Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monita Indah Amalia
"Sebagai negara adidaya, Cina telah mencapai banyak kemajuan di bidang teknologi tinggi; termasuk peningkatan dalam jumlah SDM yang berkualitas, penelitian dan pengembangan (R&D), hingga publikasi ilmiah dan hak paten. Semua peningkatan ini membawa Cina sebagai salah satu negara superior dalam sains dan teknologi. Studi ini memberikan ilustrasi bahwa peran pemerintah sangat signifikan sebagai penentu dibalik kesuksesan Cina, sebagaimana dimulai pada masa pemerintahan sebelumnya. Sejak akhir 1970-an, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah besar kebijakan yang dirancang untuk mereformasi sistem teknologi, dengan memberikan dukungan penuh dalam bentuk investasi bagi pengembangan R&D dan mendorong peningkatan jumlah sarjana, ilmuwan dan insinyur, di samping melibatkan pihak swasta dalam bentuk investasi modal ventura. Keberhasilan Cina saat ini tidak terlepas dari strategi politik dan ekonomi jangka panjang oleh pemerintah Cina khususnya dalam pengembangan teknologi. Strategi ini dicanangkan kali pertaman saat Cina dipimpin oleh Deng Xiaoping yang kemudian membuka diri ke dunia luar pada akhir tahun 1970-an. Keberhasilan pemerintah Cina sebagai aktor utama di balik modernisasi teknologi merupakan inti dalam tulisan yang dijelaskan dengan menggunakan teori ‘developmental state’ Chalmers Johnson

As a superpower, China has shown many achievements in terms of high technology; such as increasing the number of research and development (R&D), number of qualified human resources, and producing scientific publications and patents. All these improvements show that China is noted as one among quite a few advanced-technological countries in the world. This achievement was obviously due to a role of the Chinese government in the past. Since the late 1970s, the government has issued a large number of policies designed to reform their technological systems, giving overwhelming endorsement to R&D, fully funding a number of scientists and engineers, and encouraging venture capital investment. The success story of China today especially in technology development cannot be separated from the way of the Chinese Government did in the past, especially in terms of long-terms political and economic strategy. That strategy was launched for the first time under President Deng Xiaoping, who started to open up China for all around the world in the late 1970s. The Chinese government undeniably as a main actor behind the modernization process of technology in the country, which is explained by using Chalmers Johnson's theory of 'developmental state'."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrana Nadifa Ramadhanty
"Dalam ilmu Hubungan Internasional, terdapat perdebatan mengenai relevansi peran negara dalam era globalisasi ekonomi. Skripsi ini berkontribusi dalam perdebatan tersebut dengan menganalisis peranan negara pada industri PV surya Tiongkok khususnya pada tahun 2011-2018. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan studi literatur yang didukung dengan wawancara dan menggunakan konsep developmental states dan kebijakan energi terbarukan sebagai alat analisis. Menguatnya industri PV surya Tiongkok dalam waktu singkat, khususnya pada mata rantai midstream, membawa ancaman bagi negara-negara Barat yang telah lebih dahulu menguasai teknologi industri energi surya. Oleh karena itu, dengan dasar bahwa kebijakan energi surya Tiongkok menciptakan persaingan yang tidak adil, Amerika Serikat pada tahun 2011 menginisiasi perang dagang dengan Tiongkok dan kemudian diikuti Uni Eropa pada tahun 2012. Menghadapi implikasi perang dagang, secara garis besar strategi Tiongkok adalah meningkatkan daya saing produk PV surya mereka dan memperluas pasar, baik domestik maupun internasional. Strategi ini dituangkan dalam tiga jenis kebijakan, yakni regulatory mandate. direct financial support, dan market-based instrument. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa perkembangan industri PV surya Tiongkok sesuai dengan model pembangunan developmental states dengan peranan pemerintah yang kuat, baik pemerintah pusat maupun daerah
One of the great debates in the study of International Relations is the relevance of the state’s role the era of economic globalization. This thesis contributes to the debate by analyzing the role of the state in China's solar PV industry, especially in 2011-2018. This study uses qualitative methodology with literature studies supported by interviews, with the concept of developmental states and renewable energy policies serving as analytical tools. The success of China's solar PV industry within short period, especially in the midstream chain, poses a threat to Western countries that first mastered the solar PV technology. Therefore, on the basis that China's solar energy policy creates unfair competition, the United States in 2011 initiated a trade war with China and was then followed by the European Union in 2012. Facing the implications of the trade war, China's strategy in general is to increase the competitiveness of their solar PV products and expanding their markets, both domestic and international. This strategy is implemented with three types of policies, namely the regulatory mandate, direct financial support, and market-based instruments. In general, it can be concluded that the development of China's solar PV industry is in line with the developmental states theory, with a strong role of government, both central and local governments.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library