Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Kusumo
"ABSTRAK
Skripsi yang berjudul TINDAKAN MONETER II 13 DESEMBER 1965 DAN PENGARUHNYA BAGI MASYARAKAT JAKARTA 1963-1966 ini, membahas keadaan di Indonesia, khususnya Jakarta antara tahun 1963 - 1966 terutama bidang ekonomi yang berhubungan dengan Tindakan Moneter II 13 Desembar 1965. Dalam pembahasan skripsi ini diawali dengan keadaan perekonomian Indonesia pada awal tahun 1060-an, pada saat itu perekonomian Indonesian dikalahkan oleh kepentingan-kepentingan politik. Kondisi ini menyebabkan keadaan perekonomian dan sektor-sektor industri memburuk dan tidak berjalan dengan baik. Gambaran mengenai politik yang menjadi panglima pada periode tersebut, sehingga politik menjadi yang nomor satu dan mengalahkan kepentingan-kepentingan negara lainnya, menjadi salah satu perhatian dalam skripsi ini. Selain itu skripsi ini juga akan membahas mengenai bagaimana kondisi politik negara saat itu dapat mempengaruhi perekonomian dan sektor-sektor industri. Selanjutnya dibahas mengenai usaha-usaha yang dilakukan pemerintahan Presiden Sukarno untuk memperbaiki keadaan perekonomian negara, tanpa memprioritaskan bidang ekonomi itu sendiri. Usaha yang diakukan pemerintah tersebut, antara lain dengan mengeluarkan DEKLARASI EKONOMI pada tahun 1963, yang kemudian menjadi dasar pembangunan perekonomian jangka pandek. Keadaan masyarakat Jakata pada periode 1963 - 1966 yang kehidupan sehari_-harinya tidak dapat berjalan dengan baik, menjadi semakin sulit karena barang-barang kebutuhan semakin langka dan harganya tinggi. Setelah pemerintah mengeluarkan Deklarasi Ekonomi diharapkan keadaan perekonomian dapat diperbaiki, namun pada kenyataannya Deklarasi ini tidak dapat memperbaiki perekonomian negara, dan dilain pihak jumlah peredaran uang di masyarakat dan tingkat inflasi terus meningkat. Keadaan ini kemudian membuat pemerintah memutuskan untuk melaksanakan Tindakan Moneter II pada 13 Desembar 1965, yang tujuannya untuk menurunkan jumlah peredaran uang dan menekan tingkat inflasi, serta kemudian menggerakkan kembali roda perekonomian yang macet. Ketidak seriusan pemerintah dalam rnemperbaiki keadaan perekonomian negara, termasuk dalam menjalankan Tindakan Moneter II, ditambah dengan adanya peristiwa 6 30S/Pa, justru membuat kehidupan sehari-hari masyarakat semakin buruk dan sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga barang-barang terutama BBM pada bulan Januari 1966, menyebabkan peredaran uang di masyarakat meningkat lagi dan tujuan dari Tindakan Moneter II itu tidak tercapai. Dengan tingkat harga yang tinggi, semetara uang yang dimiliki masyarakat nilainya diturunkan, timbul kecemasan dalam masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan dikeluarkannya Tindakan Monster II ini, selama beberapa hari kehidupan masyarakat diliputi keragu-raguan, terhadap perkembangan yang akan terjadi. Sebagian dari anggota masyarakat memutuskan untuk menghentikan aktivitas sehari-harinya sambil menunggu situasi menjadi lebih baik dan pasti. Keadaan ekonomi yang buruk ditambah dengan suhu politik yang tinggi, pada akhirnya membuat masyarakat turun kejalan dan menuntut perbaikkan perekonomian serta penyelesaian masalah G 30 S/PKI. Aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan ini, melahirkan suatu kekuatan politik Baru dari kalangan mahasiswa yaitu KAMI yang dengan jelas mengajukan tuntutan kepada pemerintah untuk mengadakan perbaikan keadaan negaran melalui TRITURA. Perbaikan perekonomian negara mulai dilaksanakan setelah Jenderal Soeharto mulai banyak bereperan dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan yaitu setelah dikeluarkannya SUPERSEMAR. Pemerintahan di bawah Jenderal Soeharto. ini mengadakan perbaikkan perekonomian dengan memberikan prioritas utama pada stabilitas moneter dan pengendalian tingkat inflasi. Dengan perhatian yang besar terhadap perbaikkan perekonomian tanpa mendahulukan kepentingan-kepentingan lainnya, maka keadaan perekonomian negara sedikit demi sedikit membaik, demikian juga dengan kehidupan sosial masyarakat yang semakin membaik pula.

"
1996
S12144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammed Dhiyabiyozca Rizcarr
"Artikel ini membahas pelaksanaan kebijakan Deklarasi Ekonomi. Deklarasi Ekonomi dikemukakan pada 28 Maret 1963 yang diikuti dikeluarkannya empat belas peraturan pelaksana yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah ekonomi.Kebijakan jangka pendek yang tercantum dalam Deklarasi Ekonomi adalah program sandang-pangan. Program sandang-pangan adalah program yang bertujuan meningkatkan produksi sandang-pangan untuk memenuhi kebutuhan primer masyarakat.Penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi penelitian sejarah ekonomi Indonesia pada masa Terpimpin 1959-1965. Topik ini tidak banyak dibahas dan penelitian sebelumnya umumnya berupa deskripsi, dan kendala dari faktor politik. Penelitian ini bertujuan menghadirkan fakta yang dianalisis dengan sudut pandang sejarah bahwa kebijakan tersebut dalam pelaksanaannya mengalami kendala karena faktor ekonomi. Temuan penelitian ini adalah Deklarasi Ekonomi termasuk Program sandang-pangan tidak berjalan dengan baik karena faktor ekonomi seperti faktor modal, ekspor-impor bahan pangan yang menurun, ditangguhkannya bantuan luar negeri, dan kurangnya tenaga terampil. Kendala tersebut menyebabkan Deklarasi Ekonomi dan peraturan 26 Mei mengalamikegagalan yang berdampak pada ekonomi Indonesia yang ditandai dengan bahan pangan langka sehingga terjadi inflasi tinggi pada tahun 1965. Penelitian ini dilakukan dengan metode sejarah yang terdiri dari heusristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitianadalah statistik ekonomi tahun 1963-1967 dari BPS, surat kabar Harian Rakjat dan Merdeka, berbagai buku dan jurnal penelitian.

This article discusses the implementation of the Economic Declaration policy. The Economic Declaration was put forward on March 28, 1963 which was followed by the issuance of fourteen implementing regulations which were expected to solve economic problems. The short-term policy stated in the Economic Declaration is the program sandang-pangan. Program sandang-pangan is a program that aims to increase the production of food and clothing to meet the primary needs of the community. This research is intended to complement the research on the history of the Indonesian economy during the Guided period 1959-1965. This topic is not widely discussed and previous research is generally in the form of descriptions, and constraints of political factors. This study aims to present facts that are analyzed from a historical point of view that the policy in its implementation is experiencing obstacles due to economic factors. The findings of this study are that the Economic Declaration including the Program sandang-pangan did not run well due to economic factors such as capital factors, declining exports and imports of food, deferred foreign aid, and lack of skilled workers. These obstacles caused the Economic Declaration and the May 26 regulations to fail which had an impact on the Indonesian economy which was marked by scarce foodstuffs resulting in high inflation in 1965. This research was conducted using historical methods consisting of heusristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources used in this research are economic statistics from 19631967 from BPS, Harian Rakjat and Merdeka newspapers, various books and research journals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library