh secara konsekutif dari pasien yang kontrol di poliklinik gastroenterologi atau menjalani kolonoskopi di Pusat Endoskopi Saluran Cerna RSUPN. dr. Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan sampel zinc darah secara spektrofotometri dan analisa tinja subjek kolitis untuk menilai profil zinc darah dan analisa tinja. Kadar zinc darah subjek kolitis dibandingkan dengan kadar zinc darah subjek sehat. Hasil : Terdapat 40 subjek kolitis dan 16 subjek sehat yang disertakan untuk dianalisis pada penelitian ini. Diperoleh 45% pasien kolitis yang defisiensi zinc dengan rerata kadar zinc kelompok kolitis adalah 10,9 ± 1,9 µmol/L dan rerata kadar zinc subjek sehat 12,3 ± 1 µmol/L. Profil analisa tinja kelompok kolitis ditemukan konsistensi lembek 90%, BAB berlendir 17,5%, peningkatan jumlah eritrosit 60%, peningkatan jumlah leukosit 5%, positif amilum 20%, positif lemak 7,5%, pH asam 97,5%, positif darah samar tinja 37,5%, dan jamur di tinja 7,5%.
Simpulan : Kadar zinc pada kelompok kolitis lebih rendah bermakna dibanding kadar zinc pada kelompok sehat. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mempertimbangkan pemberian terapi zinc pada pasien kolitis dengan defisiensi zinc.

Background: Colitis is a common gastrointestinal disease that is a major problem in developing countries including Indonesia. Zinc, an important trace element with various functions including antimicrobial intestinal mucosa, improves gastrointestinal barrier function, and immune function. Colitis causes anatomical changes in the gastrointestinal tract, considered to cause zinc deficiency due to impaired absorption and increased excretion. This study aims to determine the profile of blood zinc and fecal analysis in colitis patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Methods: A cross-sectional study was conducted on 40 colitis and 16 healthy subjects in August 2019-November 2019. Colitis subjects were obtained consecutively from patients who were in the gastroenterology outpatient clinic or underwent colonoscopy at the Gastroenterological Endoscopy Center of RSUPN. dr. Cipto Mangunkusumo. Spectrophotometric examination of blood zinc samples and fecal analysis of colitis subjects to assess blood zinc profile and stool analysis. The level of colitis in the subjects' blood zinc was compared with the level of zinc in the healthy subject. Results: There were 40 colitis subjects and 16 healthy subjects included for analysis in this study. 45% of colitis patients who were deficient in zinc with a mean zinc level in the colitis group were 10.9 ± 1.9 μmol / L and the mean zinc level in healthy subjects was 12.3 ± 1 μmol / L. Fecal analysis profile of colitis group found 90% soft stool consistency, 17.5% slimy stool, increase in erythrocyte count 60%, increase in leukocyte count 5%, positive starch 20%, positive fat 7.5%, acid pH 97.5%, positive Fecal blood feces 37.5%, and fungi in feces 7.5%.
Conclusion: Zinc levels in the colitis group were significantly lower than zinc levels in the healthy group. Further research needs to be done to consider giving zinc therapy to colitis patients with zinc deficiency.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Ratna S.
"Ruang lingkup dan metodologi penelitian:
Anemia pada tenaga kerja wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Penelitian ini merupakan studi intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja wanita melalui program penanggulangan anemia dan perbaikan gizi. Sampel berjumlah 44 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pemeriksaan fisik, dan laboratorium (Hemoglobin dan tinja), penilaian pengetahuan mengenai anemia dan gizi, penilaian pola makan dan asupan makanan (energi, protein, zat besi), pengumpulan data sekunder. Intervensi yang dilakukan adalah; 1. Pemberian tablet besi folat (200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat) seminggu 1 x 1 tablet, selama 16 minggu, pada waktu hid diberikan setiap hari 1 x 1 tablet, 10 hari berturut-turut, 2. Obat cacing (Pyrantel Pamoat 500 mg), dosis tunggal, 3. Penyuluhan mengenai makanan bergizi. Evaluasi hasil intervensi, dilakukan dengan cara membandingkan perubahan dari keluhan subyektif, infestasi cacing, kadar Hb, skor pola makan dan asupan makanan, sebelum dan setelah intervensi.
Hasil dan kesimpulan:
Dari 44 tenaga kerja wanita ditemukan 12 orang (27,27%) menderita anemia, 7 orang diantaranya dengan infestasi cacing positif. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anemia pada penelitian ini, adalah, status gizi, pengetahuan, pola makan dan asupan makanan. Setelah intervensi selama 16 minggu, berhasil meningkatkan kadar Hb rata-rata sebesar 1,83 g% (SD ±0,51) dari rata-rata 10,56 g% menjadi 12,36 g%, selain itu terdapat penurunan keluhan subyektif, peningkatan skor pola makan dan asupan makanan secara bermakna p < 0,05.

A Study on the Nutritional Deficiency Anemia of the Production Female Workers of PT.BPB, Jakarta, 2000The scope and methodology of the study
Anaemia on female workers is still a health problem that reduces their productivity. This study involves intervention that is aimed to increase the health of the female workers by means of anaemia prevention and nutrition improvement. The approach used to perform data gathering from a sample of 44 person includes, observation, interviews, physical examination, laboratory testing (haemoglobin and feces), measurement of their knowledge level on anaemia and nutrition, examination on the consumed food quality and eating habit, and the use of secondary data pool. Performed interventions include; 1. Providing folat iron tablets (200 mg ferro sulfat and 0,25 mg folat acid), 1 tablet per week for 16 weeks. During menstruation period the dosage is changed to ] tablet daily for 10 days, 2. Providing worm tablets (Pyrantel Pamoat, 500 mg) single dosage, 3. Awareness program on healthy food. The evaluation of interview results is performed by comparing the changes in subjective complaints, worm infestations, haemoglobin level, scoring on consumed food quality and eating habit before and after the intervention.
Result and conclusion
Out of 44 female workers, 12 persons (27.27 %) were found to suffer from anaemia, 7 of them with worm infestation. Other factors that causes anaemia, based on the study, included nutrition status, awareness of consumed food quality and eating habit. After 16 weeks intervention, haemoglobin was sucessfully increased by 1.83 g% (SD ±0,51) from an average of 10,56 g% to 12,36g%, in addition, decrease in subjective symptoms, improvement of consumed food quality and eating habit were also noted."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T8353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Taruna
"Gizi buruk merupakan kekurangan gizi tingkat berat terutama pada anak-anak dibawah umur lima tahun (balita) dan merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang perlu ditanggulangi karena berdampak terhadap kesehatan dan Human Devolopment Index manusia Indonesia 15-20 tahun yang akan datang.
Masalah gizi memiliki dimensi yang luas, tidak hanya merupakan masalah kesehatan tetapi juga meliputi masalah sosia}, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Faktor pencetus munculnya masalah gizi dapat berbeda antara wilayah ataupun antara kelompok masyarakat, bahkan akar masalah ini dapat berbeda antara kelompok usia balita.
Kondisi krisis ekonomi sejak tahun 1997 dan terus berkelanjutan sampai saat ini, menyebabkan daya beli pada masyarakat secara umum menjadi menurun, karena disatu pihak relatif banyak yang kehilangan sumber mata pencaharian sementara dipihak lain adanya peningkatan harga barang dan jasa. Hal ini dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap kesehatan dan gizi masyarakat, terutama balita. Masalah gizi pada anak balita di provinsi Riau dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor status ekonomi keluarga dengan terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita umur 6 bulan sampai < 5 tahun di Kabupaten Kampar Riau tahun 2002, dengan variabel kovariatnya yaitu riwayat diare, pendidikan ayah, pendidikan ibu, umur balita, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, dan pemberian ASI ekslusif.
Penelitian ini merupakan penelitian bservasional dengan metoda kasus kontrol. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita umur 6-59 bulan dengan status gizi buruk saat penelitian, dan sebagai kontrolnya adalah ibu dengan balita gizi baik (148 kasus dan 148 kontrolnya). Penelitian dilakukan di Kabupaten Kampar Riau. Analisis data dilakukan dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil uji analisis logistik diketahui ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi keluarga dengan terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita di Kabupaten Kampar Riau (p=0,0001) dengan OR 2,8599 (95% CI: 1,7176 - 4,7619 ). Dari hasil perhitungan dampak potensial diketahui bahwa status eknomi keluarga (keluarga miskin) mempunyai kontribusi sebesar 47% sebagai faktor risiko terjadinya gizi buruk balita, artinya jika faktor ini dihilangkan maka akan dapat dicegah terjadinya gizi buruk pada balita sebesar 47%.
Disimpulkan bahwa status ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya gizi buruk pada anak balita, untuk itu dalam upaya penanggulangan dan pencegahan masalah gizi agar memberikan perhatian dan penekanan kepada variabel status ekonomi keluarga (kemiskinan), dengan melakukan upaya terpadu. Dalam pemilihan dan perencanaan upaya yang berkaitan dengan masalah gizi buruk ini agar mempertimbangkan ukuran dampak potensial yang berkontribusi terhadap terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita.

The Relationship Between Family Economical Status and The Incidence of Severe Malnutrition Cases Among Children of Under five Years in Kabupaten Kampar Riau Province 2002Severe Malnutrition is the chronic nutrient deficiency, which usually occurs at under five years old children. It also the main nutrient problems in Indonesia that should have to decline and reducing its effects to health and Indonesians Human Development Index for the next 15 - 20 years.
The nutrition problem has a very wide dimension, not just public health problems but also social, economic, culture, care, education, and environment. The ignitions of nutrition problems in one region or society to another could be different, in fact the occurrence among under five years old children could be different.
Indonesia's economic crisis conditions in 1997 and still continuing today caused public's purchasing power decreasing generally, as effect of un-employments and the raise of goods and services prices. Those conditions could make worst for public's health and nutrients, especially toddlers. Nutrient problems in Riau Province inclination increase years after years.
The goals of this research is to determines the connection between economical status factors and severe malnutrition incidences, age between 6 months - 5 years old, at Kabupaten Kampar Riau in 2002; with diarrheic, parents educational, toddlers age, gender, numbers of family members, parents works, mother's maternity knowledge, and breast feeding, as the covariate variables.
This research is an observational research with case control method. The respondents of this research are the mothers that have children of under five years, which have severe malnutrition, and as the controls are the mothers that have good nutrition (148 cases and 148 controls). The research took place at Kabupaten Kampar Riau (p = 0,0001) with OR 2, 8599 (95% CI: 1,7176 - 4,7619).
According to potential effect formula, had known that the family's economical status (poor family) have 47% contributions as risk factor of severe malnutrition cases , that mean if we can eliminate this factor, we can reduce the toddlers bad nutrient cases to 47%.
The conclusion of the research, that family's economical status has a significant connection to incidence severe malnutrition cases, therefore any dealing and prevention acts with public's nutrients and health problems should pay attention to family's economical status variable by doing full planning works. In determining and planning acts to prevent the nutrient problems, we have to considering the potential effect values that make contributions to severe malnutrition cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>