Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guruh Dharsono
"Sistem deteksi kebakaran merupakan sistem yang sangat penting dalam bangunan gedung untuk memberikan peringatan dini bagi penghuni apabila suatu kondisi darurat kebakaran terjadi. Sistem deteksi kebaran umumnya berbasis detektor titik dalam bentuk detekor panas dan asap yang ditempatkan pada setiap jarak tertentu dalam ruangan sesuai standar yang berlaku. Untuk meningkatkan kehandalan sistem detektor titik, maka baru - baru ini dikembangkan pula sistem detektor berbasis pengolahan citra asap yang direkam menggunakan kamera video atau CCTV.
Banyak metode yang digunakan dalam sistem pengolahan citra asap ini. Salah satu metode yang digunakan dalam pengolahan citra video asap adalah menggunakan pendekatan model gausian. Namun, penggunaan metode citra sebagai alat pendeteksi asap yang berbahaya masih memerlukan penentuan kriteria bahaya kebakaran yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria bahaya kebakaran dari citra asap yang dihasilkan melalui suatu pemodelan kebakaran. Dalam penelitian ini digunakan Software Fire Dynamic Simulator Version 5 untuk membuat suatu pemodelan asap. Adapun set-up dan input pemodelan serta validasinya dilakukan menggunakan hasil eksperimental pemanasan material polimer dan selulosa yang telah dilakukan oleh Fakhrurozi [11] dan Cahyo [12].
Dalam simulasi ini ditambahkan detektor asap sebagai penanda kondisi berbahaya. Citra asap yang dihasilkan melalui pemodelan akan diolah menggunakan piranti lunak yang dikembangkan oleh Suwarno [8], Lutfi [9], dan Revaldo [24]. Kriteria kondisi bahaya didapat dari luasan asap dan densitas optik yang terjadi saat menyentuh dan menyebar pada langit - langit kompartemen. Usulan kriteria ini diharapkan bisa digunakan sebagai salah satu standar bahaya pada sistem piranti lunak yang dikembangkan kedepanya

Fire detection system is the most important system in a building to give an earlier warning for an occupant if an emergency condition of fire hazard happened. A common fire detection system based on point detector like heat detector and smoke detector is placed on certain distance in a compartemen with an apripriate standard. To increase an ability of point detector, recently it is improved with detection sistem based on smoke image processing recorded use video camera or CCTV.
Many method can be used in this smoke image processing. One of these method is gausian mixture model. But when this sistem is used steel need a determination of fire hazard criteria.
This research purpose to determinate a fire hazard kriteria from smoke modeling result from a fire modeling. It use Fire Dynamic Simulator Version 5 to make a smoke modelling. Set-up and modeling input with its validation is done by using eksperimental result from heating material of polimer and selulose that‟s done by Fakhrurozi [11] and Cahyo [12].
This simulations use a smoke detector as an hazard condition. Image of smoke resulted from its modeling will be processed use developed software by Suwarno [8], Lutfi [9], and Revaldo [24]. A criteria of fire hazard is got from an area of smoke and its optical density when smoke touch and spread on maximum region of compartemen. This criteria is suggested to be one of standard fire hazard used on the next software of smoke video detection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Rachmat
"Detektor asap umumnya banyak digunakan pada bangunan tinggi. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak pemanfaatan detektor asap yang kurang efektif sehingga kinerja dari detektor asap tidak optimal. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik dari hasil pembakaran dua jenis bahan yang berbeda, yaitu jenis flaming (bensin) dan smouldering (foam) khususnya dari pergerakan asap yang dihasilkan serta pengaruhnya terhadap respon detektor asap. Dengan mengetahui karakteristik tersebut, diharapkan dapat dijadikan referensi untuk memilih detektor asap yang tepat.
Secara umum penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap simulasi dan tahap eksperimen. Simulasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari hasil pembakaran. Kemudian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik tersebut terhadap tipe detektor asap yang digunakan.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa aliran asap pada pembakaran kedua jenis bahan bakar yang digunakan tergolong aliran laminar pada saat asap keluar dari sumbernya. Namun, kecepatan asap pada pembakaran bensin lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan asap pada pembakaran foam. Kemudian dari hasil eksperimen didapatkan bahwa detektor asap ionisasi lebih reaktif terhadap pembakaran jenis flaming, sedangkan detector asap fotoelektrik lebih reaktif terhadap pembakaran jenis smouldering.

Smoke detectors are widely used in buildings. However, the fact that smoke detector role and performance in a building are still not optimal and ineffective. The main objective of this research is to study the combustion characteristics of two different types of material, which is kind of flaming (petrol) and smouldering (foam), especially from the movement of smoke produced and the influence on smoke detector response. By knowing the characteristics, it is expected to be the reference for selecting the right smoke detector.
This study is generally done in two stages of simulation and experimental stage. The simulation is conducted to determine the characteristics of combustion products. Then experiments are conducted to determine the effect of these characteristics on the type of smoke detector used.
From the simulation results showed that the flow of smoke in the burning of both types of fuel used is laminar flow when smoke coming from the source. However, the speed of the smoke in the combustion of gasoline is higher than the velocity of smoke at the burning foam. Then, from the experimental results showed that ionization smoke detector is more reactive to flaming combustion type, while the photoelectric smoke detector is more reactive to smouldering combustion type.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library