Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Yohannes
"Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kontribusi dari elektron kontaminan dalam medium air. Kontaminasi elektron pada berkas foton 6 dan 10 MV telah ditentukan dengan menggunakan metode analitik berdasarkan variasi dosis kedalaman fraksional (FDD) terhadap ukuran lapangan. Variasi terhadap ukuran lapangan turut dipertimbangkan untuk masing-masing jarak fokus ke permukaan (SSD) dan peralatan pengubah sifat berkas (beam modifier). Dari penelitian ini telah ditemukan bahwa dosis elektron kontaminan (dinormalisasi terhadap FDD maksimum) tidak dipengaruhi oleh SSD, menurun dengan kedalaman, dan meningkat dengan ukuran lapangan. Lebih lanjut, elektron kontaminan berkontribusi terhadap dosis permukaan dan bervariasi dari 12.8% hingga 33.5% untuk berkas foton 6 MV dan dari 10.7% hingga 34.2% untuk berkas foton 10 MV dalam lapangan terbuka dengan ukuran lapangan dari 5 cm hingga 40 cm pada SSD 100 cm. Penggunaan tray menaikkan dosis permukaan hingga 46.1% untuk berkas foton 6 MV dan 47.8% untuk berkas foton 10 MV khususnya pada ukuran lapangan 40 x 40 cm2, namun demikian pemakaian filter wedge telah dibuktikan mengurangi dosis elektron kontaminan. Hasil-hasil ini menggambarkan bahwa kontribusi elektron kontaminan terhadap dosis serap total harus dipertimbangkan dalam perhitungan dosimetri.
......The main purpose of this work was to calculate the contribution of the contaminant electrons in water medium. The electron contamination in 6 and 10 MV photon beams was determined by using analytical method which is based on variations of fractional depth dose (FDD) with field size. Variations with field size were independently considered for each source to surface distance (SSD) and beam modifiers. It was found that the maximum electron contaminant dose (normalized to its maximum FDD) was independent of SSD, decreased with depth, and increased with field size. Further, the electron contaminant contributed to the surface dose varied from 12.8% to 33.5% for 6 MV photon beam and from 10.7% to 34.2% for 10 MV photon beam in open field with field sizes from 5 cm to 40 cm at 100 cm SSD. The use of the tray increased the surface dose up to 46.1% for 6 MV photon beam and 47.8% for 10 MV photon beam particularly for the collimator setting of 40 x 40 cm2. The presence of the wedge filter was found to reduce the contaminant electron dose. These results illustrated that the contribution of the contaminant electrons to the total absorbed dose should be included into dosimetry calculation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Bagatondi
"ABSTRAK
Telah dilakukan pengukuran pengaruh inhomogenitas pada berkas foton 6 dan 10 MV dan berkas elektron 6 dan 9 MeV dengan bilik ionisasi Markus. Fantom inhomogen dibuat dari susunan lapisan akrilik yang disisipi oleh gabus sebagai paru, alumunium sebagai tulang dan kotak kosong sebagai rongga udara. Untuk berkas sinar X 6 MV diperoleh kesimpulan bahwa penyisipan 50 mm gabus menjadikan PDD dalam gabus meningkat 6,28 %, dan 10,3 % untuk berkas sinar X 10 MV setelah penyisipan 90 mm gabus. Fantom rongga dengan diameter 20 mm mengakibatkan dosis setelah distal naik sebesar 2,5 % untuk berkas sinar X 6 MV dan 2% untuk sinar X 10 MV. Penyisipan tulang 10 mm akan mengubah PDD setelah distal menurun untuk kedua berkas sinar X. Untuk berkas elektron diperoleh hasil pengukuran pada fantom akrilik yang berbeda dengan data PDD dalam air yang dimiliki Rumah Sakit. Semua parameter PDD yang ada berubah.
Dosis permukaan meningkat 7,2% untuk berkas elektron 6 MeV dan 3,8 % untuk berkas elektron 9 MeV. Kedalaman maksimum menurun 5 mm untuk berkas elektron 6 MeV dan 7 mm untuk berkas elektron 9 MeV. Jangkauan praktis menurun 5 mm untuk berkas elektron 6 MeV dan 10 mm untuk berkas elektron 9 MeV. Penyisipan paru dan rongga dalam fantom mengakibatkan perubahan yang sangat drastis. Penyisipan aluminium dalam fantom akrilik akan menyebabkan nilai PDD pada distal menurun.

ABSTRACT
The effect of inhomogeneity have been measured in 6 and 10 MV photon beams and 6 and 9 MeV electron beams with Markus ionization chamber. Inhomogeneous phantom made of acrylic formation which inserted by cork as a simulation of lung, aluminium as bone simulation and empty box as air cavity simulation. Further, the insertion of inhomogeneous material will change the Percentage Depth Dose. Insertion 50 mm cork will make PDD in cork rise 6,28% for X ray 6 MV and 10,3% for X ray 10 MV after insertion 90 mm cork. The Cavity with diameter 20 mm result dose after distal go up to 2,5% for 6 MV Xray beam and 2% for 10 MV X-ray beam. Insertion of bone 10 mm will decrese PDD after distal lower for both X-ray beams.
The result from measurement of 6 and 9 MeV electron beams at acrylic phantom will change all the PDD parameter resulted from the Hospital data. The Surface dose will increasing the PDD of electron beams 7,2% for 6 MeV and 3,8% for 9 MeV. The maximum depth decreasing 5 mm for 6 MeV and 7 mm for 9 MeV electron beams. Practical Range decrease 5mm for 6 MeV and 10 mm for 9 MeV electron beams. Insertion of cork and air cavity in the phantom will affect drastically. The insertion of aluminium will decrease the PDD value at the distal.
"
2007
T20993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Balik Sudarsana
"Telah dilakukan pengukuran untuk menentukan OF berkas lapangan terbuka dan berkas filter wedge ternyata hasilnya tidak beda. Mengukur dosis primer tidak bisa dilakukan secara eksperimen melainkan secara teori, dengan cara ekstrapolasi kurva OF pada kedalaman 0,5 cm diperoleh sebesar 0,7066. Nilai PDD hasil pengukuran dari 0,5 cm sampai 20 cm tidak jauh berbeda dengan nilai yang berikan oleh BJR. Perbedaan keduanya berada dalam rentang -3,36% sampai 0,60%. Radiasi primer untuk kedalaman rendah ditentukan dengan pendekatan hubungan antara dosis relatif dengan luas lapangan sedangkan untuk kedalaman lebih tinggi dari 3 cm pendekatan dosis relative sebagai fungsi linier Z. Nilai PDD radiasi primer dibandingkan dengan nilai yang diberikan BJR dari 0,5 cm sampai 20 cm perbedaan dalam rentang -4,31% sampai 9,28%.

A measurement has been performed to know the output factors for open and with wedge filters beams the result indicate the same value . Dose primary can?t measurement but just calculate and than primary OF from OF curve ekstrapolation for 0.5 cm deep are 0.7066. PDD value measurement for 0.5 cm to 20 cm there were not so difference value with PDD BJR. Both different are - 3.36% to 0.60%. Primary dose for less than 3 cm solution from dose relative linier with field size. If more than 3 cm solution from dose relative with Z. PDD primary dose compare with BJR for 0.5 cm to 20 cm are -4,31% to9,28%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Ferdiansyah
"Pengukuran tanggapan film gafchromic EBT 2 dan TLD dengan variasi sudut datang berkas sinar gamma Cobalt-60 telah dilakukan pada kedalaman 1.5 cm, 2.5 cm, 5cm, 7.5 cm, dan 10 cm dengan sudut gantry 0o, 10o, 20o, dan 30o. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, menggunakan pesawat teleterapi Cobalt-60. Teknik penyinaran dengan kondisi SSD 80 cm dan luas lapangan 10x10 cm2. Penelitian dengan variasi sudut gantry dari 0o sampai dengan 30o mengakibatkan dosis pada kedalaman tertentu mengalami penurunan, dimana pada kedalaman 1.5 cm, 2.5 cm,5 cm, 7.5 cm, dan 10 cm mengalami penurunan dosis terhadap dosis yang diberikan masing-masing sebesar 1.1%, 1.91%, 7.14%, 10.4%, dan 26.8% pada tanggapan film gafchromic EBT 2, 1.07%, 1.65%, 6.75%, 10.47%, dan 24.28% pada tanggapan TLD chip, dan 0.08%, 1.30%, 6.07%, 9.20%, dan 24.47% pada tanggapan TLD rod. Pada perlakuan klinis, nilai yang masih diterima sekitar 3%.
Hasil pengukuran menunjukkan dosis kedalaman pada fantom cenderung menurun terhadap kenaikan sudut gantry. Di sisi lain, hasil profil berkas pada tanggapan film gafchromic EBT 2 berdasarkan panjang flattened region (FR) menunjukkan bahwa pada kedalaman 0 cm dan 1.5 cm masih diperbolehkan sampai sudut gantry 30o. Pada kedalaman 2.5 cm hanya diperbolehkan sampai sudut 20o. Sedangkan, pada kedalaman 5 cm, 7.5 cm, dan 10 cm hanya diperbolehkan pada sudut 0o, karena jika dilakukan penyinaran pada sudut miring (atau lebih dari 0o) akan terjadi perubahan panjang flattened region lebih dari 2 mm.

Measurement of the response of film gafhcromic EBT 2 and TLD with variation incidence angle of Cobalt-60 gamma ray beam have been done in depth 1.5 cm, 2.5 cm, 5 cm, 7.5 cm, and 10 cm with gantry angle 0o, 10o, 20o, and 30o. Experiments were done at Radiotherapy Instalation of Persahabatan Jakarta Hospital using Cobalt-60 unit. Irradiating technique with condition SSD 80 cm and wide of field radiation 10x10 cm2. Experiment with variation of gantry angle from 0o up to 30o resulting the dose in certain depth decrement, where in the depth 1.5 cm, 2.5 cm, 5 cm,7.5 cm, and 10 cm have the dose decreased of a given dose, respectively by 1.1%, 1.91%, 7.14%, 10.4%, dan 26.8% from the response of gafchromic EBT 2 film, 1.07%, 1.65%, 6.75%, 10.47%, dan 24.28% from the sesponse of TLD chip, and 0.08%, 1.30%, 6.07%, 9.20%, dan 24.47% from the response of TLD rod. In clnical, the value approved until3%.
The result of measurement show that phantom depth dose have decreased against gantry angle increment. In the other hand, the beam profile result from the response of gafchromic EBT 2 film by long flattened region (FR) indicates that at a depth of 0 cm and 1.5 cm are still allowed to gantry angle 30o. At a depth of 2.5 cm is only allowed up to 20o angle. Meanwhile, at a depth of 5 cm, 7.5 cm, and 10 cm are permitted only on the angle 0o, because if the irradiation at an oblique angle (or more than 0o) will occur long flattened region changes more than 2 mm."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yakub Aqib Bayhaqi
"Pendahuluan: Radioterapi merupakan salah satu teknik penanganan kanker yang paling sering digunakan di bidang medis, khususnya menggunakan radiasi Sinar-X berenergi tinggi yang diproduksi dari pesawat radioterapi eksternal Linear Accelerator (LINAC). Diperlukan suatu algoritma yang akurat untuk memperkirakan dosis yang akan diterima oleh pasien.
Metode: Kalkulasi dengan menggunakan metode superposisi berkas pensil menggunakan kernel berukuran 1 mm x 1mm pada permukaan fantom yang didapat dari hasil simulasi menggunakan metode Monte Carlo DOSYZnrc. Energi foton yang digunakan berupa pendekatan yaitu sepertiga dari energi maksimum foton sebesar 3,33 MeV dan 2 MeV yang merepresentasikan sinar-X 10 MV dan 6 MV. Penggeseran kernel dilakukan berdasarkan posisi geometris titik terhadap sumber.
Hasil dan Pembahasan: Persentase kesalahan relatif terbesar terjadi pada permukaan fantom untuk seluruh energi. Untuk foton energy 3,33 MeV. Persentase kesalahan realtif konstan kurang dari 5% terjadi pada seluruh lapangan. Sedangkan untuk foton energy 2 MeV, persentase kesalahan realtif kurang dari 10 % dengan adanya peningkatan kesalahan untuk setiap kenaikan kedalaman. Terjadi pergeseran dmax pada seluruh lapangan. Pergeseran dmax terjadi akibat penggunaan foton monoenergetic pada kalkuasi yang mengakibatkan pengabaian energi foton yang lebih besar dan rendah dari energi rata-rata sinar-X. Ditambah lagi kalkulasi superposisi ini hanya dilakukan pada bidang 2 dimensi.
Kesimpulan dan Saran: Penelitian ini dengan secara akurat memperkirakan persentase dosis radiasi sinar-X untuk daerah efektif pada fantom. Namun kurang akurat untuk memperkirakan dosis radiasi sinar-X pada daerah build up. Dibutuhkan beberapa penambahan metode lainnya untuk mengoptimasi waktu dan akurasi kalkulasi. Seperti penggunaan metode konvolusi dan pengabaian nilai piksel pada kernel yang bernilai mendekati nol untuk memperkecil ukuran kernel agar waktu kalkulasi bisa dipersingkat.
Introduction: Radiotherapy is the most effective treatment method in treating cancer for medical treatment, particularly using the high voltage X-ray radiation generated from the Linear Accelerator (LINAC). In implementation, an accurate algorithm to estimate the dose distribution through patient is indispensable.
Method: Percentage Depth Dose (PDD) calculation can be done using the pencil-beam superposition method. 1 mm x 1mm kernel from the phantom surface obtained using the Monte Carlo DOSYZnrc simulation. Photon energy approaches used in the form of one-third of the maximum photon energy of 3.33 MeV and 2 MeV which represents the 10 MV X-rays and 6 MV. Shifting the kernel is based on the geometric position of the point source.
Results and discussion: Largest relative error occurs at the surface and in build up region of the phantom for all energies. For photon energy 3.33 MeV, error is less than 5 % in effective area. As for the photon energy 2 MeV, error is less than 10 % in effective area with a gradient for all field. The monoenergetic representation shift the dmax for all field. The error occurs due to the use of monoenergetic photons disobeying the other photon energies in the X-ray spectrum which has greater or less energies than the mean energy. It is also caused by the calculation has done in the 2 dimensional region.
Conclusion and Suggestion: This experiment accurately compute the PDD in X-ray radiation for the effective area. But it failed to compute the PDD in the build up region. A few addition of other method can optimize this superposistion method to speed the calculation time ad improve the accuration. A suppression of the kernel dimension based on its prime value that is effective to speed up the calculation. And the calculation would be followed by the convolution method principle.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1101
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library