Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jarnuzi Gunlazuardi
"Telah dilakukan penelitian detoksifikasi air secara foto(elektro)katalisis dengan menggunakan lapisan tipis TiO2 yang dilekatkan pada permukaan logam titanium. Didalam penelitian yang dilaporkan telah dikembangkan cara pembuatan lapisan tipis TiO2 dengan teknik sot-gel dan pemanasan. Inovasi dilakukan dengan mengganti prekursor yang umum dipakai (titanium isopropoksida = TIPP) dengan prekursor lain, yaitu titanium diisopropoksi bis asetil asetonate (TAA), yang memberikan kemungkinan ditetapkannya suatu prosedur yang memberikan lapisan tipis yang homogen. terikat kuat, dan mempunyai bentuk kristalinitas yang dikehendaki. Keadaan ini dimungkinkan karena(tidak seperti TIPP) TAA diudara terbuka cukup stabil sehingga hidrolisis dan pembentukan oksidanya dapat dikontrol. Dengan cara demikian kita mempunyai banyak kesempatan mengarahkan pelekatan titanium dioksida yang masih sanat kecil ukuran partikelnya dan menjamin diperolehnya lapisan-lapisan yang terikat kuat. Kenyataannya, prosedur yang cukup reliable dan mudah dikerjakan berhasil ditetapkan melalui penelitian ini.
Matrik katalis yang yang dikembangkan dengan cara tersebut diatas kemudian disusun dalam konfigurasi reaktor fotokatalisis. Inovasi konfigurasi reaktor dilakukan dengan pendekatan baru, yakni konfigurasi yang memungkinkan kita memberikan bias potensial pada permukaan lapisan tipis titanium dioksida. Dengan cara demikian tidak hanya proses fotokatalisis saja yang dapat dipelajari dan atau dijalankan, tetapi juga proses fotoelektrokatalisis.
Konfigurasi reaktor yang disusun telah dicobakan untuk mematikan E.coli dan mendegradasi 2,4.6-triklorofenol didalam air. Dalam penelitian ini telah berhasil dikonfirmasi keberadaan fenomena fotoelektrokatalisis disamping fenomena fotokatalisis. Keberadaan efek penguatan karena tegangan listrik (electric field enhancement effect) telah diverilikasi dan nampaknya memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan kemampuan katalitik, terutama pada thermal film. Lebih jauh dapat dikenali bahwa fotoelektrokatalisis mempunyai potensi yang lebih baik dalam hal menurunkan toksisitas air yang terkontaminasi.
Evaluasi lebih lanjut pada kedua. jenis lapisan tipis (thermal film versus solgel film) mengindikasikan bahwa keduanya mempunyai perilaku yang berbeda dalam peranannya pada proses fotoelektrokatalisis. Nampaknya thermal film lebih sesuai untuk target kontaminan yang mempunyai konsentrasi relatif tinggi, sementara sol-gel film lebih sesuai untuk target kontaminan dengan konsentrasi sangat rendah."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2000
LP 2000 156a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyapihan akut dari penyalahgunaan opioid kronik selama anestesia umum, umumnya disertai gejala akibat keluarnya adrenalin. Makalah ini melaporkan pengalaman kami dalam neuroregulasi yang dipercepat untuk memulihkan ketergantungan fisik dan psikologik. Sesudah pemeriksaan medik dan psikologik yang menyeluruh, 361 pasien pecandu heroin dirawat di ICU selama 24-36 jam, yang mencakup proses pengobatan praprosedur 6 jam (solbutamol, klonidin, diazepam, ranitidin, omeprazol, vitamin C, oktreotid, dan ondansetron). Anestesia dimulai dengan midazolam dan propofol iv dan dipertahankan dengan infusi propofol. Naltrekson, klonidin, oktreotid, dan diazepam diberikan setelah itu. Anestesia dipertahankan selama 3 ½ - 5 jam tergantung pada keparahan gejala-gejala putus obat yang dicetuskan oleh naltrekson. Sesudahnya, analgetik dan sedatif diberikan seperlunya. Sewaktu dipulangkan pada keesokan harinya, pasien diberi resep naltrekson oral selama 10-12 bulan. Detoksifikasi berhasil pada semua pasien tanpa efek samping anestesia yang tidak diinginkan. Efek samping yang dijumpai adalah capai, insomnia, mengantuk, menggigil, nyeri perut, mual, diare, mialgia, bulu roma merinding dan rasa tak nyaman. Pada kebanyakan pasien gejala-gejala ini menghilang tanpa pengobatan. Terapi simptomatik diperlukan pada 32,7% pasien. Pada semua pasien yang menyelesaikan terapi rumatan naltrekson (166 orang) ‘craving’ menghilang pada bulan ke 10. Masalah utama adalah kepatuhan pasien yang rendah terhadap naltrekson oral, sehingga hanya 45,9% pasien yang menyelesaikan terapi. Kesimpulan: neuroregulasi yang dipercepat yang mencakup terapi pemeliharaan naltrekson (10-12 bulan) sangat efektif untuk detoksifikasi dan untuk menghilangkan craving pada pasien pecandu heroin. (Med J Indones 2004; 13: 53-8)

Acute weaning from chronic opioid abuse during general anesthesia is usually followed by adrenergic outflow effects. This article is to report our experience with accelerated neuroregulation that reverses the physical and psychological dependency. After a comprehensive psychological and medical examination, 361 heroin dependent patients were admitted to ICU to be hospitalized for a full 24 or 36 hours, including a 6 hour pre-procedure medication process (solbutamol, clonidine, diazepam, ranitidine, omeprazole, vitamin C, octreotide, and ondansetron). Anesthesia was induced with midazolam and propofol iv and maintained with propofol infusion. Naltrexon, clonidine, octreotide, and diazepam were then administered. Anesthesia was maintained for 3 ½ - 5 hours depending on severity of withdrawal symptoms precipitated by naltrexone. Analgetics and sedatives were given as needed afterwards. Upon discharge on the following day, patient was prescribed a regimen of oral naltrexone for 10-12 months. All 361 patients were successfully detoxified without any adverse anesthetic events. The side effects encountered were fatigue, insomnia, drowsy, shivering, abdominal pain, nausea, diarrhoea, myalgia, goose bumps and uncomfortable feeling. In most of the patients these symptoms disappeared without any treatment. Symptomatic treatments were needed in 32.7% of patients. In all 166 patients who completed their naltrexone maintenance treatment, craving disappeared in the 10th month. The main problem was the low patient compliance to oral naltrexone, so that only 45.9% of the patients completed their therapy. Conclusion: Accelerated neuroregulation which includes naltrexone maintenance treatment (10-12 months) was highly effective to detoxify and to abolish craving in the heroin dependent patients. (Med J Indones 2004; 13: 53-8)"
Lengkap +
Medical Journal of Indonesia, 13 (1) January March 2004: 53-58, 2004
MJIN-13-1-JanMar2004-53
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lipski, Elizabeth
New York: McGraw-Hill, 2020
616.332 LIP d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jensen, Bernard
Los Angeles: Keats Pub., 2000
615.854 JEN g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayleen Huang
"Minyak esensi dari tanaman telah terbukti dapat membunuh larva nyamuk. Penelitian ini mengevaluasi aktivitas larvisida dari minyak esensi eugenol dan piperin terhadap larva Aedes aegypti serta mekanismenya meliputi detoksifikasi enzim dan perubahan histopatologi. Bioassay larva Ae. aegypti instar III-IV terhadap eugenol dan piperin konsentrasi 1, 5, 10, dan 30 ppm dilakukan mengikuti protokol WHO selama 72 jam dengan ulangan 5 kali. Larva yang mati diperiksa dengan pemeriksaan histopatologi HE rutin. Evaluasi aktivitas enzim detoksifikasi: AChE, GST, dan oksidase dilakukan mengikuti protokol CDC. Piperin memperlihatkan toksisitas yang lebih baik dibandingkan eugenol dengan persentase mortalitas lebih tinggi serta nilai LC50 dan LC90 lebih rendah. Piperin dan eugenol terbukti menghambat aktivitas AChE dan oksidase (p < 0.05), sedangkan pengaruhnya terhadap GST tidak bermakna. Piperin dan eugenol mengakibatkan kerusakan masif pada midgut larva meliputi kerusakan food bolus dan membran peritrofik, terputusnya lapisan epitel, serta perubahan sel epitel dan mikrovili.

Essential oils from plants were proven to kill mosquito larvae. This research evaluates larvicidal properties of essential oils piperine and eugenol against Aedes aegypti larvae with its mechanism in detoxification enzymes and histopathological changes. Bioassay of III-IV instar Ae. aegypti larvaes exposed to eugenol and piperine with concentration of 1, 5, 10, and 30 ppm was conducted according to WHO protocol for 72 hours with 5 replications. The dead larvae went through routine histopathology H&E examination. Evaluation for detoxification enzymes activity: AChE, GST, and oxidase was conducted according to CDC protocol. Piperine exhibited better toxicity compared to eugenol with higher mortality percentage and smaller LC50, LC90 values. Piperine and eugenol were proven to inhibit AChE and oxidase activity (p < 0.05), but not GST activity. Both substances caused massive destruction to larvae midgut including degradation of food bolus and peritrophic membrane, discontinuity of the epithelium layer, irregular epithelium cell and microvilli shape."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnamanda D H
"Delesi GSTT1 dan GSTM1 mempengaruhi detoksifikasi xenobiotik seperti merkuri dari dalam tubuh. Amalgam merupakan salah satu sumber paparan merkuri pada tubuh manusia.
Tujuan : mengetahui pola distribusi sebaran genotip delesi GSTT1 dan GSTM1 pada populasi Indonesia, menganalisis perbedaan kadar merkuri dalam urin antara subjek dengan dan tanpa amalgam serta keterkaitan antara delesi gen dengan merkuri dari amalgam serta jenis
kelamin.
Metode : Cross-sectional, 264 ekstrak DNA, 50 sampel urin sebagai subjek penelitian.
Hasil dan Kesimpulan : Frekuensi delesi GSTT1 lebih besar dibandingkan GSTM1 pada populasi Indonesia. Tidak terdapat hubungan antara delesi gen dengan kadar merkuri serta jenis kelamin.

Background : GSTT1 and GSTM1 deletion affected xenobiotic detoxification such as mercury from inside the body. Amalgam is one source of mercury exposure on the human body.
Aim : To describe the distribution pattern of of GSTT1 and GSTM1 deletion on the Indonesian population, analyze the differences in urinary mercury levels between subjects with and without amalgam and also the relationship between gene deletions with amalgam?s mercury and gender.
Methods : Cross-sectional study. 264 DNA extracts, 50 urine samples as a research subjects.
Results and Summary : The GSTT1 deletion frequency is bigger than GSTM1 on the Indonesian population. There was no correlation between gene deletions with mercury levels and gender.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savana Jacqueline Dooley
"Di Indonesia, filariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang vektor utamanya adalah nyamuk Culex quinquefasciatus. Pengendalian vektor nyamuk menggunakan insektisida sintetis dapat menimbulkan resistensi nyamuk betina Cx. quinquefasciatus. Oleh karena itu, diperlukan insektisida alternatif dari bahan alami (curcumin (C21H20O6) dan hexahydrothymol (C10H20O)). Penelitian ini difokuskan pada aktivitas curcumin dan hexahydrothimol dalam membunuh nyamuk betina Cx. quinquefasciatus, mekanismenya yang meliputi perubahan aktivitas enzim detoksifikasi, dan pengaruhnya terhadap perilaku nyamuk betina dalam mengisap darah. Bioassay nyamuk mengikuti protokol WHO, nyamuk dipaparkan dengan kertas filter yang mengandung curcumin dan hexahydrothymol dengan konsentrasi 10, 25, 50 ppm. Bioassay dilakukan dengan ulangan 3 kali. Pemeriksaan enzim asetilkolinesterease (AChE), glutation s-transferase (GST), dan oksidase dengan menggunakan metode biokimia yaitu homogenisasi yang diikuti dengan pembacaan menggunakan ELISA reader. Pengujian perilaku makan darah dan engorgement time menggunakan modifikasi Xue et al. Curcumin dan hexahydrothymol konsentrasi 50 ppm menyebabkan angka mortalitas 100% pada nyamuk betina Cx. quinquefasciatus. Curcumin memperlihatkan nilai LC50 = 0,455 ppm dan LC90 =1,360 ppm serta hexahydrothymol sebesar LC50 = 0,455 ppm dan LC90 =1,360 ppm. Aktivitas AChE dan GST meningkat (p<0,05), sedangkan oksidase mengalami inhibisi (p<0,05). Hexahydrothymol mengakibatkan perubahan perilaku waktu kenyang yang lebih singkat dan persentase makan darah yang lebih kecil dibandingkan dengan curcumin.

In Indonesia, filariasis is a public health problem whose main vector is the Culex quinquefasciatus mosquito. Mosquito vector control using synthetic insecticides can cause resistance to female mosquitoes Cx. quinquefasciatus. Therefore, alternative insecticides are needed from natural ingredients (curcumin (C21H20O6) and hexahydrothymol (C10H20O)). This study focused on the adulticidal activity of curcumin and hexahydrothymol, its mechanism (changes in the activity of detoxification enzymes, and its effect on the blood sucking behavior of female mosquitoes). The mosquito bioassay followed the WHO protocol, where mosquitoes were exposed to filter paper containing curcumin and hexahydrothymol at concentrations of 10, 25, 50 ppm with 3 repetitions. Examination of the enzymes acetylcholinesterease (AChE), glutathione s-transferase (GST), and oxidase uses biochemical method, homogenization followed by reading using ELISA. The testing of blood-sucking behavior and engorgement time uses the modification of Xue et al method. Curcumin and hexahydrothymol at a concentration of 50 ppm caused a 100% mortality rate in female Cx. quinquefasciatus mosquitoes. Curcumin showed LC50= 0.455 ppm and LC90= 1.360 ppm and hexahydrothymol LC50 = 0.455 ppm and LC90= 1.360 ppm. AChE and GST activities increased (p<0.05), while oxidase was inhibited (p<0.05). Hexahydrothymol resulted in shorter engorgement time and smaller blood-sucking percentage compared to curcumin."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustina Yasminisari
"Kerang darah (Anadara granosa) merupakan komoditas pangan yang sangat rentan terhadap akumulasi logam berat karena sifatnya yang filter feeder. Diperlukan suatu cara untuk mengurangi kandungan logam berat dan senyawa lain pada kerang darah, salah satunya melalui detoksifikasi. Proses detoksifikasi logam dilakukan dengan metode kontinu, tidak kontinu dan ekstraksi asam. Pada penelitian ini, dilakukan pula detoksifikasi fenol dengan ekstraksi asam. Waktu optimum detoksifikasi metode kontinu adalah 16 jam, dengan kecepatan sirkulasi 235 L/jam untuk logam Pb dengan penurunan sebesar 41,60% dan kecepatan sirkulasi 250L/jam untuk logam Cd dengan penurunan sebesar 31,40%. Pada metode tidak kontinu, hasil optimum dicpai dengan menggunakan air tanah pada lama perendaman 3 jam pada suhu 99oC, dengan penurunan kadar logam Pb sebesar 38,97% dan kadar logam Cd 54,78%. Pada metode ekstraksi, kondisi optimum dicapai menggunakan pelarut asam asetat 12% dengan penurunan logam Pb dan Cd masing-masing sebesar 43,12% dan 55,06% serta 58,36% untuk fenol. Akibat proses detoksifikasi ini, terjadi penurunan protein terlarut dalam air, dengan hasil optimum pada perlakuan ekstraksi asam asetat 12% sebesar 69,55% pada sampel logam dan 47,19% pada sampel fenol menggunakan metode Lowry.

Blood Cockle are food commodities that susceptible to accumulate heavy metals in their body because it`s trait as filter feeder. Required an effort to minimize the content of heavy metals and other compounds in Blood Cockle, one that can be done is by detoxification. The detoxification conducted through continuous method, discontinuous method, and acid extraction methods. In this study, detoxification also applied on phenol by acid extraction. The optimum time of continuous method was 16 hours, with a circulation rate of 235 L/h and decreased levels of Pb obtained by 41,60% and 31,40% for Cd with 250L/h circulation rate. In the discontinuous method, the optimum result was achieved when using ground water media at 3 hours soaking time and 99oC of temperature. This method given decreased levels of Pb and Cd in 38,97% and 54,78%. In the extraction method, the optimum condition was achieved in a solvent extraction using 12 % acetic acid with decreased levels of Pb and Cd was 43,12% and 55,06%, also 58,36% for phenol. As a result of this detoxification process, the greatest decrease in protein occurs by 12% of acetic acid extraction treatment, with a decrease in protein content 69,55% on the metal samples and 47,19% on a phenol samples using the Lowry method.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library