Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Balya Haidar
"Penelitian mengenai analisis biofiksasi CO2 (cyanobacteria) Synechococcus HS-9 dengan variasi konsentrasi CO2 pada rectangular airlift Photobioreactor telah dilakukan. Synechococcus HS-9 merupakan cyanobacteria hasil isolasi dari sumber air panas di wilayah Rawa Danau, Banten yang merupakan koleksi dari Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UI, Depok. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Synechococcus HS-9 setelah diberikan CO2 dengan kosentrasi tertentu serta konsentrasi CO2 optimal untuk pertumbuhan Synechococcus HS-9. Synechococcus HS-9 ditumbuhkan dalam sistem rectangular airlift photobioreactor pada kecepatan aerasi 2 LPM dengan variasi CO2 sebesar 1,5%; 3%; 5%; serta tanpa tambahan CO2. Data yang diamati pada penelitian adalah biofiksasi CO2, pertumbuhan Synechococcus HS-9, serta kondisi lingkungan pertumbuhan Synechococcus HS-9. Hasil pengamatan biofiksasi CO2 menunjukkan nilai ­bio-fixation rate dari Synechococcus HS-9 adalah 4,48 g/L/d dan nilai CO2 removal efficiency sebesar 83,4% pada tambahan CO2 sebesar 5%. Hasil pengamatan pertumbuhan Synechococcus HS-9 menunjukkan variasi tambahan CO2 sebesar 3% menghasilkan pertumbuhan palilng optimal, hal tersebut dilihat dari jumlah produksi biomassa kering yang paling besar, yaitu 3,022 gram. Kondisi lingkungan pertumbuhan Synechococcus HS-9 juga mengalami perubahan, terutama pada nilai pH lingkungan. Penambahan CO2 pada kultivasi Synechococcus HS-9 menyebabkan turunnya nilai pH dibandingkan dengan kultivasi Synechococcus HS-9 yang tidak diberikan tambahan CO2. Hasil penelitian menunjukkan penambahan CO2 mempengaruhi pertumbuhan Synechococcus HS-9. Konsentrasi optimal CO2 untuk pertumbuhan Synechococcus HS-9 adalah 3%, sedangkan untuk biofiksasi CO2 adalah 5%.

Research on the analysis of biofixation Synechococcus HS-9 with variations in CO2 concentration in a rectangular airlift photobioreactor has been carried out. Synechococcus HS-9 is cyanobacteria isolated from hot springs in the Rawa Danau area, Banten, which is a collection of the Plant Taxonomy Laboratory, Department of Biology, FMIPA UI, Depok. This study aims to determine the growth of Synechococcus HS-9 after being given CO2 with a certain concentration and what is the optimal concentration of CO2 for the growth of Synechococcus HS-9. Synechococcus HS-9 was grown in a rectangular airlift photobioreactor system at aeration speed of 2 LPM with CO2 variations of 1,5%; 3,%; 5%; and without additional CO2. The data observed in this study were the biofixation of CO2, the growth of Synechococcus HS-9, and environmental conditions for the growth of Synechococcus HS-9. The results of CO2 biofixation observations showed that the bio-fixation rate of Synechococcus HS-9 was 4.48 g/L/d and the value of CO2 removal efficiency was 83.4% with the addition of 5% CO2. The results of the observation of the growth of Synechococcus HS-9 showed an additional variation of 3% CO2 resulted in the most optimal growth, this was seen from the largest amount of dry biomass production, which was 3.022 grams. The environmental conditions for the growth of Synechococcus HS-9 also changed, especially in the pH value of the environment. The addition of CO2 to the cultivation of Synechococcus HS-9 caused a decrease in the pH value compared to the cultivation of Synechococcus HS-9 which was not given additional CO2. The results showed that the addition of CO2 affected the growth of Synechococcus HS-9. The optimal CO2 concentration for Synechococcus HS-9 growth was 3%, while for CO2 biofixation was 5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Dharsono
"Sistem deteksi kebakaran merupakan sistem yang sangat penting dalam bangunan gedung untuk memberikan peringatan dini bagi penghuni apabila suatu kondisi darurat kebakaran terjadi. Sistem deteksi kebaran umumnya berbasis detektor titik dalam bentuk detekor panas dan asap yang ditempatkan pada setiap jarak tertentu dalam ruangan sesuai standar yang berlaku. Untuk meningkatkan kehandalan sistem detektor titik, maka baru - baru ini dikembangkan pula sistem detektor berbasis pengolahan citra asap yang direkam menggunakan kamera video atau CCTV.
Banyak metode yang digunakan dalam sistem pengolahan citra asap ini. Salah satu metode yang digunakan dalam pengolahan citra video asap adalah menggunakan pendekatan model gausian. Namun, penggunaan metode citra sebagai alat pendeteksi asap yang berbahaya masih memerlukan penentuan kriteria bahaya kebakaran yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria bahaya kebakaran dari citra asap yang dihasilkan melalui suatu pemodelan kebakaran. Dalam penelitian ini digunakan Software Fire Dynamic Simulator Version 5 untuk membuat suatu pemodelan asap. Adapun set-up dan input pemodelan serta validasinya dilakukan menggunakan hasil eksperimental pemanasan material polimer dan selulosa yang telah dilakukan oleh Fakhrurozi [11] dan Cahyo [12].
Dalam simulasi ini ditambahkan detektor asap sebagai penanda kondisi berbahaya. Citra asap yang dihasilkan melalui pemodelan akan diolah menggunakan piranti lunak yang dikembangkan oleh Suwarno [8], Lutfi [9], dan Revaldo [24]. Kriteria kondisi bahaya didapat dari luasan asap dan densitas optik yang terjadi saat menyentuh dan menyebar pada langit - langit kompartemen. Usulan kriteria ini diharapkan bisa digunakan sebagai salah satu standar bahaya pada sistem piranti lunak yang dikembangkan kedepanya

Fire detection system is the most important system in a building to give an earlier warning for an occupant if an emergency condition of fire hazard happened. A common fire detection system based on point detector like heat detector and smoke detector is placed on certain distance in a compartemen with an apripriate standard. To increase an ability of point detector, recently it is improved with detection sistem based on smoke image processing recorded use video camera or CCTV.
Many method can be used in this smoke image processing. One of these method is gausian mixture model. But when this sistem is used steel need a determination of fire hazard criteria.
This research purpose to determinate a fire hazard kriteria from smoke modeling result from a fire modeling. It use Fire Dynamic Simulator Version 5 to make a smoke modelling. Set-up and modeling input with its validation is done by using eksperimental result from heating material of polimer and selulose that‟s done by Fakhrurozi [11] and Cahyo [12].
This simulations use a smoke detector as an hazard condition. Image of smoke resulted from its modeling will be processed use developed software by Suwarno [8], Lutfi [9], and Revaldo [24]. A criteria of fire hazard is got from an area of smoke and its optical density when smoke touch and spread on maximum region of compartemen. This criteria is suggested to be one of standard fire hazard used on the next software of smoke video detection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Rafii Ardiansyah
"Penelitian mengenai produksi biomassa (cyanobacteria) Synechococcus HS-9 dalam sistem fotobioreaktor pengangkut udara (APBR) dengan variasi diameter komponen pengatur arus (baffle) telah dilakukan. Komponen pengatur arus (baffle) dalam sistem fotobioreaktor (PBR) umum digunakan untuk meningkatkan kelarutan gas. Gas yang terlarut dengan baik menyediakan sumber karbon dan oksigen guna proses metabolisme mikroalga. Synechococcus HS-9 merupakan cyanobacteria berbentuk bulat hasil isolasi dari sumber air panas di wilayah Rawa Danau, Banten. Synechococcus HS-9 ditumbuhkan dalam sistem fotobioreaktor kolom gelembung (BCPBR) sebagai kontrol dan fotobioreaktor pengangkut udara (APBR) dengan variasi ukuran diameter baffle berukuran 6 dan 8 cm sebagai perlakuan. Tujuan dilakukan penelitian, yaitu mengetahui pengaruh peningkatan kelarutan gas akibat variasi ukuran diameter baffle terhadap pertumbuhan biomassa Synechococcus HS-9. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan total lipid biomassa Synechococcus HS-9 yang ditumbuhkan pada sistem APBR dengan variasi diameter baffle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi ukuran diameter baffle tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan biomassa Synechococcus HS-9. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah rerata biomassa dan rerata densitas optik pada saat peakyang relatif sama serta panjang fase log yang berkisar 4-5 hari. Meskipun demikian, terdapat perbedaan kandungan total lipid biomassa Synechococcus HS-9 yang ditumbuhkan dalam sistem PBR. Kandungan lipid tertinggi diproduksi oleh biomassa Synechococcus HS-9 yang ditumbuhkan dalam APBR baffle tipe A dengan persentase sebesar 19,78%.

The study about biomass production (cyanobacteria) of Synechococcus HS-9 in airlift photobioreactor (APBR) with diameter variation of flow adjustor component (baffle) has been done. Flow adjustor component (baffle) is common to be used in photobioreactor (PBR) system for increasing gas solubility. Dissolved gas providing carbon and oxygen for microalgae metabolism. Synechococcus HS-9 is a coccoid cyanobacteria isolated from hot spring located in Rawa Danau, Banten. Synechococcus HS-9 was incubated in bubble column photobioreactor (BCPBR) as control dan airlift photobioreactor (APBR) with baffle diameter size variation of 6 and 8 cm as treatment. The aim of this study to determine effect of increased gas solubility due baffle diameter size variation in biomass production of Synechococcus HS-9. Other than that, this study aimed to determine differences of total lipid content from Synechococcus HS-9 biomass that is grown in APBR with baffle diameter size variation. The results shown that baffle diameter size variation has no significant effect to Synechococcus HS-9 biomass growth. This phenomenon can be seen from similarity of average biomass number and optical density at peakalso from the log phase length that ranges from 4-5 days. Nevertheless, there were differences in the total lipid content of Synechococcus HS-9 biomass grown in the PBR system. The highest lipid content was produced by Synechococcus HS-9 biomass grown in type A baffle APBR with a percentage of 19.78%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Adi Santoso
"Penelitian mengenai produksi biomassa Synechococcus HS-9 dalam fotobioreaktor tubular tanpa aerasi dengan pemaparan gelombang bunyi sine dan square telah dilakukan. Synechococcus HS-9 merupakan cyanobacteria berbentuk coccoid yang diisolasi dari sumber air panas Rawa Danau, Banten. Gelombang bunyi diketahui merupakan salah satu faktor fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga. Gelombang bunyi dapat dibedakan berdasarkan bentuk gelombangnya; dua di antaranya yaitu gelombang bunyi sine dan gelombang bunyi square. Penelitian bertujuan untuk mengukur dan membandingkan kerapatan sel, laju pertumbuhan, dan kadar total lipid biomassa Synechococcus HS-9 dalam fotobioreaktor yang dipaparkan gelombang bunyi sine dan square. Penelitian dilakukan dengan membiakkan Synechococcus HS-9 dalam fotobioreaktor tubular tanpa pemaparan gelombang bunyi sebagai kontrol (PBr-K), serta fotobioreaktor tubular yang dipaparkan gelombang bunyi sine pada frekuensi 279,9 Hz (PBr-A) dan gelombang bunyi square pada frekuensi 279,9 Hz (PBr-B) sebagai perlakuan uji. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa pemaparan gelombang bunyi sine dan square tidak memberikan perbedaan signifikan terhadap rerata kerapatan sel dan densitas optik Synechococcus HS-9 (α=0,05). Meskipun demikian, terdapat perbedaan laju pertumbuhan dan kadar total lipid biomassa Synechococcus HS-9 yang dipaparkan gelombang bunyi sine dan square. Laju pertumbuhan Synechococcus HS-9 pada PBr-A, PBr-B, dan PBr-K berturut-turut adalah; 0,224 atau setara dengan 22,4% per hari, 0,205 atau setara dengan 20,5% per hari, dan 0,171 atau setara dengan 17,1% per hari. Kadar total lipid biomassa Synechococcus HS-9 pada PBr-A, PBr-B, dan PBr-K berturut-turut adalah; 50,6%, 62,3%, dan 47,3%.

Research about biomass production of Synechococcus HS-9 in tubular photobioreactor without aeration with exposure of sine and square sound wave has been done. Synechococcus HS-9 is a coccoid cyanobacteria that was isolated from Rawa Danau hot spring, Banten. It has been known that sound wave is one physical factor that could affect microalgae growth. Sound waves could be differentiated based on its forms; two of them are sine wave and square wave. The research was done in order to measure and compare the cell density, growth rate, and lipid content of Synechococcus HS-9 biomass grown in photobioreactor exposed with sine and square sound wave. The research comprised of cultivation of Synechococcus HS-9 in tubular photobioreactor without any sound exposure (PBr-K) as control, and cultivation of Synechococcus HS-9 in tubular photobioreactor exposed with sine wave at the frequency of 279,9 Hz (PBr-A) and square wave at the frequency of 279,9 Hz (PBr-B). The result of Kruskal-Wallis test showed that sine and square sound wave exposure didn’t give significant differences to the mean of cell density and optical density of Synechococcus HS-9 (α=0,05). Nonetheless, there are difference in growth rate and lipid content of Synechococcus HS-9 that was exposed to sine and square sound wave. Growth rate of Synechococcus HS-9 in PBr-A, PBr-B, and PBr-K respectively are 0.224 or equivalent to 22,4% per day, 0.205 or equivalent to 20,5% per day, and 0.171 or equivalent to 17,1%  per day. Lipid content of Synechococcus HS-9 in PBr-A, PBr-B, and PBr-K respectively are 50.7%, 62.3%, and 47.3%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Apriano
"ABSTRAK
Sistem pendeteksi asap tipe fotoelektrik telah dikembangkan dalam
penelitian ini. Sistem memanfaatkan sinar laser komersial sebagai sumber cahaya
dan sensor cahaya photodioda sebagai receiver. Sebuah micro controller
diaplikasikan untuk mengontrol sistem termasuk merekam data eksperimen.
Perbandingan intensitas awal dan intensitas asap yang diterima oleh
sensor cahaya photodioda dipergunakan untuk mengukur nilai densitas optik dari
asap. Untuk mendapatkan konsistensi di dalam pengukuran densitas optik, di
dalam tahap pengembangannya, telah dilakukan kalibrasi menggunakan lima buah
(5) lensa terkalibrasi dengan densitas optik yang berbeda.
Sistem pendeteksi asap yang telah dikembangkan kemudian diaplikasikan
untuk mengukur densitas optik asap yang berasal dari pembakaran kertas dengan
variasi massa dan volume ruang uji. Secara simultan juga dilakukan pengukuran
jarak pandang tanda EXIT dengan ketebalan asap yang berbeda. Penelitian ini
membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara densitas optik asap
terukur dengan jarak pandang / visibilitas tanda EXIT.

Abstract
A photoelectric smoke detection system was developed in this work. The
system utilised a commercial laser beam as a source light and photodiode light
sensor as a receiver. A microcontroller was applied to control the system
incluiding the recording of the experimental data.
The ratio between initial intensity and smoke intensity received by
photodiode light sensor was used to measure the value of smoke optical density.
In order to get consistency in the measurement of optical density, the device has
been calibrated using five (5) calibrated lens with different optical density.
The smoke detection system which has been developed was applied for
measure smoke optical density from burning paper with mass and volume of
chamber variation. Simultaneously, it?s also applied to measure the visibility of
EXIT sign with different optical density. This research proves that there is a
positive relation between smoke optical density measured and the visibility of
EXIT sign.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43295
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Kristina Eka Yanti
"Penelitian mengenai produksi biomassa dan lipid Stanieria HS-48 pada medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi ekstrak tauge dalam sistem fotobioreaktor pengangkut udara (APBR) telah dilakukan. Ekstrak tauge merupakan salah satu bahan alami yang dapat ditambahkan dalam medium NPK untuk menumbuhkan mikroalga, salah satunya Stanieria. Stanieria HS-48 adalah salah satu strain yang diisolasi dari sumber air panas Ciater di Jawa Barat. Stanieria HS-48 ditumbuhkan dalam medium Bold Basal’s Medium (BBM) sebagai kontrol dan medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge sebagai perlakuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian medium BBM dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge terhadap pertumbuhan biomassa Stanieria HS-48. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan total lipid dari biomassa Stanieria HS-48 pada medium BBM dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan mengenai pengaruh penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge dalam medium NPK terhadap pertumbuhan biomassa Stanieria HS-48. Hal tersebut dapat ditinjau dari pola penaikan dan penurunan rerata kerapatan sel dan laju pertumbuhan (r) pada fase log yang menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu kisaran ±0,5. Sementara itu, hasil kadar total lipid menunjukkan terdapat perbedaan kandungan total lipid biomassa Stanieria HS-48 dalam medium BBM dan medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge. Kadar lipid tertinggi terdapat pada Stanieria HS-48 dalam medium NPK 350 ppm dengan penambahan 3% ekstrak tauge, yaitu sejumlah 69,6%.

The study about biomass and lipid production of Stanieria HS-48 on NPK medium with the addition of variations the concentration of bean sprout extract in an airlift photobioreactor (APBR) has been done. Bean sprout extract is a natural substance that can be added to the NPK medium for microalgae growth which is Stanieria. Stanieria with strain code HS-48 was isolated from Ciater hot springs in West Java. Stanieria HS-48 was grown on Bold Basal’s Medium (BBM) as control and NPK medium with the addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% as a treatment media. The aim of this study to determine the effect of the BBM and the addition of variations in the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% on NPK 350 ppm medium in biomass production of Stanieria HS-48. Other than that, this study aimed to determine differences of total lipid from Stanieria HS-48 biomass on BBM and NPK medium with addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3%. The results showed that there was no significant effect on the addition of variations in the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% on NPK medium to the growth of Stanieria HS-48 biomass.  This phenomenon can be seen from the pattern of increased and decreased the average cell density and growth rate in the log phase which shown relatively similar with range ±0.5. Nevertheless, the results of total lipid from Stanieria HS-48 on NPK medium with addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% has a significant effect. The highest total lipid was produced in Stanieria HS-48 on NPK medium with an addition of 3% bean sprout extract with a percentage of 69.6%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library