Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Noviana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dari diameter orifis terhadap kemampuan penurunan temperatur dan kapasitas pendinginan maksimum yang dapat dicapai. Pada penelitian ini penulis membuat tiga buah orifis dengan diameter yang berbeda-beda. Diameter orifis masing-masing adalah 2mm, 3mm dan 4 mm. Pipa panas yang digunakan pada penelitian ini memiliki panjang 240 mm dengan diameter dalam 6 mm, sedangkan vortex generator yang digunakan adalah type Ranque-Hilsch dengan diameter inlet 1 mm sebanyak 2 buah yang diposisikan secara aksial. Diameter Ektrensik dari Helical vortex generator yang digunakan adalah 6 dan 7 mm. Pengujian terhadap masing-masing oritis dilakukan pada tekanan udara masuk yang berbeda, yaitu 5, 6, 7 dan 8 bar. Kapasitas refrijerasi maximum untuk orifis dengan φ 2 mm adalah 39,048 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,718 untuk oritis dengan φ 3 mm adalah 52,324 J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,914 dan untuk orifis dengan φ 4 mm adalah 50,115J/s pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,947. Suhu terendah untuk oritis dengan φ 2 mm adaiah 14,3 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,381 untuk orifis dengan φ 3 mm adalah 10,7 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt = 0,389 dan untuk orifis dengan φ 4 mm adalah 13,2 ºC pada nilai fraksi massa dingin aktual μ-cold-akt= 0,385.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristanto
Abstrak :
Gelembung adalah gas terperangkap dalam fluida yang salah satunya dihasilkan dengan menyuntikkan 'gas lieatau fluida melalui suatu nriiis (nossel) dan bergerak karena gaya apung (buoyancy). Bentuk gelembung berbeda-beda sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya Bentuk gelembung mempengaruhi bentuk lintasan dan kecepatan arah vertikalnya. Gelembung berperan pada beberapa hal, yang walaupun terlihat jarang diperhntikan namun peranannya sangat signifikan dalam bidang-bidnng tertentu. Gelembung sangat diharapkan keberaclaannya pada pros-es~proses seperti pabrikasi bahan kimia, interaksi udara terhadap laut dan pencampuran gas dengan fluida. Gaya apung dan tegangan permukaan merupakan faktor mama pembentuk gelembung. Keseimbangan dari kedua gaya inilah yang menyebabkan terbentuknya gelembung. Akibatnya, karena setiap fluida mempuuyai nilai tegangan permukaan yang berbeda, mal-ca gelernbung yang terbentuk untuk setiap Huidn yang berbeda tetapi dengan kondisi yang sama akan berbeda. Pada percobaan kali ini fluidanya adalah air dan gasnya adalah udara. Pengambilan daia dilakukan pada parameter-parameter yang konstan, hanya debit aliran udara dan diameter nossel yang divariasikan. Laju aliran air pendorong udara diatur dengan pengatur aliran pada selang dan diukur oleh gelas ukur. Data yang didapat adalah gambar atau video pergerakan gelembung yang direkam dengan handycam. Setelah pengarnbilan data, hasilnya dianalisa menggunakan software image processing dan akan didapatkan gambaran fisik dari gelembung tersebut secara detiL seperti diameter, bentuk, kecepatan, proses pembentukannya, proses menghilangnya serta bentuk lintasan yang ditempuhnya. Hasil yang didapat dari peroobaan adalah bahwa jika diameter nossei makin besar maka diameter gelembung yang terbentuk akan semakin besar pula. Debit aliran udara pembentuk gelembung tidak signitikan pengaruhnya terhadap diameter gelembung tetapi lebih condong kepada besar irekuensi gelembung (keseringan gelembung muncul per satuan waktu). ......Bubble is gas snared in fluid which is one of them yielded by inseminating gas into a fluid or dilution through an or-#ice (nozzle) and make a move that caused by float force (buoyancy). Bubble form dwrent each other as according its characteristic. Bubbleform influence trajectory form and velocity of its vertical direction. Bubble share at several things, what although seen seldom be paid attention but its role very significant in certain fields. The Bubble 's existence is very expected to processes like in chemical's fabrication. air interaction to sea and mating of gas with fluids. Buoyancy and surface tension represent the main factor of bubbles former. The Balancing both of these forces cause to be formed of bubbles. As a result, because every fluid have dwrent value of surilce tension, hence formed bubble to each differentfluid but in same condition will be dWrent. At this attempt the fluid is water and the gas is air. Intake of data done at constant parameter, only air stream debit and nozzle diameter which are variated The water 's flowrate that push the air arranged with stream regulator at hose and measured by measured tube. The accepted data are pictures or videos of bubbles movement, recorded by handycam. After intake of data, its result is analysed using image processing software and will be got image physical bubble in detail, such as diameter; shape, velocity, forming process, its disappearing process and also form of its trajecton. Result of which is gotten from attempt are that if the nozzle diameter is bigger hence formed bubble diameter will be ever greater also. The debit of air flow of bubble former is not signyicant at influence to bubble diameter but it is more attend to bubble frequency (ojen bubble emerge per set of time).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Rajendra
Abstrak :
Micro Resistance Spot Welding mRSW merupakan metode pengelasan yang banyak digunakan di industri manufaktur dikarenakan prosesnya yang cepat, efisien secara ekonomi, dapat diotomasi, dan dapat digunakan untuk pelat dengan ketebalan rendah. Pelat paduan aluminium, khususnya AA 1100 dengan ketebalan rendah merupakan salah satu bahan yang dewasa ini banyak digunakan dalam industri manufaktur dikarenakan sifatnya yang ringan dengan kekuatan mekanis yang baik. Belum terdapat penelitian yang membahas mengenai parameter optimum dari mRSW untuk pengelasan AA 1100. Dalam penelitian ini, dilakukan pengelasan terhadap pelat AA 1100 dengan dimensi 19 mm x 76 mm x 0,4 mm menggunakan instrumen pengelasan mRSW otomatis dengan variabel yaitu diameter tip elektroda dan cycle time pengelasan secara berturut-turut sebesar 2, 4, 6 mm dan 5, 7,5, 10 siklus. Karakterisasi hasil las dilakukan lewat analisis makrostruktur dan pengujian tarik. Hasil observasi makrostruktur menunjukkan adanya peningkatan diameter weld nugget seiring dengan penggunaan tip dengan diameter lebih besar. Pengujian tarik menunjukkan bahwa diameter tip berbanding lurus dengan tensile load yang terjadi pada hasil las, sementara terjadi penurunan nilai tensile load pada siklus/cycle time yang lebih besar.
Micro Resistance Spot Welding mRSW is commonly used in the manufacturing industry due to its time and economic efficiency, easily automated, and its ability to be used in welding of thin plates. Al alloy plates, such as AA 1100 alloy plates with low thickness are currently utilized in manufacture industries considering its lightweight and good mechanical properties. However, there are no sufficient studies that investigate the optimum mRSW parameters in AA1100 welding. In this reserach, AA1100 alloys specimens in 19 mm x 76 mm x 0.4 mm dimension were welded using automatic mRSW method with variations on the electrode tip diameter and welding cycle time. Diameters of the electrode tip were 2, 4, and 6 mm, respectively, while welding cycle time were varied for 5, 7.5, and 10 cycles. Characterizations of welded plates were done through macrography observation and tensile testing. Results of macrography shows that diameter of weld nuggest increase along with bigger electrode tip diameter. Tensile testing results, indicates that larger tip diameter resulted in higher tensile load. On the other hand, more cycle time applied during welding procedure resulted in lower tensile load of produced weld.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswanto
Abstrak :
ABSTRAK Pajanan pestisida organofosfat terhadap mata dapat melalui pernafasan, pencernaan, absorbsi melalui kulit dan pajanan langsung pada mata. Efek toksik organofosfat akut yang utama pada mata adalah konstriksi pupil (miosis) melalui mekanisme menghambat aktivitas enzim kolinesterase di neuromuscular junction. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penurunan diameter pupil dengan persentase penurunan aktivitas asetilkolinesterase plasma sesudah pajanan organofosfat pada petani penyemprot padi laki-laki. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan dua kali pengukuran sebelum dan sesudah penyemprotan pestisida di Desa X, Jawa Barat. Pengambilan sampel menggunakan metode cluster random sampling pada tingkat RT. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisis, pemriksaan darah dan pengamatan cara kerja. Pemeriksaan diameter pupil dan AChE plasma dilakukan sebelum dan sesudah penyemprotan. Dari 72 responden penelitian sebesar 64 responden (88,89%) mengalami penurunan diameter pupil baik secara unilateral maupun bilateral sesudah melakukan penyemprotan pestisida organofosfat. Nilai median perubahan aktivitas AChE plasma adalah 2,2 % dengan nilai minimum -4,26% dan maksimum 9,75%. Penurunan diameter pupil dan penurunan aktivitas asetilkolinesterase plasma secara statistik bermakna (paired t-test; p<0,001). Tidak ditemukan hubungan bermakna antara penurunan diameter pupil dengan persentase perubahan aktivitas asetilkolinesterase plasma (p=0,052). Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara penurunan diameter pupil dengan persentase perubahan asetilkolinesterase plasma dan faktor resiko lainnya seperti usia, IMT, masa kerja dan lama waktu penyemprotan pestisida.
2018
T52626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tri Widodo
Abstrak :
ABSTRAK Telah dilakukan pengamatan secara sistematis mengenai dinamika struktur domain pada material feromagnetik model nanosphere dengan menggunakan simulasi mikromagnetik, OOMMF yang berdasarkan persamaan Landau-Lifshitz- Gilbert (LLG). Material yang digunakan dalam simulasi mikromagnetik ini terdiri dari Permalloy (Py), Nikel (Ni), Besi (Fe) dan Kobalt (Co). Variasi diameter nanosphere mulai 20 nm hingga 100 nm dengan ukuran sel 3 2,5 2,5 2,5 x x nm , dan faktor redaman (damping constant) 0,1  serta kondisi temperatur sistem 0 K. Pengamatan mikromagnetik dan struktur domain kami bagi dalam dua bagian. Bagian pertama, pengamatan difokuskan pada struktur domain dan energi sistem pada kondisi tanpa diberi medan luar atau groundstate. Dari hasil pengamatan, kami menemukan adanya transisi struktur domain dari single-domain (SD) ke vortex-state (VS) yang dibatasi oleh diameter kritis (critical diameter ). Di bawah diameter kritis, seluruh struktur domain teramati pada keadaan SD, sedangkan VS ditemukan di atas diameter kritis. Hasil simulasi mikromagnetik menunjukkan bahwa diameter kritis yang diperoleh sesuai dengan prediksi hasil perhitungan teori. Selain itu, kami juga menganalisa energi sistem. Dimana keadaan struktur domain dapat dipertegas dengan memperhatikan perubahan yang terjadi pada energi demagnetisasi dan energi exchange. Di bawah diameter kritis, energi sistem didominasi oleh energi demagnetisasi, sedangkan energi exchange mendominasi di atas diameter kritis. Pada bagian kedua, kami mengamati dinamika struktur domain ketika diberikan medan luar. Dalam hal ini kami memfokuskan untuk mendapatkan karakteristik sifat magnet seperti kurva histeresis, koersivitas, remanen, medan nukleasi (nucleation field) dan medan saturasi (saturation field) serta waktu pembalikan (switching time). Dari analisa kurva histeresis, kami mengamati bahwa nilai medan koersivitas meningkat seiring dengan berkurangnya ukuran diameter nanosphere. Hasil ini sesuai dengan hasil pengamatan eksperimen. Yang lebih menarik yakni struktur domain dan profil energi sistem yang teramati pada keadaan remanen sama dengan pada keadaan groundstate. Akhirnya kami menyimpulkan bahwa karakteristik sifat magnet dari material feromagnetik model nanosphere patut dipertimbangkan dalam pembuatan perangkat perekam magnetik.
ABSTRACT We have systematically investigated domain structures of ferromagnetic nanosphere model by means of public micromagnetic simulation, OOMMF based on Landau-Lifshitz-Gilbert equation. Materials used in the micromagnetic simulation consisted of Permalloy (Py), Cobalt (Co), Iron (Fe), and Nickel (Ni). Diameter of nanospheres were carried out from 20 nm to 100 nm with cellsize 3 2,5 2,5 2,5 x x nm and the damping constant was fixed . The temperature system was fixed absolute zero temperature. The micromagnetic investigation of domain structures, we separated in two part. First part, we have focused to domain structure and magnetization energy in zero external field condition or ground state. From the observation, we found that the transition of domain structure from a single-domain (SD) to a vortex-state structure (VS) was related to critical diameter. Below the critical diameter, all the cases exhibited a SD structures while a VS structure was found above the critical diameter. The micromagnetic simulation results showed that the critical diameter agrees with the theoretical prediction. Furthermore, we have analyzed the magnetization energy systems corresponded to the transition domain structure. Interestingly, the transition domain structure is shown by changing the demagnetization and exchange energy. Below the critical diameter, the magnetization energy was dominated by the demagnetization energy rather than exchange energy. Then, the exchange energy startly dominated above the critical diameter. Second part, we investigated the dynamics domain structure with applied the external field. In this, we focused to find the magnetic properties; such as hysteresis loops, corcivity field, remanent field, nucleation field, saturation field and switching time. From analyzing the hysteresis loops, we found that the coecivity field increased as the diameter decreased. This results is comparable with the the experiment result. Mostly interesting, the domain structures similarly exhibited to the ground state condition at the remanence state as well as the magnetization energy profiles. Concern to the switching field, the magnitude of applied field to switch from one saturation to another saturation. We concluded that behavior in ferrromagnetic nanospheres may allow us to consider in a practical design of magnetic recording devices.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T36123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Akbar
Abstrak :
Anoda korban merupakan salah satu metode memperlambat laju korosi dengan memberikan arus pada material, seperti pipa penyalur, sehingga memiliki nilai potensial proteksi. Hakikatnya, semakin jauh area material dari anoda korban, semakin berkurang nilai arus proteksi, dan semakin positif nilai potensial (atenuasi). Atenuasi arus dan potensial dapat dihitung dengan menggunakan rumus konservatif dimana dimensi (diameter) anoda dianggap tetap/konstan sejalan dengan bertambahnya waktu. Faktanya, anoda korban bersifat konsumtif dan diganti dalam jangka waktu tertentu. Berkurangnya diameter anoda dapat mempengaruhi nilai hambatan anoda dan nilai potensial. Oleh karena itu, tujuan dari tesis ini adalah mengembangkan rumus konservatif dengan menambahkan perubahan diameter anoda terhadap waktu.
Sacrificial anode is a method to slow the corrosion rate down by giving the current to the protected material, such as pipeline, so that reaching the potential protection. Essentially, the longer material area from the sacrificial anode, the less current protection, the higher potential protection (attenuation). Current and potential attenuation can be determined by using conservative formula having constantly anode dimension (diameter) in line with time increment. In fact, sacrificial anode is consumptive and replaced in certain period. Diameter anode reduction affects anode resistance and potential protection. Therefore, the objective of this thesis is to develop the conservative formula by adding anode diamter reduction in line with time increment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nurbowo Ardi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Hipoksia hipobarik intermiten adalah suatu kondisi yang dialami oleh para penerbang maupun awak pesawat TNI AU, mereka akan bernapas dengan tekanan oksigen yang relatif rendah selama penerbangan. Tubuh manusia akan beradaptasi terhadap kekurangan oksigen tersebut, sehingga terjadi adaptasi fisiologis, dikenal sebagai hypoxia preconditioning. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat menilai perubahan histologi pada alveolus organ paru tikus Wistar yang terpajan terhadap frekuensi hipoksia hipobarik intermiten pada ketinggian 25.000 kaki selama lima menit dalam interval tujuh hari.Metode: Penelitian eksperimental in vivo pada 25 organ paru hewan tikus Wistar Rattus norvegicus , jenis kelamin jantan, usia 40-60 hari, berat badan 150-200 gram. Dilakukan paparan hypobaric chamber sebanyak 4 kali, dimana setiap minggu dilakukan terminasi. Kemudian dilakukan pemeriksaan histologi melihat terjadinya pelebaran diameter alveolus organ paru hewan tikus Wistar. Parameter yang di ukur dan dibandingkan adalah diameter alveolus.Hasil: Sebanyak 25 sampel tikus Wistar yang diperiksa. Hasil penelitian menunjukkan terjadi pelebaran diameter alveolus 1,5 kali sampai 2 kali dari tiap-tiap paparan dibandingkan kontrol dan pelebaran 3 kali lipat pada paparan ke-4 dibandingkan kontrol. Hasil analisis statistik dengan uji Anova didapatkan perbedaan yang bermakna, dengan p 0,001. Setelah dilakukan analisis Post Hoc didapatkan perbedaan signifikan dengan p 0,001 antara kelompok tikus Wistar yang mendapat pajanan ketinggian 25.000 kaki sebanyak 1 kali, 2 kali, 3 kali, dan 4 kali terhadap kelompok tikus Wistar kontrol tanpa pajanan .Kesimpulan: Terdapat perbedaan diameter alveolus hewan coba tikus Wistar yang bermakna antara kelompok kontrol terhadap hewan coba tikus Wistar yang mendapat pajanan ketinggian 25.000 kaki sebanyak 1 kali, 2 kali,3 kali dan 4 kali.ABSTRACT
Intermittent hypobaric hypoxia is a condition experienced by airmen and crew of Indonesian Air Force aircraft crew, they will breathe with relatively low oxygen pressure during flight. The human body will adapt to the lack of oxygen, causing a physiological adaptation, as hypoxia preconditioning. The purpose of this study was to identify the alteration of histology in alveolus lung organs of rat Wistar which exposed to frequency of intermittent hypobaric hypoxia 25.000 feet altitude for five minutes in seven day intervals.Method In vivo experimental research on 25 lungs organ from Wistar rats Rattus norvegicus , male sex, age 40 60 days, body weight 150 200 grams. The exposure was conducted at hypobaric chamber 4 times, which every term is done, we terminate the respective rat. Then histology examination was performed to examine the occurrence of alveolar dilatation of lung tissue. Alveolus diameter was measured and compared as a parameter of this study. Results A total of 25 samples of Wistar rats were examined. There was a widened alveolus diameter of 1.5 ndash 2 times of each exposure compared to control and widening 3 times in the 4th exposure compared to control. The result of statistical analysis with Anova test showed significant difference of alveolus diameter between Wistar group of mice with p 0,001, after Post Hoc analysis got significant difference with p 0,001 between Wistar group of mice that got exposure height 25.000 feet once, twice, three times and four times compared to Wistar control without exposure group. Conclusion There was a significant difference in Wistar rats 39 mean alveolus diameter in the Wistar rats control group compared to Wistar rats who received 25.000 foot altitude for 1, 2, 3, and 4 times.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Rinaldi
Abstrak :
Efektifitas EVLA terhadap diameter vena saphena magna yang besar masih banyak diperdebatkan, karena diameter vena saphena magna yang besar memiliki angka oklusi yang lebih rendah pasca EVLA dan diperkirakan mempengaruhi nilai r-VCSS. Desain penelitian ini adalah potong lintang pasien insufiensi vena kronik pada vena saphena magna yang lakukan EVLA di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan rumah sakit jejaring dari Juli 2023 – Desember 2023. 37 tungkai dari 34 pasien yang dilakukan EVLA 1470 nm dengan tip radial. Dilakukan pengukuran diameter vena saphena magna dengan usg doppler pada 4 segmen (3 femoral, 1 kruris) dan dibagi berdasarkan nilai potong, dan juga dilakukan penilaian r-VCSS pre EVLA. 1 minggu pasca EVLA dilakukan penilaian oklusi dari vena saphena magna dengan usg doppler dan nilai r-VCSS. Analisis data menggunakan SPSS versi 25.0 secara bivariat dan multivariat. 5 tungkai (13,5%) mengalami gagal oklusi 1 minggu pasca EVLA. Semua kegagalan oklusi pada segmen 1/3 proksimal femoral (diameter >10 mm) (P<0,05). Tidak ada perbedaan bermakna antara angka oklusi dengan nilai r-VCSS, baik pre dan post EVLA (P=0,490 dan P=0,102). Perbedaan diameter sesuai nilai potong tidak mempengaruhi nilai r-VCSS post tindakan. Diameter vena pre-EVLA mempengaruhi keberhasilan oklusi pasca-EVLA. Angka oklusi vena saphena magna tidak mempengaruhi nilai r-VCSS pasca EVLA. ......The effectiveness of EVLA on large saphenous vein diameter is still widely debated, because large saphenous vein diameter has a lower occlusion rate after EVLA and can affect the r-VCSS value. The design of this study was a cross-sectional of patients with chronic venous insufficiency in the great saphenous vein who underwent EVLA at Cipto Mangunkusumo Hospital and a network teaching hospitals from July 2023 – December 2023. 37 extremity from 34 patients underwent 1470 nm EVLA with a radial tip. The diameter of the great saphenous vein was measured using Doppler ultrasound in 4 segments (3 femoral, 1 cruris) and divided based on the cutoff value, and pre-EVLA r-VCSS was also assessed. 1 week after EVLA, the occlusion of the great saphenous vein was assessed using Doppler ultrasound and r-VCSS values. Data analysis used SPSS version 25.0 bivariate and multivariate. cases (13.5%) failed occlusion 1 week post EVLA. All occlusion failure occurred at the 1/3 proximal of the femoral segment (diameter >10 mm) (P<0.05). There was no significant difference between occlusion rates with r-VCSS, pre and post EVLA (P=0.490 and P=0.102). The difference in diameter according to the cut value does not affect the r-VCSS after the procedure. Pre-EVLA vein diameter influences the success of post-EVLA occlusion. The degree of occlusion of the great saphenous vein does not affect the r-VCSS after EVLA.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Agil Fadhel Kurnianto
Abstrak :
Teknologi desalinasi perlu dimanfaatkan untuk memurnikan air garam yang tersedia, termasuk air laut untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk serta kebutuhan industry lainnya. Beberapa metode desalinasi, seperti metode termal, membran, dan pertukaran ion, terus dikembangkan tetapi masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu, metode desalinasi alternatif baru dengan atomisasi droplet yang memanfaatkan fenomena air entrainment sedang dikembangkan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari diameter nozzle dan tekanan terhadap sudut semprotan untuk mengkarakterisasi kabut pada proses desalinasi dari hasil perancangan desain menggunakan microbubble. Studi ini menggunakan air laut yang direkayasa kadar garam sebesar 85 ppm, yang dipompa kemudian dialirkan melalui nozzle dengan diameter kecil menjadi droplet. Penggunaan microbubble test section juga digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem. Data kuantitatif dari hasil eksperimen diperoleh dari alat ukur dan data kualitatif dalam bentuk video yang diperoleh dengan menggunakan kamera untuk diolah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan pengolahan citra Image-J. Hasil studi menunjukkan bahwa tekanan mempengaruhi karakteristik semprotan air berbentuk kerucut penuh. Didapatkan konfigurasi sistem penyemprotan terbaik berdasarkan desain sistem dengan nozel berdiameter 0.2 mm pada tekanan 9 bar dengan nilai laju produksi 8.25 mL/30 menit dan tingkat kadar garam 48 ppm dengan penggunaan injeksi microbubble. Hasil penggunaan injeksi microbubble juga meningkatkan hasil sistem sebesar 16.4% laju produksi air dan 3.5% pengurangan kadar garam. sehingga penggunaan microbubble direkomendasikan untuk diterapkan. ......Desalination technology needs to be used to purify available salt water, including sea water to meet the increasing demand for clean water due to population growth and other industrial needs. Several desalination methods, such as thermal, membrane, and ion exchange methods, are being developed but still have some drawbacks. Therefore, a new alternative desalination method with droplet atomization utilizing the air entrainment phenomenon is being developed. This study aims to analyze the effect of the nozzle diameter and pressure on the spray angle to characterize the mist in the desalination process from the results of the design using microbubble. This study uses engineered seawater with a salt content of 85 ppm, which is pumped and then flowed through a nozzle with a small diameter into droplets. The use of microbubble test section is also used to improve system performance. Quantitative data from experimental results obtained from measuring instruments and qualitative data in the form of video obtained by using a camera to be processed into quantitative data using Image-J image processing. The results of the study show that pressure affects the characteristics of a full cone-shaped water spray. The best spraying system configuration was obtained based on the system design with a nozzle diameter of 0.2 mm at a pressure of 9 bar with a production rate of 8.25 mL/30 minutes and a salinity level of 48 ppm with the use of microbubble injection. The results of using microbubble injection also increased the system yield by 16.4% water production rate and 3.5% reduction in salt content. so the use of microbubble is recommended to be applied
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Santoso
Abstrak :
Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi lapisan dari bahan dasar bubuk JK 7117 dan JK 7184 dengan menggunakan Metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF) Thermal Spray Coating. Hasil pengukuran dengan difraksi sinar-x (XRD) menunjukkan bahwa lapisan dari JK 7117 Powder memiliki dua fasa, yaitu fasa Tungsten Carbida (WC), dan fasa Cobalt (Co) yang disebut dengan lapisan WC/Co. Sedangkan lapisan dari JK 7184 Powder memiliki tiga fasa, yaitu fasa Chromium Cobalt (CrCo), fasa Tungsten Carbida (WC) dan fasa Cobalt (Co) yang disebut dengan lapisan WC/CrCo/Co. Hasil foto dengan scanning electron microscope (SEM) lapisan WC/Co menunjukkan bahwa butir-butir kristal memiliki dua bentuk warna yang sangat kontras, sedangkan lapisan WC/CrCo/Co memiliki tiga bentuk warna yang sangat kontras. Analisis mikrostruktur lapisan menunjukkan bahwa variasi tekanan oksigen dan tekanan propana menghasilkan rasio ukuran diameter grain yang bervariasi. Kekerasan tertinggi pada lapisan WC/Co diperoleh dengan komposisi optimum rasio ukuran diameter grain WC/Co=12 sedangkan lapisan WC/CrCo/Co pada rasio ukuran diameter grain Co/CrCo=3. Jadi disimpulkan bahwa rasio ukuran diameter grain WC/Co=12 dan Co/CrCo=3 merupakan komposisi rasio ukuran diameter grain yang paling optimum untuk mendapatkan nilai kekerasan yang paling tinggi pada kedua lapisan ini dengan menggunakan metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF) Thermal Spray Coating.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21371
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>