Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuswantoro Rusca Putra
"ABSTRAK Perawat merupakan profesi yang memiliki tingkat stres tinggi dan berisiko burnout. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring serta mengidentifikasi pengaruhnya terhadap burnout perawat pelaksana. Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan dalam dua tahap. Tahap satu yaitu pengembangan model yang diawali dengan penelitian kuantitatif tentang persepsi perawat pelaksana terhadap lingkungan kerja dan burnout. Model kemudian dikembangkan dengan cara melakukan uji statistic pemodelan, studi literatur dan konsultasi pakar. Tahap kedua yaitu uji coba model untuk menentukan pengaruh terhadap burnout. Penelitian tahap dua merupakan penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain post test with control group. Perawat yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 485 perawat untuk tahap 1,  85 perawat kelompok intervensi dan 85 perawat kelompok kontrol untuk tahap 2. Hasil penelitian tahap satu diketahui perilaku caring kepala ruangan , beban kerja, kendali, penghargaan mempengaruhi kelelahan emosional (p<0.005) dan dihasilkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring. Hasil penelitian tahap dua membuktikan adanya penurunan skor kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya penurunan pencapaian prestasi secara signifikan (p<0.001) dibandingkan skor awal. Kesimpulan hasil penelitian yaitu model lingkungan kerja perawat berbasis caring menurunkan gejala burnout pada perawat dan direkomendasikan digunakan oleh kepala ruangan dalam pengelolaan lingkungan kerja.

ABSTRACT
Nurses are professions that have high stress levels and cause susceptibility to burnout. The purpose of this reserach is to develop a nurse work environment based on caring model and identify its effectiveness on burnout among nurses. This study conducted in two stages. First stages acknowledge constructing a model by integrating the results of quantitative study about perception of work environment and burnout among nurses. Model was developed using statistic modeling test, literature review, and expert review. The second stage identified the influence the model on reducing burnout. The second stage of this study used quasi experimental research using post test with control group design. The number of nurses who participated in this study is 85 nurses in intervention group and 85 nurses in control group. The results of the first stage study found that the nurse manager caring behavior (p=0.0001), workload (p=0.0001), control (p=0.0001), rewards (p=0.004) affect emotional exhaustion. The second stage of research proved the significant decrease in emotional exhaustion, depersonalization, and increase personal accomplishment (p=0.0001) after intervention compared with in control group. The conclusion of the research is that nurses work environment based on caring models reduce symptoms of burnout in nurses and it is recommended for use by the nurse manager in managing the work environment.

 

Keyword: nurses work environment based on caring mode; emotional exhaustion; depersonalization; reduce personal accomplishment.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2576
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reginald Rustandi
"Objective : To evaluate burnout syndrome among Indonesian urologists by describing its prevalence and risk factors
Methods: This is a cross-sectional study conducted from February – April 2020. A validated Indonesian version of the Maslach Burnout Inventory that consists of 22 questions addressing Emotional Exhaustion, Depersonalization and Personal Achievement was utilized. The questionnaire was constructed using Google Forms (Google, Inc.) and was distributed via e-mail and WhatsApp Messenger (Facebook, Inc). Burnout was defined as either high score on emotional exhaustion, or high score on depersonalization, or low score on personal achievement. Several variables were analyzed as risk factors to burnout using multivariate analysis. All statistical analysis was done using Statistical Software for Social Science (SPSS) version 23.
Results: From 486 eligible members of IUA, 184 (37%) respondents completed the questionnaire. Burnout syndrome was detected in 43 respondents (23.4%). From the results, most of the respondents have low EE (54,9%), low DP (77,7%), and moderate PA (45,7%). Bivariate analysis showed that age of less than 44 years old and being single were associated with increased risk of burnout with OR 2.2 (1.0 – 5.1, 95% CI, p-value 0.04) while being married decreases risk of burnout with OR 0.2 (0.1 – 0.8, 95% CI, p-value <0.01). Lower work load in COVID-19-19 era was related to protective results with OR 0.4 (0.2 – 0.9, 95% CI, p value 0.03). Multivariate analysis showed that being married decreases risk of burnout with OR 0.3 (0.1 – 0.9, 95% CI, p-value 0.04). Multivariate analysis showed that being married was the only significantly protective factor from burnout.
Conclusion: Burnout syndrome among majority of urologists in Indonesia have a moderate degree of burnout, with being married the only significant factor influencing burnout in this study.

Objektif: Untuk mengevaluasi sindrom burnout di antara ahli urologi Indonesia dengan mendeskripsikan prevalensi dan faktor risikonya.
Metode: penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilakukan dari Bulan Februari – April 2020. Maslach Burnout Inventory versi Bahasa Indonesia yang telah divalidasi terdiri dari 22 pertanyaan yang membahas Keletihan Emosional, Depersonalisasi, dan Prestasi Pribadi digunakan. Kuesioner dibuat menggunakan Google Forms (Google, Inc.) dan didistribusikan melalui e-mail dan WhatsApp Messenger (Facebook, Inc). Burnout didefinisikan sebagai skor tinggi pada keletihan emosional, atau skor tinggi pada depersonalisasi, atau skor rendah pada prestasi pribadi. Beberapa variabel dianalisis sebagai faktor risiko burnout menggunakan analisis multivariat. Semua analisis statistik dilakukan menggunakan Statistical Software for Social Science (SPSS) versi 23.
Hasil: Dari 486 anggota IUA yang memenuhi syarat, 184 (37%) responden menyelesaikan kuesioner. Sindrom burnout terdeteksi pada 43 responden (23,4%). Dari hasil, sebagian besar responden memiliki EE rendah (54,9%), DP rendah (77,7%), dan PA sedang (45,7%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa usia kurang dari 44 tahun dan lajang dikaitkan dengan peningkatan risiko burnout dengan OR 2.2 (1.0 – 5.1, 95% CI, p-value 0.04) sementara menikah menurunkan risiko burnout dengan OR 0.2 (0.1 – 0.8, 95% CI, p-value <0.01). Beban kerja yang lebih rendah pada era COVID-19 terkait dengan hasil protektif dengan OR 0.4 (0.2 – 0.9, 95% CI, p-value 0.03). Analisis multivariat menunjukkan bahwa menikah menurunkan risiko burnout dengan OR 0.3 (0.1 – 0.9, 95% CI, p-value 0.04). Analisis multivariat menunjukkan bahwa menikah adalah satu-satunya faktor protektif yang signifikan dari burnout.
Kesimpulan: Sindrom burnout di antara sebagian besar ahli urologi di Indonesia memiliki tingkat burnout sedang, dengan menikah menjadi satu-satunya faktor signifikan yang mempengaruhi burnout dalam studi ini.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Angelina
"Penggunaan teknologi memberikan kemudahan bagi pekerja. Akan tetapi pekerja juga dituntut untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu singkat, sehingga memicu terjadinya burnout. Zhang et al., (2016) memaparkan bahwa trait mindfulness memiliki hubungan negatif dengan burnout. Burnout memiliki tiga dimensi, yaitu emotional exhaustion, depersonalization/cynicism, professional inefficacy. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji hubungan antara trait mindfulness dan burnout pada digital workers, serta menguji hubungan antara trait mindfulness dan dimensi-dimensi burnout pada digital workers. Penelitian ini dilakukan dengan survei online. Partisipan penelitian ini adalah digital workers, yaitu pekerja yang menyelesaikan pekerjaannya menggunakan gawai dan internet, dapat mengakses pekerjaan dari luar tempat kerja, dan mengolah informasi dari media digital untuk keperluan pekerjaan. Trait mindfulness diukur menggunakan Mindful Attention Awareness Scale (Brown & Ryan, 2003) yang sudah diadaptasi oleh Rizky (2018) dan burnout diukur menggunakan Maslach Burnout Inventory – General Survey (Schaufeli et al., 1996) yang telah diadaptasi oleh Maldini (2018). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara trait mindfulness dan burnout, dan ada hubungan negatif antara trait mindfulness dengan dimensi-dimensi burnout. Dengan demikian, digital workers dan pihak perusahaan dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan trait mindfulness sebagai metode menghindari burnout, sekaligus menjadikan trait mindfulness sebagai salah satu kompetensi dalam proses seleksi pekerja baru.

Technology usage provides convenience for workers. However, company gives workers more workload, thus triggering burnout. According to Zhang et al., (2016), trait mindfulness has negative relationship with burnout. Burnout has three dimensions, namely emotional exhaustion, depersonalization/cynicism, and professional inefficacy. This study is testing the relationship between trait mindfulness and burnout, also testing the relationship between the trait mindfulness and burnout dimensions among digital workers. This research was conducted with an online survey. The participants of this research are digital workers, that is workers who using gadgets and the internet, able to access work everywhere, and process information from digital media. Trait mindfulness were measured using the Mindful Attention Awareness Scale (Brown & Ryan, 2003) which was adapted by Rizky (2018) and burnout was measured using the Maslach Burnout Inventory – General Survey (Schaufeli et al., 1996) which was adapted by Maldini (2018). The results of this study indicate that trait mindfulness has negative relationship with burnout, and there is a negative relationship between trait mindfulness and burnout dimensions. Thus, digital workers and the company can consider increasing trait mindfulness as a method for avoiding burnout, and making trait mindfulness as one of the competencies for the selection process of new workers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library