Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lori Oktavia
"ABSTRAK
Kehamilan, persalinan dan menjadi seorang ibu merupakan pengalaman
penting dalam kehidupan seorang wanita. Pada sebagian besar wanita, memiliki
seorang anak adalah peristiwa yang sangat membahagiakan karena peristiwa ini
dianggap sebagai pemenuhan tertinggi bagi identitas mereka sebagai wanita.
Namun demikian, pada sebagian wanita lainnya, peristiwa tersebut dapat pula
menimbulkan gangguan-gangguan yang mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Hal ini terjadi karena proses persalinan dan masa sesudahnya merupakan keadaan
yang cukup berat bagi sang ibu. Perubahan-perubahan yang terjadi baik di dalam
maupun di luar tubuh para ibu tersebut dapat menjadi faktor penyebab timbulnya
gangguan emosi pasca persalinan. Dalam penelitian ini, gangguan emosi yang
akan diteliti adalah gangguan depresi pasca persalinan. Gangguan ini umumnya
j
terjadi dalam kurun waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah
persalinan dan ditandai dengan simtom seperti: mudah menangis, merasa tidak
berguna, bersalah, merasa lelah berkepanjangan dan gangguan tidur.
Menurut hasil beberapa penelitian, penderita depresi pasca persalinan
lebih banyak terdapat pada mereka yang kurang mendapatkan dukungan sosial >
dari orang-orang di sekitarnya. Dari sini, timbul asumsi peneliti tentang adanya
hubungan antara dukungan sosial dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan. Namun, mengingat dukungan sosial itu sendiri adalah suatu konsep
yang luas, maka yang difokuskan pada penelitian ini adalah dukungan sosial yang diterima secara nyala (enacted support), yaitu pemberian bantuan yang benarbenar
terjadi dalam suatu situasi yang spesifik (Collins et al, 1993). Adapun
Permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah : apakah ada
hubungan yang signifikan antara jumlah dan kepuasan terhadap dukungan sosial
yang diterima secara nyata dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan.
Penelitian dilakukan terhadap 35 oreng responden. Adapun responden
dalam penelitian ini adalah wanita pasca persalinan yang berusia 20-35 tahun,
pendidikan minimal SMU/sederajat, melahirkan bayi yang sehat dan tidak
prematur dan tidak memiliki sejarah gangguan psikiatrik di masa lampau.
Pengukuran variabel-variabel yang hendak diteliti dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, yang terdiri dari kuesioner yang mengukur jumlah dan
kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima serta instrumen BDI (Beck
Depression Inventory) yang mengukur simtom depresi pasca persalinan.
Sedangkan untuk menganalisis data guna menjawab permasalahan utama di atas,
digunakan perhitungan korelasi biserial.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara jumlah dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informasi
yang diterima secara nyata, dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan pada ibu dewasa muda. Selain itu, ditemukan pula hubungan yang
signifikan antara kepuasan responden terhadap bentuk dukungan emosional,
penghargaan, instrumental dan informasi yang diterimanya, dengan ada/tidaknya
gangguan depresi pasca persalinan.
Saran peneliti, untuk masa yang akan datang sebaiknya dilakukan
penelitian yang lebih mendalam tentang gangguan emosi yang dialami oleh para
ibu pada masa pasca persalinan, misalnya dengan menggunakan metode penelitian
secara kualitatif, sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih banyak tentang
masalah gabgguab emosi pasca persalinan ini dan bagaimana cara pencegahannya."
2002
S3106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Anjali
"Dukungan sosial yang dipersepsikan ibu dan paritas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan depresi pasca persalinan pada perempuan pasca melahirkan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial yang dipersepsikan oleh ibu dengan risiko depresi pasca persalinan khususnya pada ibu primipara di provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode consecutive sampling untuk mengambil 111 sampel ibu primipara. Kuesioner yang digunakan terdiri dari karakteristik responden dan versi bahasa Indonesia dari Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) serta Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Berdasarkan data hasil penelitian diketahui sebanyak 67.6% ibu primipara di DKI Jakarta mempersepsikan dukungan sosial yang tinggi (dari keluarga 90,1%; suami 88,2%; dan peer/teman 46,8%) dan sebanyak 34.2% ibu primipara cenderung mengalami depresi pasca persalinan di DKI Jakarta. Hasil uji bivariat menggunakan uji Chi Square ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial yang dipersepsikan ibu dengan risiko depresi pasca persalinan pada ibu primipara (nilai p = 0,001; α < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan kepada perawat, suami, dan/atau keluarga untuk selalu memberikan dukungan sosial kepada ibu pasca kelahiran bayi.
......Social support perceived by the mother and parity is one of the factors that can cause postpartum depression in postpartum women. Therefore this study aims to identify the relationship between social support perceived by the mother and the risk of postpartum depression, especially among primiparous mothers in the province of DKI Jakarta. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling methods to take 111 samples of primiparous women. The questionnaire used consisted of the characteristics of the respondents and the Indonesian version of the Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Based on research data, it is known that 67.6% of primiparous mothers in DKI Jakarta perceive high social support (90.1% from family; 88.2% of husbands; and 46.8% of peers/friends) and as many as 34.2% of primiparous mothers tend to experience depression postpartum in DKI Jakarta. The results of the bivariate test using the Chi Square test found a significant relationship between social support perceived by the mother and the risk of postpartum depression in primiparous women (p value = 0.001; α <0.05). Based on the research results, it is recommended that nurses, husbands, and/or families always provide social support to mothers after the birth of a baby."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqie Putri Novembriani
"Depresi pasca persalinan merupakan gangguan suasana hati nonpsikotik yang paling umum dan terjadi setelah melahirkan, dan memiliki dampak jangka panjang merugikan bagi hubungan ibu dan anak. Rendahnya dukungan sosial merupakan faktor yang cukup konsisten dilaporkan sebagai faktor risiko depresi pasca persalinan. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi besarnya risiko depresi pasca persalinan akibat kurangnya dukungan sosial pada wanita menurut paritas di Indonesia. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan sampel penelitian 136 ibu yang berada dalam periode 6 minggu hingga 6 bulan setelah persalinan dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember, dan dibagi menjadi dua kelompok (primipara dan multipara).
Hasil penelitian pada primipara diketahui hubungan dukungan sosial dan kejadian depresi pasca persalinan tidak signifikan, dengan p value=0,562 dan OR 1,822 (95% CI 0,239-13,874), sedangkan pada kelompok multipara didapatkan p value=0,014 dan OR 11,493 (95% CI 1,630-81,041). Studi menunjukkan bahwa pada kelompok primipara tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial terhadap kejadian depresi pasca persalinan setelah dikontrol oleh variabel perancu. Sebaliknya, pada kelompok multipara ditemukan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan depresi pasca persalinan, di mana ibu multipara yang kurang mendapat dukungan sosial berisiko 11,5 kali mengalami depresi pasca persalinan dibandingkan dengan ibu multipara dengan dukungan sosial yang baik.

Postpartum depression is the most common non-psychotic mood disorder that occurs after delivery and has a long-term adverse effect on the relationship between mother and child. Low social support is a fairly consistent factor reported as a risk factor for postpartum depression. This study aims to explore the magnitude of the risk of postpartum depression due to a lack of social support according to parity in Indonesia. This is quantitative research with a sample of 136 mothers who were in a period of 6 weeks to 6 months after delivery and lived in the working area of the Sumbersari Public Health Center Jember and were divided into two groups (primipara and multipara).
The results of the study on primipara found that the relationship between social support and postpartum depression was not significant, with p-value=0.562 and OR 1.822 (95% CI 0.239-13.887), while the multipara group has a p-value of 0.014 and OR 11.493 (95% CI 1.630 -81,041). The study showed that in the primiparous group, no significant relationship was found between social support for postpartum depression after being controlled by confounding variables. In contrast, there was a significant relationship between social support and postpartum depression in the multipara group, in which multiparous mothers with a lack of social support are 11.5 times more likely to develop postpartum depression compared to multiparous mothers with adequate social support."
2020
T54969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Maria Prajna Saraswati
"Latar belakang: Depresi pasca persalinan merupakan komplikasi neuropsikiatrik yang paling sering terjadi pada ibu pasca bersalin. Depresi pasca persalinan memiliki insidensi 10-15% di dunia dan prevalensi 2,32% sampai 22,35% di Indonesia. Depresi pasca persalinan seringkali luput didiagnosis sehingga ibu dengan depresi beserta bayinya tidak mendapatkan tata laksana yang sesuai. Depresi pasca persalinan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana salah satunya adalah operasi Caesar.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan depresi pasca persalinan dengan operasi Caesar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling melalui kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS versi 20. Uji analisis menggunakan uji Chi Square dan Fisher’s exact test.
Hasil dan simpulan: Secara statistik, hubungan depresi pasca persalinan dengan metode persalinan secara Caesar tidak signifikan (OR=1,575; IK 95%=0,484- 5,123; p=0,448). Faktor lain yang diteliti (usia, status pekerjaan, status pendidikan) juga secara statistik tidak signifikan (p>0,05).
......Background: Postpartum depression is the most prominent neuropsychiatric complication in postpartum mothers. The incidence of postpartum depression is 10-15% around the world, meanwhile the prevalence in Indonesia is 2,32% to 22,35%. Postpartum depression diagnosis is usually missed which causes inadequate treatment for mothers and their baby. Postpartum depression is influenced by many factors, one of which is Caesarian section.
Goal: This study aims to identify the relationship between postpartum depression and Caesarian section.
Method: This study uses cross-sectional study design. Sample is obtained by consecutive sampling using Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) questionnaire and the data is processes through SPSS version 20. Statistical analysis test used in this study are Chi Square test and Fisher’s exact test.
Result and conclusion: Statistically, the relationship between postpartum depression and Caesarian section is not significant (OR=1,575; IK 95%=0,484- 5,123; p=0,448). Other factors that were included in this study (age, employment status, and education) are also statistically not significant (p>0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library