Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boston: Wadsworth/Cengage learning, 2010
320.473 UND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Umar
Abstrak :
Dalam melaksanakan suatu perjalanan, seorang pelaku perjalanan akan dihadapkan pada beberapa pertimbangan, seperti halnya destinasi tujuan perjalanan, jarak tempuh, serta kemampuan sang calon pelaku perjalanan tersebut dalam segi finansial serta berbagai pertimbangan lainnya agar dapat memilih suatu moda transportasi tertentu untuk mencapai destinasi atau tujuan perjalanan, di mana di antaranya termasuk perjalanan menuju tempat bekerja. Penelitian ini dilakukan di 3 Kelurahan, yaitu Kelurahan Cirendeu, Pisangan, dan Cempaka Putih di Kecamatan Ciputat Timur, yang merupakan wilayah perbatasan serta periphery dari dua core pusat kota sekaligus, yaitu Jakarta dan Tangerang Selatan. Wilayah ini didominasi oleh wilayah permukiman, baik teratur maupun tidak teratur yang memiliki perbedaan kualitas permukiman, dilihat dari pola permukiman, aksesibilitas, dan fasilitas yang ada yang akan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan moda transportasi untuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi pemilihan moda transportasi oleh masyarakat di wilayah Kelurahan Cirendeu, Pisangan, dan Cempaka Putih di Kecamatan Ciputat Timur berdasarkan variable-variable yang mempengaruhinya. Variable yang diteliti adalah karakteristik perjalanan, seperti biaya perjalanan, waktu tempuh, dan jarak tempuh, serta karakteristik profil demografi pelaku perjalanan, yang mencakup faktor sosial seperti usia dan jenis kelamin, serta faktor kondisi ekonomi. Variable diolah dan dianalisis dengan metode analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden masyarakat di Kelurahan Cirendeu, Pisangan, dan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor pribadi. Hasil olahan data menunjukkan bahwa variable yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan moda transportasi adalah kondisi ekonomi para pelaku perjalanan ......When undergoing a trip, one is confronted with several considerations relating to said trip, which includes the travel destination, travel distance, the would-be traveller’s ability to travel while taking into account his or her financial condition, as well as other considerations that would enable and compel the would-be traveller to choose a particular mode of transport, from among several available options, to use in order to reach the trip’s destination, this also applies when commuting to work. This research is conducted in 3 sub-districts, which are Cirendeu, Pisangan, and Cempaka Putih Sub-districts in Ciputat Timur District of Tangerang Selatan. The 3 sub-districts are simultaneously situated at the administrative border and in the peripheral regions of 2 urban cores, i.e. Jakarta and Tangerang Selatan. This region is predominantly occupied by sub-urban residential areas, e.g. regular and irregular settlements with differences in settlement quality, derived from settlement patterns, accessibility, and existing facilities, resulting in differences in the choice of transportation modes for work. This research aims to analyse the preference for transportation mode choice of the local inhabitants of Cirendeu, Pisangan, and Cempaka Putih Sub-districts in Ciputat Timur District based on several variables, which includes travel characteristics e.g. travel costs, travel distance, and travel time, as well as the traveller’s characteristics, which includes the traveller’s demographic profile e.g. age, gender, and economic condition, as well as the traveller’s residential characteristics, e.g. house location, number of floors, and type of settlement neighbourhood. The variables were processed and spatially analysed. The results show that the majority of the respondents from the study area have a greater tendency to opt for private transportation modes such as cars and motorcycles, and the traveller’s economic condition has shown to be the most significant factor in influencing transportation mode choice for travellers
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristoforus Hendra
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Gagal jantung telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan seringkali diasosiasikan dengan tingginya frekuensi perawatan di rumah sakit dan lama rawat yang panjang. Sayangnya, hingga saat ini belum ada satupun penelitian yang menggambarkan lama rawat serta profil pasien gagal jantung di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran lama rawat dan mendeskripsikan karakteristik demografis serta karakteristik klinis dari pasien-pasien gagal jantung yang dirawat di RSUPN-CM pada tahun 2012

Metode: Dilakukan suatu studi dengan desain potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien-pasien gagal jantung di RSUPN-CM selama tahun 2012. Selanjutnya dilakukan pengolahan data secara deskriptif untuk kemudian ditampilkan.

Hasil: Terkumpul data 331 pasien gagal jantung yang dirawat selama tahun 2012. Median usia adalah 58 tahun, 62,2% di antaranya adalah pria, dan 42,9% menggunakan jaminan sosial Askes/In-Health. Tingkat pendidikan yang terbanyak adalah pendidikan SMU dan sederajat sebanyak 23,9%. Median lama rawat 8 hari didapat dari perhitungan yang dilakukan terhadap semua pasien (NYHA I – IV), namun pada mereka yang dirawat dengan kelas fungsional NYHA III – IV saja, median lama rawatnya 9 hari. Pada awal perawatan, median tekanan darah sistolik 124 mmHg, denyut nadi 90 kali permenit, edema perifer terdapat pada 36,9% pasien, hipertensi 57,1%, diabetes mellitus 33,2%, penyakit jantung iskemik 74,9%, gangguan fungsi ginjal pada 46,2%, penyakit saluran pernafasan akut pada 45,9%, dan skor CCI terbanyak adalah 3.

Kesimpulan: Median lama rawat pasien gagal jantung di RSUPN-CM adalah 8 – 9 hari. Sebagian besar pasien adalah pria, berpendidikan SMU, dan menggunakan jaminan Askes/In-Health dengan median usia 58 tahun.
ABSTRACT
Introduction: Heart failure has become global health issue worldwide, as it has been associated with high rate of readmissions and prolonged hospitalizations. Indonesia has never had any publication describing the profile and length of hospital stay of their heart failure patients. Hence, the aim of this study is to obtain the length of hospital stay and describe the demographic characteristic as well as clinical characteristic of heart failure patients in Cipto Mangunkusumo General Hospital hospitalized in the year of 2012.

Methods: A cross sectional study was designed using secondary data from heart failure patients’ medical records in Cipto Mangunkusumo General Hospital admitted during 2012. Furthermore, data were calculated and presented thereafter.

Results: Based on the medical records of the year 2012, 331 heart failure patients were included in the study. Median age was 58 years old, 62,2% were men, 42,9% used Askes/In-Health as their social insurance payor, and as many as 23,9% had graduated from senior high school level. Median length of stay was 8 days for all patients, while for patients admitted with NYHA functional class III – IV, the median length of stay was 9 days. When patients were admitted to hospital, median systolic blood pressure was 124 mmHg, pulse 90 beats per minute, peripheral edema was shown in 36,9% of patients, hypertension in 57,1%, diabetes mellitus in 33,2%, ischemic heart disease in 74,9%, renal impairment in 46,2%, acute respiratory conditions in 45,9% of patients, and the most frequent CCI score was 3.

Conclusions: Median length of stay for heart failure patients in Cipto Mangunkusumo GH is 8 – 9 days. Most patients were men, senior high school graduate, and used Askes/In-Health as their social insurance, with median age 58 years old.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikail Karim
Abstrak :
Bersamaan dengan meningkatnya gaya hidup wisata kepulauan yang mengakomodasikan kemewahan dalam bentuk resor ekslusif, perumahan, dan restoran yang mengedepankan ketajaman tabula rasa, timbul rencana pengembang untuk memenuhi tuntutan wisata dan kebaharuan gaya hidup tersebut. Dengan demikian, menawarkan kenyamanan dan keindahan alam dan fasilitas lainnya yang dimiliki oleh kepulauan Gili, akan dirancang dan dibangun sebuah fasilitas terpadu yang mengkombinasikan sebuah pengalaman bersosialisasi, berpesta, lagi memanjakan lidah yang letak dan pembangunannya akan direncanakan secara strategis dengan memerhatikan dan meliput perilaku turis dan pengungjung yang bervariasi macamnya. Oleh karena hal tersebut, proyek rancang bangun fasilitas akan dilakukan secara terpadu menyatukan fasilitas mengapung yang menjorok di tepi pantai, terdiri dari Kura Bar & Terrace, Kura Gourmet, dan Majapahit Fine-Dining Restarurant yang rencananya akan dibangung di pulau Gili Trawangan, Lombok, Indonesia. ......Supporting the concurrent increase in island-hopping lifestyle that accommodates luxury in the name of exclusive resorts, residential housings, and fancy restaurant connoisseurship, a plan for developer to freshly adhere to tourist demands for such lifestyles should therewith be devised. Thus, a site to experience dining, socializing and partying that encompasses varied visitor behavior should be strategically located upon the closest proximity to amenities the Gili islands offer, establishing the promptness of Integrated Floating Facility: Kura Bar & Terrace, Kura Gourmet, and Majapahit Fine-Dining Restaurant on Gili Trawangan Island, Lombok, Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library