Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henderson, Hubert
London: Nisbet, 1954
338.521 HEN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Naufal Darydzaky
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara spesifik hubungan antara jenis-jenis tuntutan kerja (quantitative job-demand,cognitive demand, &emotional demand) dengan burnout serta melihat jenis tuntutan kerja mana yang paling dirasanakan tenaga kesehatan. Penelitian dilakukan kepada 317 tenaga kesehatan (Perawat 75%, 77.3% Perempuan, rentang usia berkisar dari 20-65 tahun) Menggunakan alat ukur Oldenburg burnout inventoryuntuk mengukur burnout, dan bagian dari Copenhagen Psychosocial Questionnaire-II untuk mengukur tuntutan kerja. Pengambilan data dilakukan secara daring dan menggunakan teknik convenient sampling dan dilakukan selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara quantitative demand dan burnout (r = .46, p < .01), lalu terdapat hubungan positif yang signifikan antara cognitive demand dan burnout (r = .31, p < .01) dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara emotional demand dan burnout (r = .37, p < .01). Tuntutan kerja dengan jenis emotional demand yang tinggi dirasakan oleh 84% tenaga kesehatan, diikuti dengan cognitive demand yang tinggi dirasakan oleh 64% tenaga kesehatan, dan quantitative job demand yang tinggi dirasakan oleh 30% tenaga kesehatan.
......This study aim to analyze the specific relationship between various type of job-demand (quantitative job-demand, cognitive demand, & emotional demand) with burnout and seek which type that healthcare workers experienced the most. The study was conducted on 317 healthcare workers (75% nurse, 77.3% female, age range 20-65 years) using the Oldenburg Burnout Inventory to measure burnout, and several part of the Copenhagen Psychosocial Questionnaire-II to measure job-demand. The data were collected using online questionnaire, we also used convenient sampling method, the data collection we’re took seven days. We founded that quantitative job-demand corelates with burnout (r = .46, p <.01), cognitive demand also corelates with burnout (r = .31, p <.01) and emotional demand also corelates with burnout (r = .37, p <.01). The majority of healthcare workers experienced that emotional demand are the worse. We also founded that 84% of healthcare workers felt high emotional demand, 64% of healthcare workers felt a high cognitive demand, and 30% of healthcare workers felt high quantitative job demand."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Savitri
"Angkutan umum/bis merupakan salah satu mode angkutan umum yang sangat dibutuhkan oleh sejumlah besar masyarakat terutama golongan menengah ke bawah. Permasalahan pokok yang dihadapi oleh pemakai jasa /user adalah tidak adanya waktu keberangkatan angkutan umum/bis yang tepat, sehingga mempengaruhi waktu perjalanan, waktu tunggu dan sebagainya, Berta cenderung akan mengharapkan jumlah bis yang beroperasi lebih banyak, karena semakin banyak bis yang beroperasi akan semakin cepat waktu keberangkatannya dan semakin kecil waktu tunggunya. Sedangkan permasalahan dari pihak operator/pengelola angkutan umum, akan cenderung untuk membatasi jumlah angkutan umum/bis pada tingkat pelayanan yang paling menguntungkan.
Pendekatan model yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah dengan melakukan optimasi pada proses penjadualan angkutan umum/bis berdasarkan waktu keberangkatan bis yang optimal dengan proses yang dinamik. Dengan mengetahui waktu keberangkatan bis yang optimal, maka didapat besar probabilitas penumpang yang dapat naik pada bis yang pertama kali datang di suatu pemberhentian, setelah kedatangannya penumpang tersebut di suatu pemberhentian tersebut.
Model yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah pengembangan model yang dikemukanan oleh Yosef Sheffi dan Morihisa Sugiyama, yang dikembangkan kembali oleh Dr.Ir. Sutanto Soehodho, MEng (1992). Pengembangan model tersebut mencakup metode untuk penjadualan waktu keberangkatan bis pada rute tunggal. Masalah formulasi program matematika dibatasi dengan kapasitas angkutan umum/bis, jumlah pemberhentian/halte dan jumlah armada yang dibutuhkan. Sedangkan tingkat kedatangan penumpang disetiap pemberhentian/halte, probability perpindahan anal tujuan penumpang dan waktu perjalanan armada dari suatu pemberhentian ke pemberhentian lain dibuat secara asumsi data.
Sebagai solusinya digunakan prosedur dari "Dynamic Programming. Sehingga didapat optimasi penjadualan berdasarkan permintaan stokastik (Stochastic Demand).
Studi kasus dalam pemecahan masalah dipilih Angkutan umum/bis dengan rute tunggal dengan jumlah bis yang optimal didapat sebesar 3 bis. Hasil analisa menunjukan bahwa waktu keberangkatan yang optimal yang didapat dengan menggunakan "Dynamic Programming" adalah sebagai berikut :
Untuk bis yang pertama mempunyai selang waktu selama 23 menit dari waktu yang dijadualkan. Sedangkan untuk bis yang kedua mempunyai selang waktu 14 menit dari bis yang pertama dan untuk bis yang ketiga mempunyai selang waktu 23 merit dengan bis yang kedua.
Adapun hasil dari Program Dinamik tersebut, maka didapatkan waktu keberangkatan yang menghasilkan harga Probabilitas Kejadian X yang optimal yaitu kejadian dimana penumpang dapat naik pada bis yang pertama kali datang di suatu pemberhentian, setelah kedatangannya penumpang tersebut di suatu pemberhentian tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Barlian
"Tesis ini bertujuan mengetahui faktor-faktor apa raja yang mempengaruhi permintaan bahan bakar minyak di Indonesia serta untuk mengetahui faktor mana yang dominan dalam permintaan bahan bakar minyak di Indonesia, bahan bakar minyak terdiri dari minyak tanah, bensin, dan solar. Dalam tulisan ini menggunakan data panel periode 1995 -- 2000 untuk ketiga jenis bahan bakar minyak.
Hasil studi menunjukkan bahwa permintaan minyak tanah di Indonesia dipengaruhi oleh harga minyak tanah, harga LPG, jumlah penduduk, PDRB, permintaan minyak tanah sebelumnya, dengan faktor yang dominan adalah permintaan minyak tanah sebelumnya. Sedangkan pada permintaan bensin pada sektor transportasi, dipengaruhi oleh harga bensin, jumlah penduduk, PDRB, permintaan bensin tahun sebelumnya serta total kuantitas kendaraan, dengan faktor yang paling dominan adalah jumlah penduduk. Pada permintaan solar pada transportasi, dipengaruhi oleh harga solar, jumlah penduduk, PDRB, permintaan solar sebelumnya, dan total kuantitas jumlah kendaraan yang berbahan bakar solar, dengan faktor yang dominan adalah jumlah penduduk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Henri Togar H.
"Tesis ini membahas implementasi transportation demand management yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang hanya melibatkan satu variabel.
Hasil analisis menunjukkan strategi-strategi transportation demand management yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah 1) peningkatan pilihan mobilitas/perjalanan, 2) pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan 3) pengelolaan tata guna lahan. Walaupun relatif kecil, implementasi transportation demand management memberikan dampak beralihnya pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum/massal.
Oleh karena itu penelitian ini menyarankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu menyiapkan sarana dan prasarana transportasi publik yang nyaman, aman, dan dapat diandalkan minimal setara dengan kendaraan pribadi apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menerapkan kebijakan pengurangan penggunaan kendaraan pribadi.

The focus of this study is to evaluate the DKI Jakarta Province Government's implementation in reducing private vehicles use. This research is described in qualitative and interpretive approach by using one variable.
Through this research, DKI Jakarta Province Government's strategy can be summarized as: 1) improving mobility options, 2) restrictions of private vehicles use and 3) land use policies. Eventhough the impact of transportation demand management implementation still less, but in general this strategy have succeded in pulling people to use public transportation.
This research evaluation suggested that Government of DKI Jakarta Province have to provide the comfortable and safe public transportation if The Government DKI Jakarta want to reduce private vehicles use."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28143
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Yonatan Kriswidiyanto
"Industri alas kaki sangat penling karena bersifat labor intensive dan mampu menarik investasi luar negeri. Selain ilu, Indonesia juga dikenal secara baik sebagai negara produsen alas kaki di pasar global, selain itu jaringan pemasarannya alan distribusi pasamya juga tersebar di beberapa negara. Di basar dunia, kinerja ekspor alas kaki Indonesia berfluktuatif sepanjang tahun 2003 sampai 2007. Walaupmm, ekspor alas kaki pemah turun di tahun 2002, tetapi lrend dari ekspor alas kaki Indonesia tersebut menunjukkan peningkatan untuk beberapa tahun belakangan ini.
Tujuan dari penelifjan ini adaiah untuk menilai kinelja ekspor alas kaki Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini akan menilai daya saing ekspor alas kaki Indonesia di negaxa-negara mitra serta menilai dampak dari GDP riil dari negara mitra, harga relatif dan nilai tukar nominal terhadap pennintaan ekspor alas kaki Indonesia. Di dalam penelitian ini, studi kasus pasar yang akan diteliti adalah pasar Amerika Serilcat., Jarman, Belgia, Inggris, Belanda dan Italia.
Metode analisa daya saing yang akan digunakan adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Exporz Specialrbalion Index (ESI), dan Cansganz Market Share Anabfsis (CMSA). Sementam itu, model ekonometrika digunakan untuk menganalisa dampak dari GDP riil dari negara mitra, harga rclatif dan nilai tukar nominal terhadap permintaan ekspor alas kaki Indonesia.
Indeks RCA menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif di pasar dunia selama pedode 2003-2006. Demikian halnya dengan metode ESI yang juga menunjuklcan bahwa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif di enam pasar selama periode 2003-2006. Seiain itu, trend dari nilai indeks ES menunjukkan trend kenaikan nilai keunggulan komparatif di pasar Jerman, Belgia., Inggris, Belanda,dan Italia, kecuali di pasar Amerika Serilcat.
Selama periode 2003-2006, pertumbuhan ekspor alas kaki Indonesia positif di enam pasar tersebut, kecuali di pasar Amerika Serikat. Efek daya saing dari produk alas kaki Indonesia untuk kategori HS 64 adalah posimif di negara Jennan, Inggris, Belanda, dan Italia., kecuali di Amerika dan Belgia. Efek distribusi pamr dari alas kaki Indonesia untuk I-IS 64 menunjukkan angka positif di negara Belgia dan Belanda, kecuali untuk pasar Amerika Serikat, Jennan, Inggris, dan Italia. Efek komposisi komoditas dari alas kaki Indonesia menunjukkan angka negatii Ha] ini berarti komposisi dari produk Indonesia yang dieskspor untuk produk ini lebih kccil daripada produk ekspor yang lain.
Permintaan ekspor untuk keselumhan kategori alas kaki secara signiiikan dipenganlhi oleh variabel GDP riil dari ncgara mitra, variabel nilai tukar nominal, dan variabel harga rclatifl Sementara itu, variabel nilai tukar dikategorikan sebagai clastis. Hal ini berarti bahwa pcnnintaan ekspor untuk kategori ini sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Permintaan ekspor Indonesia untuk kategori sepatu olah raga secara signifikan dipengaruhi oleh variabel GDP riil dari negara mitra dan vaiiabcl nilai tukar nominal. Kedua variabel teisebut dikategorikan tidak elastis. Hai ini berarti bahwa permintaan ekspor tidak sensitif terhadap naik atau turunnya kedua variabel tersebut. Permintaan ekspor alas kaki Indonesia untuk kategori sepatu non olahraga secara signifikan dipengaruhi oleh variabcl nilai tukar nominal dan variabel harga relatifi Sementara itu, variabcl nilai tukar nominal dikategorikan elastis. Hal ini berarti bahwa permintaan ekspor sensitif terhadap pembahan nilai tukar......The footwear industry is very important because this industry is labor intensive and it can attract some foreign direct investment. In addition, Indonesia is well-known as a footwear producer in the global market and its networking or market distribution is also spread across several countries. In the world market, export performance of Indonesia?s fluctuated during 2000 - 2007. Although, exports of footwear declined in 2002, the exports of footwear have been increasing recently.
The objective of this research is to asses the performance of Indonesian footwear exports to partner countries. Therefore, this research will assess competitiveness of Indonesia?s footwear to partner countries, and also assess the impact of real GDP of partner country, relative price, and nominal exchange rate on demand for Indonesia?s footwear exports. In this research, the markets that will be analyzed are the US, Germany, Belgium, UK, Netherlands, and Italian markets.
The methods of competitiveness analysis that will be used in this research are Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Specialiution Index (ESI), and Constant Market Share Analysis (CMSA). Meanwhile, the econometric model will be used to analyze the impact of real GDP of partner country, relative price, and nominal exchange rate on demand for Indonesia?s footwear exports, The RCA index shows that Indonesia had comparative advantage in the world market dining 2003-2006. In addition, the ES index also shows that Indonesia had comparative advantage in the sixth markets during 2003-2006. Trend in ES index of Indonesia?s footwear was increasing in the sixth markets, except ill the US market.
Dining 2003-2006, export growth of Indonesia?s footwear was positive in the sixth markets, except in the US market. The competitiveness effect of Indonesia?s footwear (HS 64) was positive in the Germany, UK, Netherlands, and Italy except in the US and Belgium. The market distribution effect of Indonesia?s footwear (I-IS 64) was positive in the Belgium, and Netherlands except in the US, Germany, UK and Italian markets. The commodity composition effect of Indonesia footwear was negative. This means that the composition of Indonesia for this product was lesser than other products.
Exports demand for the whole of the footwear category is significantly influenced by variable of real GDP of partner country, variable of nominal exchange rate and variable of relative price. Meanwhile, variable of nominal exchange rate is categorized as elastic. This means that exports demands for Indonesia?s footwear is sensitive on fluctuation of exchange rate. Exports demand for Indonesia?s sport shoes category is significantly influenced by variable of real GDP of partner country and variable of nominal B th variables are categorized as inelastic. This means that exports exchange rate. o demand is not sensitive on increasing/ decreasing the variables. Exports demand for Indonesia?s non sport shoes category is significantly influenced by variable of nominal exchange rate and variable of relative price. The variable of nominal exchange rate is categorized as elastic. This means that exports demand is sensitive on fluctuation of exchange rate."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Yusuf
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resnofendri
"Policies for economic growth can be directed by focusing on each component of national income, namely domestic absorption and trade balance. Focus on first component through expenditure-changing policies or the latter through expenditureswitching policies is very dependent on conditions which underlying the possibility of applying those each policies. Fulfillment of Marshall-Lerner condition and overvalued domestic currency are among conditions which underlying expenditure-switching policies with exchangerate and trade policies as its main tools. On the other hand, expenditure-changing-policies are justified on the ground of sensitivity of domestic components to monetary and fiscal policies, especially interest rates. Analysis on fulfillment of those conditions for Indonesia shows that none of each policy can be applied exclusively (inferred from the fact that conditions underlying each policies only fulfilled with small margin). Therefore, for economic growth to be optimum, these two policies shoild be combined, complement each other in affecting both domestic absorption and trade-balance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Salim Kartono
Jakarta: MarkPlus & Co., 2006
650 SAL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>