Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sucipto Dwitanta
"Pasien dewasa pertengahan dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi terjadinya komorbiditas. Diabetes self management merupakan hal yang esensial dilakukan untuk mengontrol gula darah. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi diabetes self management pada pasien dewasa pertengahan dengan diabetes tipe 2. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross-scetional pada 91 reponden. Semua data pada penelitian ini diambil secara daring. Hasil analisis bivariat hanya dukungan keluarga (p=0,023) dan efikasi diri (p=0,0005) yang berhubungan dengan diabetes self management, sedangkan faktor lain tidak memiliki korelasi. Analisis regresi linear ditemukan bahwa efikasi diri (p=0,0005, R2=0,379) yang paling berpengaruh terhadap diabetes self management. Perawat perlu mengembangkan intervensi dan inovasi keperawatan yang mengacu pada pemberdayaan pasien dalam meningkatan kemampuan dalam perawatan diri sendiri. Fokus utama perawat pada peningkatkan efikasi diri pasien dan kemampuan diabetes self management. Diperlukannya edukasi yang berkelanjutan serta keterlibatan dari anggota keluarga pasien.
......Factors affecting diabetes self management in middle-age adult with type 2 diabetes mellitus. Middle-age adult patients with diabetes have higher risk comorbid conditions. Diabetes self management is an essential thing to control blood sugar.The aim of this study was to analyze the factors affecting with diabetes self-management in middle-age adult with type 2 diabetes. A cross-sectional approach was conducted for 91 respondents. All data in this research were collected from online survey. From the bivariate analysis, there were only family support (p = 0.023) and self-efficacy (p = 0.0005) that associated with diabetes self-management. The other variable had no correlation. Linear regression analysis found that self-efficacy (p = 0.0005, R2 = 0.379) had strongest correlation toward diabetes self-management. Nurses need to develop nursing interventions and innovations that refer to empowering patients to increase their ability to care for themselves. Nurses’ primary focus was on improving patient self-efficacy and diabetes self-management abilities. Patiens need for continuing education and involvement of the patient's family members."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavia Risna Damayanti
"Dalam dunia ini, manusia diciptakan sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, seperti yang dikatakan oleh Turner dan Helms (1995) bahwa mencari dan menjalin hubungan dengan orang lain adalah naluri seorang manusia. Jalaludin Rakhmat (1988) dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan pula bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga selalu ingin berhubungan dengan orang lain secara positif.
Ternyata, tidak semua orang dapat memiliki kehidupan sosial yang mulus. Cutrona (dalam Peplau dan Perlman, 1982) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa keadaan loneliness, merupakan keadaan yang dapat dihasilkan akibat ketidakterpenuhinya kebutuhan interaksi seorang individu. Loneliness, dapat menyebabkan akibat yang buruk seperti alkoholisme, bunuh diri dan berbagai gejala penyakit (Perlman dan Peplau, 1982).
Kebutuhan interaksi yang intim seorang individu dapat dipenuhi lewat lembaga perkawinan, dimana disebutkan oleh Cox (dalam Brehm, 1992) bahwa interaksi sosial dalam perkawinan merupakan bentuk interaksi yang mempunyai sifat paling intim bila dibandingkan dengan bentuk interaksi lain. Menurut penelitian Freedman (dalam Brehm, 1992), dalam suatu perkawinan para istri mengalami loneliness lebih besar daripada para suami.
Menurut Fischer dn Philip (dalam Brehm, 1992), wanitalah yang rentan terhadap loneliness apabila ikatan intim atau pernikahan tersebut mengurangi akses mereka pada jaringan sosial yang lebih luas. lnilah yang disebut sebagai isolasi sosial, dimana salah satu kelompok istri yang mengalaminya adalah mereka yang tidak bekerja atau yang lazim disebut ibu rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran loneliness pada ibu rumah tangga tengah baya yang tidak bekerja. Subyek yang dipilih adalah mereka dengan usia 40-60 tahun atau pada masa middle adulthood dan tidak bekerja atau tidak memiliki penghasilan sendiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan alat Revised UCLA Loneliness Scale yang terdiri dari 20 item. Alat ini mengandalkan penilaian subyek terhadap dirinya sendiri yang berarti memiliki kelemahan dapat terjadi kemungkinan faking good atau subyek berusaha terlihat baik di mata orang lain.
Hasil penelitian yang didapatkan ternyata, rata-rata dari 80 orang ibu rumah tangga tengah baya yang tidak bekerja tersebut mengalami loneliness, hanya saja pada tingkat yang rendah atau kadar loneliness-nya rendah. Ada beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini, tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang relevan.
Penjelasan pertama, wanita memfokuskan perkembangan dirinya pada perkembangan keluarganya (Kelly & Noen dalam Turner & Helms, 1995), sehingga kesuksesan anggota keluarganya merupakan kesuksesan bagi dirinya, hal tersebut dapat menjadi penyebab rendahnya tingkat loneliness pada rata-rata subyek. Penjelasan kedua, seperti diungkapkan Frieze (1978), wanita masih menilai sumber kepuasannya adalah perkawinan dan anak-anaknya sehingga tanpa bekerjapun mereka telah memperoleh kepuasan hidup. Memiliki anak, dapat menjadi penjelasan selanjutnya, dengan demikian salah satu tugas perkembangannya, yaitu membantu anak-anaknya yang sedang bertumbuh menjadi orang dewasa yang matang secara sosial (Duvall dalarn Pikunas, 1976) dapat terlaksana dengan baik.
Peningkatan kualitas dalam pernikahan yang umumnya terjadi pada masa ini seperti yang diungkapkan oleh Pikunas (1976), merupakan penjelasan selanjutnya, sebab dengan demikian perasaan lonely seseorang cenderung dapat terobati. 80 % subyek mengikuti aktivitas di luar rumah juga dapat menjadi penjelasan terhadap hasil penelitian, sebab, aktivitas tersebut dapat membantu subyek menjaga jaringan sosialnya dengan masyarakat di sekitarnya. Hal selanjutnya yang dapat pula menjadi penjelasan adalah tingkat pendidikan subyek yang mayoritas atau 61.25 % adalah lulusan SLTA, karena menurut Peplau dan Perlman (1982) seseorang yang berpendidikan rendah akan cenderung terisolir."
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library