Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sentot Novianto
"Saat ini penggunaan refrigran yang ramah lingkungan menjadi kebutuhan manusia. Penelitian tentang refrigran pengganti, salah satunya R-290 menjadi kebutuhan untuk mengetahui karakteristik didih alir. Penelitian penurunan tekanan, dan pertukaran kalor R-290 diharapkan dapat menggantikan posisi R-22 sebagai refrigran alami. Dalam percobaan aliran didih R-290 dan R-22 sebagai pembanding dilakukan dalam pipa konvensional berdiameter 7,6 mm. Variasi fluks kalor dari 5,9 kW/m2 sampai 25,04 kW/m2, fluks massa dari 282 kg/m2.s sampai 630 kg/m2.s, dan temperature saturasi dari -0,42°C sampai 11,97°C untuk R-22, sedangkan variasi 9,89 kW/m2 sampai 25,04 kW/m2, fluks massa dari 185 kg/m2.s sampai 445 kg/m2.s dan temperature saturasi dari 3,73°C sampai 9,56°C untuk R-290.
Hasil yang diperoleh adalah penurunan tekanan dipengaruhi oleh fluks massa, fluks kalor dan temperature saturasi, dimana R-22 mempunyai penurunan tekanan lebih rendah dari R-290. Sedangkan untuk perpindahan kalor dipengaruhi oleh fluks kalor dan temperature saturasi, sedangkan fluks massa tidak menunjukkan perubahan nilai perpindahan kalor baik untuk R-22 dan R- 290. R-290 mempunyai nilai perpindahan kalor lebih besar dari R-22. Persamaan prediksi paling baik untuk penurunan tekanan R-22 oleh Mishima-Habiki (1996), sedangkan R-290 oleh Homogenous (1960). Persamaan prediksi paling baik untuk perpindahan kalor R-22 oleh Shah (1982), sedangkan R-290 oleh Kwang II Choi (2009).
......
To day the use of environmentally friendly refrigran into human needs. Research on refrigran substitutes, one of which R-290 being the need to know the characteristics of flow boiling. Study pressure drop and heat exchange R-290 is expected to replace the R-22 as a natural refrigran. In the experiment the flow boiling of R-290 and R-22 as the comparison is done in a conventional pipe diameter of 7.6 mm. The variation of the heat flux of 5.9 kW/m2 to 25.04 kW/m2, mass fluxes from 282 to 630 kg/m2.s kg/m2.s, and the saturation temperature of - 0.42°C to 11.97°C to R-22, while the variation of 9.89 kW/m2 to 25.04 kW/m2, mass fluxes from 185 to 445 kg/m2.s kg/m2.s and saturation temperature of 3.73°C to 9.56°C to R-290.
The result is a pressure drop is influenced by the mass flux, heat flux and saturation temperature, where the R-22 has a lower pressure drop than R-290. As for the heat transfer is affected by the heat flux and saturation temperature, while the mass flux showed no change in the value of a good heat transfer for R-22 and R-290. R-290 has a value greater heat transfer than R-22. The best prediction equation for the pressure drop of R-22 by Mishima-Habiki (1996), while the R-290 by homogenous (1960). The best prediction equation for the heat transfer of R-22 by Shah (1982), while the R-290 by Kwang II Choi (2009)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfi Khabibah
"Penggunaan refrigeran HFCs dan hydrocarbon mulai banyak digunakan untuk menggantikan refrigeran HCFCs, karena memiliki nilai Ozon Depletion Potential (ODP) 0.0. Salah satu contohnya adalah R-290 (propane) yang termasuk golongan refrigeran hydrocarbon dengan struktur molekul C3H8. Pada penelitian ini, perpindahan kalor pada proses didih alir terjadi dalam pipa kanal mini berdiameter dalam 7.6 mm dan panjang 1.07 m. Untuk menentukan nilai koefisien perpindahan kalor, penelitian ini dilakukan dengan variasi fluks massa dari 200 kg/m2.s sampai 400 kg/m2.s, fluks kalor dari 5 kW/m2 sampai 20 kW/m2 , dan temperatur saturasi dari 5 oC sampai 15 oC. Koefisien perpindahan kalor pada R-290 dipengaruhi oleh fluks kalor, fluks massa, dan temperatur saturasi. Semakin tinggi fluks kalor, fluks massa dan temperatur saturasi maka koefisien perpindahan kalor akan meningkat. Pada perbandingan koefisien perpindahan kalor dengan korelasi dari beberapa peneliti sebelumnya, korelasi dari Shah (1982) memiliki nilai deviasi rata-rata paling kecil, yaitu 32.20%. Korelasi baru didapatkan dari pengembangan faktor F dengan metode regresi dan diperoleh nilai daviasi rata-rata yang lebih kecil, yaitu 22.46%.

The use of HCFCs refrigerants are gradually being replaced by HFCs and hydrocarbons refrigerants that has 0.0 ODP (Ozon Depletion Potential). One of which is R-290 (propane), which is a hydrocarbon refrigerant with C3H8 molecular structure. In this research, the flow boiling heat transfer occurs inside small tube with diameter of 7.6 mm and length of 1.07 m. In order to determine the value of heat transfer coefficient, the experiment were carried out for mass fluxes ranging from 200 kg/m2s to 400 kg/m2s, heat fluxes ranging from 5 kW/m2 to 20 kW/m2, and saturation temperatures from 5 oC to 15 oC. The study analyzed the heat transfer, through the local heat transfer coefficient along the flow, under the variation of these different parameters. The boiling heat transfer coefficient of R-290 is influenced by heat flux, mass flux, and saturation temperature. In comparison to previous boiling heat transfer correlations, the correlation of Shah (1982) best fitted the experimental result with the mean deviation of 32.20%. The new correlation for boiling heat transfer coefficient was developed by modification of F factor with regression method. The new correlation has smaller mean deviation in comparison with the experimental result, that is 22.46%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library