Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwinsyah Satria
Abstrak :
Telah dibuat suatu prototipe instrumen untuk pengukuran berat dengan menggunakan sensor LVDT (LVDT weigh cell). Rangkaian pembangkit gelombang AC untuk LVDT menggunakan osilator Wien-Bridge yang disambungkan dengan penguat arus. Rangkaian pengkondisi sinyal dibuat untuk menyearahkan tegangan AC, menapis, dan menguatkan sinyal keluaran LVDT. Untuk sistem akuisisi digunakan Data Acquisition (DAQ) card NI PCI-6024E yang dihubungkan ke Personal Computer (PC). Bahasa pemrograman LabVIEW digunakan untuk membuat tampilan pada PC berupa panel depan dengan indikator dan kontrol yang menampilkan data hasil pengukuran berat. Beberapa parameter uji pada penelitian ini adalah osilator, LVDT, pegas, pengkondisi sinyal, DAQ, pengendali beban, dan histeresis. Setelah melakukan pengujian diketahui bahwa jangkau ukur dipengaruhi oleh defleksi pegas. Prototipe LVDT weigh cell yang dibuat pada penelitian ini dicoba untuk jangkauan ukur sampai dengan 1.000 gram dengan resolusi 10 gram.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
T20842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Fahmi Sormin
Abstrak :
Pada Standar Nasional Indonesia (SNI) Jembatan dan ACSE-24 mengenai Flood Resistant Design Construction disebutkan bahwa adanya pengaruh scouring terhadap desain jembatan, namun belum ada langkah-langkah yang jelas untuk menghitungnya. Penelitian ini akan membahas mengenai langkah perhitungan scouring yang terjadi di sekitar pondasi menggunakan metode California State University (CSU) dan bagaimana pengaruhnya terhadap beban hidrodinamika yang terjadi pada pondasi menggunakan persamaan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan massa. Penelitian ini menggunakan alat bantu aplikasi SAP2000 untuk mengetahui besarnya defleksi yang terjadi serta dibandingkan dengan defleksi izin agar tidak terjadi kegagalan struktur pondasi jembatan. Variabel yang diuji coba pada penelitian ini diantaranya massa jenis, curve number, periode ulang, durasi terjadinya hujan, koefisien Manning, dan tinggi inflow. Data variabel tersebut divariasikan untuk mengetahui variabel mana yang paling sensitif terhadap scouring dan defleksi yang terjadi dengan melakukan sensitivity analysis menggunakan metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan adanya pembesaran luas kontak gaya yang bekerja sehingga perlu diperhitungkan debit kritis yang menghasilkan defleksi maksimum yang terjadi pada pondasi. ......In the Standar Nasional Indonesia (SNI) for Bridge and ACSE-24 about Flood Resistant Design Construction, it is mentioned that there is a scouring effect on the bridge design, but there are no clear steps to calculate it. This study will discuss the steps of scouring calculation that occur around the foundation using the California State University (CSU) method and how they affect the hydrodynamic load that occurs on the foundation using the law of conservation of momentum and the law of conservation of mass. This study uses SAP2000 application tools to determine the magnitude of the deflection that occurred and compared with permit deflection so that the bridge foundation structure doesn’t fail. The variables tested in this study include density, curve number, return period, duration of rainfall, Manning coefficient, and inflow height. The variable data is varied to find out which variable is most sensitive to scouring and deflection that occurs by conducting sensitivity analysis using the Pearson correlation method. The results showed an enlargement of the area of ​​contact force that worked so it was necessary to calculate the critical discharge which produced the maximum deflection that occurred at the foundation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidya Chitraningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini, nanokomposit matriks epoxy dengan kandungan organoclay yang berbeda telah disintesa dan pengaruh filler organoclay diamati. Uji tarik dan HDT dilakukan untuk mendapatkan sifat nanokomposit. Karakterisasi sifat mekanik, seperti tensile strength, tensile modulus, dan elongation at break diperoleh.

Nanokomposit epoxy - clay telah disIntasa melalui proses polimerisasi insitu. Epoxy resin tipe DER 331 dan Versamid 125 digunakan masing-masing sebagai matriks dan curing agent. Nanofiller yang digunakan adalah organoclay yang dibuat dengan clay yang berasal dari Tapanuli melalui reaksi pertukaran kation pada kation ammonium yang terdapat pada surfaktan heksadesiltrimetilamonium bromida (HDTMABr) dengan metode ultrasonik. Struktur dari organoclay dan nanokomposit epoxy - clay dikarakterisasi dengan menggunakan XRD.

Dari hasil XRD, basal spacing mineral clay akan mengembang dari 1.4 nm menjadi 2.2 nm. Sedangkan untuk epoxy - clay nanokomposit, tidak ada satupun hasil XRD yang memperlihatkan puncak difraksi. Puncak difraksi yang tidak terdeteksi dapat dihubungkan dengan struktur eksfoliasi atau basal spacing yang tinggi. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa tensile modulus pada nanokomposit meningkat dengan bertambahnya kandungan clay. Peningkatan maksimum diperoleh ketika dilakukan penambahan 2 wt% kandungan clay, yaitu sebesar 8.24%. Tidak seperti halnya tensile modulus, penambahan clay pada nanokomposit menghasilkan tensile strength dan elongation at break yang lebih rendah dibandingkan dengan epoxy murni.

Hasil dari uji Heat Deflection Temperature ( HDT) menunjukkan peningkatan suhu defleksi maksimum dicapai ketika penambahan kandungan clay sebesar 4 wt%.
ABSTRACT
In this research, epoxy matrix nanocomposites with different compositions of organoclay are manufactured and effect of organoclay filler were studied. Tensile test and HDT were conducted to obtain the performance of nanocomposites. The mechanical characteristics, such as tensile strength, tensile modulus, and elongation at break were evaluated.

Epoxy - clay nanocomposites were synthesized by an in - situ polymerization process. Epoxy resin DER 331 and Versamid 125 were used as a matrix and a curing agent, respectively. Organoclay as nanofiller was prepared from Tapanuli clay with a cation exhange reaction using ammonium cations of hexadecyltrimethylammonium bromide (HDTMABr) surfactant by ultrasonic method. Both structure of organoclay and epoxy - clay nanocomposites were characterized using XRD.

From XRD results, it was exhibited that the basal spacing of clay minerals was expanded from 1.4 nm to 2.2 nm. While, none of epoxy - clay nanocomposites showed any diffraction peak. The absence of diffraction peaks can be attributed to exfoliated structure or higher basal spacing.

The tensile test results showed that the tensile modulus of the nanocomposites increases with increasing clay content. A maximum of 8.24% improvement is observed with an addition of 2 wt% clay. Unlike the tensile modulus, the nanocomposites of all clay content showed a lower tensile strength and elongation at break than that of the pure epoxy.

Heat Deflection Temperature (HDT) test exhibited that addition of 4 wt% clay provided a maximum of 10.45% improvement of temperature deflection.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Miranti
Abstrak :
Pondasi tiang digunakan untuk menopang struktur. Di desain dapat menahan beban vertikal dan beban lateral. Tiang yang menerima pembebanan lateral merupakan permasalahan dalam rekayasa pondasi yang melibatkan interaksi tanah dan struktur. Akibat dari tiang yang terkena beban lateral dapat menimbulkan defleksi atau pergeseran tiang. Perencanaan awal pondasi diharapkan mendapatkan hasil yang tidak kurang atau lebih kapasitasnya dengan hasil pengujian pondasi langsung di lapangan. Metode pengujian kapasitas pondasi yaitu uji pembebanan lateral statik untuk mendapatkan defleksi lateral tiang. Penelitian ini menganalisis balik perhitungan dengan metode finite difference non-linier menggunakan aplikasi LPile 2019. Bertujuan mendapatkan parameter kurva p-y yang merepresentasikan hasil yang mendekati hasil pengujian pembebanan lateral di lapangan. Data penelitian dari 3 lokasi proyek dengan kondisi geoteknik tanah lunak cukup tebal. Sebanyak 20 tiang pancang uji dengan diameter tipikal 600 mm dan 1 tiang 500 mm. Data SPT sebanyak 8 titik yang digunakan sebagai parameter pemodelan. Pemodelan dilakukan dengan menginput properti tiang, lapisan tanah tiap kedalaman, parameter awal, dan beban lateral untuk mendapatkan defleksi lateral tiang. Hasil yang didapatkan menunjukkan 11 tiang pancang dapat menggunakan model soft clay, 8 tiang dapat menggunakan 2 model soft clay dan stiff clay with free water. Parameter kurva p-y dari hasil pemodelan sesuai dengan korelasi SPT sebagai referensi pada literatur yang digunakan. Perbaikan tanah pada lokasi proyek mempengaruhi nilai cu mengalami peningkatan. ......Pile foundations are used to support structures. It is designed to withstand vertical loads and lateral loads. Piles that receive lateral loading are a problem in foundation engineering that involves the interaction of soil and structure. As a result og piles that are exposed to lateral loads can cause deflection or displacement of the pile. Design foundation is expected to get results that are not less or more capacity with the results of direct foundation testing in the field. The method of testing the foundation capacity is the static lateral loading test to obtain the lateral deflection of the pile. This research analyzes the back calculation with the non-liniear finite difference method using LPile 2019. The aim is to obtain p-y curve parameters that represent results that are close to the result of lateral loading test. Research data from 3 project sites with moderately thick soft soil geotechnical conditions. A total of 20 test piles with a typical diameter of 600 mm and 1 pile of 500 mm. SPT data of 8 points were used as modeling parameters. Modeling was performed by inputting pile properties, soil layers, initial parameters, and lateral loads to obtain pile lateral deflection. The results obtain show that 11 piles can use the soft clay model, 8 piles can use 2 models of soft clay and stiff clay with free water. The p-y curve parameters from the modeling results are in accordance with the SPT correlation as a reference in the literature used. Soil improvement at the project site affects the cu to increase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Fahmi Sormin
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) Jembatan dan ACSE-24 tentang Konstruksi Desain Tahan Banjir disebutkan bahwa ada pengaruh gerusan pada desain jembatan, namun tidak ada langkah yang jelas untuk menghitungnya. Penelitian ini akan membahas langkah-langkah untuk menghitung gerusan yang terjadi disekitar pondasi menggunakan metode California State University (CSU) dan bagaimana pengaruhnya terhadap beban hidrodinamik yang terjadi pada pondasi menggunakan persamaan kekekalan momentum dan hukum kekekalan massa. Penelitian ini menggunakan alat bantu aplikasi SAP2000 untuk mengetahui besarnya lendutan yang terjadi dan membandingkannya dengan lendutan ijin sehingga tidak terjadi keruntuhan pada struktur pondasi jembatan. Variabel yang diuji dalam penelitian ini meliputi kepadatan, jumlah kurva, periode ulang, durasi hujan, koefisien Manning, dan ketinggian inflow. Data variabel divariasikan untuk mengetahui variabel mana yang paling sensitif terhadap gerusan dan defleksi yang terjadi dengan melakukan analisis sensitivitas menggunakan metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pembesaran bidang kontak gaya kerja sehingga perlu diperhitungkan debit kritis yang mengakibatkan defleksi maksimum yang terjadi pada pondasi.
ABSTRACT
In the Indonesian National Standard (SNI) for Bridges and ACSE-24 concerning Flood Resistant Design Construction, it is stated that there is an effect of scour on the bridge design, but there are no clear steps to calculate it. This study will discuss the steps to calculate the scour that occurs around the foundation using the California State University (CSU) method and how it affects the hydrodynamic load that occurs on the foundation using the conservation of momentum equation and the law of conservation of mass. This study uses the SAP2000 application tool to determine the magnitude of the deflection that occurs and compare it with the allowable deflection so that there is no collapse of the bridge foundation structure. The variables tested in this study include density, number of curves, return period, rain duration, Manning coefficient, and inflow height. Variable data were varied to determine which variables were most sensitive to scour and deflection that occurred by performing sensitivity analysis using the Pearson correlation method. The results show that there is an enlargement of the contact area of ​​the working force so that it is necessary to calculate the critical discharge resulting in the maximum deflection that occurs in the foundation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gere, James M.
Jakarta: Erlangga , 2000
531 GER mt II (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yahya Januarilham
Abstrak :
Pembangunan suatu kapal memerlukan biaya yang cukup besar. Dari segi disain dan konstruksi harus dipilih yang paling efisien dalam hal kekuatan dan material untuk menekan biaya produksi. Melihat hal tersebut modifikasi disain dapat dijadikan alternatif dengan tetap memperhatikan kekuatan dan waktu pengerjaan. Tujuan skripsi ini adalah untuk membandingkan tegangan dan defleksi pada kapal lurus dengan konstruksi standar dan silang. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mendisain kapal dengan konstruksi standar dan silang kemudian dihitung tegangan dan defleksi maksimal dengan simulasi software SAP2000. Setelah dianalisis ternyata tegangan pada konstruksi silang lebih kecil nilainya daripada konstruksi standar, tetapi memiliki defleksi rata-rata pada konstruksi silang yang lebih besar daripada konstruksi standar. Kapal lurus dengan konstruksi silang dapat dibangun dengan memiliki kekuatan dan distribusi tegangan yang lebih baik daripada konstruksi standar, tetapi memiliki defleksi yang signifikan. Untuk memiliki tegangan (stress) yang sama maka ketebalan pelat pada konstruksi silang dapat lebih tipis daripada konstruksi standar. ......Ship building needs a lot of costs. Based on the design and construction view, in ship building sector, it needs to select the most efficient strength and material element to press on the production costs. From that view, design modification can become an alternative which is still focusing on the strength and working time. The purpose of this thesis is to compare the stress and deflection in flat hull ship with the standard and cross construction. The method of this research is by designing the ship with the standard and cross construction, then the maximum rate of its stress and deflection is calculated using simulation software SAP 2000. After it has been analyzed, the stress value on cross construction is lower than the standard construction, but it has a higher average deflection value than standard construction. Flat hull ship with cross construction can be built in a better strenght than the standard construction. In order to have the same stress, the plate thickness on cross construction can be thicker than the standard construction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51002
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dalam rangka meningkatkan pembangunan jalan beton semen dengan metoda pracetak yang lebih efisien dengan mutu yang lebih terjamin, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan telah mengkaji perkembangan jalan beton pracetak di beberapa negara, melakukan pemantauan perkerasan jalan beton pracetak di jalur Busway dan ruas jalan Cakung - Cilincing...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Nabila
Abstrak :
Serat jute merupakan salah satu serat alam yang ramah lingkungan dengan harga relatif murah dan volume produksi relatif tinggi. Polipropilena dipilih sebagai matriks karena sifat unggul yang dimiliki dan dapat didaur ulang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh fraksi berat serat jute sebagai penguat pada matriks polipropilena untuk mendapatkan nilai optimum fraksi berat serat jute pada komposit. Serat jute mendapat perlakuan awal dengan alkalisasi. Fabrikasi komposit polipropilena diperkuat serat jute diawali dengan metoda ekstruksi untuk polipropilena dan kemudian menyusun matriks polipropilena dan serat jute menjadi lamina menggunakan metode hot-press. Hasil uji tarik dan uji Heat Deflection Temperature memperlihatkan bahwa penambahan 40 wt% serat jute pada komposit polipropilena menaikkan kuat tarik sebesar 6% menjadi (38,2±4,9)MPa, modulus Young sebesar 50,2% menjadi (3,20±0,26)GPa dan suhu defleksi sebesar 143% menjadi (143,3±1,14)°C dibandingkan dengan PP murni. Hasil pengamatan dengan Scanning Electron Microscopy pada permukaan patahan diketahui bahwa mode kegagalan pada komposit adalah fiber pull-out. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa komposit polipropilena diperkuat serat jute memiliki sifat mekanik yang tidak terlalu baik karena ikatan antarmuka serat-matriks yang tidak terlalu kuat "moda kegagalan fiber pull-out" menunjukan bahwa proses transfer beban dari matriks ke serat tidak terjadi dengan baik.
Jute is one of eco-friendly natural fiber with relatively low cost and high volume production. Polypropylene was selected as a matrix due to good specific properties and recyclable. This study aimed to determine the effect of weight fractions of jute fiber as an reinforcement in the polypropylene matrix to obtain an optimum weight fraction of jute fiber on composites. Jute fiber was pre-treated through alkalization. The polypropylene based reinforced jute fiber composite was initially produced by extrusion process for the polypropylene, followed by fabricated the composites by compiling a polypropylene matrix and jute fiber into lamina using a hot-press methods. The results of tensile test and heat deflection Temperature test showed that the addition of 40 wt% jute fiber to polypropylene composites increased the tensile strength about 6% up to (38.2±4.9)MPa, the Young modulus about 50.2% up to (3.20±0.26)Gpa, and the deflection temperature about 143% up to (143.3±1.14)°C compared to pure PP. Based on the observation on the fracture surfaces by Scanning Electron Microscopy, it was shown that the mode of failure on the composites failure surfaces are "fiber pull-out". It was found that the tensile properties of the jute fiber reinforced polypropylene composites were not very good due to the weak interface bond between the fiber and the matrix, the "fiber pull-out" failure, indicated that the load from matrix to fiber was not well transfered.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>