Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luigy Aditya Putra Permana
"Telah lama daur ulang digembar gemborkan sebagai cara efektif untuk melestarikan lingkungan, yaitu dengan mereproduksi material-material yang tidak bias diurai oleh alam dan mempergunakannya kembali. Dalam dunia arsitektur, penggunaan material daur ulang juga semakin diperkenalkan. Akan tetapi, banyak yang beranggapan kualitas material daur ulang kalah dengan material konvensional, selain itu daya tahannyapun jauh berkurang. Ada pula pendapat mengenai penampilan yang kurang indah.
Saya melihat sebuah kecenderungan yang ingin saya gali lebih dalam, yaitu mengenai eksplorasi material bekas untuk arsitektur. Cara ini menurut saya lebih realistis dari sudut pelestarian lingkungan, karena menggunakan barang bekas tidak memerlukan energi untuk mendaur ulangnya. Saya ingin mengeksplorasi penggunaan material bekas untuk arsitektur yang baik dalam arti bisa menghasilkan penampilan yang diinginkan dan sanggup berdiri. Saya berharap bisa mengurangi keengganan masyarakat untuk mengeksplorasi potensi material bekas dalam arsitektur. Efek jangka pendek dari penggunaan material bekas mungkin bisa menghemat biaya pembangunan. Untuk efek jangka panjang dan berkelanjutan, mungkin kecenderungan ini dapat membantu program pelestarian lingkungan yang hemat energi.

For a long time, recycling has been shouted out loudly as the effective way to preserve nature, by re-producing waste materials that cannot be demolished by nature and using them again for the second time. In architecture world, usage of recycled materials has also been brought in further. But, many people are still thinking that recycled materials lose in quality compared to the new and conventional ones. The durability is also far less. There are also opinions about lacks of beauty in appearance.
I saw a behavior which I want to explore deeper, I mention it as the exploration of dumped materials in architecture. This way, in my opinion, is more realistic when seen through the eye of nature, because using used things don?t require energy to recycle any of it. I want to explore the usage of dumped materials for architecture in good way which means able to carry out destined appearance and can withstand itself as a building. I?m hoping in a way to reduce people?s skepticism in exploring the potential of dumped materials in architecture. The short term effect of using dumped materials may lead to building cost efficiency, when in long and sustaining term may lead to an environment preserve program which requires less energy to perform."
2008
S48412
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghosh, S.K.
United State: International Code Council, 2003
624.17 GHO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ufflen, Chris van
"The demands placed on office spaces and office buildings have intensified considerably in the 21st century through the digital revolution and the new realities of the internet age"
Salenstein: Braun, 2013
725.23 UFF o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Priyatno
"Penerapan VE pada tahap desain bangunan gedung di Indonesia yang belum optimal tidak akan memberikan banyak manfaat bagi proyek konstruksi bangunan gedung. Penelitian dimaksudkan untuk menyediakan saran bagi pengoptimalan penerapan VE. Penelitian dilaksanakan melalui survey kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa penerapan VE belum optimal. VE belum dipahami dengan benar, diterapkan belum sesuai standar internasional, kurangnya pengalaman penerapan VE, serta adanya permasalahan kurangnya pemahaman pengetahuan dan praktek tentang VE, adanya konflik dan tidak adanya panduan VE. Penerapan VE dapat dioptimalkan melalui penyediaan panduan, sosialisasi/ seminar, workshop dan sertifikasi, memasukan kedalam kurikulum universitas, perkuatan HAVEI, dan pengaturan VE dengan undang-undang.

VE implementation in building design stage in Indonesia that isn?t optimal yet will not give a lot of benefit for building construction project. Research is meant to provide recommendations for optimize VE implementation. Research was carry out via questionnair survey and interview. Research findings that VE implementation isn?t optimal yet. VE isn?t understand aright, VE implementation isn?t appropriate with standard international, lack of experience in VE implementation, and there are problems in VE implementation, namely lack of understanding VE knowledge dan VE practice, there is conflict, and there is no guidance VE. VE implementation can be optimized via providing guidance, socialization/seminary, workshop and certification, insert into university curriculum, strengthening Indonesia Value Engineering Expert Association (IVEEA), and establishing VE implementation based on law."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40752
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Handbook of building security planning and design" ini merupakan sebuah buku panduan mengenai perencanaan dan desain gedung. "
New York: McGraw-Hill, 1979
R 690.02 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Guthrie, Pat
"Buku yang berjudul "The architect's portable handbook: first step rules of thumb for building design" ini ditulis oleh Pat Guthrie. Buku ini merupakan sebuah buku panduan mengenai langkah-langkah mendesain bangunan."
New York : McGraw-Hill, 1995
R 721 GUT a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: RHED, 2013
729.1 CON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Wulan Triadji
"Tahap desain yang merupakan tahap yang paling kompleks untuk dipahami, dijalankan dan dikelola membuat industri konstruksi mengalami penurunan produktivitasnya. Selain masalah desain, bangunan memiliki masalahnya tersendiri yaitu kegiatan pembangunanya yang memiliki dampak negatif pada lingkungan. Hal ini membuat pentingnya menerapkan konsep green building pada tahap desain. Proses desain green building yang memakan waktu lebih lama daripada bangunan konvensional membuat industri konstruksi diharapkan mampu mengambil langkah yang inisiatif dalam menemukan cara alternatif dalam membuat tahapan desain green building dengan cara yang lebih efektif. Salah satunya dengan penerapan teknologi dengan menggunakan machine learning. Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini akan menggabungkan solusi atas kedua masalah dari industri bangunan, dengan membangun model machine learning untuk perencanaan desain green building. Variabel green building yang digunakan dalam mengembangkan model machine learning adalah efisiensi energi, kualitas ligkungan dalam ruangan, efisiensi air dan perencanaan lokasi. Metode yang diambil sebagai model terbaik dalam penelitian ini adalah model dengan pengganbungan algoritma IF/ELSE dan artificial neural network dengan nilai mean square error sebesar 1.3.

The design stage is the most complex stage to understand, carry out and manage, causes the construction industry has experienced declining productivity. Apart from design issues, buildings have their own problems, their construction activities have a negative impact on the environment. It is important to apply green building concepts at the design stage. The green building design process takes longer than conventional buildings makes the construction industry expected to be able to take initiative steps in finding alternative ways to make green building design stages more effective. Based on these problems, this research will combine solutions to the two problems of the building industry, by building machine learning models for green building designs. Green building variables used in developing machine learning models are energy efficiency, indoor environmental quality, water efficiency and site planning. The method taken as the best model in this study is a model by combining the IF/ELSE algorithm and artificial neural network with a mean square error of 1.3. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninditya Choirul Athifah
"Bangunan studi kasus gudang terdiri dari 3 lantai dengan bentang tipikal 11.4 m (kecuali pada bagian driveway terdapat bentang 17.1 m) dan tinggi antar lantai 11.2 m. Struktur menggunakan beton fc’ 40 MPa dan tulangan baja BjTS 420B. Struktur ini menanggung beban hidup gudang sebesar 25 kN/m2, beban hidup driveway 15 kN/m2, dan atap datar 1 kN/m2. Sementara itu, beban gempa yang diberikan adalah gempa respons spektrum. Bangunan ini berlokasi di Depok dengan kelas situs tanah lunak sehingga termasuk kategori desain seismik D dan memiliki sistem pemikul gaya seismik berupa sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Desain struktur bangunan dilakukan dengan dua skema, yaitu struktur Konvensional di mana digunakan pelat dua arah yang menumpu balok sebagai media transfer beban ke kolom dan struktur post-tensioned flat slab (PTFS) di mana digunakan pelat dua arah prategang yang secara langsung menumpu kolom dengan penebalan berupa drop panel. Pada struktur PTFS dilakukan pemisahan sistem penahan gaya gravitasi dan lateral (SGLR). Kolom penahan beban gravitasi saja akan dicek menggunakan prinsip kompatibilitas perpindahan. Struktur PTFS memiliki periode getar, berat seismik, gaya geser dasar, dan maximal story displacement lebih besar dibandingkan struktur konvensional. Volume tulangan (35.355%), beton (1.421%), dan bekisting (26.683%) struktur PTFS lebih kecil dibanding struktur konvensional dengan terdapat penambahan volume untuk strand (100%). Perbedaan biaya terbesar terdapat pada komponen balok, di mana penggunaan post-tensioned flat slab mampu menghemat biaya sebesar 62.712%. Total penghematan yang terjadi adalah sebesar 9.161%.

The warehouse case study building consists of 3 floors with a typical span of 11.4 m (except for the driveway section where the span is 17.1 m) and a height between floors of 11.2 m. The structure uses fc' 40 MPa concrete and BjTS 420B steel reinforcement. This structure supports a warehouse live load of 25 kN/m2, a driveway live load of 15 kN/m2, and a flat roof load of 1 kN/m2. The given earthquake load is response spectrum earthquake. This building is located in Depok with a soft soil site class so it is classified as seismic design category D and has a seismic force resisting system in the form of a special moment resisting frame system (SMRFS). The building structure design is carried out using two schemes, namely a Conventional structure where a two-way slab supported by beam as a load transfer medium to the column is used and a post-tensioned flat slab (PTFS) structure where a two-way prestressed slab that directly supported by column with thickening. in the form of a drop panel is used. In the PTFS structure, there is a separated gravity and lateral resisting system (SGLR). Gravity-load-only columns will be checked using the principle of displacement compatibility. PTFS structure has a vibration period, seismic weight, base shear force, and maximum story displacement greater than conventional structure. The volume of reinforcement (35.355%), concrete (1.421%), and formwork (26.683%) for PTFS structure is smaller than conventional structures with strands volume (100%) added in the PTFS structure. The biggest cost difference is in the beam components, where the use of post-tensioned flat slabs can save costs of 62.712%. The total savings that occur are 9.161%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Crawley, Stanley W.
New York: John Wiley & Sons, 1984
693.71 CRA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>